d. Kp = koefisien kontraksi pilar, untuk pilar persegi dan berujung bulat dengan
jari-jari 0.1 x tebal pilar,
0.1 x 1 =
Kp =
Ka = koefisien kontraksi abutmen hulu, untuk abutmen dengan
0,5 H1 > r > 0,15 H1 0.5 x
0.15 x
diambil maka
Lef = 29.3 - 1 x( 2x
= 29.3 - 0.14 x Hd
Hd dihitung dengan cara trial and error seperti tabel di bawah ini, diperoleh
Gambar 6.2
Skema Penampang Mercu Bendung
Tabel 6.2
Harga K dan n Untuk Pelimpah Overflow
maka :
Dari tabel di atas, ditetapkan harga k = 1.936
n = 1.836
n
X
Y K h0
h0
Maka persamaan lengkung diatas menjadi seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 6.3
Lengkung Hilir Mercu Bendung
Garis lengkung hilir dilanjutkan dengan garis kemiringan 1:
Koordinat titik kritis (titik potong) pada garis singgung 1:
maka dapat dihitung dengan deferensiasi persamaan lengkung Harrold di atas.
V1 2 9,81 Z 1 / 2.H 1
q V1 Y1 q = Q = 206.356 = 6.656645
Lef 31
V1
Fr
g Y1
= 3.620749 m
V2 = Q = 206.356 = 1.838472
A2 31 x 3.620749
Direncanakan : Lj = 18.10374 m
1.3.2. Pemilihan Tipe Peredam Energi
Dari perhitungan di atas, diperoleh :
a. Debit spesifik, q = 6.656645 m3/dt/m < 18.5
b. Kecepatan, V1 = 11.24011 < 18
c. Bilangan Froude, Fr1 = 4.663302 < 4.5
Jadi tipe peredam energi yang dipilih adalah Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV.
Gambar 6.3
Tipe Peredam Energi Stalling Bazin Tipe IV
Gigi pemencar aliran dapat dibuat pada posisi masuknya aliran dari bangunan peluncur di hil
Bangunan ini berfungsi sebagai pembagi berkas aliran yang besar, kompak dan
terarah menjadi berkas aliran yang kecil, tidak kompak sehingga intensitas peredaman energ
Pada kolam olakan datar tipe II dan III tinggi dan lebar gigi pemencar aliran mendekati
sedangkan jarak gigi dan lebih jarang.
Gambar 6.4
Grafik Untuk Tinggi Gigi Benturan dan Ambang Hilir
q2
yc 3
g
Untuk 2 < H < 1.5 T = 3Yc + 0.1 H
Yc
6 , 66 2
Yc 3 1,65 Yc= 3
9.81
=
H =
Yc
Maka kedalaman gerusan dari muka air :
T= 2.4 x
= 4.867631
Q
R 0.47 3
f
Dengan :
R = kedalaman gerusan di bawah permukaan air banjir, m
f = 1.76 0.4
= 1.113122
R = 0.47 3 206.356
1.113122
= 2.679925 m
Dengan :
V = kecepatan aliran (m/dt)
d = kedalaman air di saluran (m)
= El. M.A + Fb
505.6207 + 0.6821
= 506.3028 m ditetapkan 506.3028 m
Dari hasil perencanaan di atas, maka dapat disimpulkan dimensi bendung Rejasa sebagai berikut :
d. Bangunan Pengambilan :
Tipe pintu : pintu sorong
Debit renc: 0,301 m /dt
3
e. Bangunan Pembilas/Penguras
Tipe pintu : pintu sorong
Debit rencana : 0,301 m3/dt
Lebar pintu :2x2m
Elevasi ambang : 213,00 m
Debit pem: 2 x 5,5 m3/dt (pada muka air 2 m di atas mercu)
1.140 m
2.940 m
1.960 m
505.1 m
unakan rumus :
0.10
0.02
H1 = 0.57
H1 = 0.2
Ka = 0.1
1 m )
29.3 m
0.02 + 0.1 )x Hd
tas mercu :
3/2
ah ini, diperoleh
Tabel 6.1
Perhitungan Kedalaman Air di Atas Crest
1.836
1.836
di bawah ini.
