Anda di halaman 1dari 10

Preparasi dan Karakterisasi Komposit Kitosan(Dina Kartika M.

dan Rusly Hidayah)

PREPARASI DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT KITOSAN-ZnO/ Al2O3

PREPARATION AND CHARACTERIZATION OF CHITOSAN-ZnO/Al2O3


COMPOSITE

Dina Kartika Maharani*, Rusly Hidayah

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya


*email: dkmaharani@gmail.com1

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menghasilkan material komposit baru berbasis bio
polimer dan material anorganik non toksik yang dapat diaplikasikan pada berbagai bidang
salah satunya pada industri tekstil sebagai agen antibakteri melalui proses pelapisan atau
coating pada kain. Komposit kitosan-ZnO/Al2O3 dipreparasi melalui pencampuran larutan
kitosan dengan partikel ZnO dan sol Al2O3 (alumina) yang dibuat dengan metode sol-gel.
Karakterisasi komposit dilakukan menggunakan metode spektrofotometri FTIR (Fourier
Transform Infra Red) dan XRD (X-Ray Diffraction). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
komposit kitosan-ZnO/Al2O3 yang dihasilkan berupa larutan yang jernih dan transparan
sehingga sangat sesuai untuk proses pelapisan tekstil sebagai agen fungsional antibakteri
pada tekstil. Karakterisasi FTIR komposit menunjukkan telah terjadi interaksi antara gugus
fungsi pada kitosan dengan ZnO dan Al2O3 pada daerah bilangan gelombang 3500-3400
cm-1, 1600-1500 cm-1 serta 600-450 cm-1. Hal ini menandakan bahwa kitosan telah
berinteraksi dengan partikel ZnO dan alumina. Hasil karakterisasi kristalinitas komposit
menggunakan XRD juga menunjukkan adanya pergeseran sudut 2 pada kitosan di 2 10
dan 19 yang mengindikasikan bahwa terjadi interaksi antara kitosan dengan partikel ZnO
dan Al2O3.

Kata kunci : alumina, kitosan, komposit, spektra FTIR, XRD, ZnO

ABSTRACT

The purpose of this research was to prepare novel composite based on biopolymer and
nontoxic inorganic materials that can be applied for many uses such as coating agent on
textile for antibacterial purposes. In this research, Chitosan-ZnO/ Al2O3 composites were
prepared by mixing chitosan solution with ZnO particles and Al2O3 (alumina) sol
produced by sol-gel method. The products were characterized with Fourier Transform Infra
Red (FTIR) Spectrophotometer and X-Ray Diffractometer (XRD). The result of this
research showed that composites exist as transparent solution that was suitable for coating
agent application. The result of FTIR Spectrophotometer analysis showed that there were
interactions between chitosan, ZnO particles and Al2O3 particles which indicated from
absorption bands in the region of wave number 3500-3400 cm-1, 1600-1500 cm-1 and 600-
450 cm-1. It mean that chitosan interacted to ZnO particles and alumina particles . The
XRD analysis of composites showed that there were change in the diffraction peak in the 2

9
Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 9 - 18

theta value of 10o and 19o which indicated interaction of chitosan with ZnO particles and
alumina particles.

