Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Endokrinologi merupakan ilmu mengenai hormon endokrin dan organ-organ yang


terlibat dalam pelepasan hormone endokrin secara klasik, hormone dideskripsikan
sebagai penyampai pesan (messenger) kimiawi, yang dilepaskan dan bekerja pada
lokasi yang jauh dari tempat pelepasannya. Saat ini telah jelas bahwa terdapat
hubungan erat antara hormone dan faktor-faktor lain seperti neurotransmitter dan faktor
pertumbuhan yang bekerja dengan cara parakrin atau autokrin. Hormon bersifat
esensial untuk memepertahankan fungsi fisiologis yang normal dan gangguan hormonal
muncul pada semua tahap kehidupan manusia. Dengan demikian, ahli endokrinologi
klinis merawat pasien pada segala usia dengan berbagai jenis gangguan.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah jaringan tubuh manusia dari kelenjar yang menghasilkan
lebih dari 100 hormon untuk mempertahankan dan mengatur fungsi tubuh dasar. Sistem
ini biasa disebut kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus
untuk mengeluarkan sekretnya. Sistem endokrin hamper selalu bekerja sama dengan
system saraf, namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari
system saraf. Kedua sistem ini bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis.
Sistem endokrin bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.

Kelenjar adalah organ tubuh yang mempunyai fungsi utama untuk menghasilkan
substansi yang secara biologis sangat berguna. Sering kali sekresi ini dialirkan melalui
duktus ketempat bekerjanya, seperti kelenjar keringat, kelenjar lambung atau kelenjar
saliva. Kelenjar terdiri dari dua tipe yaitu endokrin dan eksokrin. Kelenjar endokrin
melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.Kelenjar endokrin terdapat pada pulau
Langerhans, kelenjar gonad (ovarium dan testis), kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan
paratiroid. Sedangkan kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada
permukaan tubuh seperti kulit dan organ internal

Prinsip kelenjar endokrin


Selain merupakan pengontrol system saraf, otak juga salah satu kelenjar
endokrin terpenting. Sel-sel saraf yang terspesialisasi, terutama pada
hipotalamus, mensintesis hormone yang kemudian ditranspor sepanjang
akson ke terminal saraf. Diterminal saraf, hormone kemudian dilepaskan
kedalam system darah portal yang akan membawanya ke kelenjar hipofisis.
Dalam beberapa kasus, akson sel-sel neuron endokrin berproyeksi ke sel
hipofisis. Hormone hipotalamus yang utama adalah:
1. Hormone pelepas kortikotropin (corticotrophin- releasing
hormone, CRH), mengontrol pelepasan ACTH
2. Dopamin menghambat pelepasan prolactin
3. Growth hormone releasing hormone (GHRH) menyebabkan
pelepasan hormone pertumbuhan
4. Somatostatin menghambat pelepasan hormone pertumbuhan
5. Hormone pelepasan gonadotropin (gonadotropin-releasi hormoe,
GnRH) menyebabkan pelepasan hormone luteinisasi (LH) dan
hormone penstimulasi folikel) (FSH)
6. Thyrotrophin-releasin hormone (TRH) menyebabkan pelepasan
thyroid stimulating hormone (TSH)
7. Oktitosim menyebabkan keluarnya air susu dan kontraksi uterus
saat persalinan hormone ini disintesis dalam hipotalamus dan
disimpan serta dilepaskan dari kelenjar hipofisis posterior
8. Vasopressin (antidiuretic hormone, ADH) meningkatkan
reabsorpsi air di tubulus ginjal hormone ini disintesis dalam
hipotalamus dan disimpan serta dilepaskan dari kelenjar hipofisis
posterior

I. Struktur Hormon
adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Hormon
berfungsi untuk membedakan sistem saraf pusat dan sistem reproduktif pada
janin yang sedang berkembang, merangsang urutan perkembangan,
mengkoordinasi sistem reproduksi, memelihara lingkungan internal secara
optimal dan melakukan respon korektif dan adaptif ketika terjadi
kedaruratan.

Terdapat dua klasifikasi pembagian hormon yaitu hormon yang larut


dalam air dan lemak. Hormon yang larut dalam air yaitu insulin, glukagon,
hormon adrenokortikotropik (ACTH) dan gastrin.
Hormon yang larut dalam lemak yaitu steroid (estrogen, progesteron,
testoteron, aldosteron, glukokortikoid) dan tironin (tiroksin).