Xm Ym
0.25 -0.08
0.5 -0.28
0.75 -0.58
1 -0.98
1.25 -1.48
1.5 -2.07
1.75 -2.75
2 -3.51
2.25 -4.35
2.5 -5.28
2.75 -6.29
3 -7.38
1
1
ng Harrold di atas.
0.836
1.836
an berupa rip-rap
udkan untuk penghematan biaya pelaksanaan
ngkah batu yang cukup besar.
507.31 m
502 m
m/dt2/m
-1
m/dt
505.620749 m
air di kolam olakan = 505.6207 m
3.62074888 = 18.10374 m
m3/dt/m
m/dt
3Yc + 0.1 H
2.4Yc + 0.4 H
gerusan ke arah permukaan air bagian hilir (m)
6.65664516 ^2
9.81
1.65302949 m
2.25 = 1.361682
1.65302949
m/dt
m
m
d. Kp = koefisien kontraksi pilar, untuk pilar persegi dan berujung bulat dengan
jari-jari 0.1 x tebal pilar,
0.1 x 0.8 =
Kp =
Ka = koefisien kontraksi abutmen hulu, untuk abutmen dengan
0,5 H1 > r > 0,15 H1 0.5 x
0.15 x
diambil maka
Hd dihitung dengan cara trial and error seperti tabel di bawah ini, diperoleh
Gambar 6.2
Skema Penampang Mercu Bendung
Tabel 6.2
Harga K dan n Untuk Pelimpah Overflow
maka :
Dari tabel di atas, ditetapkan harga k = 1.939
n = 1.81
n
X
Y K h0
h0
Maka persamaan lengkung diatas menjadi seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 6.3
Lengkung Hilir Mercu Bendung
l
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
-1 -0.5-1.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
-8.00
-1.00
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
-8.00
V1 2 9,81 Z 1 / 2.H 1
q V1 Y1 q = Q = 212.72 = 6.861935
Lef 31
V1
Fr
g Y1
= 3.835118 m
V2 = Q = 212.72 = 1.789237
A2 31 x 3.835118
Direncanakan : Lj = 19.5 m
1.3.2. Pemilihan Tipe Peredam Energi
Dari perhitungan di atas, diperoleh :
a. Debit spesifik, q = 6.861935 m3/dt/m < 18.5
b. Kecepatan, V1 = 12.07184 < 18
c. Bilangan Froude, Fr1 = 5.112133 < 4.5
Jadi tipe peredam energi yang dipilih adalah Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV.
Gambar 6.3
Tipe Peredam Energi Stalling Bazin Tipe IV
Gigi pemencar aliran dapat dibuat pada posisi masuknya aliran dari bangunan peluncur di hil
Bangunan ini berfungsi sebagai pembagi berkas aliran yang besar, kompak dan
terarah menjadi berkas aliran yang kecil, tidak kompak sehingga intensitas peredaman energ
Pada kolam olakan datar tipe II dan III tinggi dan lebar gigi pemencar aliran mendekati
sedangkan jarak gigi dan lebih jarang.
Gambar 6.4
Grafik Untuk Tinggi Gigi Benturan dan Ambang Hilir
q2
yc 3
g
Untuk 2 < H < 1.5 T = 3Yc + 0.1 H
Yc
6 , 66 2
Yc 3 1,65 Yc= 3
9.81
=
H =
Yc
Maka kedalaman gerusan dari muka air :
T= 2.4 x
= 4.93578
Q
R 0.47 3
f
Dengan :
R = kedalaman gerusan di bawah permukaan air banjir, m
f = 1.76 0.4
= 1.113122
R = 0.47 3 212.72
1.113122
= 2.707196 m
Dengan :
V = kecepatan aliran (m/dt)
d = kedalaman air di saluran (m)
= El. M.A + Fb
297.8351 + 0.6846
= 298.5197 m ditetapkan 298.5197 m
Dari hasil perencanaan di atas, maka dapat disimpulkan dimensi bendung Rejasa sebagai berikut :
d. Bangunan Pengambilan :
Tipe pintu : pintu sorong
Debit renc: 0,301 m /dt
3
e. Bangunan Pembilas/Penguras
Tipe pintu : pintu sorong
Debit rencana : 0,301 m3/dt
Lebar pintu :2x2m
Elevasi ambang : 213,00 m
Debit pem: 2 x 5,5 m3/dt (pada muka air 2 m di atas mercu)
1.000 m
2.600 m
1.733 m
298.1 m
unakan rumus :
0.08
0.02
H1 = 0.5
H1 = 0.2
Ka = 0.1
0.8 m )
29.4 m
0.02 + 0.1 )x Hd
tas mercu :
3/2
ah ini, diperoleh
Tabel 6.1
Perhitungan Kedalaman Air di Atas Crest
1.81
1.81
di bawah ini.
