Anda di halaman 1dari 122

1.1.

PENETAPAN LAY OUT AS BENDUNG


Diketahui elevasi dasar sungai di lokasi as bendung terpilih = + 503.103 m dpl
elevasi dasar intake terowongan = + 504.243 m dpl

Jadi beda tinggi antara dasar terowongan dengan dasar sungai


H1 = 504.243 503.103 =
Tinggi terowongan
ht = 1.8 m

1.2. PERENCANAAN MERCU BENDUNG


1.2.1. Tinggi Bendung Di Atas Dasar Sungai
Tinggi puncak lubang terowongan dari dasar sungai
H2 = 1.140 + 1.8 =
Rencana tinggi bendung
P = 2/3 x 2.940 =
Jadi tinggi bendung direncanakan
P = 2.0 m
Elevasi mercu bendung
= + 503.103 + 2.0 =

1.2.2. Lebar Efektif Mercu


Debit yang lewat diatas mercu bendung dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Q C Lef Hd 3 / 2
Dengan :
C = koefisien pelimpah (diambil 2.1 )
Lef = lebar efektif pelimpah (m)
Hd = tinggi tekan rencana diatas ambang pelimpah (termasuk tinggi tekan ke

Asumsi parameter desain :


a. Di lokasi rencana as bendung
Lebar total sungai = 31.3 m
elevasi dasar sungai = 503.103 m dpl
elevasi dasar terowongan = 504.243 m dpl

b. Lebar pintu penguras direncanakan


Lp = 1 m

c. Pilar dan abutmen direncanakan dengan tebal


T = 1 m

d. Kp = koefisien kontraksi pilar, untuk pilar persegi dan berujung bulat dengan
jari-jari 0.1 x tebal pilar,
0.1 x 1 =

Kp =
Ka = koefisien kontraksi abutmen hulu, untuk abutmen dengan
0,5 H1 > r > 0,15 H1 0.5 x
0.15 x

diambil maka

Lebar bersih mercu (L) ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

L = B n.T Lp (Lp = lebar penguras = direncanakan =

a. Lebar mercu bendung :


L = 31.3 - 1- 1=

b. Lebar efektif mercu (Lef)


Lef = L 1.(n.Kp + Ka).Hd
n = 2

Lef = 29.3 - 1 x( 2x
= 29.3 - 0.14 x Hd

1.2.3. Head Desain (Hd) di Atas Mercu

Persamaan lebar efektif disubstitusikan ke dalam persamaan debit di atas mercu :


Q = C.Lef.Hd3/2
Bila Qr = Q100 = 206.356 m3/dt (dari Analisis Hidrologi), maka

206.356 = 2.1 x ( 29.3 - 0.14 )x Hd 3/2

Hd dihitung dengan cara trial and error seperti tabel di bawah ini, diperoleh

Hd = 2.25 dengan Q = 206.7955 m3/dt > Q rencana (


Direncanakan kedalaman air di atas crest bendung : Hd = 2.25

1.2.4. Profil Mercu Bendung

Profil lengkung muka bendung durencanakan dengan kemiringan


3: 1
3 vertikal 1 horisontal
Tubuh bendung didesain kuat untuk menahan beban-beban statik dan dinamik aliran.

a. Profil Lengkung Muka Mercu.


Berdasarkan kreteria diatas maka untuk kemiringan mercu bendung sebelah hulu d
3: 1
maka diperoleh kriteria teknis profil muka sebagai berikut :

Gambar 6.2
Skema Penampang Mercu Bendung

X1 = 0,237. Hd = 0.237 x 2.25 = 0.533463 m


X2 = 0,139. Hd = 0.139 x 2.25 = 0.312875 m
R1 = 0,68 . Hd = 0.68 x 2.25 = 1.530612 m
R2 = 0,21 . Hd = 0.21 x 2.25 = 0.472689 m

b. Profil Lengkung Hilir Mercu.


Perhitungan bentuk profil melintang bendung tipe Ogee bagian hilir dari titik tertinggi mercu m
n
Y X
K
h0 h0
n
Y X
K
h0 h0
Dengan :
X : Y : koordinat profil mercu dari titik tertinggi mercu (m)
Ho : tinggi air tanpa tinggi kecepatandi atas mercu pelimpah (m)
K:n : parameter yang tergantung dari kemiringan muka pelimpah

Tabel 6.2
Harga K dan n Untuk Pelimpah Overflow

Dengan kemiringan ambang 3: 1

maka :
Dari tabel di atas, ditetapkan harga k = 1.936
n = 1.836

sehingga persamaan lengkung Harrold menjadi :


n
Y X
K ho=Hd = 2.25 m
h0 h0

n
X
Y K h0
h0

Y= - 1.936 x 2.25 x (X/ 2.25 )^


Y= -4.35774 x (X/ 2.25 )^

Maka persamaan lengkung diatas menjadi seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 6.3
Lengkung Hilir Mercu Bendung
Garis lengkung hilir dilanjutkan dengan garis kemiringan 1:
Koordinat titik kritis (titik potong) pada garis singgung 1:
maka dapat dihitung dengan deferensiasi persamaan lengkung Harrold di atas.

Y'= 1.836 x 4.357742 ( X/ 2.25 )^


= 8.000815 ( X/ 2.25 )^ 0.836
1= 4.060359 x X^ 0.836
X^ 0.836 = 0.246284
X = 0.187091 m

Y = -4.35774 x( 0.187091 / 2.25 )^


= -0.04527 m

1.3. PERENCANAAN HIDRAULIKA PEREDAM ENERGI (oktober minggu 1)


Peredam energi untuk Bendung Suplesi Babakan Bengkel direncanakan berupa rip-rap
atau pasangan batu kosong. Pemilihan tipe peredam energi ini dimaksudkan untuk penghem
dan juga tipe ini efektif untuk sungai dengan material dasar berupa bongkah batu yang cukup

1.3.1. Perhitungan Kolam Olak


Data teknis tersedia adalah : +
Elevasi dasar sungai El 503.103 m
Tinggi bendung P = 2.0 m
Kedalaman rencana di atas mercu, Hd = 2.25 m
Lebar sungai di hilir = 31 m

Jadi dapat ditentukan pula :

Elevasi lantai muka bendung, El. + 503.103 m


Elevasi mercu bendung, El. + 505.1 m
Elevasi muka air di depan bendung = 505.1 + 2.25 =
Elevasi dasar/lantai kolam olakan (direncanakan), El. +

Kecepatan air di kaki bendung :


V1 2 g Z 1 / 2.H 1

Diketahui : Z = El. M.A. Upstream El. Dsr. Peredam Energi


= 507.31 - 502
= 5.31 m
H1 = 2.25 m

V1 2 9,81 Z 1 / 2.H 1

V1 = 2x9,81 x ( 5.31 + 0.5 x 2.25 )


= 11.24011 m/dt

Kedalaman air di kaki bendung :

q V1 Y1 q = Q = 206.356 = 6.656645
Lef 31

Y1= q = 6.656645 = 0.592222 m


V1 11.24011

Kedalaman air loncatan :


Y2 1

Y1 2
1 8 Fr 1
2

V1
Fr
g Y1

Fr = 11.24011 / (9,81 x 0.592222 )


= 4.663302

Y2 = 1x (1+8 x 4.663302 ^2) -1


0.59222248 2

Y2 = 1/2 x 0.592222 (1+8 x 4.663302 ^2)

= 3.620749 m

V2 = Q = 206.356 = 1.838472
A2 31 x 3.620749

Elevasi muka air di kolam olakan : 502 + 3.620749 =


El. Mercu bendung = + 505.1 m > El. Muka air di kolam olakan
Jadi mercu bendung tidak tenggelam (submerged)

Panjang kolam olakan : Lj = 5 Y2 = 5x

Direncanakan : Lj = 18.10374 m
1.3.2. Pemilihan Tipe Peredam Energi
Dari perhitungan di atas, diperoleh :
a. Debit spesifik, q = 6.656645 m3/dt/m < 18.5
b. Kecepatan, V1 = 11.24011 < 18
c. Bilangan Froude, Fr1 = 4.663302 < 4.5

Jadi tipe peredam energi yang dipilih adalah Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV.

Gambar 6.3
Tipe Peredam Energi Stalling Bazin Tipe IV

1.3.3. Dimensi Bangunan Pembantu pada Peredam Energi


1). Gigi Pemencar Aliran

Gigi pemencar aliran dapat dibuat pada posisi masuknya aliran dari bangunan peluncur di hil
Bangunan ini berfungsi sebagai pembagi berkas aliran yang besar, kompak dan
terarah menjadi berkas aliran yang kecil, tidak kompak sehingga intensitas peredaman energ
Pada kolam olakan datar tipe II dan III tinggi dan lebar gigi pemencar aliran mendekati
sedangkan jarak gigi dan lebih jarang.

Tinggi gigi pemencar aliran : Y1 = 0.592222 m


Jarak antar gigi pemencar : D2 = 3.620749 m

2). Gigi Benturan dan Ambang Hilir


Gigi benturan dibangun pada dasar kolam olakan dengan posisi berbaris dan
berfungsi sebagai penghadang aliran serta mendeformir loncatan hidraulik
menjadi lebih pendek seperti pada kolam olakan tipe III. Dengan demikian gigi
benturan ini paling efektif mengurangi panjang kolam olakan.
Lebar dan jarak antara gigi benturan diambil 0,75 x tinggi gigi benturan. Lokasi
gigi benturan biasanya dibuat dengan jarak 0,8 x D2 ke hilir dari tumit gigi
pemencar aliran.
Ukuran tinggi gigi benturan dan ambang hilir ditetapkan dengan menggunakan
diagram gambar 6.7.
Tinggi gig: h4 = Y2 = 3.620749 m
Lebar dan: S1 = 0.75 x 3.620749 = 2.715562
Jarak pen: S2 = 0.8 x 3.620749 = 2.896599

Gambar 6.4
Grafik Untuk Tinggi Gigi Benturan dan Ambang Hilir

1.3.4. Kedalaman Gerusan Lokal


Gerusan lokal (scouring) dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti tinggi air
di atas mercu (H), serta kedalaman air kritis (Yc) di atas mercu, seperti pada
gambar di bawah ini.
a. Gerusan Lokal di Kaki Bendung
Kedalaman gerusan lokal terjadi di dua tempat yaitu pada kaki pelimpah dan
pada bagian hilir end silt. Adapun rumus yang dipakai untuk mengetahui
kedalaman gerusan lokal adalah :

q2
yc 3
g
Untuk 2 < H < 1.5 T = 3Yc + 0.1 H
Yc

0,5 < H < 2 T = 2.4Yc + 0.4 H


Yc
Dengan :
Yc = kedalaman air kritis di atas pelimpah (m)
q = debit persatuan lebar diatas pelimpah (m3/dt/m)
g = gaya gravitasi bumi (9,81 m/dt2)
H = tinggi air diatas mercu (m)
T = jarak dari titik kedalaman terhadap lubang gerusan ke arah perm

6 , 66 2
Yc 3 1,65 Yc= 3
9.81
=

H =
Yc
Maka kedalaman gerusan dari muka air :

T= 2.4 x
= 4.867631

Atau kedalaman gerusan dari dasar


T2 = 4.867631 -
= 1.246882
Untuk menjaga hubungan tetap stabil seandainya terjadi gerusa
di hilir kaki pelimpah maka panjang koperan dipakai
Panjang dari gerusan lokal dalah :
2P
L1 V1 2 g H H
g
Dengan :
L1 = panjang gerusan (m)
V1 = kecepatan di kaki pelimpah = 11.24011
H = tinggi air di atas pelimpah = 2.25
P = tinggi pelimpah = 2.0
2 2,0
L1 11,28 2 9,81 2,26 2,26 L1 = 11.24011 + 2x
9,81
= 17.69185 >

Artinya Kolam Olakan diperpanjang

a. Kedalaman Pasangan di Hilir Rip-rap


Kedalaman lubang gerusan lokal, yang dihitung dengan rumus empiris Lacey :

Q
R 0.47 3
f

Dengan :
R = kedalaman gerusan di bawah permukaan air banjir, m

Q = debit banjir ( 206.356 m3/dt


f = faktor lumpu Lacey
= 1.76 Dm

Dm = diameter nilai tengah untuk bahan riprap jelek (m)


Dengan : Dm = 0.4 m, maka :

f = 1.76 0.4
= 1.113122

R = 0.47 3 206.356
1.113122
= 2.679925 m

Tebal rip-rap direncanakan = 2.679925 m

1.4. LANTAI UDIK

Untuk mengghindari terjadinya erosi tubuh, salah satu alternatif penanganannya


adalah dengan memperpanjang jalur rembesan, antara lain dengan pembuatan
lantai udik. Untuk itu maka direncanakan lantai udik dari pasangan batu sepanjang
dengan ketebalan 0.5 m dan setiap jarak 4.5 m
di buat pasangan batu memanjang dan melintang.