Keyword : Alumina, Chitosan, Composite, FTIR Spectra, ZnO, XRD

PENDAHULUAN katalis hidrogenasi asetofenon dimana


katalis kitosan-silika-paladium memiliki
Perkembangan nano teknologi
energi ikat yang lebih tinggi dibandingkan
dan nano sains telah sedemikian pesat dan
katalis paladium itu sendiri (Sun, et al.,
menjadi terdepan selama kurun waktu satu
2007). Mahltig, et al (2005) melakukan
dasawarsa terakhir (Rajendran, et al.,
penelitian tentang penggunaan komposit
2010). Nano teknologi menciptakan suatu
silika kitosan sebagai pelapis tekstil
struktur yang memiliki sifat yang unggul
sehingga menghasilkan tekstil antibakteri
dengan mengontrol atom, molekul,
yang stabil terhadap pencucian. Penelitian
material fungsional dan sistem pada skala
Sun, et al (2007) tentang komposit Ag-
nanometer (Kathirvelu, et al., 2009). Salah
SiO2/TiO2 sebagai agen anti bakteri pada
satu perkembangan nanoteknologi saat ini
polimer dengan metode sol-gel juga telah
adalah nanokomposit yaitu nanokomposit
dilaporkan. Oleh karena itu penelitian
organik-anorganik. Nanokomposit
tentang pembuatan komposit untuk
organik-anorganik merupakan gabungan
berbagai aplikasi menjanjikan performa
dari biopolimer organik serta material
yang lebih unggul.
anorganik yang memiliki sifat yang lebih
baik dari masing-masing biopolimer Nano komposit kitosan-ZnO-
organik maupun material anorganik sendiri Alumina merupakan sebuah komposit dari
(He, et al., 2002). Aplikasi nanokomposit gabungan material kitosan, nanopartikel
organik-anorganik tersebar pada berbagai ZnO dan alumina yang dibuat dan
bidang seperti industri plastik, karet, fiber, diaplikasikan sebagai bahan antibakteri
pelapis (coating), tekstil dan industri pada tekstil. Kitosan dalam material
lainnya dalam rangka meningkatkan sifat komposit dapat membentuk stuktur lapisan
mekanik, termal dan optik seperti (layer) pada partikel oksida anorganik
kekakuan, kelenturan dari suatu bahan (He, seperti yang telah dilaporkan pada
et al., 2002). pembuatan katalis kitosan-Pt-SiO2 yang
dimungkinkan dapat berfungsi sebagai
Beberapa penelitian nanokom-
penghalang agglomerasi partikel SiO2 dan
posit yang telah dilakukan diantaranya
meningkatkan stabilitas kimia dari katalis
adalah pembuatan komposit kitosan-silika
komposit kitosan-Pt-SiO2 (Guibal, 2005).
untuk aplikasi biosensor glukosa oleh
Penggabungan polimer kitosan dengan
Saxena, et al. (2008) yang melaporkan
anorganik seperti silika, ZnO atau alumina
bahwa komposit kitosan-silika sebagai
dapat meningkatkan ketahanan abrasi
membran pemisah protein memiliki
kitosan pada kain (Farouk, 2012). Material
selektifitas membran dan stabilitas
ZnO memiliki aplikasi yang luas salah
dimensional yang lebih baik daripada
satunya diterapkan pada pelapisan tekstil
membran kitosan. Hal ini dikarenakan
karena memiliki sifat unik seperti sifat
adanya penggabungan dari kekuatan
fotokatalitik, sifat anti UV, sifat
pengikatan serta stabilitas mekanik dan
antibakteri, sifat semikonduktor serta aman
termal yang baik dari material anorganik
bagi manusia (Becheri, et al., 2008).
serta reaktivitas kimia yang baik dari
Alumina juga memiliki aplikasi yang luas
gugus fungsional pada material organik.
seperti pada tekstil, industri keramik,
Penelitian lainnya adalah pembuatan
industri katalis heterogen, dapat berfungsi
komposit kitosan-silika-paladium sebagai
sebagai material abrasive, absorben,