l
Xm Ym
0.25 -0.08
0.5 -0.29
0.75 -0.60
1 -1.02
1.25 -1.52
1.5 2 2.5 3 3.5 l
1.5 -2.12
1.75 -2.80
2 -3.57
2.25 -4.41
2.5 -5.34
2.75 -6.35
3 -7.43
1
1
ng Harrold di atas.
0.836
1.81
an berupa rip-rap
udkan untuk penghematan biaya pelaksanaan
ngkah batu yang cukup besar.
300.32 m
294 m
m/dt2/m
-1
m/dt
297.835118 m
air di kolam olakan = 297.8351 m
3.83511774 = 19.17559 m
m3/dt/m
m/dt
3Yc + 0.1 H
2.4Yc + 0.4 H
gerusan ke arah permukaan air bagian hilir (m)
6.86193548 ^2
9.81
1.68684334 m
2.22 = 1.315113
1.68684334
m/dt
m
m
d. Kp = koefisien kontraksi pilar, untuk pilar persegi dan berujung bulat dengan
jari-jari 0.1 x tebal pilar,
0.1 x 0.8 =
Kp =
Ka = koefisien kontraksi abutmen hulu, untuk abutmen dengan
0,5 H1 > r > 0,15 H1 0.5 x
0.15 x
diambil maka
Hd dihitung dengan cara trial and error seperti tabel di bawah ini, diperoleh
Gambar 6.2
Skema Penampang Mercu Bendung
Tabel 6.2
Harga K dan n Untuk Pelimpah Overflow
maka :
Dari tabel di atas, ditetapkan harga k = 1.873
n = 1.776
n
X
Y K h0
h0
Maka persamaan lengkung diatas menjadi seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 6.3
Lengkung Hilir Mercu Bendung
l
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
-1 -0.5-1.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
0.00
-1 -0.5-1.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
-8.00
V1 2 9,81 Z 1 / 2.H 1
q V1 Y1 q = Q = 215.45 = 6.95
Lef 31
V1
Fr
g Y1
= 3.736172 m
V2 = Q = 215.45 = 1.860193
A2 31 x 3.736172
Direncanakan : Lj = 18.68086 m
1.3.2. Pemilihan Tipe Peredam Energi
Dari perhitungan di atas, diperoleh :
a. Debit spesifik, q = 6.95 m3/dt/m < 18.5
b. Kecepatan, V1 = 11.45188 < 18
c. Bilangan Froude, Fr1 = 4.693408 < 4.5
Jadi tipe peredam energi yang dipilih adalah Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV.
Gambar 6.3
Tipe Peredam Energi Stalling Bazin Tipe IV
Gigi pemencar aliran dapat dibuat pada posisi masuknya aliran dari bangunan peluncur di hil
Bangunan ini berfungsi sebagai pembagi berkas aliran yang besar, kompak dan
terarah menjadi berkas aliran yang kecil, tidak kompak sehingga intensitas peredaman energ
Pada kolam olakan datar tipe II dan III tinggi dan lebar gigi pemencar aliran mendekati
sedangkan jarak gigi dan lebih jarang.