1.5. TINGGI JAGAAN


Untuk memperoleh elevasi puncak dinding penahan dihitung dengan menambahkan
elevasi muka air dengan tinggi jagaan (Fb). Besarnya tinggi jagaan dihitung dengan
rumus :
Fb 0.6 0.037 V d 1 / 3

Dengan :
V = kecepatan aliran (m/dt)
d = kedalaman air di saluran (m)

a. Di Atas Mercu Bendung


Kecepatan aliran di atas mercu bendung :
Q=V.A
28.98487
V= Q = 206.356
A 28.98487 x 2.25
3.1629 m/dt

Kedalaman air di atas mercu adalah 2.25 m, maka


Fb = 0.6 + 0.037 x 3.162929 x 2.25 ^1/3
= 0.75337101 m

Jadi elevasi tanggul diatas mercu :

El. T.M = el. M.A + Fb


= 507.31 + 0.753371
= 508.07 m ditetapkan 508.07 m

a. Di ujung kolam olak


Diketahui :
Y2 = 3.6207 m
V2 = 2.25 m/dt

Fb= 0.6 0.037 x 1.84 x 3.620749


= 0.682099 m

Sehingga elevasi tanggul kolam olak adalah :

= El. M.A + Fb
505.6207 + 0.6821
= 506.3028 m ditetapkan 506.3028 m

Dari hasil perencanaan di atas, maka dapat disimpulkan dimensi bendung Rejasa sebagai berikut :

a. Debit rencana untuk perencanaan bendung yaitu :


Q100 = m3/dt 206.36
b. Dimensi Mercu Bendung (bendung pelimpah) :
Tipe : Ogee Overflow
Lebar efektif :m 28.98487
Kemiringan udik : 3 : 1
Head Desain m 2.25
Tinggi bendung : m 2.0
Elevasi mercu : m 505.1
Elevasi lantai hulu : + m 503.103
El. M. A r di hulu : +m 507.31
Jagaan di mercu : 0,80 m
El. tanggul mercu : m 508.07
c. Peredam Energi (Kolam Olakan) :
Tipe : Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV
Lebar efektif : 31,00 m 31
Tinggi air di kaki bendung : 0,60 m 0.592222
Tinggi air setelah loncatan : 2,96 m 3.620749
El. lantai dasar : + 502,00 m 502
El. m.a. di olakan : + 504,96 m 505.6207
Panjang 18.104
Tebal lantai : 2,00 m
Tebal rip-rap : 2,7 m 2.679925
Jagaan 0.7534
El. Tanggul 506.30285

d. Bangunan Pengambilan :
Tipe pintu : pintu sorong
Debit renc: 0,301 m /dt
3

Debit ren : 0,34 m3/dt


Lebar : 0,80 m (= lebar saluran primer)
Tinggi bu : 0,25 m
El. dasar : + 214,00 m
El. Dasar : + 213,00 m

e. Bangunan Pembilas/Penguras
Tipe pintu : pintu sorong
Debit rencana : 0,301 m3/dt
Lebar pintu :2x2m
Elevasi ambang : 213,00 m
Debit pem: 2 x 5,5 m3/dt (pada muka air 2 m di atas mercu)
1.140 m

2.940 m

1.960 m

505.1 m

unakan rumus :

masuk tinggi tekan kecepatan aliran pada saluran pengarah aliran)

0.10

0.02
H1 = 0.57
H1 = 0.2

Ka = 0.1

1 m )

29.3 m

0.02 + 0.1 )x Hd

tas mercu :

alisis Hidrologi), maka persamaan debit menjadi :

3/2

ah ini, diperoleh

m3/dt > Q rencana ( 206.356 m3/dt)

Tabel 6.1
Perhitungan Kedalaman Air di Atas Crest

coba Hd (m) C Lef m Q m3/dt Ket


1 2.1 29.16 61.236
1.1 2.1 29.146 70.6473445
1.2 2.1 29.132 80.4968125
1.3 2.1 29.118 90.765717
1.4 2.1 29.104 101.437577
1.5 2.1 29.09 112.497715
1.6 2.1 29.076 123.93295
1.7 2.1 29.062 135.731359
1.8 2.1 29.048 147.882087
1.9 2.1 29.034 160.375202
2 2.1 29.02 173.201563
2.1 2.1 29.006 186.352729
2.2 2.1 28.992 199.820865
2.25 2.1 28.984874 206.795515 206.356
2.3 2.1 28.978 213.598682
2.4 2.1 28.964 227.679368
2.5 2.1 28.95 242.056543
2.6 2.1 28.936 256.724216
2.1 0

dan dinamik aliran.

endung sebelah hulu dipakai

i titik tertinggi mercu menggunakan rumus (lengkung Harrold) sebagai berikut :


Kemiringan
muka K n
pelimpah
Vertical 2 1.85
3:1 1.936 1.836
3:2 1.939 1.81
1:1 1.873 1.776

1.836
1.836

di bawah ini.

Xm Ym
0.25 -0.08
0.5 -0.28
0.75 -0.58
1 -0.98
1.25 -1.48
1.5 -2.07
1.75 -2.75
2 -3.51
2.25 -4.35
2.5 -5.28
2.75 -6.29
3 -7.38

1
1
ng Harrold di atas.

0.836

1.836

an berupa rip-rap
udkan untuk penghematan biaya pelaksanaan
ngkah batu yang cukup besar.

507.31 m
502 m
m/dt2/m

-1

m/dt

505.620749 m
air di kolam olakan = 505.6207 m

3.62074888 = 18.10374 m
m3/dt/m
m/dt

Bazin) Tipe IV.

ngunan peluncur di hilir bendung.

itas peredaman energinya tinggi. ,


ncar aliran mendekati kedalaman air sebelum loncatan Y1dan D2
m
m
dari tumit gigi pemancar

3Yc + 0.1 H

2.4Yc + 0.4 H
gerusan ke arah permukaan air bagian hilir (m)

6.65664516 ^2
9.81
1.65302949 m

2.25 = 1.361682
1.65302949

1.65302949 + 0.4 x 2.25


m

an gerusan dari dasar kolam olakan :


3.62074888
m
ndainya terjadi gerusan lokal
2 m

m/dt
m
m

9.81 x 2.25 x 2x 2.0 + 2.25


9.81
18.1037444 m
(panjang kolam olakan) tidak aman terhadap gerusan lokal)
Olakan diperpanjang hingga 18,00 m
15 m
Q100
1.1. PENETAPAN LAY OUT AS BENDUNG
Diketahui elevasi dasar sungai di lokasi as bendung terpilih = + 296.3 m dpl
elevasi dasar intake terowongan = + 297.3 m dpl

Jadi beda tinggi antara dasar terowongan dengan dasar sungai


H1 = 297.3 296.3 =
Tinggi terowongan
ht = 1.6 m

1.2. PERENCANAAN MERCU BENDUNG


1.2.1. Tinggi Bendung Di Atas Dasar Sungai
Tinggi puncak lubang terowongan dari dasar sungai
H2 = 1.000 + 1.6 =
Rencana tinggi bendung
P = 2/3 x 2.600 =
Jadi tinggi bendung direncanakan
P = 1.8 m
Elevasi mercu bendung
= + 296.3 + 1.8 =

1.2.2. Lebar Efektif Mercu


Debit yang lewat diatas mercu bendung dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Q C Lef Hd 3 / 2
Dengan :
C = koefisien pelimpah (diambil 2.2 )
Lef = lebar efektif pelimpah (m)
Hd = tinggi tekan rencana diatas ambang pelimpah (termasuk tinggi tekan ke

Asumsi parameter desain :


a. Di lokasi rencana as bendung
Lebar total sungai = 31 m
elevasi dasar sungai = 296.3 m dpl
elevasi dasar terowongan = 297.3 m dpl

b. Lebar pintu penguras direncanakan


Lp = 0.8 m

c. Pilar dan abutmen direncanakan dengan tebal


T = 0.8 m

d. Kp = koefisien kontraksi pilar, untuk pilar persegi dan berujung bulat dengan
jari-jari 0.1 x tebal pilar,
0.1 x 0.8 =

Kp =
Ka = koefisien kontraksi abutmen hulu, untuk abutmen dengan
0,5 H1 > r > 0,15 H1 0.5 x
0.15 x

diambil maka

Lebar bersih mercu (L) ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

L = B n.T Lp (Lp = lebar penguras = direncanakan =

a. Lebar mercu bendung :


L = 31 - 0.8 - 0.8 =

b. Lebar efektif mercu (Lef)


Lef = L 1.(n.Kp + Ka).Hd
n = 1.81

Lef = 29.4 - 1 x( 1.81 x


= 29.4 - 0.1362 x Hd

1.2.3. Head Desain (Hd) di Atas Mercu

Persamaan lebar efektif disubstitusikan ke dalam persamaan debit di atas mercu :


Q = C.Lef.Hd3/2
Bila Qr = Q100 = 212.72 m3/dt (dari Analisis Hidrologi), maka

212.72 = 2.2 x ( 29.4 - 0.1362 )x Hd 3/2

Hd dihitung dengan cara trial and error seperti tabel di bawah ini, diperoleh

Hd = 2.21839 dengan Q = 212.7209 m3/dt > Q rencana (


Direncanakan kedalaman air di atas crest bendung : Hd = 2.21839

1.2.4. Profil Mercu Bendung

Profil lengkung muka bendung durencanakan dengan kemiringan


3: 2
3 vertikal 2 horisontal
Tubuh bendung didesain kuat untuk menahan beban-beban statik dan dinamik aliran.

a. Profil Lengkung Muka Mercu.


Berdasarkan kreteria diatas maka untuk kemiringan mercu bendung sebelah hulu d
3: 2
maka diperoleh kriteria teknis profil muka sebagai berikut :

Gambar 6.2
Skema Penampang Mercu Bendung

X1 = 0,237. Hd = 0.237 x 2.218390 = 0.525758 m


X2 = 0,139. Hd = 0.139 x 2.218390 = 0.308356 m
R1 = 0,68 . Hd = 0.68 x 2.218390 = 1.508505 m
R2 = 0,21 . Hd = 0.21 x 2.218390 = 0.465862 m

b. Profil Lengkung Hilir Mercu.


Perhitungan bentuk profil melintang bendung tipe Ogee bagian hilir dari titik tertinggi mercu m
n
Y X
K
h0 h0
n
Y X
K
h0 h0
Dengan :
X : Y : koordinat profil mercu dari titik tertinggi mercu (m)
Ho : tinggi air tanpa tinggi kecepatandi atas mercu pelimpah (m)
K:n : parameter yang tergantung dari kemiringan muka pelimpah

Tabel 6.2
Harga K dan n Untuk Pelimpah Overflow

Dengan kemiringan ambang 3: 2

maka :
Dari tabel di atas, ditetapkan harga k = 1.939
n = 1.81

sehingga persamaan lengkung Harrold menjadi :


n
Y X
K ho=Hd = 2.21839 m
h0 h0

n
X
Y K h0
h0

Y= - 1.939 x 2.218390 x (X/ 2.22 )^


Y= -4.30146 x (X/ 2.22 )^

Maka persamaan lengkung diatas menjadi seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 6.3
Lengkung Hilir Mercu Bendung
l
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
-1 -0.5-1.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
-8.00
-1.00
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
-8.00

Garis lengkung hilir dilanjutkan dengan garis kemiringan 1:


Koordinat titik kritis (titik potong) pada garis singgung 1:
maka dapat dihitung dengan deferensiasi persamaan lengkung Harrold di atas.