10
Preparasi dan Karakterisasi Komposit Kitosan(Dina Kartika M. dan Rusly Hidayah)

antibakteri, serta sebagai matriks ccus aureus oleh komposit kitosan-


pendukung pada material komposit nanopartikel ZnO meningkat dibandingkan
(Shadiq, et al., 2009). Material alumina dengan kitosan. Hal ini disebabkan karena
juga diketahui dapat meningkatkan adanya nanopartikel yang tersebar pada
ketahanan mekanik, termal dan polimer kitosan dengan crosslink silika
meningkatkan sifat tahan api suatu bahan dapat menurunkan berat molekul serta
(Mahltig, et al., 2005). Material ZnO viskositas dari kitosan, sehingga aktivitas
memiliki potensial zeta positif yang antibakterinya meningkat. Penelitian
memungkinkan interaksi dengan serupa juga dilakukan oleh AbdElhady
permukaan material seperti selulosa dan (2012) yang melakukan sintesis komposit
biopolimer lainnya sehingga dapat kitosan-nanopartikel ZnO sebagai agen
digunakan untuk meningkatkan kekuatan antibakteri dan anti UV pada tekstil. Hasil
mekanik dari biomaterial (Mahltig, et al., penelitian menunjukkan bahwa aktivitas
2005). antibakteri kitosan-nanopartikel ZnO
terhadap bakteri S. aureus dan
Biopolimer organik yang banyak
Escherichia coli meningkat karena adanya
diteliti dalam kajian komposit salah
penggabungan kemampuan penghambatan
satunya adalah kitosan. Kitosan merupakan
bakteri dari material kitosan dan sifat
turunan deasetilasi kitin dan merupakan
fotokatalitik ZnO (AbdElhady, 2012). Oleh
polisakarida dengan kelimpahan terbesar
karena itu pembuatan komposit kitosan-
kedua di alam setelah selulosa yang berasal
ZnO menjanjikan hasil yang memuaskan
dari cangkang udang atau kepiting (Fouda,
dalam aplikasi sebagai agen pelapis
et al, 2005). Kitosan sendiri merupakan
dengan sifat antibakteri pada tekstil.
polimer alam polikationik yang bersifat
biodegradable, biocompatible, aman, tidak Berdasarkan penelitian-
beracun, dapat membentuk film (lapis tipis) penelitian di atas, maka dalam penelitian
serta memiliki kemampuan adsorpsi (Al ini akan dibuat komposit kitosan-
Sagheer and Muslim, 2010). Kitosan juga ZnO/Al2O3 yang dipreparasi melalui
memiliki gugus fungsional amino yang pencampuran larutan kitosan dengan
sangat reaktif, bersifat sebagai antibakteri partikel ZnO dan sol alumina yang dibuat
serta proses produksinya tidak memakan dengan metode sol-gel. Dalam penelitian
biaya yang besar (Farouk, et al., 2012). ini digunakan material Al2O3 karena
Dengan demikian penggunaan kitosan material alumina berfungsi untuk
untuk aplikasi sebagai agen pelapis pada meningkatkan distribusi partikel ZnO.
tekstil sangat menguntungkan untuk Partikel SiO2 diketahui mudah mengalami
dilakukan. Melihat besarnya potensi agglomerasi (Leng, et al., 2007) sehingga
partikel ZnO, Al2O3 serta biopolimer akan menurunkan kemampuan untuk
kitosan maka penelitian tentang material mendispersi partikel ZnO Komposit
nanokomposit berbasis kitosan, material dikarakterisasi gugus fungsinya menggu-
ZnO dan Al2O3 ini menjadi sangat penting nakan spektrofotometer FTIR serta
untuk dikembangkan dan diteliti lebih kristalinitasnya dengan XRD.
lanjut.
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian tentang pembuatan
Alat-alat Penelitian
komposit berbasis kitosan dan nanopartikel
oksida ZnO dengan crosslink silika untuk Alat-alat yang digunakan dalam
aplikasi agen antibakteri telah dilakukan penelitian ini antara lain satu set alat
oleh Farouk (2012). Hasil penelitian refluk, Erlenmeyer, gelas beker, hot plate
Farouk menunjukkan bahwa kemampuan stirer, pengaduk magnet, corong gelas,
penghambatan bakteri Staphyloco- kertas saring, oven pemanas, neraca

