PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Endokrinologi merupakan ilmu mengenai hormon endokrin dan organ-organ yang
terlibat dalam pelepasan hormone endokrin secara klasik, hormone dideskripsikan
sebagai penyampai pesan (messenger) kimiawi, yang dilepaskan dan bekerja pada lokasi
yang jauh dari tempat pelepasannya. Saat ini telah jelas bahwa terdapat hubungan erat
antara hormone dan faktor-faktor lain seperti neurotransmitter dan faktor pertumbuhan
yang bekerja dengan cara parakrin atau autokrin. Hormon bersifat esensial untuk
memepertahankan fungsi fisiologis yang normal dan gangguan hormonal muncul pada
semua tahap kehidupan manusia. Dengan demikian, ahli endokrinologi klinis merawat
pasien pada segala usia dengan berbagai jenis gangguan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin ?
2. Apa macam-macam endokrin?
3. Apa saja kelenjar-kelenjar dalam endokrin? dan
4. Apa saja kelenjar endokrin sistem lain?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin
2. Untuk mengetahui macam-macam endokrin
3. Untuk mengetahui kelenjar-kelenjar dalam endokrin
4. Untuk mengetahui kelenjar endokrin sistem lain
[1]
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah jaringan tubuh manusia dari kelenjar yang menghasilkan lebih
dari 100 hormon untuk mempertahankan dan mengatur fungsi tubuh dasar. Sistem ini
biasa disebut kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk
mengeluarkan sekretnya. Sistem endokrin hamper selalu bekerja sama dengan system
saraf, namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari system
saraf. Kedua sistem ini bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis. Sistem
endokrin bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter
yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Kelenjar adalah organ tubuh yang mempunyai fungsi utama untuk menghasilkan
substansi yang secara biologis sangat berguna. Sering kali sekresi ini dialirkan melalui
duktus ketempat bekerjanya, seperti kelenjar keringat, kelenjar lambung atau kelenjar
saliva. Kelenjar terdiri dari dua tipe yaitu endokrin dan eksokrin. Kelenjar endokrin
melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.Kelenjar endokrin terdapat pada pulau
Langerhans, kelenjar gonad (ovarium dan testis), kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan
paratiroid. Sedangkan kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada
permukaan tubuh seperti kulit dan organ internal
[2]
Dalam beberapa kasus, akson sel-sel neuron endokrin berproyeksi ke sel
hipofisis. Hormone hipotalamus yang utama adalah:
1. Hormone pelepas kortikotropin (corticotrophin- releasing
hormone, CRH), mengontrol pelepasan ACTH
2. Dopamin menghambat pelepasan prolactin
3. Growth hormone releasing hormone (GHRH) menyebabkan
pelepasan hormone pertumbuhan
4. Somatostatin menghambat pelepasan hormone pertumbuhan
5. Hormone pelepasan gonadotropin (gonadotropin-releasi hormoe,
GnRH) menyebabkan pelepasan hormone luteinisasi (LH) dan
hormone penstimulasi folikel) (FSH)
6. Thyrotrophin-releasin hormone (TRH) menyebabkan pelepasan
thyroid stimulating hormone (TSH)
7. Oktitosim menyebabkan keluarnya air susu dan kontraksi uterus
saat persalinan hormone ini disintesis dalam hipotalamus dan
disimpan serta dilepaskan dari kelenjar hipofisis posterior
8. Vasopressin (antidiuretic hormone, ADH) meningkatkan
reabsorpsi air di tubulus ginjal hormone ini disintesis dalam
hipotalamus dan disimpan serta dilepaskan dari kelenjar hipofisis
posterior
I. Struktur Hormon
adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel.Hormon
berfungsi untuk membedakan sistem saraf pusat dan sistem reproduktif pada
janin yang sedang berkembang, merangsang urutan perkembangan,
mengkoordinasi sistem reproduksi, memelihara lingkungan internal secara
optimal dan melakukan respon korektif dan adaptif ketika terjadi kedaruratan.