Y'= 1.81 x 4.301458 ( X/ 2.21839 )^


= 7.785639 ( X/ 2.21839 )^ 0.836
1= 3.999508 x X^ 0.836
X^ 0.836 = 0.250031
X = 0.190501 m

Y = -4.30146 x( 0.190501 / 2.21839 )^


= -0.05057 m

1.3. PERENCANAAN HIDRAULIKA PEREDAM ENERGI (oktober minggu 1)


Peredam energi untuk Bendung Suplesi Babakan Bengkel direncanakan berupa rip-rap
atau pasangan batu kosong. Pemilihan tipe peredam energi ini dimaksudkan untuk penghem
dan juga tipe ini efektif untuk sungai dengan material dasar berupa bongkah batu yang cukup

1.3.1. Perhitungan Kolam Olak


Data teknis tersedia adalah : +
Elevasi dasar sungai El 296.3 m
Tinggi bendung P = 1.8 m
Kedalaman rencana di atas mercu, Hd = 2.22 m
Lebar sungai di hilir = 31 m

Jadi dapat ditentukan pula :

Elevasi lantai muka bendung, El. + 296.3 m


Elevasi mercu bendung, El. + 298.1 m
Elevasi muka air di depan bendung = 298.1 + 2.21839 =
Elevasi dasar/lantai kolam olakan (direncanakan), El. +

Kecepatan air di kaki bendung :


V1 2 g Z 1 / 2.H 1

Diketahui : Z = El. M.A. Upstream El. Dsr. Peredam Energi


= 300.32 - 294
= 6.32 m
H1 = 2.218390 m

V1 2 9,81 Z 1 / 2.H 1

V1 = 2x9,81 x ( 6.32 + 0.5 x 2.22 )


= 12.07184 m/dt

Kedalaman air di kaki bendung :

q V1 Y1 q = Q = 212.72 = 6.861935
Lef 31

Y1= q = 6.861935 = 0.568425 m


V1 12.07184

Kedalaman air loncatan :


Y2 1

Y1 2
1 8 Fr 1
2

V1
Fr
g Y1

Fr = 12.07184 / (9,81 x 0.568425 )


= 5.112133

Y2 = 1x (1+8 x 5.112133 ^2) -1


0.56842519 2

Y2 = 1/2 x 0.568425 (1+8 x 5.112133 ^2)

= 3.835118 m

V2 = Q = 212.72 = 1.789237
A2 31 x 3.835118

Elevasi muka air di kolam olakan : 294 + 3.835118 =


El. Mercu bendung = + 298.1 m > El. Muka air di kolam olakan
Jadi mercu bendung tidak tenggelam (submerged)

Panjang kolam olakan : Lj = 5 Y2 = 5x

Direncanakan : Lj = 19.5 m
1.3.2. Pemilihan Tipe Peredam Energi
Dari perhitungan di atas, diperoleh :
a. Debit spesifik, q = 6.861935 m3/dt/m < 18.5
b. Kecepatan, V1 = 12.07184 < 18
c. Bilangan Froude, Fr1 = 5.112133 < 4.5

Jadi tipe peredam energi yang dipilih adalah Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV.

Gambar 6.3
Tipe Peredam Energi Stalling Bazin Tipe IV

1.3.3. Dimensi Bangunan Pembantu pada Peredam Energi


1). Gigi Pemencar Aliran

Gigi pemencar aliran dapat dibuat pada posisi masuknya aliran dari bangunan peluncur di hil
Bangunan ini berfungsi sebagai pembagi berkas aliran yang besar, kompak dan
terarah menjadi berkas aliran yang kecil, tidak kompak sehingga intensitas peredaman energ
Pada kolam olakan datar tipe II dan III tinggi dan lebar gigi pemencar aliran mendekati
sedangkan jarak gigi dan lebih jarang.

Tinggi gigi pemencar aliran : Y1 = 0.568425 m


Jarak antar gigi pemencar : D2 = 3.835118 m

2). Gigi Benturan dan Ambang Hilir


Gigi benturan dibangun pada dasar kolam olakan dengan posisi berbaris dan
berfungsi sebagai penghadang aliran serta mendeformir loncatan hidraulik
menjadi lebih pendek seperti pada kolam olakan tipe III. Dengan demikian gigi
benturan ini paling efektif mengurangi panjang kolam olakan.
Lebar dan jarak antara gigi benturan diambil 0,75 x tinggi gigi benturan. Lokasi
gigi benturan biasanya dibuat dengan jarak 0,8 x D2 ke hilir dari tumit gigi
pemencar aliran.
Ukuran tinggi gigi benturan dan ambang hilir ditetapkan dengan menggunakan
diagram gambar 6.7.
Tinggi gig: h4 = Y2 = 3.835118 m
Lebar dan: S1 = 0.75 x 3.835118 = 2.876338
Jarak pen: S2 = 0.8 x 3.835118 = 3.068094

Gambar 6.4
Grafik Untuk Tinggi Gigi Benturan dan Ambang Hilir

1.3.4. Kedalaman Gerusan Lokal


Gerusan lokal (scouring) dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti tinggi air
di atas mercu (H), serta kedalaman air kritis (Yc) di atas mercu, seperti pada
gambar di bawah ini.
a. Gerusan Lokal di Kaki Bendung
Kedalaman gerusan lokal terjadi di dua tempat yaitu pada kaki pelimpah dan
pada bagian hilir end silt. Adapun rumus yang dipakai untuk mengetahui
kedalaman gerusan lokal adalah :

q2
yc 3
g
Untuk 2 < H < 1.5 T = 3Yc + 0.1 H
Yc

0,5 < H < 2 T = 2.4Yc + 0.4 H


Yc
Dengan :
Yc = kedalaman air kritis di atas pelimpah (m)
q = debit persatuan lebar diatas pelimpah (m3/dt/m)
g = gaya gravitasi bumi (9,81 m/dt2)
H = tinggi air diatas mercu (m)
T = jarak dari titik kedalaman terhadap lubang gerusan ke arah perm

6 , 66 2
Yc 3 1,65 Yc= 3
9.81
=

H =
Yc
Maka kedalaman gerusan dari muka air :

T= 2.4 x
= 4.93578

Atau kedalaman gerusan dari dasar


T2 = 4.93578 -
= 1.100662
Untuk menjaga hubungan tetap stabil seandainya terjadi gerusa
di hilir kaki pelimpah maka panjang koperan dipakai
Panjang dari gerusan lokal dalah :
2P
L1 V1 2 g H H
g
Dengan :
L1 = panjang gerusan (m)
V1 = kecepatan di kaki pelimpah = 12.07184
H = tinggi air di atas pelimpah = 2.218390
P = tinggi pelimpah = 1.8
2 2,0
L1 11,28 2 9,81 2,26 2,26 L1 = 12.07184 + 2x
9,81
= 18.28678 <

Artinya Kolam Olakan diperpanjang

a. Kedalaman Pasangan di Hilir Rip-rap


Kedalaman lubang gerusan lokal, yang dihitung dengan rumus empiris Lacey :

Q
R 0.47 3
f

Dengan :
R = kedalaman gerusan di bawah permukaan air banjir, m

Q = debit banjir ( 212.72 m3/dt


f = faktor lumpu Lacey
= 1.76 Dm

Dm = diameter nilai tengah untuk bahan riprap jelek (m)


Dengan : Dm = 0.4 m, maka :

f = 1.76 0.4
= 1.113122

R = 0.47 3 212.72
1.113122
= 2.707196 m

Tebal rip-rap direncanakan = 2.707196 m

1.4. LANTAI UDIK

Untuk mengghindari terjadinya erosi tubuh, salah satu alternatif penanganannya


adalah dengan memperpanjang jalur rembesan, antara lain dengan pembuatan
lantai udik. Untuk itu maka direncanakan lantai udik dari pasangan batu sepanjang
dengan ketebalan 0.5 m dan setiap jarak 4.5 m
di buat pasangan batu memanjang dan melintang.

1.5. TINGGI JAGAAN


Untuk memperoleh elevasi puncak dinding penahan dihitung dengan menambahkan
elevasi muka air dengan tinggi jagaan (Fb). Besarnya tinggi jagaan dihitung dengan
rumus :
Fb 0.6 0.037 V d 1 / 3

Dengan :
V = kecepatan aliran (m/dt)
d = kedalaman air di saluran (m)

a. Di Atas Mercu Bendung


Kecepatan aliran di atas mercu bendung :
Q=V.A
29.09786
V= Q = 212.72
A 29.09786 x 2.22
3.2954 m/dt

Kedalaman air di atas mercu adalah 2.22 m, maka


Fb = 0.6 + 0.037 x 3.29541 x 2.22 ^1/3
= 0.75902197 m

Jadi elevasi tanggul diatas mercu :

El. T.M = el. M.A + Fb


= 300.32 + 0.759022
= 301.08 m ditetapkan 301.08 m

a. Di ujung kolam olak


Diketahui :
Y2 = 3.8351 m
V2 = 2.22 m/dt

Fb= 0.6 0.037 x 1.79 x 3.835118


= 0.684631 m

Sehingga elevasi tanggul kolam olak adalah :

= El. M.A + Fb
297.8351 + 0.6846
= 298.5197 m ditetapkan 298.5197 m

Dari hasil perencanaan di atas, maka dapat disimpulkan dimensi bendung Rejasa sebagai berikut :

a. Debit rencana untuk perencanaan bendung yaitu :


Q100 = m3/dt 212.72
b. Dimensi Mercu Bendung (bendung pelimpah) :
Tipe : Ogee Overflow
Lebar efektif :m 29.09786
Kemiringan udik : 3 : 2
Head Desain m 2.22
Tinggi bendung : m 1.8
Elevasi mercu : m 298.1
Elevasi lantai hulu : + m 296.3
El. M. A r di hulu : +m 300.32
Jagaan di mercu : 0,80 m
El. tanggul mercu : m 301.08
c. Peredam Energi (Kolam Olakan) :
Tipe : Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV
Lebar efektif : 31,00 m 31
Tinggi air di kaki bendung : 0,60 m 0.568425
Tinggi air setelah loncatan : 2,96 m 3.835118
El. lantai dasar : + 502,00 m 294
El. m.a. di olakan : + 504,96 m 297.8351
Panjang 19.5
Tebal lantai : 2,00 m
Tebal rip-rap : 2,7 m 2.707196
Jagaan 0.759
El. Tanggul 298.51975

d. Bangunan Pengambilan :
Tipe pintu : pintu sorong
Debit renc: 0,301 m /dt
3

Debit ren : 0,34 m3/dt


Lebar : 0,80 m (= lebar saluran primer)
Tinggi bu : 0,25 m
El. dasar : + 214,00 m
El. Dasar : + 213,00 m

e. Bangunan Pembilas/Penguras
Tipe pintu : pintu sorong
Debit rencana : 0,301 m3/dt
Lebar pintu :2x2m
Elevasi ambang : 213,00 m
Debit pem: 2 x 5,5 m3/dt (pada muka air 2 m di atas mercu)
1.000 m

2.600 m

1.733 m

298.1 m

unakan rumus :

masuk tinggi tekan kecepatan aliran pada saluran pengarah aliran)

0.08

0.02
H1 = 0.5
H1 = 0.2

Ka = 0.1

0.8 m )

29.4 m

0.02 + 0.1 )x Hd

tas mercu :

alisis Hidrologi), maka persamaan debit menjadi :

3/2

ah ini, diperoleh

m3/dt > Q rencana ( 212.72 m3/dt)

Tabel 6.1
Perhitungan Kedalaman Air di Atas Crest

coba Hd (m) C Lef m Q m3/dt Ket


1 2.2 29.2638 64.38036
1.1 2.2 29.25018 74.2749603
1.2 2.2 29.23656 84.630181
1.3 2.2 29.22294 95.4263756
1.4 2.2 29.20932 106.646217
1.5 2.2 29.1957 118.274274
1.6 2.2 29.18208 130.296687
1.7 2.2 29.16846 142.700923
1.8 2.2 29.15484 155.47557
1.9 2.2 29.14122 168.610184
2 2.2 29.1276 182.095157
2.1 2.2 29.11398 195.921611
2.2 2.2 29.10036 210.081313
2.21839 2.2 29.09785528 212.720943 212.72
2.3 2.2 29.08674 224.566595
2.4 2.2 29.07312 239.3703
2.5 2.2 29.0595 254.485718
2.6 2.2 29.04588 269.906549
2.2 0

dan dinamik aliran.

endung sebelah hulu dipakai

i titik tertinggi mercu menggunakan rumus (lengkung Harrold) sebagai berikut :


Kemiringan
muka K n
pelimpah
Vertical 2 1.85
3:1 1.936 1.836
3:2 1.939 1.81
1:1 1.873 1.776

1.81
1.81

di bawah ini.

l
Xm Ym
0.25 -0.08
0.5 -0.29
0.75 -0.60
1 -1.02
1.25 -1.52
1.5 2 2.5 3 3.5 l
1.5 -2.12
1.75 -2.80
2 -3.57
2.25 -4.41
2.5 -5.34
2.75 -6.35
3 -7.43

1
1
ng Harrold di atas.

