Anda di halaman 1dari 8

Perbandingan teori manajemen oleh Peter F. Drucker dan Prof.

Oei Liang Lee


Oleh : Vico Satriani Nugradi

15/381186/TK/43364

Abstrak

Perkembangan teori manajemen di Indonesia tidaklah lepas dari pengaruh teori-teori


manajemen yang berasal dari luar negeri. Banyak tokoh bersejarah dari luar yang memberi kontribusi
terbaik untuk menghasilkan teori-teori manajemen sehingga bisa menghasilkan pedoman ilmu
manajemen seperti saat ini. Apabila ditilik dari sumbernya, teori manajemen bisa dibagi menjadi tiga
aliran pemikiran yang berbeda. Yang mana pada setiap aliran terdapat tokoh-tokoh yang berbeda pula.
Ada Tiga aliran pemikiran Manajemen yang kita ketahui bersama yaitu Aliran Manejemen Klasik, Aliran
Hubungan Manusiawi dan Aliran Manajemen Modern.

A.Pendahuluan

Aliran Manajemen Modern


Terakhir adalah aliran manajemen modern. Aliran ini berlangsung pada abad ke-20 yang
ditandai dengan hadirnya konsep Manajemen Kualitas Total (Total Quality Manajemen – TQM) yang
diperkenalkan oleh beberapa tokoh manajemen seperti William Edwards Deming dan Joseph Juran.

Pada pembahasan kali ini akan disbandingkan kedua tokoh teori manajemen modern yang
pertama adalah tokoh teori manajemen modern dunia Peter F. Drucker dan kedua adalah tokoh
menejemen dari Prof. Oei Liang Lee.
1. Peter Ferdinand Drucker

Peter Ferdinand Drucker (lahir di Kaasgraben, Vienna, Austria, 19 November 1909 – meninggal di
Claremont, California, Amerika Serikat, 11 November 2005 pada umur 95 tahun) adalah seorang penulis,
konsultan manajemen, dan “ekolog sosial.” Ia sering disebut sebagai bapak “manajamen modern.”
Ratusan artikel ilmiah dan populer serta 39 bukunya menjelaskan bagaimana manusia diorganisir pada
setiap sektor masyarakat—bisnis, pemerintah, maupun organisasi non-profit. Tulisan-tulisannya juga
berhasil memprediksi berbagai peristiwa yang terjadi pada abad ke-20 seperti privatisasi dan
desentralisasi; kebangkitan Jepang sebagai kekuatan ekonomi dunia; peran pemasaran yang semakin
meningkat; dan kebutuhan akan sebuah masyarakat informasi. Pada tahun 1959, Drucker
memperkenalkan istilah “Pekerja pikiran” (knowledge worker).
Minat yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan membuatnya dikenal seorang yang multi disiplin dan
pemikir humaniter. Berbagai tulisan dan buku-buku ia tulis selalu menarik minat untuk dibaca. Minatnya
terhadap peristiwa aktual dan angka-angka, secara alami menjadikannya seorang wartawan keuangan.
Inilah modal ia melahirkan pemikiran tentang manajemen disusul dengan gelar doktor yang diraihnya di
Frankfurt. Susul menyusul buku-buku manajemen ekonomi ia rilis, selalu mendapat sambutan hangat
dari pembaca. Sebagai seorang penulis, tulisannya mudah dipahami, sebagai seorang pembicara yang
fasih ia sangat disenangi pendengarnya. Peter Drukerlah yang pertama mendefinisikan seni manajemen
yang efektif. Pengaruh kepionirannya pada gagasan dan praktek manajemen yang ada dewasa ini belum
tertandingi di seluruh dunia. Meskipun dia hidup di Amerika selama lebih dari 60 tahun, namun
pengaruh dan kenangan Eropa Tengah pada umumnya, dan Vienna pada khususnya, masih kuat.
Meskipun aksen Jermanya masih kental, Druker adalah pembicara Bahasa Inggris dengan kejernihan dan
kepasihan yang mengagumkan. Logikanya tanpa cela dan selalu mampu mengingatkan fakta, angka dan
lelucon segar.

2. Profesor Oei Liang Lee

Pengertian Manajemen Menurut Profesor Oei Liang Lee.