Kelenjar-kelenjar Endokrin Pada Manusia :

Di dalam tubuh manusia, terdapat 6 kelenjar endokrin yang masing-masing


berperan dalam menghasilkan hormon-hormon tertentu sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Berikut adalah 6 kelenjar tersebut, yaitu :
1. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis atau disebut juga dengan master of gland (karena
menghasilkan bermacam-macam hormon untuk mengatur kegiatan
kelenjar endokrin lainnya) terletak di bagian otak besar. Kelenjar hipofisis
ini dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan letaknya, yaitu bagian depan
(anterior), bagian tengah (central), dan juga bagian belakang (posterior).
Kelenjar hipofisis juga bekerja sama dengan hipotalamus (suatu organ
dalam otak) untuk mengendalikan organ-organ dalam tubuh.

KELENJAR HIPOFISIS

a) Kelenjar Hipofisis Anterior (Adenohipofise), yang menghasilkan


beberapa macam hormon, diantaranya :
Hormon Somatotropin, yang berfungsi untuk merangsang metabolisme
protein dan lemak serta merangsang pertumbuhan tulang dan otot.
Hormon Tirotropin, yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan dari kelenjar gondok (kelenjar tiroid) dan juga untuk
merangsang sekresi tiroksin.
Hormon Adenocorticotropin (ACTH), yang berfungsi untuk mengontrol
perkembangan dan pertumbuhan aktifitas kulit ginjal dan merangsang
kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon glukokortikoid (hormon untuk
metabolisme karbohidrat).
Hormon Lactogenic, yang berfungsi untuk memelihara korpus luteum
(kelenjar endokrin sementara pada ovarium) sehingga dapat menghasilkan
progesteron (hormon perkembangan dan pertumbuhan primer pada wanita)
dan air susu ibu
Hormon Gonadotropin, yang berfungsi untuk merangsang pematangan
folikel dalam ovarium (siklus mentruasi), menghasilkan hormon estrogen
(pertumbuhan dan perkembangan sekunder pada wanita), dan menghasilkan
progesteron pada wanita. Sedangkan pada pria, hormon gonadotropin
berfungsi untuk merangsang terjadinya spermatogenesis (siklus
pembentukan sperma pada pria) serta merangsang sel-sel interstitial testis
untuk menghasilkan hormon androgen dan testosterone.
b) Kelenjar Hipofise Tengah
Kelenjar hipofise bagian tengah hanya memproduksi satu hormon yang
disebut dengan Melanosit Stimulating Hormon (MSH). Hormon ini
bertanggung jawab terhadap pewarnaan pada kulit manusia. Semakin banyak
melanosit yang diproduksi, maka semakin hitam kulit seseorang.

c) Kelenjar Hipofise Belakang (Neurohipofise), yang menghasilkan 2


macam hormon, yaitu :
Hormon Vasopresin atau Hormon Diuretik (ADH), yang berfungsi
untuk mempengaruhi proses reabsorpsi urin pada tubulus distal ginjal
guna mencegah terlalu banyak urin yang keluar.
Hormon Oksitosin, yang berfungsi untuk merangsang otot polos yang
terdapat di uterus (alat reproduksi dalam wanita).

2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di bagian depan leher atau bagian depan
kerongkongan. Kelenjar ini menghasilkan dua bentuk hormon, yaitu :
KELENJAR TIROID

Hormon Tiroksin, yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan


perkembangan tubuh manusia, mengatur aktivitas saraf, dan juga
mengatur metabolisme organik.
Hormon Triiodontironin, fungsinya sama dengan hormon tiroksin.
3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar ini terletak di setiap sisi dari kelenjar tiroid dan berjumlah 4 buah
yang tersusun secara berpasangan. Kelenjar Paratiroid menghasilkan hormon
parahormon yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam
darah dan juga mengatur metabolisme fosfor.
KELENJAR PARATIROID

4. Kelenjar Anak Ginjal (Adrenal/Suprarenal)


Kelenjar ini terletak di atas ginjal kiri dan ginjal kanan yang berbentuk
seperti bola. Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
KELENJAR ANAK GINJAL (ADRENAL/SUPRARENAL)

a) Bagian Korteks yang berfungsi untuk menghasilkan :


Hormon Kortison yang tersusun atas zat mineralokortikoid yang berfungsi untuk
metabolisme natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon seks.
Hormon Glukokortikoid yang mengatur keseimbangan karbohidrat/metabolisme
karbohidrat.
b) Bagian Medulla yang berfungsi untuk menghasilkan :
Hormon Adrenalin, yang berperan dalam segala hal yang berhubungan dengan
peningkatan fisiologis manusia, seperti meningkatkan denyut jantung, meningkatkan
kecepatan pernapasan, dan menyempitkan pembuluh darah manusia.
Hormon Noradrenalin, yang fungsinya adalah kebalikan dari hormon Adrenalin.
5. Kelenjar Pankreas
Kelenjar ini terletak di dalam rongga peritoneal (rongga perut) manusia dan
terdiri dari sel alpha dan sel betha. Masing-masing sel ini menghasilkan
hormon tersendiri, yaitu :
KELENJAR PANKREAS