11
Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 9 - 18

analitik, termometer, pH meter, labu ukur, mencampurkan larutan kitosan, suspensi


pipet volum, pipet tetes, pengaduk spatula, ZnO dalam air dan sol alumina dengan
furnice, sonicator dan sentrifuge. perbandingan %v/v = 20:80:20.
Bahan-bahan Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan-bahan yang digunakan Karakteristik FisikaKimia Kitosan
dalam penelitian ini antara lain HCl p.a, Larutan kitosan 1% sebagai
asam asetat p.a, etanol 97%, ZnCl2, prekursor komposit telah berhasil
alumunium isopropoksida (Al(OC3H7)3), dipreparasi dengan cara melarutkan kitosan
PVA, propanol serta aquades. sebanyak 1 gram ke dalam 100 mL larutan
Prosedur penelitian asam asetat 2%. Hasil yang diperoleh
berupa larutan kitosan yang berwarna
Pembuatan larutan kitosan
kekuningan jernih serta larut sempurna dan
Larutan kitosan 1% dibuat dengan homogen. Larutan kitosan yang homogen
cara melarutkan 1 gram kitosan ke dalam ini sangat diperlukan dalam aplikasi seperti
100 mL larutan asam asetat 2% selanjutnya pelapis (coating agent) proses pelapisan
diaduk sampai larutan homogen pada kain, karena larutan yang homogen
(Maharani, et al, 2012). akan menghasilkan pelapisan yang merata,
Pembuatan partikel ZnO sempurna, dan tidak merubah warna
bahan.
Partikel ZnO dibuat dengan cara
melarutkan ZnCl2 ke dalam air dan Kitosan sebagai salah satu prekursor
dipanaskan sampai temperatur 90 oC dalam komposit terlebih dahulu
selama 10 menit, selanjutnya ditambahkan dikarakterisasi gugus fungsional serta
larutan NaOH dan didiamkan untuk ditentukan harga derajat deasetilasi (DD)
memisahkan supernatan dan filtratnya. yang merupakan salah satu parameter
Supernatan dicuci dengan air sampai NaCl penting untuk aplikasi kitosan. Hasil
hilang. Selanjutnya supernatan ditambah- karakterisasi gugus fungsi kitosan
kan dengan propanol kemudian menggunakan spektofotometer FTIR
dimasukkan dalam alat sonikator selama ditunjukkan pada Gambar 1.
30 menit. Larutan kemudian disentrifuge Hasil analisis dengan spektro-
dan supernatan yang diperoleh dipanaskan fotometer FTIR yang ditunjukkan pada
dalam tanur pada temperatur 250 oC Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat
selama 5 jam (Maharani dan Rusmini, serapan gugus-gugus fungsional kitosan
2012). diantaranya yaitu serapan pada bilangan
Pembuatan sol alumina gelombang 3504,42 cm-1 yang menun-
jukkan vibrasi ulur gugus OH, serapan
Sol alumina dibuat dari alumuni- dengan intensitas rendah di daerah 2923,88
um isopropoksida (Al(OC3H7)3). Sebanyak cm-1 menunjukkan vibrasi simetris CH3,
0,5 mL (Al(OC3H7)3) dilarutkan dalam 97 pada daerah1 635,52 cm-1 dan 1542,95
mL etanol dan ditambah 2 mL HCl 0,01 M cm-1 yang menunjukkan vibrasi ulur
sebagai katalis selanjutnya ditambahkan gugus C=O dan vibrasi tekuk gugus NH
PVA dan campuran homogen diaduk (Tan, et al., 2005). Serapan gugus-gugus
menggunakan magnetik stirer selama 24 fungsional kitosan tersebut telah
jam pada temperatur ruang. menunjukkan karakter gugus fungsi
Pemuatan komposit kitosan-ZnO/Al2O3 kitosan dengan nilai derajat deasetilasi
yang cukup baik. Berdasarkan perhitungan
Pembuatan komposit kitosan- diperoleh harga DD menggunakan metode
ZnO/Al2O3 dilakukan dengan cara baseline adalah sebesar 79,15% yang