[3]
Terdapat dua klasifikasi pembagian hormon yaitu hormon yang larut dalam
air dan lemak. Hormon yang larut dalam air yaitu insulin, glukagon, hormon
adrenokortikotropik (ACTH) dan gastrin.
Hormon yang larut dalam lemak yaitu steroid (estrogen, progesteron,
testoteron, aldosteron, glukokortikoid) dan tironin (tiroksin).
1. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis atau disebut juga dengan master of gland (karena
menghasilkan bermacam-macam hormon untuk mengatur kegiatan kelenjar
endokrin lainnya) terletak di bagian otak besar. Kelenjar hipofisis ini dibagi
menjadi 3 bagian berdasarkan letaknya, yaitu bagian depan (anterior),
bagian tengah (central), dan juga bagian belakang (posterior). Kelenjar
hipofisis juga bekerja sama dengan hipotalamus (suatu organ dalam otak)
untuk mengendalikan organ-organ dalam tubuh.
KELENJAR HIPOFISIS
[4]
a) Kelenjar Hipofisis Anterior (Adenohipofise), yang menghasilkan
beberapa macam hormon, diantaranya :
Hormon Somatotropin, yang berfungsi untuk merangsang metabolisme
protein dan lemak serta merangsang pertumbuhan tulang dan otot.
Hormon Tirotropin, yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan dari kelenjar gondok (kelenjar tiroid) dan juga untuk
merangsang sekresi tiroksin.
Hormon Adenocorticotropin (ACTH), yang berfungsi untuk mengontrol
perkembangan dan pertumbuhan aktifitas kulit ginjal dan merangsang
kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon glukokortikoid (hormon untuk
metabolisme karbohidrat).
Hormon Lactogenic, yang berfungsi untuk memelihara korpus luteum
(kelenjar endokrin sementara pada ovarium) sehingga dapat menghasilkan
progesteron (hormon perkembangan dan pertumbuhan primer pada wanita)
dan air susu ibu
Hormon Gonadotropin, yang berfungsi untuk merangsang pematangan
folikel dalam ovarium (siklus mentruasi), menghasilkan hormon estrogen
(pertumbuhan dan perkembangan sekunder pada wanita), dan menghasilkan
progesteron pada wanita. Sedangkan pada pria, hormon gonadotropin
berfungsi untuk merangsang terjadinya spermatogenesis (siklus pembentukan
sperma pada pria) serta merangsang sel-sel interstitial testis untuk
menghasilkan hormon androgen dan testosterone.
b) Kelenjar Hipofise Tengah
Kelenjar hipofise bagian tengah hanya memproduksi satu hormon yang
disebut dengan Melanosit Stimulating Hormon (MSH). Hormon ini
bertanggung jawab terhadap pewarnaan pada kulit manusia. Semakin banyak
melanosit yang diproduksi, maka semakin hitam kulit seseorang.
[5]
c) Kelenjar Hipofise Belakang (Neurohipofise), yang menghasilkan 2
macam hormon, yaitu :
Hormon Vasopresin atau Hormon Diuretik (ADH), yang berfungsi
untuk mempengaruhi proses reabsorpsi urin pada tubulus distal ginjal guna
mencegah terlalu banyak urin yang keluar.
Hormon Oksitosin, yang berfungsi untuk merangsang otot polos yang
terdapat di uterus (alat reproduksi dalam wanita).
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di bagian depan leher atau bagian depan
kerongkongan. Kelenjar ini menghasilkan dua bentuk hormon, yaitu :
KELENJAR TIROID
[6]
3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar ini terletak di setiap sisi dari kelenjar tiroid dan berjumlah 4
buah yang tersusun secara berpasangan. Kelenjar Paratiroid menghasilkan
hormon parahormon yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan kalsium
dalam darah dan juga mengatur metabolisme fosfor.