Gambar 6.4
Grafik Untuk Tinggi Gigi Benturan dan Ambang Hilir
q2
yc 3
g
Untuk 2 < H < 1.5 T = 3Yc + 0.1 H
Yc
6 , 66 2
Yc 3 1,65 Yc= 3
9.81
=
H =
Yc
Maka kedalaman gerusan dari muka air :
T= 2.4 x
= 5.038796
Q
R 0.47 3
f
Dengan :
R = kedalaman gerusan di bawah permukaan air banjir, m
f = 1.76 0.4
= 1.113122
R = 0.47 3 215.45
1.113122
= 2.718728 m
Dengan :
V = kecepatan aliran (m/dt)
d = kedalaman air di saluran (m)
= El. M.A + Fb
216.7362 + 0.6857
= 217.4219 m ditetapkan 217.4219 m
Dari hasil perencanaan di atas, maka dapat disimpulkan dimensi bendung Rejasa sebagai berikut :
d. Bangunan Pengambilan :
Tipe pintu : pintu sorong
Debit renc: 0,301 m /dt
3
e. Bangunan Pembilas/Penguras
Tipe pintu : pintu sorong
Debit rencana : 0,301 m3/dt
Lebar pintu :2x2m
Elevasi ambang : 213,00 m
Debit pem: 2 x 5,5 m3/dt (pada muka air 2 m di atas mercu)
0.800 m
2.600 m
1.733 m
216.1 m
unakan rumus :
0.08
0.02
H1 = 0.4
H1 = 0.1
Ka = 0.1
0.9 m )
29.3 m
0.02 + 0.1 )x Hd
tas mercu :
3/2
ah ini, diperoleh
Tabel 6.1
Perhitungan Kedalaman Air di Atas Crest
1.776
1.776
di bawah ini.
l
Xm Ym
0.25 -0.08
0.5 -0.28
0.75 -0.57
1 -0.95
1.25 -1.42
1.5 2 2.5 3 3.5 l
1.5 -1.96
1.75 -2.57
2 -3.26
1.5 2 2.5 3 3.5 l
2.25 -4.02
2.5 -4.85
2.75 -5.74
3 -6.70
1
1
ng Harrold di atas.
0.836
1.776
an berupa rip-rap
udkan untuk penghematan biaya pelaksanaan
ngkah batu yang cukup besar.
218.49 m
213 m
m/dt2/m
-1
m/dt
216.736172 m
air di kolam olakan = 216.7362 m
3.736172 = 18.68086 m
m3/dt/m
m/dt
3Yc + 0.1 H
2.4Yc + 0.4 H
gerusan ke arah permukaan air bagian hilir (m)
6.95 ^2
9.81
1.70124502 m
2.39 = 1.404571
1.70124502
m/dt
m
m
d. Kp = koefisien kontraksi pilar, untuk pilar persegi dan berujung bulat dengan
jari-jari 0.1 x tebal pilar,
0.1 x 0.8 =
Kp =
Ka = koefisien kontraksi abutmen hulu, untuk abutmen dengan
0,5 H1 > r > 0,15 H1 0.5 x
0.15 x
diambil maka
Hd dihitung dengan cara trial and error seperti tabel di bawah ini, diperoleh
Gambar 6.2
Skema Penampang Mercu Bendung
Tabel 6.2
Harga K dan n Untuk Pelimpah Overflow
maka :
Dari tabel di atas, ditetapkan harga k = 1.939
n = 1.81
n
X
Y K h0
h0
Maka persamaan lengkung diatas menjadi seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 6.3
Lengkung Hilir Mercu Bendung
l
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
-1 -0.5-1.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
0.00
-1 -0.5-1.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
-8.00
V1 2 9,81 Z 1 / 2.H 1
q V1 Y1 q = Q = 205.25 = 6.620968
Lef 31
V1
Fr
g Y1
= 3.698487 m
V2 = Q = 205.25 = 1.790183
A2 31 x 3.698487
Direncanakan : Lj = 18.49243 m
1.3.2. Pemilihan Tipe Peredam Energi
Dari perhitungan di atas, diperoleh :
a. Debit spesifik, q = 6.620968 m3/dt/m < 18.5
b. Kecepatan, V1 = 11.68602 < 18
c. Bilangan Froude, Fr1 = 4.956837 < 4.5
Jadi tipe peredam energi yang dipilih adalah Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV.
Gambar 6.3
Tipe Peredam Energi Stalling Bazin Tipe IV
Gigi pemencar aliran dapat dibuat pada posisi masuknya aliran dari bangunan peluncur di hil
Bangunan ini berfungsi sebagai pembagi berkas aliran yang besar, kompak dan
terarah menjadi berkas aliran yang kecil, tidak kompak sehingga intensitas peredaman energ
Pada kolam olakan datar tipe II dan III tinggi dan lebar gigi pemencar aliran mendekati
sedangkan jarak gigi dan lebih jarang.
