Anda di halaman 1dari 11

CUCI TANGAN SEBELUM MAKAN MENURUNKAN RISIKO KEJADIAN

HEPATITIS AKUT KLINIS

Umar ~irdous'

WASHING HANDS BEFORE MEAL DECREASE RISK OF CLINICAL ACUTE


HEPA TITIS

Abstract. In the area of Hepatitis A outbreak, washing hand before handling food is very
important, because most of the cases do not wash their hand before breakfast, lunch or dinner
and they eat without spoon. This study is to find out relation between washing hand before
handling food with clinical acute hepatitis cases in the area of Hepatitis A outbreak. This
study used a case control design, analysing secondary data of Hepatitis A outbreak
investigationfrom November 2001 to January 2002. Thepopulation is a the community which
living in Calincing housing in Cogreg Village, Parung sub district of Bogor, aged between 15
to 55 years old. Sixty cases and 120 controls have been analysed. Result of this study found
that there is a signijlcant relation @=O.000) between washing hand before handling food with
clinical acute hepatitis case, OR=3.442 (95% CI : 1.638 - 7.235). Education is a confounding
variable to this relation.

Key words: washing hand, clinical Acute Hepatitis

PENDAHULUAN
Di Indonesia, penyakit infeksi masih Perkiraan jumlah penderita penyakit
menduduki urutan utama dalam 10 besar hepatitis A di berbagai penjiru dunia tiap
penyakit ('I.Diantara sekian banyak pe- tahunnya adalah sebagai berikut : Amerika
nyakit infeksi di negara kita salah satunya Utara 28.000 kasus per tahun, Amerika
ialah hepatitis. Hepatitis terjadi akibat ada- Tengah dan Selatan 162.000 kasus per-
nya peradangan sel-sel hati yang dikenal tahun, Eropa 278.000 per tahun, Afrika dan
dengan nama hepatosit oleh karena ma- Timur Tengah 251.000 per tahun, Asia
suknya mikroorganisme seperti virus, ja- 676.000 per tahun Oceania 4000 per tahun.
mur, bakteri parasit (2). Diantara hepatitis Sehingga total di dunia ini terdapat
karena infeksi mikroorganisme tersebut, 1.399.000 kasus tiap tahun ( 6 ) .
yang sering dijumpai di hasyarakat adalah Indonesia diperkirakan mempunyai
hepatitis virus (3). Menurut jenis virus pe- angka prevalensi hepatitis A yang tinggi.
nyebabnya hepatitis ini dibedakan menja- Keadaan seroprevalensi di beberapa tempat
di hepatitis A, By C, D, E dan G serta TT di Indonesia sangat bervariasi seperti mi-
(4). Hepatitis ini dapat berlangsung akut dan
salnya di Papua mencapai 100% pada po-
dapat pula menjadi kronis. Diantara penya- pulasi umur 5 tahun, sedangkan di Ban-
kit hepatitis yang hanya dapat menjadi akut dung, Jawa Barat, mencapai hampir 60%,
dan tidak dapat menjadi kronis adalah pe- Jakarta 40%, Makasar, Sulawesi Selatan,
nyakit hepatitis A dan hepatitis E ('). 30% '4'.

'Puslitbang Pemberantasan Penyakit, Badan Litbangkes.


Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 33, No. 3, 2005: 121-13 1

Sedangkan berdasarkan data dari Ru- masih kurang baiknya perilaku kebersihan
mah Sakit di Indonesia hepatitis A meru- penduduk setempat seperti cuci tangan
pakan bahagian terbesar dari seluruh kasus sebelum makan, sanitasi yang kurang
hepatitis akut yang dirawat di Rumah Sakit memadai seperti banyak semak yang tidak
di Indonesia yaitu berkisar 39,6%-68,3%, terurus, selokan mampet, banyak mas jalan
disusul hepatitis non A non B sekitar yang becek dan keadaan WC yang kurang
15,5%-46,4% dan terakhir hepatitis B memadai. Faktor-faktor itu diduga sebagai
sekitar 6,4%-25 % (7). faktor yang berhubungan dengan KLB ter-
sebut.
Penyakit hepatitis A sering menim-
bulkan epidemi, outbreak ataupun kejadian Praktek cuci tangan sebelum makan
luar biasa (KLB) di dunia. Di Eropa dari di daerah ini menjadi sangat penting dan
tahun 1820 sampai dengan 1892 terjadi sangat perlu diperhatikan mengingat ke-
lebih dari 50 epidemi; sebagian besar epi- banyakan penduduk setempat mempunyai
demi hepatitis A. Kejadian luar biasa kebiasaan makan dengan menggunakan
hepatitis A juga terjadi di Sanghai, Cina tangan sebagaimana penduduk di desa-
pada tahun 1988 yang menyerang lebih desa di daerah tersebut umumnya. Dan ke-
dari 300.000 penduduk. banyakan dari mereka tidak melakukan
cuci tangan terlebih dahulu sebelum ma-
Di Bondowoso, Lamongan dan Jom-
kan. Sehingga keadaan ini menyebabkan
bang, Jawa Timur pada tahun 1998 telah
kesempatan untuk terinfeksi virus hepatitis
terjadi KLB hepatitis A dengan attack rate
3,2%. Pada KLB yang telah terjadi pada A sangat besar, mengingat cara enyebaran
penyakit ini bersifat oro-fecal ( 4 7.
umumnya penularan virus terjadi mklalui
makanantminuman yang telah terkontami-
nasi (8).
BAHAN DAN METODA
Peningkatan jumlah kasus hepatitis
Desain penelitian studi ini bersifat
akut klinis yang diduga hepatitis virus A analitik dengan pendekatan rancangan
terjadi di Cogreg kecamatan Parung, Kabu- kasus kontrol. Data merupakan data se-
paten Bogor. Peningkatan jumlah kasus ini kunder yang telah diambil pada akhir
terjadi pada tahun 2001 yaitu pada bulan
bulan Nopember 2001 sampai dengan
Agustus 200 1 sampai dengan Januari 2002 awal Januari 2002, yaitu pada waktu
(8 kali lipat). Jumlah kasus 61 hepatitis
dilakukan investigasi KLB hepatitis A di
akut klinis; 12 kasus di antaranya dapat
wilayah RIV 08 desa Cogreg keca-matan
menunjukkan keterangan yang diperoleh
Parung kabupaten Bogor, Jawa Barat
dari Rumah Sakit tempat kasus dirawatl oleh tim dari FETP FKM UI ang-katan
laboratorium bahwa yang bersangkutan di- 2000 di mana penulis termasuk anggota
diagnosis hepatitis A (9'. tim tersebut.
Sehubungan dengan itu kemudian di-
Populasi dalam penelitian adalah
lakukan investigasi KLB oleh pihak Dinas
semua penduduk yang menempati peru-
Kesehatan Dati I1 kabupaten Bogor dan
mahan Calincing, RW 08, Cogreg Keca-
Tim KLB dari mahasiswa FETP FKM UI.
matan Parung Kabupaten Bogor yang
Hasil investigasi menyebutkan telah ter- berumur 15-55 tahun bertempat tinggal
jadi KLB hepatitis A dan telah dapat di- di perumahan Calincing, wilayah RW 08
identifikasi faktor-faktor yang diduga ber- desa Cogreg Kecamatan Parung Kabu-
hubungan dengan KLB tadi antara lain paten Bogor Jawa Barat pada bulan
Cuci Tangan Sebelu Makan.. . .. .......(Firdous)