KELENJAR PARATIROID
[7]
KELENJAR ANAK GINJAL (ADRENAL/SUPRARENAL)
[8]
KELENJAR PANKREAS
[9]
KELENJAR GONAD
[10]
Hormon dapat dalam beberapa tipe kimiawi :
Hormon-hormon dapat
mengaktivasi enzim,
meningkatkan laju
membentukannya.
Hormon-hormon dapat Hormon-hormon dapat
meningkatkan laju melepaskan metabolit ke
pembentukan RNA
dalam sel.
messenger sehingga
mempercepat
pembentukan enzim
[11]
Klasifikasi Hormon Endokrin Berdasarkan Cara Penyampaian Pesan /
Messanger Kimiawi :
1. Autokrin, bekerja pada sel yang mensintesis hormone itu sendiri :
contohnya, insulin-like growth factor (IGF-1) yang menstimulasi
pembelahan sel di dalam sel yang memproduksi hormone tersebut.
2. Parakrin, bekerja pada sel-sel disekitarnya. Contohnya adalah insulin,
yang sekresikan oleh sel pankreatik dan memengaruhi sekresi
glucagon oleh sel pankreatik
3. Endokrin, bekerja pada sel atau organ yang menjadi tujuannya saat
dibawa melalui aliran darah atau melalui system saluran cairan lainnya
misalny saluran limf. Contohnya adalah insulin, estradiol, dan kortisol
4. Neuroendokron, sebetulnya merupakan parakrin atau endokrin, kecuali
bahwa hormone ini disitesis dalam sel saraf (neuron) yang melepaskan
hormon ini dekat dengan sel target (parakrin), atau melepaskannya
kedalam aliran darah yang kemudian akan membawanya ke sel target,
contohnya dari hipotalamus ke kelenjar hipofisis anterior melalui
system portal.
5. Neural,ini merupakan neurotransmisi, ketika suatu zat kimia
dilepaskan oleh satu neuron dan bekerja pada neuron disampingnya.
Zat-zat kimia ini disebut sebagai neurotransmitter. Neurotransmitter
memproduksi efek yang hamper seketika, contohnya adalah
asetilkolin, sementara beberapa zat kimia lain memiliki onset-onset
yang lebih lambat namun memiliki efek yang lebih lama pada organ
target, yang disebut sebagai neuromodulator, contohnya beberapa
opioit
6. Transmisi feromonalmerupakan pelepasan hormone volatile yang
disebt feromon, ke atmosfer, dimana hormone ini ditransmisikan ke
individu lain dan dikenali sebagai sinyal olfaktorius
[12]
II. Distribusi dan Transportasi Hormon
Distribusi Hormon
Hormon didistribusikan melalui aliran darah ke semua bagian tubuh
sesuai daya hantar darah.
Transportasi Hormon
Pada umumnya molekul hormone yang dapat larut dalam air,
bersirkulasi dalam plasma darah, bergerak bebas (tidak berikatan dengan
molekul lain). Sedangkan molekul hormone yang larut dalam lemak
sebagian besar berikatan dengan protein transport
Protein transport yang di sintesis oleh sel-sel di hati memiliki 3 fungsi,
yaitu;
1. Membuat hormone yang larut dalam lemak menjadi secara temporer
dapat larut dalam air. Sehingga meningkatkan kelarutannya di dalam
darah
2. Menghambat molekul-molekul hormone berukuran kecil selama
mekanisme penyaringan di ginjal, sehingga mengurangi tingkat
kehilangan hormone akibat terbawa urin.
3. Menyediakan cadangan hormone yang terdapat dalam aliran darah 0,1-
10% hormone lipid tidak terikat protein transport=fraksi bebas
(berdifusi dari kapiler darah, berikatan dengan reseptor pada sel target
dan memicu respon)
[13]
Reseptor mengikat hormone, berakibat respon biologic.
Reseptor hanya ditemukan dijaringan target untuk hormone
tersebut.
Reseptor sangat spesifik, hanya mengikat hormone
pasangannya bukan lainnya.
Reseptor mempunya afinitas kuat untuk hormone
pasangannya (hanya dengan kadar rendah sekalipun hormone
dapat diikatnya).