Manajemen merupakan sebuah subyek yang sangat penting karena ia mempersoalkan usaha
penetapan serta pencapaian sasaran-sasaran. Guna mencapai suatu sasaran terdapat adanya keharusan
berupa dipersatukannya sumber-sumber dasar yang tersedia, termasuk didalamnya pria dan wanita,
bahan-bahan, mesin-mesin, metode, uang dan pasar. Sumber-sumber tersebut kadang-kadang
dinyatakan sebagai “6 M” daripada manajemen, yaitu Men – Materials – Machines – Methods – Money
– Markets. Sumber-sumber tersebut dipersatukan dan ditetapkan secara harmonis sedemikian rupa,
hingga tujuan yang ditetapkan dapat dicapai, dengan ketentuan bahwa segala sesuatu berlangsung
dalam batas-batas waktu, usaha serta biaya yang ditetapkan.

“Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan,
pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber
lain.” Dengan kata lain: terdapat adanya aktivitas-aktivitas khusus yang merupakan bagian daripada
suatu proses manajemen. Disamping itu dapat dikatakan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan
untuk mencapai sasran-sasaran yang ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan berlangsung dengan
bantuan manusia dan sumbe-sumber daya lainnya.

Sumber-sumber daya dasar dikelola oleh fungsi-fungsi dasar manajemen yakni: merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan mengawasi serta , supaya sasaran-sasaran yang
ditetapkan dapat dicapai. Fungsi-fungsi tersebut lebih mudah diingat berdasarkan singkatan: P.O.D.C.C.B
yang berarti : Planning, Organizing, Directing, Coordinating, Controlling dan Budgeting.

Manajemen dapat dinyatakan sebagai aktivitas manusia yang paling komprehensif, yang paling banyak
menuntut, yang paling penting dan yang paling peka. “Manajemen merupakan sebuah proses yang khas,
yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan,
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain.” Dengan kata lain: terdapat adanya
aktivitas-aktivitas khusus yang merupakan bagian daripada suatu proses manajemen. Disamping itu
dapat dikatakan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan untuk mencapai sasran-sasaran yang
ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan berlangsung dengan bantuan manusia dan sumbe-sumber
daya lainnya.

B. Pembahasan

1. Pemikiran Pemikiran Peter F Drucker

Pemikiran pemikiran Peter F Drucker tentang teori Manajemen banyak tertuang pada karya karya
bukunya contohnya adalah sebagai berikut :

The practice of management

Buku ini di publikasikan pada tahun 1954. Dalam buku tersebut, Drucker melihat bahwa masyarakat dan
bisnis mempunyai siklus yang sama yaitu penciptaan (creation), pertumbuhan (growth), stagnasi
(stagnation) dan penurunan (decline). Salah satu inovasi adalah menghindari fase stagnasi dan
penurunan. Untuk bisa menghindarinya dibutuhkan kemampuan untuk menampilkan terobosan inovatif
misalnya menemukan sebuah produk baru atau yang lebih baik, menciptakan pelanggan baru atau
penggunaan baru dari sebuah barang lama, dan membuat, menentukan harga dan pendistribusian
produk atau jasa dengan cara yang lebih kompetitif. Drucker mencoba untuk memperluas dan
menyempurnakan tentang peranan para manajer dan manajemen dalam masyarakat. Manajer adalah
element yang sentral (dynamic, life giving) dalam setiap bisnis. Tanpa kepemimpinannya, sumber daya
produksi yang ada akan tetap hanya menjadi sumber daya tidak akan pernah menjadi sebuah proses
produksi. Dalam kondisi ekonomi yang sangat kompetitif, kualitas dan kinerja para manajer menentukan
kesuksesan sebuah bisnis dan pastinya menentukan keberlangsungan hidup dari bisnis tersebut. Kualitas
dan kinerja dari para manajer adalah satu-satunya keunggulan yang bisa diharapkan dalam kondisi
ekonomi seperti itu. Kemunculan manajemen sebagai institusi yang vital juga merupakan sebuah event
yang penting dalam sejarah sosial. Jarang sekali atau bahkan tidak pernah ada sebuah institusi dasar
baru (new basic institution) yang tumbuh secepat itu (manajemen) dalam sejarah umat manusia.
Manajemen datang, tumbuh dan mendapatkan dukungan absolute (sedikit yang menentang, sedikit
yang mengganggu, tidak ada kontroversi) dari semua kalangan. Institusi ini diprediksi akan terus ada
sampai selama kebudayaan barat ada. Manajemen tidak hanya menjadi dasar dari sistem industri
moderen dan kebutuhan dari perusahaan bisnis modern, tapi juga mengekspresikan kepercayaan dasar
dari masyarakat barat moderen. Yaitu sebuah kepercayaan bahwa kehidupan umat manusia dapat
dikontrol melalui sebuah pengorganisasian yang sistematik dari sumber daya - sumber daya ekonomi.
Sebuah kepercayaan bahwa perubahan ekonomi dapat dibuat menjadi sebuah mesin yang sangat
tangguh untuk perbaikan umat manusia dan keadilan sosial.

