Pneumonia merupakan infeksi pada parenkim paru. Pneumonia dapat disebabkan
berbagai spesies bakteri, mikoplasma, klamidia, riketsia, virus, fungi dan parasit. Pneumonia bukan penyakit tunggal melainkan sekelompok infeksi spesifik yang masing- masing dengan epidemiologi, patogenesis, gambaran klinis dan perjalanan klinis yang berlainan. Identifikasi mikroorganisme yang menjadi penyebabnya sangat penting karena sifat infeksi tersebut yang serius dan pasien umumnya memerlukan terapi antimikroba yang harus segera diberikan sebelum kepastian mikroorganisme penyebabnya ditentukan melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Etiologi mikroba yang spesifik masih membingungkan pada sekitar sepertiga pasien, misalnya jika tidak terdapat sputum untuk pemeriksaan, hasil kultur darahnya steril dan tidak terdapat cairan pleura. Pilihan awal terapi antimikroba seringkali dilakukan secara empiris berdasarkan keadaan ketika infeksi tersebut didapat, gambaran klinis, corak abnormalitas pada hasil foto toraks, hasil pewarnaan sputum atau cairan tubuh yang terinfeksi lainnya dan pengetahuan mengenai pola kerentanan pasien terhadap berbagai preparat antimikroba. Setelah mikroorganisme penyebabnya diketahui, terapi antimikroba yang khusus dapat dipilih.1 Di Amerika dengan cara invasif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan 50%. Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka pada pengobatan awal pneumonia diberikan antibiotika secara empiris. 1 Diagnosis pneumonia harus didasarkan kepada pengertian pathogenesis penyakit hingga diagnosis yang dibuat mencakup bentuk manifestasi, beratnya proses penyakit dan etiologi pneumonia. Cara ini akan mengarahkan dengan baik kepada terapi empiris dan pemilihan antibiotik yang paling sesuai terhadap mikroorganisme penyebabnya.2