PERILAKU
WARGA NEGARA
TERHADAP NILAI-
NILAI PANCASILA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kenyataan hidup berbangsa dan bernegara bagi kita bangsa Indonesia tidak
dapat dilepaspisahkan dari sejarah masa lampau. Demikian halnya dengan terbentuknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk di dalamnya Pancasila sebagai dasar
negaranya. Sejarah masa lalu dengan masa kini dan masa mendatang merupakan suatu
rangkaian waktu yang berlanjut dan berkesinambungan. Dalam perjalanan sejarah
eksistensi Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia mengalami
berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan
penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung di balik legitimasi
ideologi negara Pancasila. Kemudian diperdebatkan kembali kebenaran dan
ketepatannya sebagai Dasar dan Filsafat Negara Republik Indonesia. Bagi bangsa
Indonesia tidak ada keraguan sedikitpun mengenai kebenaran dan ketepatan Pancasila
sebagai pandangan hidup dan dasar negara.
Berdasarkan latar belakang di atas, adapaun rumusan masalah dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
Dari rumusan makalah di atas, maka dapat diambil tujuan sebagai berikut :
c. Untuk mengetahui salah satu contoh nyata penyimpangan warga negara terhadap
Pancasila dengan bahasan pembunuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pancasila
Pancasila, yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama dasar Negara
Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad
XIV,yaituterdapat dalam buku Nagarakertagama karangan Prapanca dan buku
Sutasoma karangan Tantular. Dalam buku Sutasoma istilah Pancasila di samping
mempunyai arti berbatu sendi yang kelima (dari bahasa Sansekerta, juga mempunyai
arti pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila Krama).
Pancasila secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri
dari kata Panca dan Syila, Panca artinya lima dan Syila artinya alas atau dasar. Jadi
Pancasila artinya lima dasar (aturan) yang harus ditaati dan dilaksanakan. Didalam
agama Budha juga terdapat istilah Pancasila yang ditulis dalam bahasa Pali yaitu
Pancha Sila yang artinya lima larangan atau lima pantangan sebagai berikut :
1. Tidak boleh melakukan kekerasan.
2. Tidak boleh mencuri.
3. Tidak boleh berjiwa dengki.
4. Tidak boleh berbohong.
5. Tidak boleh mabuk minuman keras atau obat-obatan terlarang.
Pengertian Pancasila secara terminologis, istilah Pancasila dipergunakan oleh
Ir.Soekarno yang dicetuskan dalam pidatonya didepan sidang BPUPKI (Dokuritsu
Ziumbi Tyoosakai) pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila adalah dasar Negara Indonesia
yang merupakan identitas Negara Indonesia dan tidak dimiliki oleh negara lain.
Pengertian Pancasila secara Historis, proses perumusan Pancasila diawali ketika
dalam sidang BPUPKI pertama dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu
masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang
suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah
pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan
Soekarno.Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato
secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian
untuk memberikan nama Pancasila yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno
atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan
namanya.Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,
kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang
Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan
lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila.
Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah
umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah
Pancasila, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut
dengan istilah Pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam
rangka pembentukan calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh
peserta sidang secara bulat.
2.2 Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Pancasila
Sila pertama, yakni Ketuhanan yang Maha Esa mengandung pengertian bahwa
bangsa Indonesia mempunyai kebebasan untuk meng anut agama dan menjalankan
ibadah yang sesuai dengan ajaran agamanya. Sila pertama ini juga mengajak manusia
Indonesia untuk mewujudkan kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang antarsesama
manusia Indonesia, antarbangsa, maupun dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.
Dengan demikian, di dalam jiwa bangsa Indonesia akan timbul rasa saling menyayangi,
saling menghargai, dan saling mengayomi.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama antara lain sebagai berikut.
1. Keyakinan terhadap adanya Tuhan yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang
Mahasempurna.
2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan cara menjalankan semua
perintah-Nya, dan sekaligus menjauhi segala larangan-Nya.
3. Saling menghormati dan toleransi antara pemeluk agama yang berbeda-beda.
4. Kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
Sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung
pengertian bahwa bangsa Indonesia diakui dan diper-lakukan sesuai dengan harkat dan
martabatnya selaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya,
sama hak dan kewajibannya, tanpa membeda-bedakan agama, suku ras, dan keturunan.