Drucker menekankan bahwa untuk menuju kesuksesan, manajer harus dapat menentukan tujuan
dengan baik dan memonitor hasilnya dengan akurat. Ada delapan area penting yang dapat dijadikan
dasar yaitu:

1.Kedudukan / posisi di pasar (Market Standing)

2.Inovasi (Innovation)

3.Produktivitas (Productivity)

4.Sumber daya fisik dan finansial (Physical and Financia resources)

5.Kemampuan untuk menghasilkan (Profitability)


6.Kinerja dan perkembangan manajer (Manager performance and develoment)

7.Kinerja dan sikap pekerja (Worker performance and attitude)

8.Tanggung Jawab publik / sosial (Public or Social Responsibility)

Semua pekerjaan harus diarahkkan menuju tujuan perusahaan, para manajer harus fokus untuk
mensukseskan tujuan perusahaan. Jika tidak terpenuhi berarti mereka salah arah, telah menyia-yiakan
tenaga. Bukan sebuah teamwork yang dihasilkan tetapi malahan gesekan-gesekan, rasa frustasi dan
konflik. Drucker menggunakan istilah Management by Objectives sebagai resep untuk merealisasikan
ideanya tersebut.

Management by objectives and self-control

Menurut Drucker, seringkali di perusahaan besar yang dilandasi oleh birokrasi terjadi
kecenderungan bergesernya managerial goal. Dalam perusahaan bisnis, para manajer tidak secara
otomatis diarahkan pada tujuan dari perusahaan. Secara alamiah, bisnis mengandung tiga faktor yang
sangat kuat untuk terjadinya ”salah arah”: in the specialized work of most managers, in the hierarchical
structure of management, and in the differences in vision and work and the resultant insulation of
various levels of management. MBO dimunculkan untuk menciptakan proses terciptanya identifikasi
tujuan bersama-sama (mutually) antara atasan dan bawahan dalam sebuah organisasi; untuk dapat
mengidentifikasi tanggung-jawab para manajer yang bersangkutan dalam kaitannya dengan hasil yang
akan dicapainya; sebagai acuan dalam operasional setiap departemen atau unit dan untuk mengukur
kontribusi setiap subordinate. Menurut Tarrant MBO mengarahkan fokus sebuah organisasi ke tujuan
yang ingin dicapai, ke tujuan suatu aktivitas daripada hanya sekedar proses aktivitas itu sendiri. Jadi
bukan menanyakan apa yang sedang saya kerjakan tetapi apa yang ingin saya capai dengan melakukan
ini.. Walaupun dalam bukunya, Drucker hanya menjelaskan garis besar dari MBO, tetapi ide ini
merupakan salah satu teknik manajemen yang paling mendominasi pada abad 20. Hal ini dijelaskan oleh
Pinder bahwa MBO merupakan salah satu teknik manajerial untuk memotivasi dan memberikan
penghargaan kepada karyawan, yang paling banyak diadopsi oleh perusahaan di barat sejak akhir tahun
50an. MBO sangat populer dan banyak di adopsi oleh bisnis modern dan organisasi pemerintahan. Tidak
ditemukan definisi tentang MBO, tetapi McConkie mencoba untuk mendefinisikannya sebagai berikut:
MBO adalah sebuah proses manajerial dimana tujuan-tujuan organisasi didiagnosa, ditemukan dan
disetujui bersama oleh semua pihak dalam organisasi (atasan dan bawahan), dimana tujuan-tujuan
organisasi tersebut spesifik, bisa diukur, berjangka waktu, dan digabungkan dalam sebuah action plan;
perkembangan dan hasil yang dicapai diukur dan dimonitor dalam sebuah sesi penilaian yang mengacu
kepada standar kinerja yang telah disepakati bersama sebelumnya.