0.836

1.81

an berupa rip-rap
udkan untuk penghematan biaya pelaksanaan
ngkah batu yang cukup besar.

300.32 m
294 m
m/dt2/m

-1

m/dt

297.835118 m
air di kolam olakan = 297.8351 m

3.83511774 = 19.17559 m
m3/dt/m
m/dt

Bazin) Tipe IV.

ngunan peluncur di hilir bendung.

itas peredaman energinya tinggi. ,


ncar aliran mendekati kedalaman air sebelum loncatan Y1dan D2
m
m
dari tumit gigi pemancar

3Yc + 0.1 H

2.4Yc + 0.4 H
gerusan ke arah permukaan air bagian hilir (m)

6.86193548 ^2
9.81
1.68684334 m

2.22 = 1.315113
1.68684334

1.68684334 + 0.4 x 2.22


m

an gerusan dari dasar kolam olakan :


3.83511774
m
ndainya terjadi gerusan lokal
2 m

m/dt
m
m

9.81 x 2.22 x 2x 1.8 + 2.21839


9.81
19.5 m
(panjang kolam olakan) aman terhadap gerusan lokal)
Olakan diperpanjang ditetakan m 19.5
15 m
Q100
1.1. PENETAPAN LAY OUT AS BENDUNG
Diketahui elevasi dasar sungai di lokasi as bendung terpilih = + 214.3 m dpl
elevasi dasar intake terowongan = + 215.1 m dpl

Jadi beda tinggi antara dasar terowongan dengan dasar sungai


H1 = 215.1 214.3 =
Tinggi terowongan
ht = 1.8 m

1.2. PERENCANAAN MERCU BENDUNG


1.2.1. Tinggi Bendung Di Atas Dasar Sungai
Tinggi puncak lubang terowongan dari dasar sungai
H2 = 0.800 + 1.8 =
Rencana tinggi bendung
P = 2/3 x 2.600 =
Jadi tinggi bendung direncanakan
P = 1.8 m
Elevasi mercu bendung
= + 214.3 + 1.8 =

1.2.2. Lebar Efektif Mercu


Debit yang lewat diatas mercu bendung dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Q C Lef Hd 3 / 2
Dengan :
C = koefisien pelimpah (diambil 2)
Lef = lebar efektif pelimpah (m)
Hd = tinggi tekan rencana diatas ambang pelimpah (termasuk tinggi tekan ke

Asumsi parameter desain :


a. Di lokasi rencana as bendung
Lebar total sungai = 31 m
elevasi dasar sungai = 214.3 m dpl
elevasi dasar terowongan = 215.1 m dpl

b. Lebar pintu penguras direncanakan


Lp = 0.9 m

c. Pilar dan abutmen direncanakan dengan tebal


T = 0.8 m

d. Kp = koefisien kontraksi pilar, untuk pilar persegi dan berujung bulat dengan
jari-jari 0.1 x tebal pilar,
0.1 x 0.8 =

Kp =
Ka = koefisien kontraksi abutmen hulu, untuk abutmen dengan
0,5 H1 > r > 0,15 H1 0.5 x
0.15 x

diambil maka

Lebar bersih mercu (L) ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

L = B n.T Lp (Lp = lebar penguras = direncanakan =

a. Lebar mercu bendung :


L = 31 - 0.8 - 0.9 =

b. Lebar efektif mercu (Lef)


Lef = L 1.(n.Kp + Ka).Hd
n = 1.776

Lef = 29.3 - 1 x( 1.776 x


= 29.3 - 0.13552 x Hd

1.2.3. Head Desain (Hd) di Atas Mercu

Persamaan lebar efektif disubstitusikan ke dalam persamaan debit di atas mercu :


Q = C.Lef.Hd3/2
Bila Qr = Q100 = 215.45 m3/dt (dari Analisis Hidrologi), maka

215.45 = 2x ( 29.3 - 0.13552 )x Hd 3/2

Hd dihitung dengan cara trial and error seperti tabel di bawah ini, diperoleh

Hd = 2.38952 dengan Q = 215.4519 m3/dt > Q rencana (


Direncanakan kedalaman air di atas crest bendung : Hd = 2.38952

1.2.4. Profil Mercu Bendung

Profil lengkung muka bendung durencanakan dengan kemiringan


1: 1
1 vertikal 1 horisontal
Tubuh bendung didesain kuat untuk menahan beban-beban statik dan dinamik aliran.

a. Profil Lengkung Muka Mercu.


Berdasarkan kreteria diatas maka untuk kemiringan mercu bendung sebelah hulu d
1: 1
maka diperoleh kriteria teknis profil muka sebagai berikut :

Gambar 6.2
Skema Penampang Mercu Bendung

X1 = 0,237. Hd = 0.237 x 2.389520 = 0.566316 m


X2 = 0,139. Hd = 0.139 x 2.389520 = 0.332143 m
R1 = 0,68 . Hd = 0.68 x 2.389520 = 1.624874 m
R2 = 0,21 . Hd = 0.21 x 2.389520 = 0.501799 m

b. Profil Lengkung Hilir Mercu.


Perhitungan bentuk profil melintang bendung tipe Ogee bagian hilir dari titik tertinggi mercu m
n
Y X
K
h0 h0
n
Y X
K
h0 h0
Dengan :
X : Y : koordinat profil mercu dari titik tertinggi mercu (m)
Ho : tinggi air tanpa tinggi kecepatandi atas mercu pelimpah (m)
K:n : parameter yang tergantung dari kemiringan muka pelimpah

Tabel 6.2
Harga K dan n Untuk Pelimpah Overflow

Dengan kemiringan ambang 1: 1

maka :
Dari tabel di atas, ditetapkan harga k = 1.873
n = 1.776

sehingga persamaan lengkung Harrold menjadi :


n
Y X
K ho=Hd = 2.38952 m
h0 h0

n
X
Y K h0
h0

Y= - 1.873 x 2.389520 x (X/ 2.39 )^


Y= -4.47557 x (X/ 2.39 )^

Maka persamaan lengkung diatas menjadi seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 6.3
Lengkung Hilir Mercu Bendung
l
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
-1 -0.5-1.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
0.00
-1 -0.5-1.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
-8.00

Garis lengkung hilir dilanjutkan dengan garis kemiringan 1:


Koordinat titik kritis (titik potong) pada garis singgung 1:
maka dapat dihitung dengan deferensiasi persamaan lengkung Harrold di atas.

Y'= 1.776 x 4.475571 ( X/ 2.38952 )^


= 7.948614 ( X/ 2.38952 )^ 0.836
1= 3.837282 x X^ 0.836
X^ 0.836 = 0.260601
X = 0.200174 m

Y = -4.47557 x( 0.200174 / 2.38952 )^


= -0.05474 m

1.3. PERENCANAAN HIDRAULIKA PEREDAM ENERGI (oktober minggu 1)


Peredam energi untuk Bendung Suplesi Babakan Bengkel direncanakan berupa rip-rap
atau pasangan batu kosong. Pemilihan tipe peredam energi ini dimaksudkan untuk penghem
dan juga tipe ini efektif untuk sungai dengan material dasar berupa bongkah batu yang cukup

1.3.1. Perhitungan Kolam Olak


Data teknis tersedia adalah : +
Elevasi dasar sungai El 214.3 m
Tinggi bendung P = 1.8 m
Kedalaman rencana di atas mercu, Hd = 2.39 m
Lebar sungai di hilir = 31 m

Jadi dapat ditentukan pula :

Elevasi lantai muka bendung, El. + 214.3 m


Elevasi mercu bendung, El. + 216.1 m
Elevasi muka air di depan bendung = 216.1 + 2.38952 =
Elevasi dasar/lantai kolam olakan (direncanakan), El. +

Kecepatan air di kaki bendung :


V1 2 g Z 1 / 2.H 1

Diketahui : Z = El. M.A. Upstream El. Dsr. Peredam Energi


= 218.49 - 213
= 5.49 m
H1 = 2.389520 m

V1 2 9,81 Z 1 / 2.H 1

V1 = 2x9,81 x ( 5.49 + 0.5 x 2.39 )


= 11.45188 m/dt

Kedalaman air di kaki bendung :

q V1 Y1 q = Q = 215.45 = 6.95
Lef 31

Y1= q = 6.95 = 0.606887 m


V1 11.45188

Kedalaman air loncatan :


Y2 1

Y1 2
1 8 Fr 1
2

V1
Fr
g Y1

Fr = 11.45188 / (9,81 x 0.606887 )


= 4.693408

Y2 = 1x (1+8 x 4.693408 ^2) -1


0.60688721 2

Y2 = 1/2 x 0.606887 (1+8 x 4.693408 ^2)

= 3.736172 m

V2 = Q = 215.45 = 1.860193
A2 31 x 3.736172

Elevasi muka air di kolam olakan : 213 + 3.736172 =


El. Mercu bendung = + 216.1 m > El. Muka air di kolam olakan
Jadi mercu bendung tidak tenggelam (submerged)

Panjang kolam olakan : Lj = 5 Y2 = 5x

Direncanakan : Lj = 18.68086 m
1.3.2. Pemilihan Tipe Peredam Energi
Dari perhitungan di atas, diperoleh :
a. Debit spesifik, q = 6.95 m3/dt/m < 18.5
b. Kecepatan, V1 = 11.45188 < 18
c. Bilangan Froude, Fr1 = 4.693408 < 4.5

Jadi tipe peredam energi yang dipilih adalah Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV.

Gambar 6.3
Tipe Peredam Energi Stalling Bazin Tipe IV

1.3.3. Dimensi Bangunan Pembantu pada Peredam Energi


1). Gigi Pemencar Aliran

Gigi pemencar aliran dapat dibuat pada posisi masuknya aliran dari bangunan peluncur di hil
Bangunan ini berfungsi sebagai pembagi berkas aliran yang besar, kompak dan
terarah menjadi berkas aliran yang kecil, tidak kompak sehingga intensitas peredaman energ
Pada kolam olakan datar tipe II dan III tinggi dan lebar gigi pemencar aliran mendekati
sedangkan jarak gigi dan lebih jarang.