Agustus tahun 2001 sampai dengan Bila indeks multivariat > 10% ma-
Januari tahun 2002. Kasus adalah orang ka multivar tersebut merupakan konfon-
yang memiliki gejala sebagaimana kri- ding ( I 2 ) .
teria hepatitis akut klinis yaitu panasl Analisis multivariat digunakan un-
demam, mual, rasa penuh di perut, sclera tuk mengetahui besar pengaruh bebera-
mata kuning, kencing seperti teh. Usia pa faktor secara simultan terhadap varia-
15-55 tahun pada saat investigasi berada be1 dependen dalam model matematis.
di daerah KLB. Variabel yang diikutkan dalam analisis
Kontrol adalah orang yang tidak multivariat adalah variabel yang mem-
memiliki gejala panasldemam, rasa pe- punyai nilai p < 0,25 dalam analisis bi-
nuh di perut, muall muntah, sclera mata variat. Langkah-langkah analisis adalah
kuning, kencing seperti teh, bertempat sebagai berikut: memasukkan variabel
tinggal dekat dengan kasus (tetangga), terpilih (p < 0,25) ke dalam model, pe-
pada saat investigasi KLB berada di nilaian interaksi (menghitung Likely-
lokasi KLB tersebut. hood Ratio), dan penilaian konfonding
(12)
Kriteria inklusi, responden berusia
15-55 tahun. Responden adalah orang
yang tinggal di daerah tersebut pada HASIL
bulan Agustus 200 1-2002.
Hubungan Praktek Cuci Tangan
Kasus diambil dari populasi yang Dengan Hepatitis Akut Klinis
memenuhi krieria kasus dan krjteria
inklusi. Sedangkan populasi yang me- Dalam penelitian ini cuci tangan
menuhi kriteria kontrol dan kiteria in- merupakan variabel independen utama.
klusi dijadikan sebagai kontrol. Penilaian terhadap praktek cuci tangan
didasarkan atas 2 kategori yaitu katego-
Untuk menguji hipotesis Soft- ri: baik dan buruk. Kategori baik bila
ware Computer dengan program SPSS. melakukan cuci tangan sebelum makan,
Analisis statistik yang digunakan adalah kategori buruk jika kadang-kadang me-
analisis bivariat stratifikasi dan multi- lakukan cuci tangan atau tidak melaku-
variat. Analisis bivariat bertujuan untuk kan cuci tangan sebelum makan. Pada
melihat hubungan antara masing-masing analisis bivariat responden yang mem-
variabel independen terhadap variabel punyai kebiasaan praktek cuci tangan
dependen dengan cara menghitung odd buruk pada daerah KLB tersebut mem-
ratio(0R) ("I. Sedangkan stratifikasi di- punyai peluang untuk sakit hepatitis a-
lakukan untuk mendeteksi apakah ter- kut klinis sebesar 3,850 kali dibanding
dapat interaksi dan atau konfonding apa reponden mempunyai kebiasaan cuci ta-
tidak. Interaksi dideteksi dengan cara uji ngan dengan baik sebelum makan (OR
homogenitas. Apabila nilai hasil uji ho- =3,850), (95% CI : 2.003-7,401). Infor-
mogenitas > 3,85 berarti p < 0,05, maka
masi selengkapnya dapat dilihat pada
terdapat interaksi. Sedangkan multiva- Tabel 1.
riat dihitung berdasarkan index konfon-
ding dengan rumus Hasil analisis bivariat hubungan
umur dengan kejadian hepatitis akut
OR adjusted- OR Crude
Indeks multivariat =...................... x 100% klinis menunjukkan responden di daerah
OR Crude tersebut yang berusia 13-30 tahun mem-
punyai peluang sakit hepatitis akut klinis
Bul. Penel. Kcsehatarl. Vol .i3 , N o . ;. 2005: 12 I - 17 I

sebesar 1,222 kali untuk terserang hepa- biasaall BAB di WC, WC milik sendiri
titis akut klinis dibandingkan kelompok dan W ' responden bersih. Jika keadaan
umur lain (OR=1,222), (95% CI : 0,657- WC' tidak sebagaimana kriteria tersebut,
2,273). Hasil selengkapnya dapat dilihat maka keadaan WC tcrmasuk kritcria
pada Tabel I . beresiko.
Berdasarkan hasil' analisis bivariat Responden yang keadaan WC nya
hubungan jenis kelamin dengan kejadian berisiko, mempunyai peluang sakit he-
hepatitis akut klinis diketahui bahwa patitis akut klinis sebesar 10,06 kali bila
responden yang berjenis kelamin laki- dibanding responden yang keadaan WC
laki mempunyai peluang sakit hepatitis nya tidak beresiko (OR = 10,6), (95'1/0 CI
akut kliilis sebesar 1,680 kali dibanding ; 4,666-21,687 ). Infor~nasi selengkap-
responden yang berjenis kelamin perem-
puan (OR -
1,680), (95% CI: 0,9-
13,29 1). Hasil selengkapnya bisa dilihat
nya dapat dilihat pada Tabel I .
Dari hasil analisis bivariat hu-
burigan tempat biasa makan di luar
di Tabel 1.
dengan kejadian hepatitis akut klinis
Sedangkan hasil analisis bivariat seperti Slang ditunjukkan dalam Tabel 1
hubungan pendidikan dengan kejadian diketahui bahwa responden mempu-uyai
hepatitis akut klinis mcnunjukkan bah- kebiasaan makan di luar yang berisiko
wa responden yang berpendidikan ren- (jajan kaki lima, warung) mem-punyai
dah mempunyai peluang untuk menga- peluang sakit hepatitis akut klinis
lami sakit hepatitis akut klinis sebesar sebesar 5,782 kali (OR=5,782) diban-
2,307 kali dibandingkan responden dingkan dengan responden yang mem-
yang pendidikannya lebih tinggi (OR = punyai kebiasaan makan di luar yang
2,307), (95% CI:.209-4,403). Hasil se- tidak beresiko (Kantin, restoran) (95%
lengkapnya dapat dibaca pada Tabel 1. CI ; 2,147-1 5,569). Hasil selengkapnya
Dari hasil analisis bivariat hu- dapat dilihat pada Tabel 1.
bungan pekerjaan dengan kejadian hepa- Hasil analisis stratifikasi menun-
titis akut klinis dapat diketahui bahwa jukkan bahwa bahwa variabel pendi-
responden yang bekerja mempunyai dikan, jenis kelamin, pekerjaan, tempat
peluang untuk mengalami sakit hepatitis biasa makan di luar dan keadaan WC
klinis akut sebesar 3,012 kali dibanding- n ~ e n ~ p u n y ainteraksi
i dengan variabel
kan orang yang tidak bekerja (OR= i~talna cuci tangan sebeluin makan
3,012), (95% CI : 1,303-6,962). Hasil dengan kata lain seinua variabel covariat
selengkapnya dapat dilihat Tabel 1. merupakan mod$jier cfyect, dan selliua
Untuk hubungan keadaan WC variabel covariat bukan merupakan kon-
dengan kejadian hepatitis akut klinis fonder bagi variabel utama .
memperlihatkan penilaian keadaan WC Analisis multivariat ditujukan un-
responden meliputi tiga aspek yaitu tuk mengestimasi hubungan praktek cuci
tempat tempat di mana responden buang tangan dengan mengontrol variabel co-
air besar (BAB), kepemilikan WC dan variat dan variabel interaksi secara bcr-
kebersihan WC. sanlaan
Kriteria keadaan WC termasuk ti- Ilari analisis bivariat yang telah di-
dak beresiko, jika ketiga aspek tersebut lakukan dapat diketahui ada beberapa
baik artinya responden mempunyai ke- variabel yang dapat menjadi kandidat
Cuci Tangan Sebelu Makan.. ..... . . ...(Firdous)

dalam analisa multivariat. Menurut Uji interaksi dilakukan antara va-


Lemeshow, pemilihan kandidat untuk riabel utama praktek cuci tangan sebe-
masuk ke model multivariat berdasar- lum makan dengan variabel covariat,
kan uji logistik regresi bivariat dengan dimulai dari variabel covariat yang
nilai P < 0,25 ( I 3 ) . Ketentuan nilai P ku- mempunyai nilai p terbesar, bila menun-
rang dari 0,25 ini dimaksudkan agar jukkan hubungan bermakna maka varia-
memberi peluang kepada variabel inde- be1 interaksi tetap ikut dalam analisis.
penden dan yang mungkin secara ber- Hasil uji interaksi antara variabel
sama-sama dapat memunculkan hubu- utama dengan variabel covariat (praktek
ngan yang bermakna dengan variabel de- cuci tangan sebelum makan * jenis ke-
penden. lamin, praktek cuci tangan sebelum ma-
Variabel yang menjadi kandidat kan * tempat makan di luar, praktek cu-
multivariat adalah cuci tangan sebagai ci tangan sebelum makan * pendidikan,
variabel utama dan keadaan WC, pen- praktek cuci tangan sebelum makan *
didikan, jenis kelamin, pekerjaan dan pekerjaan, praktek cuci tangan sebelum
kebiasaan makan di luar sebagai variable makan * keadaan WC, menunjukkan
covariat. semua nilai G < 3.84 dan ini berarti nilai
p>0,05. Hal ini berarti bahwa tidak satu
Selanjutnya variabel yang diper-
pun variabel covariat yang berinteraksi
timbangkan untuk dipilih dan masuk ke-
dengan variabel utama praktek cuci
dalam analisa lebih lanjut adalah cuci
tangan sebelum makan dalam hubungan-
tangan, pendidikan, pekerjaan, jenis
nya dengan kejadian sakit hepatitis akut
kelamin, keadaan WC dan tempat biasa
klinis
makan di luar. Hasil analisa regresi
logistik model penuh variabel variable Setelah mengetahui hasil uji inter-
tersebut yaitu: cuci tangan, keadaan aksi langkah berikutnya adalah melaku-
WC, pekerjaan dan tempat biasa makan kan uji konfounding antara variabel co-
di luar. variat dengan variabel utama dalam
hubungannya dengan sakit hepatitis akut
Ada 2 variabel yang tidak signi-
klinis dimulai dari variabel covariat
fikan (P<0,05) yaitu variabel pendidikan
yang mempunyai nilai p wald terbesar.
dan jenis kelamin. Sehingga analisis
Penghitungan ini dilakukan dengan cara
multivariat ini menghasilkan model yang
menghitung selisih antara OR adjusted
terdiri dari 4 variabel independen yang
dengan OR reduced. Jika perbedaannya
mempunyai hubungan signifikan dengan
lebih dari 1096 maka variabel tersebut
variabel dependen seperti terlihat pada
merupakan konfounder, sehingga harus
Tabel 1.
dimasukkan kembali dalam persamaan.
Selanjutnya adalah melakukan ~ ~ j i Demikian pula untuk variabel cuci ta-
interaksi antara variabel utama dengan ngan sebeluin makan, sampai dengan
variabel covariat, pada analisis regresi akhir analisis tetap dipertahankan dalam
logistik berganda. Uji ini dilakukan persamaan, karcna merupakan variabel
untuk mendeteksi apakah ada interaksi independen utama di dalam penelitian
atau tidak antara variabel covariat de- ini. Hasil penghitungan tersebut dapat
ngan variabel utama praktek cuci tangan dilihat pada Tabel 4.
sebelum makan dalam hubungannya de-
ngan sakit hepatitis akut klinis .
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 33, No. 3,2005: 121-131

Tabel 1. Nilai Odds Ratio( OR), Confidence Interval( CI ) dan Nilai P Hubungan Praktek
Cuci Tangan dan Variabel Covariat dengan Kejadian Sakit Hepatitis Akut Klinis

Kasus Kontrol
Variabel Kategori (N=60) (N=120) OR CI P
(95%)
n % N %
Praktek Cuci -Buruk 35 58,3 32 26,7 3,850 2,003-7,401 O,OOO*
Tangan
-Baik 25 41,7 88 73,3
Umur - 15-30 th 32 53,3 58 48,3 1,222 0,657-2,273 0,635

Jenis kelamin -Laki-laki 39 65,O 63 52,5 1,680 0,886-3,187 0,151


-Perempuan 21 35,O 57 473
Pekerjaan -Bekerja 52 86,7 82 63.3 3,012 1.303-6.962 0,011*
-Tdkbekerja/ibu 8 13,3 38 31,7
RumahTangga
Pendidikan :<<SLTP 28 46,7 33 27,5 2,307 1,209-4,403 0,013'

Keadaan WC - Berisiko 33 55,O 13 10,8 10,06 4,666-21,687 O,OOO*


- Tidak 27 45,O 10 89,2
beresiko 7
Tp. Biasa - Berisiko 55 91,7 78 65,5 5.782 2,147-15,569 O,OOO*
Makan di luar - Tidak beresiko 5 8,3 41 343

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Logistik Variabel Independen Yang


Berhubungan Signifikan dengan Hepatitis Akut Klinis

Variabel B SE Wald Sig OR 95% CI


Cuci tangan 1,403 0,405 11,990 0,001 4,069 1,839-9,003
KeadaanWC 2,210 0,440 25,266 0,000 9,120 3,852-21,592
Makan di luar 1,643 0,576 8,133 0,004 5,169 1,671-15,985
Pekerjaan 1,327 0,517 6,578 0,010 3,769 1,367-10,389
Constant -8,851 1,481 35,711 0,000 0,000
Cuci Tangan Sebelu Makan.. ..........(Firdous)

Dari hasil penilaian konfonder ter-sebut torsi penaksiran ~ e n g a r u hpaparan ter-