Sel Alpha, yang menghasilkan hormon Glukagon yang berperan dalam produksi glukosa
dalam darah.
Sel Betha, yang menghasilkan hormon insulin yang berperan dalam menurunkan kadar
glukosa dalam darah
6. Kelenjar Gonad (Kelenjar Reproduksi)
Kelenjar ini disebut juga dengan kelenjar reproduksi karena produknya yang
berhubungan dengan alat reproduksi manusia. Kelenjar ini terletak di bagian
alat reproduksi pria dan wanita. Jika pada pria, terdapat di testis, dan wanita
terdapat di ovarium. Ada beberapa macam hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar ini, yaitu :
KELENJAR GONAD

Hormon Estrogen, yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan alat


reproduksi sekunder wanita seperti perkembangan payudara, perkembangan pinggul, dan
lain-lain.
Hormon Progesteron, yang berfungsi dalam perkembangan dan pertumbuhan alat
reproduksi primer wanita, seperti perkembangan uterus, dan lain-lain.
Hormon Androgen, yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan primer pada
pria, seperti pembentukan sperma.
Hormon Testosteron, berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan sekunder pria,
seperti perubahan suara, pertumbuhan jakun, dan lain-lain.

Hormon terdapat dalam beberapa tipe kimiawi :


- Hormone-hormone dapat berupa protein (rantai ikatan kompleks
panjang dari asam-asam amino)
Misalnya : Hormone insulin pancreas
- Peptide (rantai pendek lebih sederhana dari asam-asam amino). Hormone
peptide disintesis dengan cara yang sama seperti yang digunakan untuk
mensintesis protein yang akan dikeluarkan dari sel endokrin.
Misalnya : Hormone-hormone hipofisis posterior
- Glikoprotein (kompleks protein dan karbohidrat)
Misalnya : Hormone perangsang tyroid
- Senyawaan aromatic sederhana
Misalnya : Tiroksin
- Steroid (senyawa organic lemak sterol yang tidak terhidrolisis)
Misalnya : Hormone-hormone korteks adrenal dan hormone-hormone
seks

Hormon-hormon yang dapat


memungkinkan masuknya bahan-
bahan mentah- metabolit melalui
membran sel

Hormon-hormon dapat
mengaktivasi enzim,
meningkatkan laju
membentukannya.
Hormon-hormon dapat
Hormon-hormon dapat
meningkatkan laju
melepaskan metabolit ke
pembentukan RNA
dalam sel.
messenger sehingga
mempercepat
pembentukan enzim
Klasifikasi Hormon Endokrin Berdasarkan Cara Penyampaian Pesan /
Messanger Kimiawi
1. Autokrin, bekerja pada sel yang mensintesis hormone itu sendiri :
contohnya, insulin-like growth factor (IGF-1) yang menstimulasi
pembelahan sel di dalam sel yang memproduksi hormone tersebut.
2. Parakrin, bekerja pada sel-sel disekitarnya. Contohnya adalah insulin,
yang sekresikan oleh sel pankreatik dan memengaruhi sekresi
glucagon oleh sel pankreatik
3. Endokrin, bekerja pada sel atau organ yang menjadi tujuannya saat
dibawa melalui aliran darah atau melalui system saluran cairan
lainnya misalny saluran limf. Contohnya adalah insulin, estradiol, dan
kortisol
4. Neuroendokron, sebetulnya merupakan parakrin atau endokrin,
kecuali bahwa hormone ini disitesis dalam sel saraf (neuron) yang
melepaskan hormon ini dekat dengan sel target (parakrin), atau
melepaskannya kedalam aliran darah yang kemudian akan
membawanya ke sel target, contohnya dari hipotalamus ke kelenjar
hipofisis anterior melalui system portal.
5. Neural, ini merupakan neurotransmisi, ketika suatu zat kimia
dilepaskan oleh satu neuron dan bekerja pada neuron disampingnya.
Zat-zat kimia ini disebut sebagai neurotransmitter. Neurotransmitter
memproduksi efek yang hamper seketika, contohnya adalah
asetilkolin, sementara beberapa zat kimia lain memiliki onset-onset
yang lebih lambat namun memiliki efek yang lebih lama pada organ
target, yang disebut sebagai neuromodulator, contohnya beberapa
opioit
6. Transmisi feromonal merupakan pelepasan hormone volatile yang
disebt feromon, ke atmosfer, dimana hormone ini ditransmisikan ke
individu lain dan dikenali sebagai sinyal olfaktorius