12
Preparasi dan Karakterisasi Komposit Kitosan(Dina Kartika M. dan Rusly Hidayah)

menunjukkan kitosan yang digunakan FTIR yang mencapai 79,15%. Puncak-


sudah cukup baik (Standar DD kitosan puncak karakteristik kitosan muncul pada
adalah sebesar > 60%). 2 5-40 yang merefleksikan bidang 020,
Berdasarkan hasil analisis difraksi 110, 101, dan 130. Puncak pada sekitar 2
sinar X seperti ditunjukkan pada Gambar 9 merefleksikan bidang 020, sedangkan
2 diketahui bahwa kristalinitas kitosan puncak pada 2 19,85 merefleksikan
yang digunakan dalam penelitian ini tidak bidang 110, dan puncak pada 2 29,43
terlalu tinggi atau cenderung amorf, yang merefleksikan bidang 130 (Zhang, et. al.,
menandakan bahwa kitosan tersebut sudah 2003). Kitosan dengan karakteristik yang
cukup baik karena tidak menunjukkan baik tersebut dimungkinkan dapat
karakter kristalin kitin, yang didukung pula memberikan interaksi yang kuat antara
dengan data perhitungan derajat deasetilasi gugus-gugusnya dengan dinding sel bakteri
Kitosan menggunakan spektrofotometer maupun partikel lainnya.

Gambar 1. Spektra FTIR kitosan

Gambar 2. Difraktogram Kitosan

13
Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 9 - 18

Karakteristik fisika kimia partikel ZnO


Partikel ZnO sebagai prekursor Karakterisasi terhadap partikel ZnO
komposit juga telah berhasil dibuat dan juga telah dilakukan dengan spektro-
menghasilkan serbuk berwarna putih. fotometer FTIR. Spektra FTIR partikel
Warna putih ini merupakan warna khas ZnO pada Gambar 4 menunjukkan adanya
dari padatan ZnO. Hasil karakterisasi serapan pada daerah bilangan gelombang
kristalinitas partikel ZnO menggunakan 453 cm-1 yang merupakan serapan khas
XRD yang ditampilkan pada Gambar 3 dari ikatan Zn-O. Serapan gugus fungsi
menunjukkan telah terbentuk fasa kristalin pada daerah bilangan gelombang 600-400
ZnO yaitu muncul puncak pada 2 30, cm-1 merupakan serapan khas dari gugus
34, 36, 51 dan 68 (Becheri, et al., Zn-O (AbdElhady, 2012).
2008) sehingga dapat disimpulkan bahwa
partikel ZnO telah berhasil dipreparasi.

Puncak khas ZnO

Gambar 3. Difraktogram partikel ZnO

Gambar 4. Spektra FTIR ZnO

14
Preparasi dan Karakterisasi Komposit Kitosan(Dina Kartika M. dan Rusly Hidayah)

Karakteristik komposit kitosan bilangan gelombang pada daerah bilangan


ZnO/Al2O3 3504 cm-1 pada kitosan menjadi 3502 cm-1
pada komposit kitosan menunjukkan
Komposit kitosan ZnO/Al2O3 dika-
terjadinya interaksi antara gugus NH2
rakterisasi gugus fungsi maupun
dengan ZnO. Interaksi antar prekursor
kristalinitasnya. Spektra FTIR pada
pada komposit kitosan ZnO/Al2O3 juga
Gambar 5 menunjukkan bahwa telah
terlihat kuat yang ditandai dengan
terjadi interaksi antara gugus fungsi pada
pergeseran bilangan gelombang dari 1542
kitosan dengan gugus fungsi pada ZnO dan
cm-1 pada kitosan menjadi 1550 cm-1 pada
alumina yang ditandai dengan pergeseran
komposit kitosan ZnO/Al2O3. Perubahan
bilangan gelombang gugus fungsi pada
serapan yang terjadi tersebut menandakan
kitosan di daerah 3500-3400 cm-1, 1600-
bahwa partikel ZnO telah terintegrasi
1500 cm-1 serta daerah serapan gugus
dengan kitosan.
fungsi ZnO pada daerah sekitar 600-450
cm-1 (Salehi, et al., 2010). Pergeseran