Dari definisi diatas, menunjukkan bahwa MBO terhubung dengan proses-proses dalam pencapaian
tujuan yang sudah ditetapkan dan appraisal. Dan juga menekankan pada pengukuran, perencanaan dan
kontrol eksternal yang sesuai dengan ilmu manajemen. Penekanan ini yang sedikit membedakan MBO
yang dimaksud dengan yang diutarakan oleh Drucker dalam The Practice of Management.

Menurut Drucker, kebutuhan untuk mengukur kinerja adalah sebuah alat untuk mengontrol diri. Dalam
perjalanannya dari sebuah konsep menjadi sebuah teknik, MBO lebih di diasosiasikan dengan Bottom-
Line management. Apa yang diungkapkan oleh Drucker mengenai MBO bukanlah sebuah Bottom-Line
management, kontrol yang dimaksudkan oleh Drucker tidak lebih dari sekedar kontrol diri. Banyak
perusahaan yang mengadopsi MBO ini tetapi bukanlah seperti yang diungkapkan oleh Drucker,
terutama masalah kontrol. Dasar dari kontrol diri yang diungkapkan oleh Drucker mengacu pada filosofi
dari manajemen itu sendiri, yaitu bahwa yang dibutuhkan oleh sebuah bisnis adalah sebuah prinsip
manajemen yang memberikan keleluasaan penuh kepada kekuatan individu dan tanggung jawab, dan
pada saat yang bersamaan memberikan arahan visi dan bagaimana mencapainya yang berlaku umum,
membangun sebuah teamwork dan menyelaraskan tujuan-tujuan individu dengan tujuan utama
organisasi yang telah disepakati bersama sebelumnya. Prinsip satu-satunya yang bisa memenuhi
semuanya itu adalah management by objectives and self control. MBO dan Self Control membuat para
manajer fokus akan satu sasaran, dan menggantikan kontrol luar kepada kontrol dari dalam yang lebih
tepat dan efektif. MBO dan Self Control bisa disebut sebagai sebuah filosofi dari manajemen, yang mana
mendasarkan pada sebuah analisa terhadapa kebutuhan-kebutuhan yang spesifik dari sekelompok
manajemen dan rintangan-rintangan yang dihadapinya. Selain itu juga mendasarkan pada sebuah
konsep dari aksi, perilaku dan motivasi manusia.

MBO dan Self Control memastikan bahwa setiap karyawan akan bekerja dengan penuh rasa
tanggung jawab dan melibatkan diri secara total dalam pekerjaannya. Dari sanalah timbul sebuah
kebebasan, kebebasan yang berlandaskan pada hukum. Dari sebuah filosofi manajemen, self control
menjadi sebuah alat untuk meningkatkan efisiensi.

Kutipan dari Peter Drucker yang masih relefan hingga kini antara lain:

 “Cara terbaik memprediksi masa depan adalah dengan menciptakannya.”


 “Management is doing things right; leadership is doing the right things.”
 “Apa yang bisa diukur pasti bisa ditingkatkan.”
 “Budaya perusahaan memiliki sifat yang mirip dengan budaya sebuah negara. Jangan pernah
mencoba mengubahnya. Alih-alih begitu, cobalah untuk bekerja dengan budaya yang ada.”
 “The most important thing in communication is hearing what isn’t said.”
 “Tujuan dari bisnis adalah menciptakan dan mempertahankan pelanggan.”
 “People who don’t take risks generally make about two big mistakes a year. People who do take
risks generally make about two big mistakes a year.”
 “Tak ada yang lebih tak berguna daripada berusaha melakukan efesiensi untuk hal-hal yang
sebenarnya tidak perlu dilakukan sama sekali.