B. Macam-macam Endokrin
Kelenjar Pituitary Anterior dan Posterior
Kelenjar Pituitary Anterior
Adalah yang mengontrol kelenjar endokrin lain mempunyai asal dari
pertumbuhan keluar lapisan faring primitive pada embio. Pusat saraf pada
hipotalamus menyebabkan pelepasan hormon. Pelepasan hormon tersebut
mengaliri vena porta dengan darah dan menyebabkan sel-sel hipofisis
anterior melepaskan hormon-hormonnya. Sel-sel hipofisis anterior
dikelompokkan sesuai dengan cara pewarnaan granula. Granula merupakan
bukti-bukti yang dapat dilihat dari adanya permentukan hormon.
Kromofob (granula halus) adalah sel-sel dalam keadaan istirahat
Basofil (diwarnai dengan zat warna asam) mensekresi hormon-
hormon trofik, yang mempengaruhi kelenjar lain, misalnya
kelenjar tiroid
Asidofil (diwarnai dengan zat warna asam) menghasilkan hormon
pertumbuhan dan prolaktin
Tingkat pembentukan hormon oleh kelenjar target dikontrol oleh umpan
balik negatif
Peningkatan kadar hormon tiroid dapat menyebabkan penurunan
pembentukan hormon trofik tiroid oleh hipofisis. Hal ini membuat hormon
tiroid kembali ke normal.
[14]
Penurunan kadar hormon tiroid menstimulasi pembentukan hormon trofik
tiroid oleh hipofisis. Hal ini meningkatkan haluaran hormon tiroid,
memulihkan kadar normal. Hormon-hormon hipofisis anterior :
1. Tirotropin (Thyroid stimulating hormone, TSH) adalah glikoprotein
yang menyebabkan pelepasan tiroksin dan pembesaran kelenjar tiroid.
Dalam keadaan tidak berfungsinya tiroid, kadarnya berkurang ke kadar
yang rendah.
2. Adrenokortikotrofik hormon (ACTH) adalah polipeptida sederhana
yang menyebabkan pelepasan kortiko steroid dari korteks kelenjar
sukrarenal. Pembentukan ACTH yang berlebihan oleh tumor basophil
menyebabkan sidnrom cushing.
3. Follicle Stimulating hormone (FSH) dan Liteinising hormone (LH)
adalah glikoprotein yang bekerja dalam peristiwa untuk memastikan
aktivitas siklus ovarium, dan menyebabkan LH untuk menghasilkan
hormone-hormon seks . LH juga beraksi untuk menstimulasi sel-sel
interstisial dari testis pria untuk menghasilkan testosterone.
4. Hormon Pertumbuhan (GH) adalah protein yang bekerja pada
keseluruhan tubuh untuk menstimulasi pertumbuhan. Hormon ini
menjamin frekuensi yang tepat dari pembentukan protein. Tumor
hipofisis yang menghasilkan GH dapat terjadi. Pada masa kanak-kanak
hal ini menyebabkan gigantisme. Pada orang dewasa hal ini mengarah
pada akromegali dengan pertumbuhan rahang, tangan, dan visera yang
berlebihan. Kerusakan hipofisis yang terjadi pada masa kanak-kanak
menyebabkan dwarfisme.
5. Prolaktin (P) adalah protein yang menstimulasi pertumbuhan dan
aktivitas sekretori dari payudara selama kehamilan dan laktasi. Hormon
ini bekerja secara bersamaan dengan hormone-hormon seks lainnya.
[15]
dan kehilangan karakteristik seksual. Individu seperti ini sangat labil sehingga
dapat mati hanya karena cedera minor atau berkuasa ringan.
[16]
Kelenjar Tiroid (Folikel Tiroid, dan hormone tiroid, kelenjar tiroid :
kalsitonin)
Kelenjar tiroid dibungkus mengitari bagian depan dari trakea bagian atas.