%T

ZnO

Kitosan

Komposit

4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Gambar 5. Spektra FTIR komposit kitosan ZnO/Al2O3

Hasil karakterisasi kristalinitas adanya perbedaan yang cukup signifikan


komposit kitosan ZnO/Al2O3 seperti pada kristalinitas komposit kitosan
disajikan pada Gambar 6 menunjukkan ZnO/Al2O3 dibanding dengan kitosan.

15
Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 9 - 18

Berdasarkan difraktogram pada Gambar 6 pada daerah 2 10 dan 19 pada komposit


terlihat bahwa terdapat perbedaan terhadap kitosan ZnO/Al2O3 menunjukkan bahwa
kristalinitas serta kerapatan struktur terjadi perubahan kerapatan struktur
komposit kitosan ZnO/Al2O3 dan kitosan. kristalin kitosan akibat partikel ZnO dan
Adanya distribusi nanopartikel ZnO dan alumina terintegrasi dengan kitosan.
alumina dalam kitosan menghasilkan Partikel ZnO dan alumina yang terintegrasi
kenaikan kristalinitas pada komposit pada komposit kitosan ZnO/Al2O3 masih
kitosan-ZnO/Al2O3 dibandingkan dengan menghasilkan puncak-puncak karakteristik
kitosan. Hal ini juga mengindikasikan dari kedua material ZnO dan alumina.
adanya partikel ZnO dan alumina yang Puncak-puncak khas dari ZnO kristalin
terintegrasi dengan kitosan sehingga muncul pada daerah 2 30, 34, 36, 51
memunculkan pergeseran sudut puncak di dan 68 dimana kitosan dalam ukuran
2 19,85; 29,43; 34,76 pada kitosan mikro masih mendominasi puncak-puncak
menjadi 2 20,18; 28,93; 33,57 pada kristalin ZnO pada difraktogram komposit
komposit kitosan ZnO/Al2O3. Terjadinya kitosan ZnO/Al2O3. (AbdEhady, 2012).
penurunan intensitas puncak khas kitosan

Puncak khas ZnO

Puncak khas Kitosan

Kitosan

ZnO

Komposit

10 20 30 40 50 60 70 80 90 2

Gambar 6. Difraktogram komposit kitosan ZnO/Al2O3

16
Preparasi dan Karakterisasi Komposit Kitosan(Dina Kartika M. dan Rusly Hidayah)

KESIMPULAN Carbohydrate Chemistry, Vol.


