, t Endrinaldi*
//: . .
"=f' ' '
. , ,,L
hi:,
ABSTRACT
Heavy metais are the hazardous substance that produced by industrial waste, included arsenic (As), lead (Pb),
mercury (Hg) and cadmium (Cd). That heavy metal could cause acute and chronic body intoxication. Health effects of
heavy metal intoxication such as nervous system, kidney, liver, bone, respiratory system, reproductive system, hematopoietic
system, cardiovascular, gastrointestinal tract disordes. The manifestation of the toxic effect in tissue and organ is caused
by interaction between heavy metal and important cell molecules thus destruct the structure and the fungtion of the cell
at the target organ.
42
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4, No. 1
fosil terutama batu bara, mengeiuarkan As203 ke dengan fosfat anorganik (Pi) sehingga terbentuk ester
lingkungan, dimana sebagian besar akan masuk ke daiam arsenat yang cepat dihidrolisis (arsenolisis). 67
perairan alami.Arsen terdapat di alam bersama-sama dengan Arsenit anorganik (arsentrivalen), terutama mengikai
mineral fosfat dan dilepas ke lingkungan bersama-sama gugus sulfidril (-SH). Sehingga Arsen trivalen menghambat
dengan senyawa fosfat. Arsen daiam bentuk As3+ disebut aktifitas enzim yang mengandung gugus -SH. Sistem
Arsenit dan daiam bentuk As5+ disebut Arsenal. 26-' piruvat dehidrogenase sensttif terhadap Arsen trivalen
Sumber utama paparanAs di lingkungankerja adalah karena interaksinya dengan aua kelompok sulfidril dari
dari pabrik pembuat herbisida dan pestisiaa serta dari asam lipoat akan membentuk cincin yang stabi!.6,7
makanan. Arsenit (As3+) iarut daiam lipid dan dapat Efek Arsen anorganik terhadap darah yaitu dapat
diabsorpsi melalui pencernaan, inhalasi dan kontak mempengaruhi sumsum tulang dan mengubah komposisi
langsung dengan kulit. Sebagian besar As di tubuh sel darah, terhadap hati menyebabkan nekrosis sentral dan
disimpan daiam hati, ginjal,jantung dan paru. 67 sirosis hati. Pengaruh arsen terhadap ginjal menyebabkan
kerusakan pembuluh, tubulus dan glomerulus ginjal. Ginjal
Efek Keracunan Arsen (As) yang pertama dipengaruhi oleh arsen adalah glomerulus
Keracunan akut menimbulkan gejala muntaber sehingga terjadi proteinuria. Arsenit juga dapat
disertai darah, disusul dengan. koma dapat menyebabkan menggantikan fbsfor daiam jaringan tulang dan disimpan
kematian. Keracunan kronis dapat menimbulkan ikterus, selama bertahun-tahun. Pada sistem sel, efek terhadap sel
pendarahan pada ginjal, dan kanker kulit. '-6 mengakibatkan rusaknya mitokondria sel yang
Arsenat daiam sel merupakan uncoupier (pemutus menyebabkan turunnya energi sel sehingga sel dapat
rangkaian) pada proses fosforilasi oksidatif. Mekanisme mati.6'7
kerjanya adalah dengan cara substitusi kompetitif arsenat
CH2 SH CH, S\
i8
CH,
!
~
CH,
\ As -R + H,Q
! I /
CH SH + R-As = C CH Sx
! i
(CH2)4 (CH2)4
I
COOL! COOH
B. Timbal (Pb)
Timbal (timah hitam) terdapat dimana-mana, terdapat Efek Keracunan Timbal (Pb)
di alam dan digunakan untuk industri. Pencemaran Pb Keracunan Pb dihasilkan dari interaksiPb dengan
melalui udara, air dan makanan. Sumber terbesar daritimbal gugus sulfidril dan iigan-ligan yang lain pada enzim-enzim
di daiam lingkungan berasal dari emisi kendaraan bermotor, dan makromolekul yang lain. Organ target utama Pb adalah
sebab bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor sistem hematopoetik, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi,
ditarnbah dengan Pb tetraetil (TEL) untuk antiknock dan ginjal.8
(mengurangi bunyi berisik mesin). Sumber lain dari Pb
berasal dari pipa dan tempat makanan dari keramik.3-7
Absorpsi timbal terutama melalui Gastrointestinal
(saluran cerna), saluran nafas dan kulit. Absorpsi Pb yang
dihirup berbeda-beda tergantung dari bentuk (uap atau
partikel) dan kadar Pb. Pb organ ik mula-mula terdistribusi
di jaringan lemak, terutama daiam ginjal dan hati. Kemudian
Pb mengalami redistribusike daiam tulang, gigi dan rambut.
Sejumlah kecil Pb anorganik ditimbun daiam otak, yang
sebagian besarnya berada di substansia grisea dan ganglia
basal. Pb anorganik diabsorpsi lebih efisien pada anak-
anak daripada orang dewasa. Daiam sirkulasi, hampir semua
Pb anorganik terikat dengan eritrosit dan biia kadar Pb
reiatif tinggi daiam sirkulasi barulah ditemukan daiam
plasma.6'7-8
43
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4, No. 1
Suksinil-KoA + Glisin
Uroporfirinogen III
Koproporfirinogen dekarboksilasi
Akumulasi dalam
j Protoporfirin IX + Besi
eritrosit
Ferokelatasa
Heme
44
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4* No. 1
45
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4, No. 1
Daftar Pustaka
1. Juli Soemirat Slamet. (2000). Kesehatan Lingkungan.
Yokyakarta : Gadjah Mada University Press
2. RukaesihAchmad. (2004). Kimia Lingkungan.
Yokyakarta : ANDI
3. Haryoto Kusnoputranto. (1995). Toksikologi Lingkungan.
Jakarta : Universitas Indonesia
4. Campbell, N.A, Reece, J.B, Mitchell, L.G. (1999). Biologi.
Alih Bahasa Rahayu Lestari. Edisi Keiima. Jakarta : Eriangga
5. Murray R.K, Granner. D.K, Mayes, P.A, Rodwell, V.W.
(1995). Biokimia Harper. Alih Bahasa Andry Hartono.
Jakarta : EGC
46