II. Distribusi dan Transportasi Hormon


Distribusi Hormon
Hormon didistribusikan melalui aliran darah ke semua bagian tubuh
sesuai daya hantar darah.
Transportasi Hormon
Pada umumnya molekul hormone yang dapat larut dalam air, bersirkulasi
dalam plasma darah, bergerak bebas (tidak berikatan dengan molekul
lain). Sedangkan molekul hormone yang larut dalam lemak sebagian besar
berikatan dengan protein transport
Protein transport yang di sintesis oleh sel-sel di hati memiliki 3 fungsi,
yaitu;
1. Membuat hormone yang larut dalam lemak menjadi secara temporer
dapat larut dalam air. Sehingga meningkatkan kelarutannya di dalam
darah
2. Menghambat molekul-molekul hormone berukuran kecil selama
mekanisme penyaringan di ginjal, sehingga mengurangi tingkat
kehilangan hormone akibat terbawa urin.
3. Menyediakan cadangan hormone yang terdapat dalam aliran darah
0,1-10% hormone lipid tidak terikat protein transport=fraksi bebas
(berdifusi dari kapiler darah, berikatan dengan reseptor pada sel target
dan memicu respon)

III. Fungsi dan Mekanisme Kerja Hormon


Fungsi Hormon
Fungsi hormone pada manusia secara umum adalah untuk mengatur
reproduksi dan mengontrol pertumbuhan, mempertahankan
homeostasis dan mengkoordinasikan kegiatan antara system hormone
dan system saraf tubuh pada manusia.
Mekanisme Kerja Hormon
Agar hormone dapat melakukan aktivitasnya di dalam sel,
maka sel harus mempunyai reseptor untuk hormone dimaksud.
Reseptor mengikat hormone, berakibat respon biologic.
Reseptor hanya ditemukan dijaringan target untuk hormone
tersebut.
Reseptor sangat spesifik, hanya mengikat hormone
pasangannya bukan lainnya.
Reseptor mempunya afinitas kuat untuk hormone
pasangannya (hanya dengan kadar rendah sekalipun hormone
dapat diikatnya).

B. Macam-macam Endokrin

Kelenjar Pituitary Anterior dan Posterior


Kelenjar Pituitary Anterior
Adalah yang mengontrol kelenjar endokrin lain mempunyai asal dari
pertumbuhan keluar lapisan faring primitive pada embio. Pusat saraf pada
hipotalamus menyebabkan pelepasan hormon. Pelepasan hormon tersebut
mengaliri vena porta dengan darah dan menyebabkan sel-sel hipofisis
anterior melepaskan hormon-hormonnya. Sel-sel hipofisis anterior
dikelompokkan sesuai dengan cara pewarnaan granula. Granula
merupakan bukti-bukti yang dapat dilihat dari adanya permentukan
hormon.
Kromofob (granula halus) adalah sel-sel dalam keadaan istirahat
Basofil (diwarnai dengan zat warna asam) mensekresi hormon-
hormon trofik, yang mempengaruhi kelenjar lain, misalnya
kelenjar tiroid
Asidofil (diwarnai dengan zat warna asam) menghasilkan
hormon pertumbuhan dan prolaktin
Tingkat pembentukan hormon oleh kelenjar target dikontrol oleh umpan
balik negatif
Peningkatan kadar hormon tiroid dapat menyebabkan penurunan
pembentukan hormon trofik tiroid oleh hipofisis. Hal ini membuat hormon
tiroid kembali ke normal.
Penurunan kadar hormon tiroid menstimulasi pembentukan hormon
trofik tiroid oleh hipofisis. Hal ini meningkatkan haluaran hormon tiroid,
memulihkan kadar normal. Hormon-hormon hipofisis anterior :
1. Tirotropin (Thyroid stimulating hormone, TSH) adalah glikoprotein
yang menyebabkan pelepasan tiroksin dan pembesaran kelenjar tiroid.
Dalam keadaan tidak berfungsinya tiroid, kadarnya berkurang ke kadar
yang rendah.
2. Adrenokortikotrofik hormon (ACTH) adalah polipeptida sederhana
yang menyebabkan pelepasan kortiko steroid dari korteks kelenjar
sukrarenal. Pembentukan ACTH yang berlebihan oleh tumor basophil
menyebabkan sidnrom cushing.\
3. Follicle Stimulating hormone (FSH) dan Liteinising hormone (LH)
adalah glikoprotein yang bekerja dalam peristiwa untuk memastikan
aktivitas siklus ovarium, dan menyebabkan LH untuk menghasilkan
hormone-hormon seks . LH juga beraksi untuk menstimulasi sel-sel
interstisial dari testis pria untuk menghasilkan testosterone.
4. Hormon Pertumbuhan (GH) adalah protein yang bekerja pada
keseluruhan tubuh untuk menstimulasi pertumbuhan. Hormon ini
menjamin frekuensi yang tepat dari pembentukan protein. Tumor
hipofisis yang menghasilkan GH dapat terjadi. Pada masa kanak-kanak
hal ini menyebabkan gigantisme. Pada orang dewasa hal ini mengarah
pada akromegali dengan pertumbuhan rahang, tangan, dan visera yang
berlebihan. Kerusakan hipofisis yang terjadi pada masa kanak-kanak
menyebabkan dwarfisme.
5. Prolaktin (P) adalah protein yang menstimulasi pertumbuhan dan
aktivitas sekretori dari payudara selama kehamilan dan laktasi.
Hormon ini bekerja secara bersamaan dengan hormone-hormon seks
lainnya.