Dengan demikian, pada sila Kemanusiaan yang adil dan beradab terkandung nilai-
nilai sebagai berikut.
Makna Persatuan Indonesia dalam sila ketiga Pancasila adalah suatu wujud kebulatan
yang utuh dari berbagai aspek kehidupan, yang meliputi ideologi, politik, sosial,
budaya, dan pertahanan keamanan yang semuanya terwujud dalam suatu wadah, yaitu
Indonesia.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sila ketiga, antara lain sebagai berikut.
Setiap orang Indonesia sebagai warga masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia
mempunyai hak, kewajiban, dan kedudukan yang sama dalam pemerintahan. Oleh
karena itu, setiap kegiatan peng ambilan keputusan yang menyangkut kepentingan
bersama terlebih dahulu selalu mengadakan musyawarah untuk mencapai mufakat.
Musyawarah untuk mencapai mufakat tersebut dilakukan dengan semangat
kekeluargaansebagai ciri khas kepribadian bangsa Indonesia.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sila keempat, antara lain sebagai berikut.
Keadilan merupakan salah satu tujuan negara republik Indonesia selaku negara
hukum. Penegakan keadilan akan membuat kehidupan manusia Indonesia, baik selaku
pribadi, selaku anggota masyarakat, maupun selaku warga negara menjadi aman,
tenteram, dan sejahtera.
Upaya untuk mencapai ke arah itu memerlukan nilai keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan, yang menyangkut hak dan kewajiban yang dimiliki oleh seluruh warga
negara Indonesia tanpa membedakan agama, suku, bahasa, dan status sosial
ekonominya. Setiap warga negara Indonesia harus diperlakukan adil sesuai dengan hak
dan kewajibannya sebagai warga negara.
Adapun nilai-nilai yang tercermin dalam sila kelima, antara lain sebagai berikut.
A. Pengertian Pembunuhan
Pembunuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling umum adalah dengan
menggunakan senjata api atau senjata tajam. Pembunuhan dapat juga dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan peledak, seperti bom.
B. Macam-Macam Pembunuhan
Baligh (Dewasa).
Mempunyai niat/rencana untuk membunuh.
memakai alat yang mematikan.
Hal ini biasanya dapat dilihat dari ciri-ciri kepribadian itu sendiri, misalnya
kurang keimanan kepada kepercayaanya dan kurangnya pendidikan dalam keluarga
maupun pendidikan formal.
b. Faktor ekonomi
c. Faktor lingkungan
Lingkungan pergaulan, sudah kodratnya manusia lahir di dunia mempunyai naluri dan
harus hidup berkelompok serta bergaul dengan orang lain, bahkan apabila suatu saat
seseorang dipisahkan dari kelompok orang dan hidup sendirian, maka kemungkinan
besar orang tersebut akan terganggu keseimbangan jiwanya.
Oleh karena itu sudah merupakan gejala yang wajar apabila manusia mencari teman dari
masa kanak-kanak sampai dewasa. Sedangkan dalam pergaulan dengan kawan-kawan
yang kurang baik dan terlalu bebas tanpa adanya pengawasan dari orang tua, maka akan
membentuk suatu watak kepribadian yang kurang baik.
D. PEMBUNUHAN DAN PENYIMPANGAN TERHADAP PANCASILA
Ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan
bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Nilai ketuhanan juga
memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati
kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat
beragama. Setiap agama mengajarkan untuk saling mengasihi antar sesama dan saling
tolong menolong, bukan tugas manusia untuk mencabut nyawa manusia, jelas
pembunuhan melanggar nilai sila pertama.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati
nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Dalam hal ini sang
pembunuh telah menyalahi sila kedua dengan tidak menghargai hak-hak yang dimiliki
oleh korban.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
http://artikelpengertianmakalah.blogspot.co.id/2015/05/nilai-nilai-yang-terkandung-
dalam-sila.html
http://s-hukum.blogspot.co.id/2015/03/faktor-faktor-terjadinya-pembunuhan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan
https://rizalprasetyo3.wordpress.com/
http://kumpulanmakalahsosiologi.blogspot.co.id/2014/05/tindakan-kriminalitas-
pembunuhan-di_20.html