2012
Telah berhasil dilakukan sintesis
Guibal, E., 2005, Heterogeneous Catalysis
komposit kitosan ZnO/Al2O3 melalui
on Chitosan-Based Materials: A
metode sol-gel. Komposit yang dihasilkan
Review, Prog. Polym Sci, Vol. 30,
berupa larutan yang jernih dan transparan
pp 71-109
sehingga sangat sesuai untuk aplikasi pada
He, Q., Wu, L., Gu, G., You, B., 2002,
tekstil. Karakterisasi FTIR komposit
Preparation and characterization of
menunjukkan telah terjadi interaksi antara
acrylic/nano-TiO2 composite latex,
kitosan dengan ZnO dan alumina yang
High Performance Polymers, 14 :
ditandai dengan adanya pergeseran
383.
bilangan gelombang pada daerah 3500-
Kathirvelu,S., De Souza, S., and Durai, B.,
3400 cm-1, 1600-1500 cm-1 serta 600-450
2009, UV protection finishing of
cm-1. Hasil karakterisasi kristalinitas
textiles using ZnO nanoparticles,
komposit menggunakan XRD
Indian Journal of Fiber and
menunjukkan adanya penurunan puncak
Textiles Research, Vol. 34., 263-
khas kitosan pada 2 10 dan 19 yang
279
mengindikasikan bahwa kitosan telah
Leng, P.B., Akil, H.M., and Lin, O.H.,
terintegrasi dengan partikel ZnO dan
2007, Thermal Properties of
alumina.
Microsilica and Nanosilica Filled
DAFTAR PUSTAKA Polypropylene Composite with
Epoxy as Dispersing Aid, J. Reinf.
AbdElhady, M.M., 2012, Preparation,
Plast. Compos., 26, 761-770.
Characterization of Chitosan/ZnO
Maharani, D.K., Amaria, C., Rusmini,
Nanoparticles for Imp arting
2012, Preparasi dan Karakterisasi
Antimicroial and UV Protection to
Komposit Kitosan-Silika Titania,
Cotton Fabric, International
Jurnal Manusia dan Lingkungan,
Journal of Carbohydrate
Vol. 19, No. 1.
Composite, Vol. 2012
Maharani, D.K., dan Rusmini, 2012,
Al Sagheer, F and Muslim, S., 2010,
Karakterisasi Komposit Kitosan
Thermal and Mechanical Properties
of Chitosan-SiO2 Hybrid SiO2/ZnO Secara Spektrofotometri
IR dan Difraksi Sinar-X, Proseding
Composites, Journal of
Seminar nasional Kimia Unesa
Nanomaterial, Vol. 10 : 1-7.
ISBN : 978-979-028-550-7
Becheri, A., Durr, M., Nostro P., Bagliani,
Mahltig, B., Haufe, H. dan Bottcher, H.,
P. 2008. Synthesis and
2005, Functionalisation of textile
characterization of zinc oxide
by Inorganic sol-gel coatings, J.
nanoparticles: application to
Mater. Chem., Vol.15, 4385-4398.
textiles as UV-absorbers. Journal
Salehi, R., Arawi, M, Mahmodi, M.M.,
of Nanopart Research. Pp.679689
2010, Novel Biocompatible
Fouda, M.M.G., 2005, Use of
Composite (Chitosan-ZnO
Polysacharides in Medical Textile
Nanoparticles): Preparation,
Applications, Dissertation,
Characterization, dye adsorption
Universitat Duissburg-essen,
properties, Colloid Surface B, Vol.
Germany.
80, 86-93.
Farouk, A., M., 2012, ZnO Nanoparticles-
Saxena A., Tripathi, B.P. and. Shahi, V.K.,
Chitosan Composite as
2008, An improved process for
Antibacterial Finish for Textiles,
separation of proteins using
International Journal of
modified chitosansilica cross-

17
Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 9 - 18

linked charged ultrafilter Tan, X.C., Tian., Y., Cai, P. and Zou, X.,
membranes under coupled driving 2005, Glucose biosensor based on
forces: Isoelectric separation of glucose oxidase immobilized in
proteins, J. Colloid Interface Sci., solgel chitosan/silica hybrid
319, 252262 composite film on Prussian blue
Sun, B., Sun, S., Zhang, W., 2007, modified glass carbon electrode,
Preparation and antibacterial Anal. Bioanal. Chem., Vol. 381 :
activities of Ag-doped SiO2TiO2 500507.
composite films by liquid phase Zhang, Z, Chen, L., Ji, J.,Huang Y., Chen,
deposition (LPD) method, J. of D., 2003, Antibacterial Properties of
Mater. Sci., Vol 42 : 10085-10089 Cotton Fabrics Treated with
Rajendran, R., Balakumar, C., Ahammed, Chitosan, Textile Res. J.,. 73, 1103-
H.A, Jayakumar, S, 2010, Use of 1106.
zinc oxide nano particles for
production of antimicrobial textiles,
International Journal of
Engineering, Science and
Technology, Vol. 2, No. 1, 2010,
pp. 202-208

18

Anda mungkin juga menyukai