Gambar 6.4
Grafik Untuk Tinggi Gigi Benturan dan Ambang Hilir
q2
yc 3
g
Untuk 2 < H < 1.5 T = 3Yc + 0.1 H
Yc
6 , 66 2
Yc 3 1,65 Yc= 3
9.81
=
H =
Yc
Maka kedalaman gerusan dari muka air :
T= 2.4 x
= 4.902523
Q
R 0.47 3
f
Dengan :
R = kedalaman gerusan di bawah permukaan air banjir, m
f = 1.76 0.4
= 1.113122
R = 0.47 3 205.25
1.113122
= 2.675129 m
Dengan :
V = kecepatan aliran (m/dt)
d = kedalaman air di saluran (m)
= El. M.A + Fb
247.6985 + 0.6817
= 248.3801 m ditetapkan 248.3801 m
Dari hasil perencanaan di atas, maka dapat disimpulkan dimensi bendung Rejasa sebagai berikut :
d. Bangunan Pengambilan :
Tipe pintu : pintu sorong
Debit renc: 0,301 m /dt
3
e. Bangunan Pembilas/Penguras
Tipe pintu : pintu sorong
Debit rencana : 0,301 m3/dt
Lebar pintu :2x2m
Elevasi ambang : 213,00 m
Debit pem: 2 x 5,5 m3/dt (pada muka air 2 m di atas mercu)
0.900 m
2.500 m
1.667 m
247.4 m
unakan rumus :
0.08
0.02
H1 = 0.45
H1 = 0.1
Ka = 0.1
0.8 m )
28.2 m
0.02 + 0.1 )x Hd
tas mercu :
3/2
ah ini, diperoleh
Tabel 6.1
Perhitungan Kedalaman Air di Atas Crest
1.81
1.81
di bawah ini.
l
Xm Ym
0.25 -0.08
0.5 -0.27
0.75 -0.57
1 -0.96
1.25 -1.44
1.5 2 2.5 3 3.5 l
1.5 -2.01
1.75 -2.65
2 -3.38
1.5 2 2.5 3 3.5 l
2.25 -4.18
2.5 -5.06
2.75 -6.01
3 -7.03
1
1
ng Harrold di atas.
0.836
1.81
an berupa rip-rap
udkan untuk penghematan biaya pelaksanaan
ngkah batu yang cukup besar.
249.77 m
244 m
m/dt2/m
-1
m/dt
247.698487 m
air di kolam olakan = 247.6985 m
3.69848678 = 18.49243 m
m3/dt/m
m/dt
3Yc + 0.1 H
2.4Yc + 0.4 H
gerusan ke arah permukaan air bagian hilir (m)
6.62096774 ^2
9.81
1.64711774 m
2.37 = 1.441063
1.64711774
m/dt
m
m
d. Kp = koefisien kontraksi pilar, untuk pilar persegi dan berujung bulat dengan
jari-jari 0.1 x tebal pilar,
0.1 x 0.9 = 0.09
Kp = 0.02
Ka = koefisien kontraksi abutmen hulu, untuk abutmen dengan
0,5 H1 > r > 0,15 H1 0.5 x H1 =
0.15 x H1 =
diambil maka Ka =
Hd dihitung dengan cara trial and error seperti tabel di bawah ini, diperoleh
Gambar 6.2
Skema Penampang Mercu Bendung
X1 = 0,237. Hd = 0.237 x 2.37 = 0.560861 m
X2 = 0,139. Hd = 0.139 x 2.37 = 0.328944 m
R1 = 0,68 . Hd = 0.68 x 2.37 = 1.60922 m
R2 = 0,21 . Hd = 0.21 x 2.37 = 0.496965 m
Tabel 6.2
Harga K dan n Untuk Pelimpah Overflow
Dengan kemiringan ambang 3: 2
maka :
Dari tabel di atas, ditetapkan harga k = 1.939
n = 1.81
n
X
Y K h0
h0
Maka persamaan lengkung diatas menjadi seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 6.3
Lengkung Hilir Mercu Bendung
Garis lengkung hilir dilanjutkan dengan garis kemiringan 1: 1
Koordinat titik kritis (titik potong) pada garis singgung 1: 1
maka dapat dihitung dengan deferensiasi persamaan lengkung Harrold di atas.
H1 = 2.37 m
V1 2 9,81 Z 1 / 2.H 1
V1
Fr
g Y1
= 3.770506 m
Jadi tipe peredam energi yang dipilih adalah Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV.