Kerusakan hipofisis anterior (oleh tumor atau pecahnya pembuluh darah)


menyebabkan hipohipofisisme, dengan perlambatan metabolisme, sensitivitas
yang ekstrim terhadap stress, kelemahan, kulit pucat, penurunan menstruasi,
dan kehilangan karakteristik seksual. Individu seperti ini sangat labil sehingga
dapat mati hanya karena cedera minor atau berkuasa ringan.

Kelenjar Pituitary Posterior


Adalah pertumbuhan kebawah dari otak depan (forebrain). Hipofisis
posterior melepaskan dua jenis hormone ke dalam darah, hormone
antidiuretic (ADH atau fasopresin) dan oksitosin. Hormon-hormon ini
disekresi oleh badan sel (neuron) di dalam paraventrikular dan nukleu
supraoptik hipotalamus.
Hormon-hormon tersebut mengalir melewati serabut saraf ke hipofisis
posterior dan dilepaskan ke dalam aliran darah saat saraf tersebut
distimulasi. Tidak terdapat sintesa hormone di dalam hipofisis posterior
tetapi hanya merupakan tempat pelepasan pelepasan hormon tersebut.
Haluaran hormon antidiuretik akan meningkat saat tekanan
osmotik darah menigkat. Peningkatan ADH akan meningkatkan
permeabilitas air dari tubulus distal dan koligentes, menyebabkan air
mengalir keluar dari filtrat glomelurus hipotonik kedalam interstisium
medullar hipertonik. Sebagai akibatnya, urin secara progresif
kosentrasinya meningakat dan volumenya menurun, air yang diserap
kembali kedalam aliran darahdan tekanan osmotik darah akan turun.
Jika kelenjar hipofisis atau hipotalamus mengalami kerusakan
sehingga ADH tidak disekresi, terdapat aliran konstan dalam volume yang
besar dari urin yang encer. Kondisi ini dikenal sebagai diabetes insipidus.
Oksotosin menyebabkan kontraksi otot polos pada uterus yang
hamil, menambhakan proses kelahiran dan membnatu uterus kembali ke
ukuran normalnya setelah melahirkan. Hormon ini juga dapat
menyebabkan pelepasan ASI dari payudara yang menyususui dengan
menyebabkan kontraksi sel-sel mioepital. Penghisapan menyebabkan
pelepasan refleks okaitosin oleh stimulasi puting susu.
Kelenjar Tiroid (Folikel Tiroid, dan hormone tiroid, kelenjar tiroid :
kalsitonin)
Kelenjar tiroid dibungkus mengitari bagian depan dari trakea bagian atas.
Kelenjar ini dari dua lobus, dihubungkan oleh istmus. Kelenjar ini diperdarahi
dari arteri tiroid superior dan interior.
Tiroid dibentuk atas massa kosong berbentuk sferis atau folikel. Setiap folikel
mempunyai dinding satu sel tebal dan mengandung koloid seperti jeli. Lapisan
sel-sel dari folikel mempunyai kemampuan yang sangat besar dalam
mengekstraksi iodin dari dalam darah, dan menggabungkannya dengan tirosin
asam amino, untuk membentuk suatu hormon tri-iodotironin (T3) aktif. Sebagian
tiroksin yang kurang aktif juga dibentuk. Tiroksin (T4) diubah menjadi
triiodotironin didalam tubuh. Senyawaan ini, dan intermediat tertentu disimpan
didalam koloid dari folikel. Penyimpanan ini penting karena iodin mungkin tidak
terdapat didalam diet selama periode yang lama. Dimana dalam keadaan ini
kelenjar tiroid akan menjadi sangat membesar. Sekarang ini, kekurangan iodin
akibat kesulitan mendapatkan ikan laut, atau karena makan sayuran yang kurang
mengandung iodin karena defisiensi iodin didalam minyak sayur sudah dapat
dikompensasi dengan menggunakan garam laut asli atau garam meja yang telah
ditambahkan iodin.
Pelepasan T3 dan tiroksin sebagian besar berada dibawah kontrol TSH
yang dilepaskan dari hipofisis. Pembentukan TSH dihambat oleh tingginya kadar
hormon tiroid. Hormon tiroid meningkatkan laju metabolik dari semua jaringan,
kemungkinanan dengan meningkatkan sintesis enzim pernapasan didalam sel.
Kalsitonin termasuk hormon polipeptida yang baru ditemukan yang
dihasilkan oleh sel-sel diantara folikel. Kalsitonin dapat menurunkan konsentrasi
ion kalsium didalam darah dan menyebabkan penumpukan kalsium dalam tulang.
Peran dari kalsitonin belum diketahui. Mungkin dapat membantu dalam
mengatasi penyakit paget tulang. Kelainan kelenjar tiroid :
Kegagalan sekresi tiroid
Pada anak-anak dapat saja terjadi kegagalan sekresi tiroid. Karena tidak
terdapatnya enzim dalam sel-sel tiroid yang diperlukan. Hal ini
mengakibatkan kretinisme. Anak tampak dwarfisme dan mengalami
retardasi mental, dengan kulit tebal, rambut jarang, suara serak dan lidah
menonjol keluar. Tetapi tiroksin dini dapat mencegah kondisi dini.
Pada orang dewasa tiroid dapat mengalami kerusakan secara perlahan
oleh penyakit autoimun. Hal ini terjadi pada miksedema dengan
perlambatan semua fungsi tubuh, ketumpulan mental, suhu tubuh
subnormal, kulit kasar tebal dan suara serak.
Kelebihan sekresi tiroid
Hipertiroidisme terjadi karena sintesis abnormal suatu senyawa didalam
tubuh yang menyerupai TSH. Kondisi ini mengakibatkan suatu
peningkatan aktivitas metabolik dengan peningkatan napsu makan dan
pembentukan panas. Gejala-gejalanya termasuk ansietas dan mudah
terangsang, tremor halus pada tangan, intoleransi terhadap hangat,
penurunan berat badan, diare, berkeringat dan ekspresi melotot.