di atas, ternyata hanya variabel pen- hadap penyakit (' ).
didikan yang merupakan variabel kon-
Dalam penelitian ini kemungkinan
fonding dalam penelitian ini, sehingga dapat terjadi 'bias informasi'. Karena
variabel ini dimasukkan kembali ke da-
recall bias dapat terjadi pada waktu
lam persamaan. Dengan kata lain, pen- menanyakan gejala tentang sakit hepa-
didikan mempunyai pengaruh terhadap
titis akut terhadap responden yang su-
hubungan cuci tangan sebelum makan
dah sembuh dari sakitnya. Di samping
dengan kejadian sakit hepatitis akut itu karena sulitnya keadaan di lapangan
klinis, difnana responden dengan pendi- menyebabkan petugas mungkin tidak
dikan yang rendah (berisiko) cenderung
sempat lagi melakukan pemeriksaan u-
akan melakukan praktek cuci tangan lang data di lapangan.
yang buruk. Keadaan ini menyebabkan
responden yang berpendidikan rendah Kasus dan kontrol dibedakan ber-
akan lebih berpeluang untuk terkena dasarkan gejala klinis (kriteria klinis seba-
sakit hepatitis akut klinis dibandingkan gai alat ukur). Padahal kelompok kontrol
dengan responden yang berpendidikan yang secara klinis mengaku tidak mem-
tinggi. punyai gejala sebagaimana kriteria klinis
hepatitis akut, bisa merupakan penderita
Hasil akhir analisis multivariat, di- hepatitis A apabila darahnya diperiksa se-
dapatkan satu variabel yang terbukti ber-
cara laboratorium (IgM anti HAV), ke-
pengaruh terhadap hubungan cuci tangan adaan ini dapat menyebabkan terjadi 'bias
dengan kejadian sakit hepatitis akut kli-
seleksi' .
nis pada daerah KLB Hepatitis A terse-
but, yaitu pendidikan. Setelah mengen- Dalam penelitian ini, terungkap
dalikan variabel pendidikan, responden bahwa terdapat hubungan yang bermak-
yang mempunyai kebiasaan cuci tangan na antara praktek cuci tangan dengan
buruk (tidak cuci tangan atau hanya ka- kejadian sakit hepatitis akut klinis
dang-kadang cuci tangan) sebelum ma- dengan nilai odd ratio sebesar 3,442. Ini
kan mempunyai peluang mengalami sa- berarti responden yang m6mpunyai kebi-
kit hepatitis akut klinis sebesar 3,442 asaan praktek cuci tangan yang buruk
kali (OR= 3,442) dibandingkan dengan mempunyai peluang sebesar 3,442 kali
responden yang mempunyai kebiasaan untuk mengalami sakit hepatitis akut
cuci tangan yang baik (rutin cuci tangan) klinis dibandingkan dengan responden
sebelum makan (95% CI ; 1,638-7,235). yang mempunyai kebiasaan praktek cuci
Hal ini dapat diperlihatkan pada Tabel 5. tangan yang baik sebelum makan.
Pada analisis stratifikasi untuk
PEMBAHASAN mendeteksi ada tidaknya interaksi dan
Penulis menyadari bahwa pene- konfonding, ternyata terdapat interaksi
litian yang telah dilakukan ini masih antara semua variabel covariat dengan
banyak memiliki keterbatasan yang variabel cuci tangan. Akan tetapi pada
tidak dapat dihindari. Bias informasi deteksi interaksi dengan metode logistik
adalah bias dalam cara, mengamati, regresi (multivariat) tidak diketemukan
melaporkan, mengukur, mencatat dan interaksi antara variabel covariat dengan
menginterpretasi status paparan atau variabel utama. Sedangkan, pada detek-
penyakit, sehingga mengakibatkan dis- si konfonding dengan menggunakan cara
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 33, No. 3, 2005: 121-131

Tabel 3. Hasil Uji Interaksi Variabel Covariat dengan Variabel Utama Praktek Cuci
Tangan Sebelum Makan Dalam Hubungannya dengan Kejadian Sakit Hepatitis
Akut Klinis

Variabel (ful -2LL


model) G P Interaksi
Praktek cuci tangan 156,110
Praktek Cuci tangan
*jenis kelamin
C

Praktek cuci tangan


*pendidikan
Praktek cuci tangan
*pekerjaan
Praktek cuci tangan
*tempat mkn di luar
Praktek cuci tangan
153,644 2,466 >0,05
*keadaan WC

Tabel 4. Hasil Uji Konfonding Variabel Covariat dengan Variabel Utama Dalam
Hubungannya dengan Kejadian Sakit Hepatitis Akut Klinis

OR Setelah Co- Perbedaan


OR Sebelum Co-
variat Counfounding
Variabel variat Dikeluarkan OR(%)
Dikeluarkan
Jenis Kelamin 3,002 2,955 1,590
Pendidikan 2,955 4,609 24,170 +
Pekerjaan 2,955 3,277 1,5 17
Tp. Mkn di Luar 3,277 3,228 1,518
Keadaan WC 3,228 3,442 6,2 17

Tabel 5. Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Hubungan Praktek Cuci Tangan


Sebelum Makan dengan Kejadian Sakit Hepatitis Akut Klinis.

Variabel B SE Wald Sig OR 95% C I


Cuci tgn. 1,236 0,379 10,635 0,001 3,442 1,638-7,235
Pendidikan 0,237 0,387 0,374 0,541 1,267 0,593-2,707
Konstanta -1.648 0.642 6.590
Cuci Tangan Sebelu Makan.. ..... . . ...(Firdous)

stratifikasi ditemukan bahwa semua varia- didikan rendah di daerah ini akan lebih
be1 covariat bukan merupakan konfonder mungkin terkena hepatitis akut klinis.
bagi hubungan antara praktek cuci tangan
Cuci tangan sebelum makan meru-
sebelum makan dengan kejadian hepatitis pakan salah satu upaya yang dilakukan ma-
klinis akut. Akan tetapi pada deteksi kon- nusia untuk mencegah terjadinya konta-
fonding dengan cara analisis multivariat minasi makanan oleh infection agent se-
diketemukan variabel pendidikan merupa- perti halnya virus ( 3 ) . ~ u ctangan
i ini akan
kan konfonder. Pada tesis ini penulis dianggap cukup efektif jika air yang dipa-
menjadikan hasil deteksi interaksi dan
kai untuk kegiatan ini bersih. Air di daerah
konfonding dengan cara analisis multiva- KLB Hepatitis A Cogreg ini umumnya
riat sebagai pegangan Hal ini disebabkan
bersumber dari air sumur. Air sumur ini
karena pada analisis multivariat, melibat- telah dibuktikan kebersihannya melalui pe-
kan seluruh variabel independen dan de-
meriksaan sampel air di Puslit Pemberan-
penden. Sedangkan pada stratifikasi, tiap tasan Penyakit, Badan Litbangkes RI, J1.
mendeteksi konfonding dan interaksi pada Percetakan Negara No 29 Jakarta. Sedang-
suatu strata (variabel independen bukan kan persediaan air yang ada pada sumber-
utama), uji ini hanya melibatkan variabel sumber air (sumur gali, sumur pompa, su-
independen utama, variabel dependen, 1 mur pompa listrik) di daerah ini termasuk
variabel strata (variabel independen bukan cukup karena curah hujan di daerah ini
utama) (I4). cukup tinggi. Menurut Dinas Meteorologi
Berdasarkan pemikiran di atas maka dan Geofisika Kabupaten Bogor, wilayah
hubungan antara cuci tangan dengan ke- kabupaten ini mempunyai curah hujan se-
jadian hepatitis akut klinis tidak dipe- besar 366-417 m3. Jadi keadaan air di
ngaruhi olehhergantung pada tingkat varia- tempat tersebut cukup dalam jumlah dan
be1 covariat. Dengan kata lain tidak ter- kualitasnya untuk melakukan cuci tangan.
dapat interaksi antara variabel covariat Keeratan hubungan praktek cuci ta-
dengan variabel utama. ngan dengan kejadian hepatitis akut klinis
Sedangkan hubungan antara cuci ta- ini tidaklah bertentangan 'dengan teori.
ngan dengan kejadian hepatitis akut klinis Hasil analisis penulis tidak banyak berbeda
dipengaruhi oleh vafiabel pendidikan. dengan hasil penelitian sejenis yang di-
Penduduk pada daerah tersebut yang ber- lakukan oleh Borgma dan Pontelli A. Pada
pendidikan rendah cenderung akan meng- penelitian Hospital Laundry Workers an
alami sakit hepatitis akut klinis. Hal ini Risk Group for Hepatitis A, didapatkan
dimungkinkan karena penduduk yang ting- hubungan yang bermakna antara cuci ta-
kat pendidikannya rendah akan mem- ngan sebelum makan dengan hepatitis akut
punyai tingkat pengetahuan yang rendah klinis (Hepatitis A) dengan nilai OR se-
pula. Tingkat pengetahuan yang rendah ini besar 16,50. Penelitian ini dilakukan di
meliputi bidang higiene pada kususnya dan Malta Laut Tengah pada tahun 1999 (I5).
kesehatan pada umumnya. Hal ini akan
Penelitian mengenai hubungan antara
mendasari perilaku kebersihan diri (higie- higiene perseorangan dengan hepatitis A
ne) seseorang. Seseorang yang tingkat juga pernah dilakukan oleh Kevin.M dan
pendidikannya rendah cenderung untuk kawan-kawan, di antara para pekerja sam-
tidak berperilaku higienis termasuk tidak pah di Israel pada tahun 2000. Hasil pene-
cuci tangan sebelum makan. Keadaan ini litian ini menyebutkan adanya hubungan
menyebabkan penduduk yang berpen- yang erat antara higiene perseorangan
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 33, No. 3, 2005: 121- 1 3 1

(cuci tangan) sebagai pekerja sampah kesmas setempat tentang praktek cuci
dengan kejadian hepatitis A dengan nilai tangan yang baik sebelum makan serta
OR sebesar 4,5 (I6) . perilaku kesehatan yang lain agar hy-
giene perseorangan dapat meningkat.
Demikian pula pada sejumlah kasus
luar biasa hepatitis A yang melanda sejum- Untuk mengantisipasi timbulnya
lah negara sepeti di Australia dan RRC, penyakit hepatitis akut klinis pada pen-
umumnya kasus luar biasa hepatitis akut duduk setempat yang mengarah pada tim-
ini disebabkan karena penularan virus bulnya Kasus Luar Biasa hepatitis akut
hepatitis A yang berlangsung cepat melalui klinis (hepatitis A) perlu adanya peman-
jalur oral-.fecal. tauan, pencatatan dan pelaporan oleh Pem-
bina Wilayah Desa Puskesmas setempat,
Pada tahap analisis multivariat di
bidan praktek, dokter praktek dan ke-
mana variabel praktek cuci tangan se-
mudian dilaporkan ke Puskesmas.
bagai variabel utama dan variabel cova-
riat seperti pekerjaan, pendidikan, jenis
kelamin, tempat makan di luar dan ke- DAFTAR RUJUKAN
adaan WC berpengaruh bersama-sama
terhadap kejadian hepatitis akut klinis, 1. Departemen Kesehatan. Republik Indonesia.
hubungan antara variabel utama dengan Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta 1994; 78
Hlrn.
variabel dependen ini signifikan dengan
nilai odd ratio (OR) sebesar 3,442 (95% 2. Sulaiman, A. Julitasari,. Panduan praktis
hepatitis A, Yayasan Penerbitan IDI, Jakarta;
CI : 1,638-7,235). Ini berarti responden 1997: 76 Hlm.
di daerah tersebut yang mempunyai ke-
biasaan cuci tangan buruk (tidak cuci 3. Santoso, B, Pencegahan Penyakit Diare Kronik
dan Hepatitis Akan Membantu Tumbuh
tangan atau kadang kadang cuci tangan) Kenibang Anak, Bagian Kesehatan Anak FK
sebelum makan akan berpeluang meng- Undip, Semarang ; 1987: 36 Hlrn
alami sakit hepatitis akut klinis sebesar
4. Sulaiman, A & Julitasari, Hepatitis A, Majalah
3,442 kali dibandingkan dengan respon- Kesehatan Indonesia, 1995; 45 (1) : 74-80.
den yang mempunyai kebiasaan cuci ta-
5. Ashadi, T, Epidemiologi dan pencegahan
ngan dengan baik (selalu cuci tangan) infeksi hepatitis virus A, Medika, 1995; 21(8):
sebelum makan. 639-640.
Pendidikan yang rendah akan 6. Sulaiman, A,, Julitasari,. Hepatitis A, Majalah
mempengaruhi adanya praktek cuci ta- Kesehatan Indonesia, 1993; 45 (1) : 73-78.
ngan yang buruk di kalangan penduduk 7. Staff Pengajar Penyakit Dalam FK UNDIP,
pada daerah KLB hepatitis A tersebut. Kumpulan Kuliah Hepatitis, 1989; 30 Hlrn
Praktek cuci tangan yang buruk ini 8. Sulaiman, A., Julitasari, Panduan praktis
merupakan faktor resiko terjadinya sakit penatalaksanaan dan pencegahan hepatitis B,
Yayasan Penerbitan IDI, Jakarta, 2000; 76
hepatitis akut klinis. Atau dengan kata Hlm.
lain cuci tangan dengan baik sebelum
9. Tim Investigasi KLB Hepatitis A Cogreg
makan menurunkan risiko kejadian he- Kabupaten Bogor, Laporan Inves-tigasi KLB
patitis akut klinis di daerah tersebut. Hepatitis A desa Cogreg kecamatan Parung
Untuk mengantisipasi terjadinya Icabupaten Bogor 200 1-2002, Maha-siswa
Pascasarjana FETP FKM UI, Jakarta , 2001-
kasus luar biasa serupa di waktu yang 2002.; i + 50 Hlrn
akan datang sebaiknya dilakukan penyu-
luhan oleh Pembina Wilayah Desa Pus-
Cuci Tangan Sebelu Makan.. ..........(Firdous)

10. Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Profil 15. Tront, D, et al. Evaluation Of Occupational
Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Transmission Of Hepatitis A Virus Among
Tahun 2000, Bogor, 2000.; vii + 126 Hlrn Waste Water Warkers, journal Of Occupational
And Environmental Medicine : 4291 : 83-7.
11. Junadi, P, Pengantar Analisa Data, Rineka
Cipta, Jakarta, 1994; v + 139 Hlm 16. Levin, M, et al, Risk Of Hepatitis A Virus
Infection Among Sewage Workers In Israel :
12. Hastono,S.P, Analisa Data, Fakultas Kesehatan Archives Of Enveironmental Health ,2000; 55
Masyarakat Univesitas Indonesia, Jakarta, (1) : 7-10.
2001; 219 Hlm
17. Giesecke, J et al, Modern Infectious Disease
13. Basuki, B, Aplikasi metode kasus kontrol, Epidemiology, London, 1997; vii + 256 Hlrn
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas FK,
Universitas Indonesia, 2000; v + 207 Hlm
14. Murti, B, Prinsip dan metodologi riset
Epidemiologi, Bagian Kesehatan Masyarakat
FK UNS, 1997; vii + 417 Hlrn.

Anda mungkin juga menyukai