Kelenjar ini dari dua lobus, dihubungkan oleh istmus. Kelenjar ini diperdarahi dari
arteri tiroid superior dan interior.
Tiroid dibentuk atas massa kosong berbentuk sferis atau folikel. Setiap folikel
mempunyai dinding satu sel tebal dan mengandung koloid seperti jeli. Lapisan sel-
sel dari folikel mempunyai kemampuan yang sangat besar dalam mengekstraksi
iodin dari dalam darah, dan menggabungkannya dengan tirosin asam amino, untuk
membentuk suatu hormon tri-iodotironin (T3) aktif. Sebagian tiroksin yang kurang
aktif juga dibentuk. Tiroksin (T4) diubah menjadi triiodotironin didalam tubuh.
Senyawaan ini, dan intermediat tertentu disimpan didalam koloid dari folikel.
Penyimpanan ini penting karena iodin mungkin tidak terdapat didalam diet selama
periode yang lama. Dimana dalam keadaan ini kelenjar tiroid akan menjadi sangat
membesar. Sekarang ini, kekurangan iodin akibat kesulitan mendapatkan ikan laut,
atau karena makan sayuran yang kurang mengandung iodin karena defisiensi iodin
didalam minyak sayur sudah dapat dikompensasi dengan menggunakan garam laut
asli atau garam meja yang telah ditambahkan iodin.
Pelepasan T3 dan tiroksin sebagian besar berada dibawah kontrol TSH yang
dilepaskan dari hipofisis. Pembentukan TSH dihambat oleh tingginya kadar
hormon tiroid. Hormon tiroid meningkatkan laju metabolik dari semua jaringan,
kemungkinanan dengan meningkatkan sintesis enzim pernapasan didalam sel.
Kalsitonin termasuk hormon polipeptida yang baru ditemukan yang
dihasilkan oleh sel-sel diantara folikel. Kalsitonin dapat menurunkan konsentrasi
ion kalsium didalam darah dan menyebabkan penumpukan kalsium dalam tulang.
Peran dari kalsitonin belum diketahui. Mungkin dapat membantu dalam mengatasi
penyakit paget tulang. Kelainan kelenjar tiroid :
Kegagalan sekresi tiroid
Pada anak-anak dapat saja terjadi kegagalan sekresi tiroid. Karena tidak
terdapatnya enzim dalam sel-sel tiroid yang diperlukan. Hal ini
mengakibatkan kretinisme. Anak tampak dwarfisme dan mengalami
[17]
retardasi mental, dengan kulit tebal, rambut jarang, suara serak dan lidah
menonjol keluar. Tetapi tiroksin dini dapat mencegah kondisi dini.
Pada orang dewasa tiroid dapat mengalami kerusakan secara perlahan
oleh penyakit autoimun. Hal ini terjadi pada miksedema dengan
perlambatan semua fungsi tubuh, ketumpulan mental, suhu tubuh
subnormal, kulit kasar tebal dan suara serak.
Kelebihan sekresi tiroid
Hipertiroidisme terjadi karena sintesis abnormal suatu senyawa didalam
tubuh yang menyerupai TSH. Kondisi ini mengakibatkan suatu
peningkatan aktivitas metabolik dengan peningkatan napsu makan dan
pembentukan panas. Gejala-gejalanya termasuk ansietas dan mudah
terangsang, tremor halus pada tangan, intoleransi terhadap hangat,
penurunan berat badan, diare, berkeringat dan ekspresi melotot.
[18]
Defisiensi sekresi
Defisiensi sekresi biasanya terjadi sebagai akibat pembedaan pada
kelenjar tiroid, yang menyebabkan kerusakan atau mengangkat kelenjar
paratiroid. Kondisi ini mengakibatkan penurunan kalsium darah. Setelah
beberapa hari pasien merasakan seperti ditusuk-tusuk, kedutan otot, dan
spasme otot. Jika semua kelenjar paratiroid diangkat, maka kondisinya
dapat berkembang menjadi kekacauan mental umum dan kematian (yang
memperlihatkan betapa pentingnya keseimbangan kadar kalsium untuk
otot). Kondisi ini dapat diperbaiki dengan pemberian ion-ion kalsium
intravena.