Kelenjar Paratiroid (aekresi hormone paratiroid)


Terdapat empat kelenjar paratiroid yang normalnya ditemukan pada permukaan
pasterior kelenjat tiroid. Masing-masing kelenjar terdiri atas massa tersusun
berdekatan dari dua jenis sel. Salah satu jenis sel ini mensekresi hormon
parathormon.
Parathormon adalah polipeptida yang terlibat dalam pengontrolan
konsetrasi ion kalsium darah. Hormon ini disekresi dalam berespons terhadap
turunnya konsentrasi ion kalsium dan cenderung untuk meningkatkan konsentrasi
ion tersebut. Parathormon menghasilkan efeknya dengan :
1. Mobilisasi ion-ion kalsium dari tulang, dengan menstimulasisel-sel tulang
2. Pencegahan kehilangan ion-ion kalsium dalam urin, dengan meningkatkan
reabsorpsi ion-ion kalsium dari tubulus kembali ke dalam darah
3. Meningkatkan penyerapan kalsium dari dalam usus. Namun demikian
masih kurang penting dibandingkan dengan vitamin D
Parathormon dapat bekerja dengan sangat baik berkaitan dengan kalsitonin
(yang menurunkan kalsium darah) untuk mempertahankan konsentrasi ion
kalsium dalam kadar yang stabil di dalam darah. Kelainan kelenjar paratiroid :
Defisiensi sekresi
Defisiensi sekresi biasanya terjadi sebagai akibat pembedaan pada kelenjar
tiroid, yang menyebabkan kerusakan atau mengangkat kelenjar paratiroid.
Kondisi ini mengakibatkan penurunan kalsium darah. Setelah beberapa
hari pasien merasakan seperti ditusuk-tusuk, kedutan otot, dan spasme
otot. Jika semua kelenjar paratiroid diangkat, maka kondisinya dapat
berkembang menjadi kekacauan mental umum dan kematian (yang
memperlihatkan betapa pentingnya keseimbangan kadar kalsium untuk
otot). Kondisi ini dapat diperbaiki dengan pemberian ion-ion kalsium
intravena.
Kelebihan sekresi
Kelebihan sekresi kebanyakan disebabkan oleh tumor paratiroid. Hal ini
mengarah pada peningkatan kalsium darah. Tulang menjadi dekalsifikasi
dan rapuh, sehingga dapat terjadi fraktur secara spontan. Kalsium
mungkin dapat ditumpuk didalam ginjal sehingga menyebabkan gagal
ginjal, dan dalam saluran urinarius sebagai batu. Mungkin terjadi juga
gangguan mental.
C. Kelenjar Adrenal (korteks adrenal, medulla adrenal)
Kelenjar adrenal atau kelenjar suprarenalis terletak di atas kutub sebelah atas setiap
ginjal, kelenjar adrenal terdiri atas bagia luar yang berwarna kekuning-kuningan yang
disebut korteks dan yang menghasilkan kortisol (hidrokortison), dengan ruus yang
mendekati kortison, dan atas bagian medulla di sebelah dalam yang menghasilkan
adrenalin (epifirin) dan noradrenalin(norepifrin). Adrenalin membantu metabolisme
karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati. Noradrenalin
menaikkan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot didalam dinding
pembuluh darah untuk benkontraksi.
a. Korteks adrenal
Korteks adrenal menyintesis dan mengeluarkan hormone steroid, yang termasuk
kedalam 3 kategori : Glukokortikoid, yang diwakili oleh kortisol; mineral
kortikoid, yang diwakili oleh aldostrerom; dan androgen adrenal kortikal. Oleh
karena itu, hiper fungsi kortes adrenal menyebabkan 3 kelompok sindrom klinis
yang dapat dijelaskan oleh peningkatan berlebihan pada hormone. Ketiganya
mencakup syndrome cushing, hiperaldostreronisma, dan sejumlah sindrom
sterilisasi karena fungsi sebagian streroid adrenal tumpang tindih, gambaran klinis
sindrom ini juga mungkin tumpang tindih.
b. Medulla adrenal
Medulla kelenjar adrenal menghasilkan 2 hormon, adrenalin dan nonadrenalin,
yang mempunyai efek serupa dengan yang timbul akibat oleh stimulasi system
saraf simpatis. Karena control medulla merupakan media hantar neuron
preganglionic system saraf simpatis, tanpa penghentian, respons terhadap
stimulasi sangat cepat dan menciptakan suatu rangkangian kondisi dimana tubuh
disiapkan untuk fight or flight. Adrenalin meningkatkan kekuatan dan
kecepatan denyut jantung, yang menyebabkan dilatasi arteri yang memasok
jantung dan otot skelet, tetapi menyebabkan konstriksi arteri lain, meningkatkan
kecepatan dan kedalaman pernafasan, meningkatkan kadar glukosa darah dengan
meningkatkan pemecahan glikogen hati, dan merangsang aktifitas metabolic
umum sel.