Tinggi gigi pemencar aliran : Y1 = 0.606887 m


Jarak antar gigi pemencar : D2 = 3.736172 m

2). Gigi Benturan dan Ambang Hilir


Gigi benturan dibangun pada dasar kolam olakan dengan posisi berbaris dan
berfungsi sebagai penghadang aliran serta mendeformir loncatan hidraulik
menjadi lebih pendek seperti pada kolam olakan tipe III. Dengan demikian gigi
benturan ini paling efektif mengurangi panjang kolam olakan.
Lebar dan jarak antara gigi benturan diambil 0,75 x tinggi gigi benturan. Lokasi
gigi benturan biasanya dibuat dengan jarak 0,8 x D2 ke hilir dari tumit gigi
pemencar aliran.
Ukuran tinggi gigi benturan dan ambang hilir ditetapkan dengan menggunakan
diagram gambar 6.7.
Tinggi gig: h4 = Y2 = 3.736172 m
Lebar dan: S1 = 0.75 x 3.736172 = 2.802129
Jarak pen: S2 = 0.8 x 3.736172 = 2.988938

Gambar 6.4
Grafik Untuk Tinggi Gigi Benturan dan Ambang Hilir

1.3.4. Kedalaman Gerusan Lokal


Gerusan lokal (scouring) dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti tinggi air
di atas mercu (H), serta kedalaman air kritis (Yc) di atas mercu, seperti pada
gambar di bawah ini.
a. Gerusan Lokal di Kaki Bendung
Kedalaman gerusan lokal terjadi di dua tempat yaitu pada kaki pelimpah dan
pada bagian hilir end silt. Adapun rumus yang dipakai untuk mengetahui
kedalaman gerusan lokal adalah :

q2
yc 3
g
Untuk 2 < H < 1.5 T = 3Yc + 0.1 H
Yc

0,5 < H < 2 T = 2.4Yc + 0.4 H


Yc
H
Yc
Dengan :
Yc = kedalaman air kritis di atas pelimpah (m)
q = debit persatuan lebar diatas pelimpah (m3/dt/m)
g = gaya gravitasi bumi (9,81 m/dt2)
H = tinggi air diatas mercu (m)
T = jarak dari titik kedalaman terhadap lubang gerusan ke arah perm

6 , 66 2
Yc 3 1,65 Yc= 3
9.81
=

H =
Yc
Maka kedalaman gerusan dari muka air :

T= 2.4 x
= 5.038796

Atau kedalaman gerusan dari dasar


T2 = 5.038796 -
= 1.302624
Untuk menjaga hubungan tetap stabil seandainya terjadi gerusa
di hilir kaki pelimpah maka panjang koperan dipakai
Panjang dari gerusan lokal dalah :
2P
L1 V1 2 g H H
g
Dengan :
L1 = panjang gerusan (m)
V1 = kecepatan di kaki pelimpah = 11.45188
H = tinggi air di atas pelimpah = 2.389520
P = tinggi pelimpah = 1.8
2 2,0
L1 11,28 2 9,81 2,26 2,26 L1 = 11.45188 + 2x
9,81
= 17.98924 <

Artinya Kolam Olakan diperpanjang

a. Kedalaman Pasangan di Hilir Rip-rap


Kedalaman lubang gerusan lokal, yang dihitung dengan rumus empiris Lacey :

Q
R 0.47 3
f
Dengan :
R = kedalaman gerusan di bawah permukaan air banjir, m

Q = debit banjir ( 215.45 m3/dt


f = faktor lumpu Lacey
= 1.76 Dm

Dm = diameter nilai tengah untuk bahan riprap jelek (m)


Dengan : Dm = 0.4 m, maka :

f = 1.76 0.4
= 1.113122

R = 0.47 3 215.45
1.113122
= 2.718728 m

Tebal rip-rap direncanakan = 2.718728 m

1.4. LANTAI UDIK

Untuk mengghindari terjadinya erosi tubuh, salah satu alternatif penanganannya


adalah dengan memperpanjang jalur rembesan, antara lain dengan pembuatan
lantai udik. Untuk itu maka direncanakan lantai udik dari pasangan batu sepanjang
dengan ketebalan 0.5 m dan setiap jarak 4.5 m
di buat pasangan batu memanjang dan melintang.

1.5. TINGGI JAGAAN


Untuk memperoleh elevasi puncak dinding penahan dihitung dengan menambahkan
elevasi muka air dengan tinggi jagaan (Fb). Besarnya tinggi jagaan dihitung dengan
rumus :
Fb 0.6 0.037 V d 1 / 3

Dengan :
V = kecepatan aliran (m/dt)
d = kedalaman air di saluran (m)

a. Di Atas Mercu Bendung


Kecepatan aliran di atas mercu bendung :
Q=V.A
28.97617
V= Q = 215.45
A 28.97617 x 2.39
3.1117 m/dt

Kedalaman air di atas mercu adalah 2.39 m, maka


Fb = 0.6 + 0.037 x 3.111679 x 2.39 ^1/3
= 0.75392179 m

Jadi elevasi tanggul diatas mercu :

El. T.M = el. M.A + Fb


= 218.49 + 0.753922
= 219.24 m ditetapkan 219.24 m

a. Di ujung kolam olak


Diketahui :
Y2 = 3.7362 m
V2 = 2.39 m/dt

Fb= 0.6 0.037 x 1.86 x 3.736172


= 0.685717 m

Sehingga elevasi tanggul kolam olak adalah :

= El. M.A + Fb
216.7362 + 0.6857
= 217.4219 m ditetapkan 217.4219 m

Dari hasil perencanaan di atas, maka dapat disimpulkan dimensi bendung Rejasa sebagai berikut :

a. Debit rencana untuk perencanaan bendung yaitu :


Q100 = m3/dt 215.45
b. Dimensi Mercu Bendung (bendung pelimpah) :
Tipe : Ogee Overflow
Lebar efektif :m 28.97617
Kemiringan udik 1:01
Head Desain m 2.39
Tinggi bendung : m 1.8
Elevasi mercu : m 216.1
Elevasi lantai hulu : + m 214.3
El. M. A r di hulu : +m 218.49
Jagaan di mercu : 0,80 m
El. tanggul mercu : m 219.24
c. Peredam Energi (Kolam Olakan) :
Tipe : Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV
Lebar efektif : 31,00 m 31
Tinggi air di kaki bendung : 0,60 m 0.606887
Tinggi air setelah loncatan : 2,96 m 3.736172
El. lantai dasar : + 502,00 m 213
El. m.a. di olakan : + 504,96 m 216.7362
Panjang 18.681
Tebal lantai : 2,00 m
Tebal rip-rap : 2,7 m 2.718728
Jagaan 0.7539
El. Tanggul 217.42189

d. Bangunan Pengambilan :
Tipe pintu : pintu sorong
Debit renc: 0,301 m /dt
3

Debit ren : 0,34 m3/dt


Lebar : 0,80 m (= lebar saluran primer)
Tinggi bu : 0,25 m
El. dasar : + 214,00 m
El. Dasar : + 213,00 m

e. Bangunan Pembilas/Penguras
Tipe pintu : pintu sorong
Debit rencana : 0,301 m3/dt
Lebar pintu :2x2m
Elevasi ambang : 213,00 m
Debit pem: 2 x 5,5 m3/dt (pada muka air 2 m di atas mercu)
0.800 m

2.600 m

1.733 m

216.1 m

unakan rumus :

masuk tinggi tekan kecepatan aliran pada saluran pengarah aliran)

0.08

0.02
H1 = 0.4
H1 = 0.1

Ka = 0.1

0.9 m )

29.3 m

0.02 + 0.1 )x Hd

tas mercu :

alisis Hidrologi), maka persamaan debit menjadi :

3/2

ah ini, diperoleh

m3/dt > Q rencana ( 215.45 m3/dt)

Tabel 6.1
Perhitungan Kedalaman Air di Atas Crest

coba Hd (m) C Lef m Q m3/dt Ket


1 2 29.16448 58.32896
1.1 2 29.150928 67.2935223
1.2 2 29.137376 76.6754092
1.3 2 29.123824 86.4568208
1.4 2 29.110272 96.6220587
1.5 2 29.09672 107.157142
1.6 2 29.083168 118.049515
1.7 2 29.069616 129.287821
1.8 2 29.056064 140.861721
1.9 2 29.042512 152.761753
2 2 29.02896 164.979213
2.1 2 29.015408 177.506056
2.2 2 29.001856 190.334824
2.2 2 28.99936379 192.726343
2.3 2 28.988304 203.45857
2.38952 2 28.97617225 215.451855 215.45
2.4 2 28.974752 216.870807
2.5 2 28.9612 230.565459
2.6 2 28.947648 244.536817
2 0

dan dinamik aliran.

endung sebelah hulu dipakai

i titik tertinggi mercu menggunakan rumus (lengkung Harrold) sebagai berikut :


Kemiringan
muka K n
pelimpah
Vertical 2 1.85
3:1 1.936 1.836
3:2 1.939 1.81
1:1 1.873 1.776

1.776
1.776

di bawah ini.

l
Xm Ym
0.25 -0.08
0.5 -0.28
0.75 -0.57
1 -0.95
1.25 -1.42
1.5 2 2.5 3 3.5 l
1.5 -1.96
1.75 -2.57
2 -3.26
1.5 2 2.5 3 3.5 l

2.25 -4.02
2.5 -4.85
2.75 -5.74
3 -6.70

1
1
ng Harrold di atas.

0.836

1.776

an berupa rip-rap
udkan untuk penghematan biaya pelaksanaan
ngkah batu yang cukup besar.

218.49 m
213 m
m/dt2/m

-1

m/dt

216.736172 m
air di kolam olakan = 216.7362 m

3.736172 = 18.68086 m
m3/dt/m
m/dt

Bazin) Tipe IV.

ngunan peluncur di hilir bendung.

itas peredaman energinya tinggi. ,


ncar aliran mendekati kedalaman air sebelum loncatan Y1dan D2
m
m
dari tumit gigi pemancar

3Yc + 0.1 H

2.4Yc + 0.4 H
gerusan ke arah permukaan air bagian hilir (m)

6.95 ^2
9.81
1.70124502 m

2.39 = 1.404571
1.70124502

1.70124502 + 0.4 x 2.39


m

an gerusan dari dasar kolam olakan :


3.736172
m
ndainya terjadi gerusan lokal
2 m

m/dt
m
m

9.81 x 2.39 x 2x 1.8 + 2.38952


9.81
18.68086 m
(panjang kolam olakan) aman terhadap gerusan lokal)
Olakan diperpanjang ditetakan m 18.68086
15 m
Q100
1.1. PENETAPAN LAY OUT AS BENDUNG
Diketahui elevasi dasar sungai di lokasi as bendung terpilih = + 245.6 m dpl
elevasi dasar intake terowongan = + 246.5 m dpl

Jadi beda tinggi antara dasar terowongan dengan dasar sungai


H1 = 246.5 245.6 =
Tinggi terowongan
ht = 1.6 m

1.2. PERENCANAAN MERCU BENDUNG


1.2.1. Tinggi Bendung Di Atas Dasar Sungai
Tinggi puncak lubang terowongan dari dasar sungai
H2 = 0.900 + 1.6 =
Rencana tinggi bendung
P = 2/3 x 2.500 =
Jadi tinggi bendung direncanakan
P = 1.8 m
Elevasi mercu bendung
= + 245.6 + 1.8 =

1.2.2. Lebar Efektif Mercu


Debit yang lewat diatas mercu bendung dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Q C Lef Hd 3 / 2
Dengan :
C = koefisien pelimpah (diambil 2)
Lef = lebar efektif pelimpah (m)
Hd = tinggi tekan rencana diatas ambang pelimpah (termasuk tinggi tekan ke

Asumsi parameter desain :


a. Di lokasi rencana as bendung
Lebar total sungai = 29.8 m
elevasi dasar sungai = 245.6 m dpl
elevasi dasar terowongan = 246.5 m dpl

b. Lebar pintu penguras direncanakan


Lp = 0.8 m

c. Pilar dan abutmen direncanakan dengan tebal


T = 0.8 m

d. Kp = koefisien kontraksi pilar, untuk pilar persegi dan berujung bulat dengan
jari-jari 0.1 x tebal pilar,
0.1 x 0.8 =

Kp =
Ka = koefisien kontraksi abutmen hulu, untuk abutmen dengan
0,5 H1 > r > 0,15 H1 0.5 x
0.15 x

diambil maka

Lebar bersih mercu (L) ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

L = B n.T Lp (Lp = lebar penguras = direncanakan =

a. Lebar mercu bendung :


L = 29.8 - 0.8 - 0.8 =

b. Lebar efektif mercu (Lef)


Lef = L 1.(n.Kp + Ka).Hd
n = 1.81

Lef = 28.2 - 1 x( 1.81 x


= 28.2 - 0.1362 x Hd

1.2.3. Head Desain (Hd) di Atas Mercu

Persamaan lebar efektif disubstitusikan ke dalam persamaan debit di atas mercu :


Q = C.Lef.Hd3/2
Bila Qr = Q100 = 205.25 m3/dt (dari Analisis Hidrologi), maka

205.25 = 2x ( 28.2 - 0.1362 )x Hd 3/2

Hd dihitung dengan cara trial and error seperti tabel di bawah ini, diperoleh

Hd = 2.37360 dengan Q = 205.2522 m3/dt > Q rencana (


Direncanakan kedalaman air di atas crest bendung : Hd = 2.37360

1.2.4. Profil Mercu Bendung

Profil lengkung muka bendung durencanakan dengan kemiringan


3: 2
3 vertikal 2 horisontal
Tubuh bendung didesain kuat untuk menahan beban-beban statik dan dinamik aliran.

a. Profil Lengkung Muka Mercu.


Berdasarkan kreteria diatas maka untuk kemiringan mercu bendung sebelah hulu d
3: 2
maka diperoleh kriteria teknis profil muka sebagai berikut :

Gambar 6.2
Skema Penampang Mercu Bendung

X1 = 0,237. Hd = 0.237 x 2.373600 = 0.562543 m


X2 = 0,139. Hd = 0.139 x 2.373600 = 0.32993 m
R1 = 0,68 . Hd = 0.68 x 2.373600 = 1.614048 m
R2 = 0,21 . Hd = 0.21 x 2.373600 = 0.498456 m

b. Profil Lengkung Hilir Mercu.


Perhitungan bentuk profil melintang bendung tipe Ogee bagian hilir dari titik tertinggi mercu m
n
Y X
K
h0 h0
n
Y X
K
h0 h0
Dengan :
X : Y : koordinat profil mercu dari titik tertinggi mercu (m)
Ho : tinggi air tanpa tinggi kecepatandi atas mercu pelimpah (m)
K:n : parameter yang tergantung dari kemiringan muka pelimpah

Tabel 6.2
Harga K dan n Untuk Pelimpah Overflow

Dengan kemiringan ambang 3: 2

maka :
Dari tabel di atas, ditetapkan harga k = 1.939
n = 1.81

sehingga persamaan lengkung Harrold menjadi :


n
Y X
K ho=Hd = 2.37360 m
h0 h0

n
X
Y K h0
h0

Y= - 1.939 x 2.373600 x (X/ 2.37 )^


Y= -4.60241 x (X/ 2.37 )^

Maka persamaan lengkung diatas menjadi seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 6.3
Lengkung Hilir Mercu Bendung
l
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
-1 -0.5-1.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
0.00
-1 -0.5-1.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
-8.00

Garis lengkung hilir dilanjutkan dengan garis kemiringan 1:


Koordinat titik kritis (titik potong) pada garis singgung 1:
maka dapat dihitung dengan deferensiasi persamaan lengkung Harrold di atas.

Y'= 1.81 x 4.60241 ( X/ 2.37360 )^


= 8.330363 ( X/ 2.37360 )^ 0.836
1= 4.044112 x X^ 0.836
X^ 0.836 = 0.247273
X = 0.18799 m

Y = -4.60241 x( 0.18799 / 2.37360 )^


= -0.04674 m

1.3. PERENCANAAN HIDRAULIKA PEREDAM ENERGI (oktober minggu 1)


Peredam energi untuk Bendung Suplesi Babakan Bengkel direncanakan berupa rip-rap
atau pasangan batu kosong. Pemilihan tipe peredam energi ini dimaksudkan untuk penghem
dan juga tipe ini efektif untuk sungai dengan material dasar berupa bongkah batu yang cukup

1.3.1. Perhitungan Kolam Olak


Data teknis tersedia adalah : +
Elevasi dasar sungai El 245.6 m
Tinggi bendung P = 1.8 m
Kedalaman rencana di atas mercu, Hd = 2.37 m
Lebar sungai di hilir = 31 m

Jadi dapat ditentukan pula :

Elevasi lantai muka bendung, El. + 245.6 m


Elevasi mercu bendung, El. + 247.4 m
Elevasi muka air di depan bendung = 247.4 + 2.37360 =
Elevasi dasar/lantai kolam olakan (direncanakan), El. +

Kecepatan air di kaki bendung :


V1 2 g Z 1 / 2.H 1

Diketahui : Z = El. M.A. Upstream El. Dsr. Peredam Energi


= 249.77 - 244
= 5.77 m
H1 = 2.373600 m

V1 2 9,81 Z 1 / 2.H 1

V1 = 2x9,81 x ( 5.77 + 0.5 x 2.37 )


= 11.68602 m/dt

Kedalaman air di kaki bendung :

q V1 Y1 q = Q = 205.25 = 6.620968
Lef 31

Y1= q = 6.620968 = 0.566572 m


V1 11.68602

Kedalaman air loncatan :


Y2 1

Y1 2
1 8 Fr 1
2

V1
Fr
g Y1

Fr = 11.68602 / (9,81 x 0.566572 )


= 4.956837

Y2 = 1x (1+8 x 4.956837 ^2) -1


0.56657169 2

Y2 = 1/2 x 0.566572 (1+8 x 4.956837 ^2)

= 3.698487 m

V2 = Q = 205.25 = 1.790183
A2 31 x 3.698487

Elevasi muka air di kolam olakan : 244 + 3.698487 =


El. Mercu bendung = + 247.4 m > El. Muka air di kolam olakan
Jadi mercu bendung tidak tenggelam (submerged)

Panjang kolam olakan : Lj = 5 Y2 = 5x

Direncanakan : Lj = 18.49243 m
1.3.2. Pemilihan Tipe Peredam Energi
Dari perhitungan di atas, diperoleh :
a. Debit spesifik, q = 6.620968 m3/dt/m < 18.5
b. Kecepatan, V1 = 11.68602 < 18
c. Bilangan Froude, Fr1 = 4.956837 < 4.5

Jadi tipe peredam energi yang dipilih adalah Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV.

Gambar 6.3
Tipe Peredam Energi Stalling Bazin Tipe IV

1.3.3. Dimensi Bangunan Pembantu pada Peredam Energi


1). Gigi Pemencar Aliran

Gigi pemencar aliran dapat dibuat pada posisi masuknya aliran dari bangunan peluncur di hil
Bangunan ini berfungsi sebagai pembagi berkas aliran yang besar, kompak dan
terarah menjadi berkas aliran yang kecil, tidak kompak sehingga intensitas peredaman energ
Pada kolam olakan datar tipe II dan III tinggi dan lebar gigi pemencar aliran mendekati
sedangkan jarak gigi dan lebih jarang.

Tinggi gigi pemencar aliran : Y1 = 0.566572 m


Jarak antar gigi pemencar : D2 = 3.698487 m

2). Gigi Benturan dan Ambang Hilir


Gigi benturan dibangun pada dasar kolam olakan dengan posisi berbaris dan
berfungsi sebagai penghadang aliran serta mendeformir loncatan hidraulik
menjadi lebih pendek seperti pada kolam olakan tipe III. Dengan demikian gigi
benturan ini paling efektif mengurangi panjang kolam olakan.
Lebar dan jarak antara gigi benturan diambil 0,75 x tinggi gigi benturan. Lokasi
gigi benturan biasanya dibuat dengan jarak 0,8 x D2 ke hilir dari tumit gigi
pemencar aliran.
Ukuran tinggi gigi benturan dan ambang hilir ditetapkan dengan menggunakan
diagram gambar 6.7.
Tinggi gig: h4 = Y2 = 3.698487 m
Lebar dan: S1 = 0.75 x 3.698487 = 2.773865
Jarak pen: S2 = 0.8 x 3.698487 = 2.958789

Gambar 6.4
Grafik Untuk Tinggi Gigi Benturan dan Ambang Hilir

1.3.4. Kedalaman Gerusan Lokal


Gerusan lokal (scouring) dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti tinggi air
di atas mercu (H), serta kedalaman air kritis (Yc) di atas mercu, seperti pada
gambar di bawah ini.
a. Gerusan Lokal di Kaki Bendung
Kedalaman gerusan lokal terjadi di dua tempat yaitu pada kaki pelimpah dan
pada bagian hilir end silt. Adapun rumus yang dipakai untuk mengetahui
kedalaman gerusan lokal adalah :

q2
yc 3
g
Untuk 2 < H < 1.5 T = 3Yc + 0.1 H
Yc

0,5 < H < 2 T = 2.4Yc + 0.4 H


Yc
H
Yc
Dengan :
Yc = kedalaman air kritis di atas pelimpah (m)
q = debit persatuan lebar diatas pelimpah (m3/dt/m)
g = gaya gravitasi bumi (9,81 m/dt2)
H = tinggi air diatas mercu (m)
T = jarak dari titik kedalaman terhadap lubang gerusan ke arah perm

6 , 66 2
Yc 3 1,65 Yc= 3
9.81
=

H =
Yc
Maka kedalaman gerusan dari muka air :

T= 2.4 x
= 4.902523

Atau kedalaman gerusan dari dasar


T2 = 4.902523 -
= 1.204036
Untuk menjaga hubungan tetap stabil seandainya terjadi gerusa
di hilir kaki pelimpah maka panjang koperan dipakai
Panjang dari gerusan lokal dalah :
2P
L1 V1 2 g H H
g
Dengan :
L1 = panjang gerusan (m)
V1 = kecepatan di kaki pelimpah = 11.68602
H = tinggi air di atas pelimpah = 2.373600
P = tinggi pelimpah = 1.8
2 2,0
L1 11,28 2 9,81 2,26 2,26 L1 = 11.68602 + 2x
9,81
= 18.19361 <

Artinya Kolam Olakan diperpanjang

a. Kedalaman Pasangan di Hilir Rip-rap


Kedalaman lubang gerusan lokal, yang dihitung dengan rumus empiris Lacey :

Q
R 0.47 3
f
Dengan :
R = kedalaman gerusan di bawah permukaan air banjir, m

Q = debit banjir ( 205.25 m3/dt


f = faktor lumpu Lacey
= 1.76 Dm

Dm = diameter nilai tengah untuk bahan riprap jelek (m)


Dengan : Dm = 0.4 m, maka :

f = 1.76 0.4
= 1.113122

R = 0.47 3 205.25
1.113122
= 2.675129 m

Tebal rip-rap direncanakan = 2.675129 m

1.4. LANTAI UDIK

Untuk mengghindari terjadinya erosi tubuh, salah satu alternatif penanganannya


adalah dengan memperpanjang jalur rembesan, antara lain dengan pembuatan
lantai udik. Untuk itu maka direncanakan lantai udik dari pasangan batu sepanjang
dengan ketebalan 0.5 m dan setiap jarak 4.5 m
di buat pasangan batu memanjang dan melintang.

1.5. TINGGI JAGAAN


Untuk memperoleh elevasi puncak dinding penahan dihitung dengan menambahkan
elevasi muka air dengan tinggi jagaan (Fb). Besarnya tinggi jagaan dihitung dengan
rumus :
Fb 0.6 0.037 V d 1 / 3

Dengan :
V = kecepatan aliran (m/dt)
d = kedalaman air di saluran (m)

a. Di Atas Mercu Bendung


Kecepatan aliran di atas mercu bendung :
Q=V.A
27.87672
V= Q = 205.25
A 27.87672 x 2.37
3.1019 m/dt

Kedalaman air di atas mercu adalah 2.37 m, maka


Fb = 0.6 + 0.037 x 3.101945 x 2.37 ^1/3
= 0.75309873 m

Jadi elevasi tanggul diatas mercu :

El. T.M = el. M.A + Fb


= 249.77 + 0.753099
= 250.53 m ditetapkan 250.53 m

a. Di ujung kolam olak


Diketahui :
Y2 = 3.6985 m
V2 = 2.37 m/dt

Fb= 0.6 0.037 x 1.79 x 3.698487


= 0.681659 m

Sehingga elevasi tanggul kolam olak adalah :

= El. M.A + Fb
247.6985 + 0.6817
= 248.3801 m ditetapkan 248.3801 m

Dari hasil perencanaan di atas, maka dapat disimpulkan dimensi bendung Rejasa sebagai berikut :

a. Debit rencana untuk perencanaan bendung yaitu :


Q100 = m3/dt 205.25
b. Dimensi Mercu Bendung (bendung pelimpah) :
Tipe : Ogee Overflow
Lebar efektif :m 27.87672
Kemiringan udik : 3 : 2
Head Desain m 2.37
Tinggi bendung : m 1.8
Elevasi mercu : m 247.4
Elevasi lantai hulu : + m 245.6
El. M. A r di hulu : +m 249.77
Jagaan di mercu : 0,80 m
El. tanggul mercu : m 250.53
c. Peredam Energi (Kolam Olakan) :
Tipe : Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV
Lebar efektif : 31,00 m 31
Tinggi air di kaki bendung : 0,60 m 0.566572
Tinggi air setelah loncatan : 2,96 m 3.698487
El. lantai dasar : + 502,00 m 244
El. m.a. di olakan : + 504,96 m 247.6985
Panjang 18.492
Tebal lantai : 2,00 m
Tebal rip-rap : 2,7 m 2.675129
Jagaan 0.7531
El. Tanggul 248.38015

d. Bangunan Pengambilan :
Tipe pintu : pintu sorong
Debit renc: 0,301 m /dt
3

Debit ren : 0,34 m3/dt


Lebar : 0,80 m (= lebar saluran primer)
Tinggi bu : 0,25 m
El. dasar : + 214,00 m
El. Dasar : + 213,00 m

e. Bangunan Pembilas/Penguras
Tipe pintu : pintu sorong
Debit rencana : 0,301 m3/dt
Lebar pintu :2x2m
Elevasi ambang : 213,00 m
Debit pem: 2 x 5,5 m3/dt (pada muka air 2 m di atas mercu)
0.900 m

2.500 m

1.667 m

247.4 m

unakan rumus :

masuk tinggi tekan kecepatan aliran pada saluran pengarah aliran)

0.08

0.02
H1 = 0.45
H1 = 0.1

Ka = 0.1

0.8 m )

28.2 m

0.02 + 0.1 )x Hd

tas mercu :

alisis Hidrologi), maka persamaan debit menjadi :

3/2

ah ini, diperoleh

m3/dt > Q rencana ( 205.25 m3/dt)

Tabel 6.1
Perhitungan Kedalaman Air di Atas Crest

coba Hd (m) C Lef m Q m3/dt Ket


1 2 28.0638 56.1276
1.1 2 28.05018 64.7538359
1.2 2 28.03656 73.7816463
1.3 2 28.02294 83.1939032
1.4 2 28.00932 92.9755007
1.5 2 27.9957 103.112985
1.6 2 27.98208 113.594276
1.7 2 27.96846 124.408443
1.8 2 27.95484 135.545539
1.9 2 27.94122 146.996459
2 2 27.9276 158.752826
2.1 2 27.91398 170.806901
2.2 2 27.90036 183.151506
2.21839 2 27.89785528 185.452768
2.3 2 27.88674 195.779956
2.3736 2 27.87671568 205.252177 205.25
2.4 2 27.87312 208.68601
2.5 2 27.8595 221.863819
2.6 2 27.84588 235.307893
2 0

dan dinamik aliran.

endung sebelah hulu dipakai

i titik tertinggi mercu menggunakan rumus (lengkung Harrold) sebagai berikut :


Kemiringan
muka K n
pelimpah
Vertical 2 1.85
3:1 1.936 1.836
3:2 1.939 1.81
1:1 1.873 1.776

1.81
1.81

di bawah ini.

l
Xm Ym
0.25 -0.08
0.5 -0.27
0.75 -0.57
1 -0.96
1.25 -1.44
1.5 2 2.5 3 3.5 l
1.5 -2.01
1.75 -2.65
2 -3.38
1.5 2 2.5 3 3.5 l

2.25 -4.18
2.5 -5.06
2.75 -6.01
3 -7.03

1
1
ng Harrold di atas.

0.836

1.81

an berupa rip-rap
udkan untuk penghematan biaya pelaksanaan
ngkah batu yang cukup besar.

249.77 m
244 m
m/dt2/m

-1

m/dt

247.698487 m
air di kolam olakan = 247.6985 m

3.69848678 = 18.49243 m
m3/dt/m
m/dt

Bazin) Tipe IV.

ngunan peluncur di hilir bendung.

itas peredaman energinya tinggi. ,


ncar aliran mendekati kedalaman air sebelum loncatan Y1dan D2
m
m
dari tumit gigi pemancar

3Yc + 0.1 H

2.4Yc + 0.4 H
gerusan ke arah permukaan air bagian hilir (m)

6.62096774 ^2
9.81
1.64711774 m

2.37 = 1.441063
1.64711774

1.64711774 + 0.4 x 2.37


m

an gerusan dari dasar kolam olakan :


3.69848678
m
ndainya terjadi gerusan lokal
2 m

m/dt
m
m

9.81 x 2.37 x 2x 1.8 + 2.37360


9.81
18.4924339 m
(panjang kolam olakan) aman terhadap gerusan lokal)
Olakan diperpanjang ditetakan m 18.49243
15 m
Q100
1.1. PENETAPAN LAY OUT AS BENDUNG
Diketahui elevasi dasar sungai di lokasi as bendung terpilih = + 298.6 m dpl
elevasi dasar intake terowongan = + 299.5 m dpl

Jadi beda tinggi antara dasar terowongan dengan dasar sungai


H1 = 299.5 298.6 = 0.900
Tinggi terowongan
ht = 1.5 m

1.2. PERENCANAAN MERCU BENDUNG


1.2.1. Tinggi Bendung Di Atas Dasar Sungai
Tinggi puncak lubang terowongan dari dasar sungai
H2 = 0.900 + 1.5 = 2.400
Rencana tinggi bendung
P = 2/3 x 2.400 = 1.600
Jadi tinggi bendung direncanakan
P = 1.6 m
Elevasi mercu bendung
= + 298.6 + 1.6 = 300.2

1.2.2. Lebar Efektif Mercu


Debit yang lewat diatas mercu bendung dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Q C Lef Hd 3 / 2
Dengan :
C = koefisien pelimpah (diambil 2.1 )
Lef = lebar efektif pelimpah (m)
Hd = tinggi tekan rencana diatas ambang pelimpah (termasuk tinggi tekan kecepatan aliran pada s

Asumsi parameter desain :


a. Di lokasi rencana as bendung
Lebar total sungai = 30.5 m
elevasi dasar sungai = 298.6 m dpl
elevasi dasar terowongan = 299.5 m dpl

b. Lebar pintu penguras direncanakan


Lp = 0.9 m

c. Pilar dan abutmen direncanakan dengan tebal


T = 0.9 m

d. Kp = koefisien kontraksi pilar, untuk pilar persegi dan berujung bulat dengan
jari-jari 0.1 x tebal pilar,
0.1 x 0.9 = 0.09

Kp = 0.02
Ka = koefisien kontraksi abutmen hulu, untuk abutmen dengan
0,5 H1 > r > 0,15 H1 0.5 x H1 =
0.15 x H1 =

diambil maka Ka =

Lebar bersih mercu (L) ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

L = B n.T Lp (Lp = lebar penguras = direncanakan = 0.9

a. Lebar mercu bendung :


L = 30.5 - 0.9 - 0.9 = 28.7

b. Lebar efektif mercu (Lef)


Lef = L 1.(n.Kp + Ka).Hd
n = 2

Lef = 28.7 - 1 x( 2x 0.02 +


= 28.7 - 0.14 x Hd

1.2.3. Head Desain (Hd) di Atas Mercu

Persamaan lebar efektif disubstitusikan ke dalam persamaan debit di atas mercu :


Q = C.Lef.Hd3/2
Bila Qr = Q100 = 218.34 m3/dt (dari Analisis Hidrologi), maka persamaan debit me

218.34 = 2.1 x ( 28.7 - 0.14 )x Hd 3/2

Hd dihitung dengan cara trial and error seperti tabel di bawah ini, diperoleh

Hd = 2.37 dengan Q = 218.342 m3/dt > Q rencana (


Direncanakan kedalaman air di atas crest bendung : Hd = 2.37 m

1.2.4. Profil Mercu Bendung

Profil lengkung muka bendung durencanakan dengan kemiringan


3: 2
3 vertikal 2 horisontal
Tubuh bendung didesain kuat untuk menahan beban-beban statik dan dinamik aliran.

a. Profil Lengkung Muka Mercu.


Berdasarkan kreteria diatas maka untuk kemiringan mercu bendung sebelah hulu dipakai
3: 2
maka diperoleh kriteria teknis profil muka sebagai berikut :

Gambar 6.2
Skema Penampang Mercu Bendung
X1 = 0,237. Hd = 0.237 x 2.37 = 0.560861 m
X2 = 0,139. Hd = 0.139 x 2.37 = 0.328944 m
R1 = 0,68 . Hd = 0.68 x 2.37 = 1.60922 m
R2 = 0,21 . Hd = 0.21 x 2.37 = 0.496965 m

b. Profil Lengkung Hilir Mercu.


Perhitungan bentuk profil melintang bendung tipe Ogee bagian hilir dari titik tertinggi mercu menggunakan rumus (lengkung Harrold) sebagai be
n
Y X
K
h0 h0
Dengan :
X : Y : koordinat profil mercu dari titik tertinggi mercu (m)
Ho : tinggi air tanpa tinggi kecepatandi atas mercu pelimpah (m)
K:n : parameter yang tergantung dari kemiringan muka pelimpah

Tabel 6.2
Harga K dan n Untuk Pelimpah Overflow
Dengan kemiringan ambang 3: 2

maka :
Dari tabel di atas, ditetapkan harga k = 1.939
n = 1.81

sehingga persamaan lengkung Harrold menjadi :


n
Y X
K ho=Hd = 2.37 m
h0 h0

n
X
Y K h0
h0

Y= - 1.939 x 2.37 x (X/ 2.37 )^ 1.81


Y= -4.58864 x (X/ 2.37 )^ 1.81

Maka persamaan lengkung diatas menjadi seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 6.3
Lengkung Hilir Mercu Bendung
Garis lengkung hilir dilanjutkan dengan garis kemiringan 1: 1
Koordinat titik kritis (titik potong) pada garis singgung 1: 1
maka dapat dihitung dengan deferensiasi persamaan lengkung Harrold di atas.

Y'= 1.81 x 4.588644 ( X/ 2.37 )^ 0.836


= 8.305445 ( X/ 2.37 )^ 0.836
1= 4.042126 x X^ 0.836
X^ 0.836 = 0.247395
X = 0.188101 m

Y = -4.58864 x( 0.188101 / 2.37 )^ 1.81


= -0.0469 m

1.3. PERENCANAAN HIDRAULIKA PEREDAM ENERGI (oktober minggu 1)


Peredam energi untuk Bendung Suplesi Babakan Bengkel direncanakan berupa rip-rap
atau pasangan batu kosong. Pemilihan tipe peredam energi ini dimaksudkan untuk penghematan biaya pelaksanaan
dan juga tipe ini efektif untuk sungai dengan material dasar berupa bongkah batu yang cukup besar.

1.3.1. Perhitungan Kolam Olak


Data teknis tersedia adalah : +
Elevasi dasar sungai El 298.6 m
Tinggi bendung P = 1.6 m
Kedalaman rencana di atas mercu, Hd = 2.37 m
Lebar sungai di hilir = 31 m

Jadi dapat ditentukan pula :

Elevasi lantai muka bendung, El. + 298.6 m


Elevasi mercu bendung, El. + 300.2 m
Elevasi muka air di depan bendung = 300.2 + 2.37 = 302.57
Elevasi dasar/lantai kolam olakan (direncanakan), El. + 297

Kecepatan air di kaki bendung :


V1 2 g Z 1 / 2.H 1

Diketahui : Z = El. M.A. Upstream El. Dsr. Peredam Energi


= 302.57 - 297
= 5.57 m

H1 = 2.37 m

V1 2 9,81 Z 1 / 2.H 1

V1 = 2x9,81 x ( 5.57 + 0.5 x 2.37 )


= 11.50783 m/dt

Kedalaman air di kaki bendung :

q V1 Y1 q = Q = 218.34 = 7.043226 m/dt2/m


Lef 31

Y1= q = 7.043226 = 0.612038 m


V1 11.50783
q
V1

Kedalaman air loncatan :


Y2 1

Y1 2
1 8 Fr 1
2

V1
Fr
g Y1

Fr = 11.50783 / (9,81 x 0.612038 )


= 4.69645

Y2 = 1x (1+8 x 4.69645 ^2) -1


0.61203783 2

Y2 = 1/2 x 0.612038 (1+8 x 4.69645 ^2) -1

= 3.770506 m

V2 = Q = 218.34 = 1.867979 m/dt


A2 31 x 3.770506

Elevasi muka air di kolam olakan : 297 + 3.770506 = 300.770506


El. Mercu bendung = + 300.2 m > El. Muka air di kolam olakan =
Jadi mercu bendung tidak tenggelam (submerged)

Panjang kolam olakan : Lj = 5 Y2 = 5x 3.77050619 =


Direncanakan : Lj = 18.85253 m

1.3.2. Pemilihan Tipe Peredam Energi


Dari perhitungan di atas, diperoleh :
a. Debit spesifik, q = 7.043226 m3/dt/m < 18.5 m3/dt/m
b. Kecepatan, V1 = 11.50783 < 18 m/dt
c. Bilangan Froude, Fr1 = 4.69645 < 4.5

Jadi tipe peredam energi yang dipilih adalah Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV.

Gambar 6.3
Tipe Peredam Energi Stalling Bazin Tipe IV
1.3.3. Dimensi Bangunan Pembantu pada Peredam Energi
1). Gigi Pemencar Aliran

Gigi pemencar aliran dapat dibuat pada posisi masuknya aliran dari bangunan peluncur di hilir bendung.
Bangunan ini berfungsi sebagai pembagi berkas aliran yang besar, kompak dan
terarah menjadi berkas aliran yang kecil, tidak kompak sehingga intensitas peredaman energinya tinggi. ,
Pada kolam olakan datar tipe II dan III tinggi dan lebar gigi pemencar aliran mendekati kedalaman air sebelu
sedangkan jarak gigi dan lebih jarang.

Tinggi gigi pemencar aliran : Y1 = 0.612038 m


Jarak antar gigi pemencar : D2 = 3.770506 m

2). Gigi Benturan dan Ambang Hilir


Gigi benturan dibangun pada dasar kolam olakan dengan posisi berbaris dan
berfungsi sebagai penghadang aliran serta mendeformir loncatan hidraulik
menjadi lebih pendek seperti pada kolam olakan tipe III. Dengan demikian gigi
benturan ini paling efektif mengurangi panjang kolam olakan.
Lebar dan jarak antara gigi benturan diambil 0,75 x tinggi gigi benturan. Lokasi
gigi benturan biasanya dibuat dengan jarak 0,8 x D2 ke hilir dari tumit gigi
pemencar aliran.
Ukuran tinggi gigi benturan dan ambang hilir ditetapkan dengan menggunakan
diagram gambar 6.7.
Tinggi gigi benturan : h4 = Y2 = 3.770506 m
Lebar dan jarak gigi benturan : S1 = 0.75 x 3.770506 = 2.82788 m
Jarak penempatan gigi benturan : S2 = 0.8 x 3.770506 = 3.016405 m
dari tumit gigi

Gambar 6.4
Grafik Untuk Tinggi Gigi Benturan dan Ambang Hilir
1.3.4. Kedalaman Gerusan Lokal
Gerusan lokal (scouring) dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti tinggi air
di atas mercu (H), serta kedalaman air kritis (Yc) di atas mercu, seperti pada
gambar di bawah ini.
a. Gerusan Lokal di Kaki Bendung
Kedalaman gerusan lokal terjadi di dua tempat yaitu pada kaki pelimpah dan
pada bagian hilir end silt. Adapun rumus yang dipakai untuk mengetahui
kedalaman gerusan lokal adalah :

q2
yc 3
g
Untuk 2 < H < 1.5 T = 3Yc + 0.1 H
Yc

H
Yc
0,5 < H < 2 T = 2.4Yc + 0.4 H
Yc
Dengan :
Yc = kedalaman air kritis di atas pelimpah (m)
q = debit persatuan lebar diatas pelimpah (m3/dt/m)
g = gaya gravitasi bumi (9,81 m/dt2)
H = tinggi air diatas mercu (m)
T = jarak dari titik kedalaman terhadap lubang gerusan ke arah permukaan air bagian hilir

6 , 66 2
Yc 3 1,65 Yc= 3 7.04322581 ^2
9.81 9.81
= 1.71642463 m

H = 2.37 =
Yc 1.71642463
Maka kedalaman gerusan dari muka air :

T= 2.4 x 1.71642463 +
= 5.066019 m

Atau kedalaman gerusan dari dasar kolam olakan :


T2 = 5.066019 - 3.77050619
= 1.295513 m
Untuk menjaga hubungan tetap stabil seandainya terjadi gerusan lokal
di hilir kaki pelimpah maka panjang koperan dipakai 2
Panjang dari gerusan lokal dalah :
2P
L1 V1 2 g H H
g
Dengan :
L1 = panjang gerusan (m)
V1 = kecepatan di kaki pelimpah = 11.50783 m/dt
H = tinggi air di atas pelimpah = 2.37 m
P = tinggi pelimpah = 1.6 m
2 2,0
L1
11,28 2 9,81 2,26 2, 26
L1 = 11.50783 + 2x 9.81 x
9,81
= 17.76606 > 18.852531
(panjang kolam olakan) tidak am
Artinya Kolam Olakan diperpanjang hingga 18,00 m

a. Kedalaman Pasangan di Hilir Rip-rap


Kedalaman lubang gerusan lokal, yang dihitung dengan rumus empiris Lacey :

Q
R 0.47 3
f

Dengan :
R = kedalaman gerusan di bawah permukaan air banjir, m

Q = debit banjir ( 218.34 m3/dt


f = faktor lumpu Lacey
= 1.76 Dm

Dm = diameter nilai tengah untuk bahan riprap jelek (m)


Dengan : Dm = 0.4 m, maka :

f = 1.76 0.4
= 1.113122
R = 0.47 3 218.34
1.113122
= 2.73083 m

Tebal rip-rap direncanakan = 2.73083 m

1.4. LANTAI UDIK

Untuk mengghindari terjadinya erosi tubuh, salah satu alternatif penanganannya


adalah dengan memperpanjang jalur rembesan, antara lain dengan pembuatan
lantai udik. Untuk itu maka direncanakan lantai udik dari pasangan batu sepanjang 15 m
dengan ketebalan 0.5 m dan setiap jarak 4.5 m
di buat pasangan batu memanjang dan melintang.

1.5. TINGGI JAGAAN


Untuk memperoleh elevasi puncak dinding penahan dihitung dengan menambahkan
elevasi muka air dengan tinggi jagaan (Fb). Besarnya tinggi jagaan dihitung dengan
rumus :
Fb 0.6 0.037 V d 1 / 3

Dengan :
V = kecepatan aliran (m/dt)
d = kedalaman air di saluran (m)

a. Di Atas Mercu Bendung


Kecepatan aliran di atas mercu bendung :
Q=V.A 28.38487
V= Q = 218.34
A 28.38487 x 2.37
3.2504 m/dt
Kedalaman air di atas mercu adalah 2.37 m, maka

Fb = 0.6 + 0.037 x 3.250423 x 2.37 ^1/3


= 0.76026686 m

Jadi elevasi tanggul diatas mercu :

El. T.M = el. M.A + Fb


= 302.57 + 0.760267
= 303.33 m ditetapkan 303.33 m

a. Di ujung kolam olak


Diketahui :
Y2 = 3.7705 m
V2 = 2.37 m/dt

Fb= 0.6 0.037 x 1.87 x 3.770506


= 0.6868664516 m

Sehingga elevasi tanggul kolam olak adalah :

= El. M.A + Fb
300.7705061927 + 0.6869
= 301.4573726443 m ditetapkan 301.4574 m

Dari hasil perencanaan di atas, maka dapat disimpulkan dimensi bendung Rejasa sebagai berikut :

a. Debit rencana untuk perencanaan bendung yaitu :


Q100 = m3/dt 218.34
b. Dimensi Mercu Bendung (bendung pelimpah) :
Tipe : Ogee Overflow
Lebar efektif :m 28.38487
Kemiringan udik :3:1
Head Desain m 2.37
Tinggi bendung : m 1.6
Elevasi mercu : m 300.2
Elevasi lantai hulu :+ m 298.6
El. M. A r di hulu : +m 302.57
Jagaan di mercu : 0,80 m
El. tanggul mercu :m 303.33
c. Peredam Energi (Kolam Olakan) :
Tipe : Kolam Olakan (Stalling Bazin) Tipe IV
Lebar efektif : 31,00 m 31
Tinggi air di kaki bendung : 0,60 m 0.612038
Tinggi air setelah loncatan : 2,96 m 3.770506
El. lantai dasar : + 502,00 m 297
El. m.a. di olakan : + 504,96 m 300.7705
Panjang 18.853
Tebal lantai : 2,00 m
Tebal rip-rap : 2,7 m 2.73083
Jagaan 0.7603
El. Tanggul 301.45737

d. Bangunan Pengambilan :
Tipe pintu : pintu sorong
Debit renc: 0,301 m3/dt
Debit ren : 0,34 m3/dt
Lebar : 0,80 m (= lebar saluran primer)
Tinggi bu : 0,25 m
El. dasar : + 214,00 m
El. Dasar : + 213,00 m
e. Bangunan Pembilas/Penguras
Tipe pintu : pintu sorong
Debit rencana : 0,301 m3/dt
Lebar pintu :2x2m
Elevasi ambang : 213,00 m
Debit pem: 2 x 5,5 m /dt (pada muka air 2 m di atas mercu)
3
m

kan kecepatan aliran pada saluran pengarah aliran)


0.45
0.1

0.1

m )

m
0.1 )x Hd

maka persamaan debit menjadi :

218.34 m3/dt)

Tabel 6.1
Perhitungan Kedalaman Air di Atas Crest

coba Hd (m) C Lef m Q m3/dt Ket


1 2.1 28.56 59.976
1.1 2.1 28.546 69.1936954
1.2 2.1 28.532 78.8404995
1.3 2.1 28.518 88.8981097
1.4 2.1 28.504 99.3503843
1.5 2.1 28.49 110.182948
1.6 2.1 28.476 121.38289
1.7 2.1 28.462 132.938532
1.8 2.1 28.448 144.839246
1.9 2.1 28.434 157.075301
2 2.1 28.42 169.637745
2.1 2.1 28.406 182.51831
2.2 2.1 28.392 195.709325
2.25 2.1 28.384874 202.540464 Q100
2.3 2.1 28.378 209.203647
2.3665 2.1 28.36869 218.341988 218.34
2.4 2.1 28.364 222.994607
2.5 2.1 28.35 237.075956
2.6 2.1 28.336 251.441825
2.1 0

hulu dipakai
ngkung Harrold) sebagai berikut :

Kemiringan
muka K n
pelimpah
Vertical 2 1.85
3:1 1.936 1.836
3:2 1.939 1.81
1:1 1.873 1.776
Xm Ym
0.25 -0.08
0.5 -0.28
0.75 -0.57
1 -0.97
1.25 -1.45
1.5 -2.01
1.75 -2.66
2 -3.38
2.25 -4.19
2.5 -5.07
2.75 -6.02
3 -7.05
m
m
m
300.7705 m

18.85253 m
dekati kedalaman air sebelum loncatan Y1dan D2

pemancar
h permukaan air bagian hilir (m)

1.378738

0.4 x 2.37

dasar kolam olakan :

gerusan lokal
m
2.37 x 2x 1.6 + 2.37
9.81
m
jang kolam olakan) tidak aman terhadap gerusan lokal)
anjang hingga 18,00 m

Anda mungkin juga menyukai