Kelebihan sekresi
Kelebihan sekresi kebanyakan disebabkan oleh tumor paratiroid.
Hal ini mengarah pada peningkatan kalsium darah. Tulang menjadi
dekalsifikasi dan rapuh, sehingga dapat terjadi fraktur secara spontan.
Kalsium mungkin dapat ditumpuk didalam ginjal sehingga menyebabkan
gagal ginjal, dan dalam saluran urinarius sebagai batu. Mungkin terjadi juga
gangguan mental.
[19]
kortikoid, yang diwakili oleh aldostrerom; dan androgen adrenal kortikal. Oleh
karena itu, hiper fungsi kortes adrenal menyebabkan 3 kelompok sindrom klinis
yang dapat dijelaskan oleh peningkatan berlebihan pada hormone. Ketiganya
mencakup syndrome cushing, hiperaldostreronisma, dan sejumlah sindrom
sterilisasi karena fungsi sebagian streroid adrenal tumpang tindih, gambaran klinis
sindrom ini juga mungkin tumpang tindih.
b. Medulla adrenal
Medulla kelenjar adrenal menghasilkan 2 hormon, adrenalin dan
nonadrenalin, yang mempunyai efek serupa dengan yang timbul akibat oleh
stimulasi system saraf simpatis. Karena control medulla merupakan media hantar
neuron preganglionic system saraf simpatis, tanpa penghentian, respons terhadap
stimulasi sangat cepat dan menciptakan suatu rangkangian kondisi dimana tubuh
disiapkan untuk fight or flight. Adrenalin meningkatkan kekuatan dan kecepatan
denyut jantung, yang menyebabkan dilatasi arteri yang memasok jantung dan otot
skelet, tetapi menyebabkan konstriksi arteri lain, meningkatkan kecepatan dan
kedalaman pernafasan, meningkatkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
pemecahan glikogen hati, dan merangsang aktifitas metabolic umum sel.
D. Kelenjar Pineal
Kelenjar Pineal atau disebut juga organ pineal adalah organ endokrin berukuran kecil
yang terletak pada otak besar. kelenjar ini mengeluarkan hormon yang sangat ampuh yang
disebut Melatonin, yang membuat pikiran menjadi introvertif yang memberikan rasa
kebahagiaan tanpa batas serta kesadaran yanglebih tinggi. Saat kelenjar pineal tidak
menghasilkan jumlah melatonin yang tepat, mungkin kita akan mengalami gangguan tidur.
Melatonin juga diduga berperan dalam beberapa penyakit seperti kanker, depresi, autisme,
dan penyakit neurodegeneratif.
Kelenjar pineal mengandung pigmen mirip dengan yang ditemukan di mata dan
terhubung ke talamus optik, maka ia mengendalikan kerja cahaya pada tubuh. Kelenjar
pineal terletak di bawah korteks serebral di mana dua belahan talamik otak bergabung, di
mana otak mengatur kesadaran, menafsirkan fungsi motorik dan sensorik tubuh, dan
[20]
menghasilkan melatonin. suatu turunan serotonin, yang mengontrol siklus tidur kita.
selatonin tidak hanya diperlukan untuk tidur yang tepat, tetapi juga mengatur masa pubertas
dan melawan radikal bebas berbahaya. hampir di pusat otak, lokasinya juga dapat dipahami
sebagai mata ketiga, pusat alis. berfokus pada mata ketiga dapat merangsang tidak hanya
kelenjar pineal tapi talamus dan korteks serebral juga.Pada anak-anak, kelenjar pineal
mengeluarkan lebih banyak melatonin dari pada orang dewasa. setelah pubertas, kelenjar
pineal menyusut dan melepaskan lebih sedikit melatonin.
Kelenjar pineal berwarna abu-abu kemerahan dan sekitar ukuran sebutir beras (58 mm)
pada manusia, berlokasi hanya di rostro-dorsal dengan superior colliculus dan dibelakang
dan dibawah stria medullaris, di antara berposisi lateral badan thalamus. Dia adalah bagian
dari epithalamus. Kelenjar pineal adalah struktur berbentuk garis tengah seperti buah
pohon cemara, dan sering terlihat di tengkorak X-ray, seperti yang sering kalsifikasi.
[21]
b. Ginjal
[22]
kehidupan embrionik dan awal masa bayi. Dari tempat asalnya ini sel-sel tersebut
bermigrasi untuk menetap dalam jaringan limfoit di seluruh tubuh. Pada tahap ini,
timus penting untuk pertahanan hidup. Kematian karena infeksi terjadi setelah
pengangkatan timus. Timus terus berlanjut untuk memberikan sumber minor
limfosit dan menghasilkan faktor-faktonya setelah tahap ini. Tetapi setelah masa
kanak-kanak sistem lifosit menetap dan pengangkatan timus hanya memberikan
dampak kerusakan kecil pada imunitas.
e. Pancreas
pencemaran kedalam usus. Tersebar diantara asini adalah sekelompok kecil sel
yang dikenal dengan pulau Langerhans. Terdapat dua tipe sel dalam pulau
langerhans :
Sel-sel alfa yang besar dan terletak diperifer yang mensekresi polipeptida
glokagon.
Sel-sel beta yang lebih kecil yang bergerombol disekitar kapiler dan
mensekresi protein insulin, dengan frekuensi meningkat bersamaan dengan
peningkatan kadar peningkatan kadar glukosa dalam darah.
Glukagon meningkatkan kadar gula darah dengan menggerakan glikagon dari
hepar. Glukagon juga memobilisasi simpanan lemak dan menyebabkan pelepasan
cepat dari insulin pulau Lingerhans.
Insulin penting dalam kehidupan. Efek dasarnya adalah untuk meningkatkan
transpor glukosa kedalam sel-sel. Insulin juga meningkatkan sintesis protein dalam
sel, meningkatkan lapisan dasar lemak, dan penting untuk pemecahan asam lemak
oleh hepar.
Insulin menurunkan kadar gula darah, sebagian karena insulin dapat meningkatkan
penggunaan glukosa oleh sel-sel ini, dan sebagian lagi karena menghentikan
pembentuka glukosa dari asam amino dalam hepar.
[23]
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem endokrin adalah jaringan tubuh manusia dari kelenjar yang menghasilkan
lebih dari 100 hormon untuk mempertahankan dan mengatur fungsi tubuh dasar. Kelenjar
adalah organ tubuh yang mempunyai fungsi utama untuk menghasilkan substansi yang
secara biologis sangat berguna. Sering kali sekresi ini dialirkan melalui duktus ketempat
bekerjanya, seperti kelenjar keringat, kelenjar lambung atau kelenjar saliva. Kelenjar
terdiri dari dua tipe yaitu endokrin dan eksokrin. Sistem endokrin, dalam kaitannya
dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-
sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain
saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.Sistem endokrin
memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membantu mensekresikan hormon-
hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan
perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih focus dan detail dalam menjalankan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
[24]
DAFTAR PUSTAKA
Waton, Roger. Anatomo Dan Fisiologi Untuk Perawat Edisi 10. Jakarta : EGC
Robins. Buku Ajar Fatologi Volume 1 Edisi 7. Jakarta : EGC
Robins. Buku Ajar Fatologi Volume 2 Edisi 7. Jakarta : EGC
Komunikation Limited, Cambrigde. Kelenjar Endokrin dan Sistem Persarafan edisi 2. Jakrta :
EGC
C.Peace, Evelyn. 2011. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama Angkota IKP
Green Stein, Ben, Dkk. 2007. The Endoctrine System at a Glance Edisi ke 2. Jakarta : Erlangga
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung : Yrma Widya
Syaipudin. Funsi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta : EGC
Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi Ke 2. Jakarta: EGC
[25]