D. Kelenjar Pineal

Kelenjar Pineal atau disebut juga organ pineal adalah organ endokrin berukuran kecil
yang terletak pada otak besar. kelenjar ini mengeluarkan hormon yang sangat ampuh
yang disebut Melatonin, yang membuat pikiran menjadi introvertif yang memberikan
rasa kebahagiaan tanpa batas serta kesadaran yang lebih tinggi. Saat kelenjar pineal tidak
menghasilkan jumlah melatonin yang tepat, mungkin kita akan mengalami gangguan
tidur. Melatonin juga diduga berperan dalam beberapa penyakit seperti kanker, depresi,
autisme, dan penyakit neurodegeneratif.

Kelenjar pineal mengandung pigmen mirip dengan yang ditemukan di mata dan
terhubung ke talamus optik, maka ia mengendalikan kerja cahaya pada tubuh. Kelenjar
pineal terletak di bawah korteks serebral di mana dua belahan talamik otak bergabung, di
mana otak mengatur kesadaran, menafsirkan fungsi motorik dan sensorik tubuh, dan
menghasilkan melatonin. suatu turunan serotonin, yang mengontrol siklus tidur kita.
selatonin tidak hanya diperlukan untuk tidur yang tepat, tetapi juga mengatur masa
pubertas dan melawan radikal bebas berbahaya. hampir di pusat otak, lokasinya juga
dapat dipahami sebagai mata ketiga, pusat alis. berfokus pada mata ketiga dapat
merangsang tidak hanya kelenjar pineal tapi talamus dan korteks serebral juga.Pada anak-
anak, kelenjar pineal mengeluarkan lebih banyak melatonin dari pada orang dewasa.
setelah pubertas, kelenjar pineal menyusut dan melepaskan lebih sedikit melatonin.

Kelenjar pineal berwarna abu-abu kemerahan dan sekitar ukuran sebutir beras (58
mm) pada manusia, berlokasi hanya di rostro-dorsal dengan superior colliculus dan
dibelakang dan dibawah stria medullaris, di antara berposisi lateral badan thalamus. Dia
adalah bagian dari epithalamus. Kelenjar pineal adalah struktur berbentuk garis tengah
seperti buah pohon cemara, dan sering terlihat di tengkorak X-ray, seperti yang sering
kalsifikasi.