2. Pemikiran Pemikiran Prof. Oei Liang Lee

Arti dan Fungsi Manajemen

Menurut Profesor Oei Liang Lee manajemen dapat didefinisikan sebagai ilmu dan seni merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tentang manusia dengan bantuan
alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ada lima fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan
pengawasan

· Jenjang Manajemen

Perusahan-perusahaan besar biasanya mempunyai paling sedikit tiga jenjang manajemen, yaitu :

a. Manajemen Puncak

Bertugas menyusun rencana umum perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan penting tentang
hal-hal penting.

b. Manajemen Madya

Mempunyai tanggung jawab dalam penyusunan rencana operasi yang melakukan rencana-rencana
umum dari manajer puncak.

c. Manajemen Operasional

Tugas manajemen operasional menyangkut pelaksanaan rencana yang dibuat oleh manajer madya,
mereka bertanggung jawab melakukan supervisi kepada para karyawan yang mengerjakan kegiatan
hariann.

C. Fungsi Manajemen Munurut Profesor Oei Liang Lee

Fungsi-fungsi manajemen menurut Profesor Oei Liang Lee terdiri dari lima macam fungsi yaitu, planning,
organizing, directing, coordinating dan controlling. Lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Planning (Perencanaan).

Perencanaan ditetapkan sekarang dan dilaksanakan serta digunakan untuk waktu yang akan datang.
Adapun langkah-langkah dalam perencanaan menurut Oei Liang Lee yaitu :

a. Menetapkan tujuan;

b. Menyusun anggapan-anggapan (premising).

c. Menentukan berbagai alternatif tindakan.

d. Mengadakan penilaian terhadap alternatif-alternatif tindakan yang sudah dipilih.

e. Mengambil keputusan, dan

f. Menyusun rencana pendukung


2. Organizing (Pengorganisasian).

Ditinjau dari segi prosesnya, pengorganisasian merupakan usaha untuk menyusun komponen-
komponen pokok sedemikian rupa, sehingga dapat dipakai sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
Fungsi pengorganisasian sebagai proses menciptakan hubungan antara berbagai fungsi, personalia dan
faktor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat serta terarah pada suatu
tujuan.

3. Directing (Pengarahan).

Pengarahan merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan
untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien untuk mencapai
tujuan. Pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu prinsip
mengarah kepada tujuan, prinsip keharmonisan dengan tujuan dan prinsip kesatuan komando.

4. Coordinating (Pengkoordinasian).

Koordinasi perlu diadakan agar terdapat suatu keadaan yang harmonis sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai. Koordinasi antar bagian dan individu didalam organisasi akan dapat tercapai bilamana diikuti
dengan tiga prinsip, yaitu prinsip kontak langsung, prinsip penekanan pada pentingnya koordinasi dan
hubungan timbal balik diantara faktor-faktor yang ada.

5. Controlling (Pengawasan).

Pengawasan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengadakan pengawasan adalah
menciptakan standard, membandingkan kegiatan yang dilakukan dengan standard dan melakukan
tindakan koreksi.

C. Kesimpulan

Teori Peter Ducker

- Menejemen perusahaan harus dilakukan oleh manajer yang memiliki 8 dasar kriteria yang
harus dipenuhi
- Manager harus dapat menentukan tujuan dengan baik dan memonitor hasil yang diperoleh
- Management by objective dan Self Control adalah sebuah prinsip manajemen yang
memberikan keleluasaan penuh kepada kekuatan individu dan tanggung jawab, dan pada
saat yang bersamaan memberikan arahan visi dan bagaimana mencapainya yang berlaku
umum, membangun sebuah teamwork dan menyelaraskan tujuan-tujuan individu dengan
tujuan utama organisasi yang telah disepakati bersama sebelumnya.

- “Management is doing things right; leadership is doing the right things.”


Teori Oei Liang Lee

- manajemen dapat didefinisikan sebagai ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi,


mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tentang manusia dengan bantuan alat-
alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Ada lima fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengawasan
- Manajemen setidaknya memiliki 3 jenjang yaitu Manajemen Puncak, Manajemen Madya,
Manajemen Operasional

DAFTAR PUSTAKA
1. https://tipsmotivasi.com/2012/06/15/mbo-teori-manajemen-peter-drucker-yang-memotivasi-
karyawan/
2. http://perilakuorganisasi.com/peter-drucker.html
3. http://dinirahmaseptiana.blogspot.co.id/2015/05/manajemen-menurut-pendapat-profesor-
oei.html

Anda mungkin juga menyukai