Gambar 6.3
Tipe Peredam Energi Stalling Bazin Tipe IV
1.3.3. Dimensi Bangunan Pembantu pada Peredam Energi
1). Gigi Pemencar Aliran
Gigi pemencar aliran dapat dibuat pada posisi masuknya aliran dari bangunan peluncur di hilir bendung.
Bangunan ini berfungsi sebagai pembagi berkas aliran yang besar, kompak dan
terarah menjadi berkas aliran yang kecil, tidak kompak sehingga intensitas peredaman energinya tinggi. ,
Pada kolam olakan datar tipe II dan III tinggi dan lebar gigi pemencar aliran mendekati kedalaman air sebelu
sedangkan jarak gigi dan lebih jarang.
Gambar 6.4
Grafik Untuk Tinggi Gigi Benturan dan Ambang Hilir
1.3.4. Kedalaman Gerusan Lokal
Gerusan lokal (scouring) dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti tinggi air
di atas mercu (H), serta kedalaman air kritis (Yc) di atas mercu, seperti pada
gambar di bawah ini.
a. Gerusan Lokal di Kaki Bendung
Kedalaman gerusan lokal terjadi di dua tempat yaitu pada kaki pelimpah dan
pada bagian hilir end silt. Adapun rumus yang dipakai untuk mengetahui
kedalaman gerusan lokal adalah :
q2
yc 3
g
Untuk 2 < H < 1.5 T = 3Yc + 0.1 H
Yc
H
Yc
0,5 < H < 2 T = 2.4Yc + 0.4 H
Yc
Dengan :
Yc = kedalaman air kritis di atas pelimpah (m)
q = debit persatuan lebar diatas pelimpah (m3/dt/m)
g = gaya gravitasi bumi (9,81 m/dt2)
H = tinggi air diatas mercu (m)
T = jarak dari titik kedalaman terhadap lubang gerusan ke arah permukaan air bagian hilir
6 , 66 2
Yc 3 1,65 Yc= 3 7.04322581 ^2
9.81 9.81
= 1.71642463 m
H = 2.37 =
Yc 1.71642463
Maka kedalaman gerusan dari muka air :
T= 2.4 x 1.71642463 +
= 5.066019 m
Q
R 0.47 3
f
Dengan :
R = kedalaman gerusan di bawah permukaan air banjir, m
f = 1.76 0.4
= 1.113122
R = 0.47 3 218.34
1.113122
= 2.73083 m
Dengan :
V = kecepatan aliran (m/dt)
d = kedalaman air di saluran (m)
= El. M.A + Fb
300.7705061927 + 0.6869
= 301.4573726443 m ditetapkan 301.4574 m
Dari hasil perencanaan di atas, maka dapat disimpulkan dimensi bendung Rejasa sebagai berikut :
d. Bangunan Pengambilan :
Tipe pintu : pintu sorong
Debit renc: 0,301 m3/dt
Debit ren : 0,34 m3/dt
Lebar : 0,80 m (= lebar saluran primer)
Tinggi bu : 0,25 m
El. dasar : + 214,00 m
El. Dasar : + 213,00 m
e. Bangunan Pembilas/Penguras
Tipe pintu : pintu sorong
Debit rencana : 0,301 m3/dt
Lebar pintu :2x2m
Elevasi ambang : 213,00 m
Debit pem: 2 x 5,5 m /dt (pada muka air 2 m di atas mercu)
3
m
0.1
m )
m
0.1 )x Hd
218.34 m3/dt)
Tabel 6.1
Perhitungan Kedalaman Air di Atas Crest
hulu dipakai
ngkung Harrold) sebagai berikut :
Kemiringan
muka K n
pelimpah
Vertical 2 1.85
3:1 1.936 1.836
3:2 1.939 1.81
1:1 1.873 1.776
Xm Ym
0.25 -0.08
0.5 -0.28
0.75 -0.57
1 -0.97
1.25 -1.45
1.5 -2.01
1.75 -2.66
2 -3.38
2.25 -4.19
2.5 -5.07
2.75 -6.02
3 -7.05
m
m
m
300.7705 m
18.85253 m
dekati kedalaman air sebelum loncatan Y1dan D2
pemancar
h permukaan air bagian hilir (m)
1.378738
0.4 x 2.37
gerusan lokal
m
2.37 x 2x 1.6 + 2.37
9.81
m
jang kolam olakan) tidak aman terhadap gerusan lokal)
anjang hingga 18,00 m