E. Jaringan Endokrin system lain :

a. Intestine
Mukosa usus halus menghasilkan hormone sekretin dan kolesistokinin.
Hormone sekretin (eterogastron)
Sekretin di stimulus untuk memproduksi bubur makanan (chime) asam dalam
duodenum. Pengaruh hormone ini dalam proses pencernaan yaitu merangsang
pancreas untuk mengeluarkan bikarbonat, yang menetralkan bubur makanan
(chime) asam dalam duodenum.
Hormone kolesistokinin
Kolesistokinin di produksi di dinding duodenum. Hormone ini di sekresi oleh sel
epitel mukosa dari duodenum. Kolesistokinin juga di produksi oleh neuron dalam
sistem saraf enteric, dan secara luas dan berlimpah di distribusikan ke otak.
Distimulus untuk produksi asam amino atau asam lemak dalam chime.
Pengaruhnya adalah untuk merangsang pancreas mengeluarkan enzim pancreas ke
dalam usus halus, merangsang kantung empedu untuk berkontraksi.
b. Ginjal

Hormone yang diproduksi oleh ginjal ada 3 yaitu :

1. Renin yaitu hormone yang terkait dengan tekanan darah.


2. Erythropoietin yaitu hormone yang membantu pembuatan sel darah merah.
3. Calcitriol yaitu hormone yang membantu tubuh menyerap kalsium pada
makanan.
c. Jantung
Sel khusus dalam dinding bilik jantung yang di sebut atria dapat memproduksi
hormone yang di sebut hormone atrial natriuretik atau atriopeptin.
Fungsi dari hormone atrial natriuretik peptin yaitu : berperan dalam mengatur
keseimbangan natrium dan air, volume darah dan tekanan arteri. Hormone ini
bekerja dengan menurunkan pelepasan aldosteron oleh korteks adrenal,
meningkatkan kecepatan filtrasi glomerulus, menimbulkan dieresis dan
natriuresis, serta menurunkan pelepasan rennin. Melalui mekanisme inilah atrial
natriuretik peptin berperan dalam menurunkan volume darah dan tekanan vena
sentral, kardiak output dan tekanan darah arterial. atrial natriuretik peptin
mempunyai waktu paruh hidup 2-5 menit pada manusia dan kecepatan metabolic
bersihnya sekitar 14-25 ml/menit/kg. hormone ini di eliminasi melalui mekanisme
secara enzimatik atau melalui reseptor clearance.
d. Timus
Timus terletak dibelakang sternum, di depan paru-paru dan jantung. Timus
sangat penting dalam perkembangan sistem limfatik. Timus mempunyai korteks
yang terbungkus sempurna dalam limfosit, dan medulla yang terdiri atas massa
jarang dari sel-sel epitel. Sel-sel epitel membentuk faktor humorik timik yang
menstimulasi sel-sel limfosit diseluruh tubuh untuk membelah dan
mengembangkan kemampuan mengenali dan menyerang benda asing.
Banyak respon-respon terhadap benda asing semata-mata respons terhadap
jaringan yang di transplantasikan dan banyak infeksi yang di mediakan, bukan
oleh antibodi yang larut bersikulasi tetapi oleh sel-sel. Sel-sel yang terlibat adalah
sel limfosit. Hasil perkembangan dari sel-sel ini adalah didalam timus dalam
kehidupan embrionik dan awal masa bayi. Dari tempat asalnya ini sel-sel tersebut
bermigrasi untuk menetap dalam jaringan limfoit di seluruh tubuh. Pada tahap ini,
timus penting untuk pertahanan hidup. Kematian karena infeksi terjadi setelah
pengangkatan timus. Timus terus berlanjut untuk memberikan sumber minor
limfosit dan menghasilkan faktor-faktonya setelah tahap ini. Tetapi setelah masa
kanak-kanak sistem lifosit menetap dan pengangkatan timus hanya memberikan
dampak kerusakan kecil pada imunitas.
e. Pancreas
pencemaran kedalam usus. Tersebar diantara asini adalah sekelompok kecil sel
yang dikenal dengan pulau Langerhans. Terdapat dua tipe sel dalam pulau
langerhans :
Sel-sel alfa yang besar dan terletak diperifer yang mensekresi polipeptida
glokagon.
Sel-sel beta yang lebih kecil yang bergerombol disekitar kapiler dan
mensekresi protein insulin, dengan frekuensi meningkat bersamaan
dengan peningkatan kadar peningkatan kadar glukosa dalam darah.
Glukagon meningkatkan kadar gula darah dengan menggerakan glikagon dari
hepar. Glukagon juga memobilisasi simpanan lemak dan menyebabkan pelepasan
cepat dari insulin pulau Lingerhans.
Insulin penting dalam kehidupan. Efek dasarnya adalah untuk meningkatkan
transpor glukosa kedalam sel-sel. Insulin juga meningkatkan sintesis protein
dalam sel, meningkatkan lapisan dasar lemak, dan penting untuk pemecahan asam
lemak oleh hepar.
Insulin menurunkan kadar gula darah, sebagian karena insulin dapat
meningkatkan penggunaan glukosa oleh sel-sel ini, dan sebagian lagi karena
menghentikan pembentuka glukosa dari asam amino dalam hepar.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai