Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan merupakan
organ yang sangat esensial yang berfungsi sebagai membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit wajah yang sehat identik dengan kulit
wajah yang mulus terbebas dari masalah-masalah kulit seperti jerawat.
Dapat dikatakan bahwa tidak ada seorangpun dalam kehidupannya yang
sama sekali terbebas dari jerawat (Acne vulgaris).
Hampir setiap orang pernah menderita penyakit acne vulgaris, sekitar
85% pasien yang menderita penyakit tersebut adalah remaja (Dlugosz,
2013). Umumnya terjadi pada sekitar umur 14-17 tahun pada wanita, dan
16-19 tahun pada pria. Acne vulgaris terjadi setiap saat dan lebih parah pada
laki-laki, tetapi lebih persisten terhadap wanita.
Acne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel
polisebasea yang menimbulkan efek yang tidak menyenangkan seperti
kemerahan, gatal dan pegal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
penyakit tersebut , baik faktor internal (ras, familial, hormonal), maupun
faktor eksternal (musim, makanan, stress). Selain faktor tersebut, bakteri
juga menjadi salah satu penyebab acne vulgaris diantaranya adalah
Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis (Djuanda, 2011).
Manusia berusaha mengembangkan obat-obatan untuk mengatasi
penyakit jerawat. Salah satu obat tradisional yang memiliki efektivitas
antibakteri adalah bawang putih (Allium sativum L). Bawang putih
mempunyai senyawa aktif seperti sativine, allicin, Allyl sulfhide, Allyl
propyl disulphide, Allyl vinyl suphoxide, Allistatin, Garlicin, dan Alkyl
Thiodulphinate (Puspitasari, 2008). Ada banyak khasiat atau manfaat dari
bawang putih, diantaranya adalah mencegah kanker, sebagai antiradang,
antibakteri, antifungal, menyembuhkan penyakit kulit, membersihkan

Formulasi Sediaan Krim, Saripah Ya-Koh, Fakultas Farmasi UMP, 2016


jerawat, mengontrol berat badan, dan melancarkan peradaran darah. Pada
penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Niyomkam (2010) menunjukan
bahwa ekstrak bawang putih mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Propionibacterium acnes dengan konsentrasi hambat minimum sebesar
312,0 g/mL, dan pada penelitian oleh Hindi (2013) menyebutkan ekstrak
bawang putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
epidermidis sebesar 28 mm dengan konsentrasi 50%.
Untuk mempermudah penggunaan ekstrak dari bawang putih tersebut,
maka peneliti tertarik untuk melakukan formulasi krim dari ekstrak bawang
putih dalam sediaan krim dengan basis tipe minyak dalam air (M/A).
Sediaan krim merupakan sediaan transdermal yang banyak digunakan untuk
pengobatan pada kulit, karena dapat menyebar dengan mudah dikulit, dan
dapat menghantaran zat aktif dengan baik. Selanjutnya untuk membuktikan
bahwa sediaan krim tersebut dapat menghambat bakteri penyebab jerawat
maka juga melakukan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahannya yaitu:
1. Apakah ekstrak bawang putih dapat dibuat sediaan krim dan mempunyai
sifat fisik yang baik?
2. Apakah krim ekstrak bawang putih mempunyai aktivitas antibakteri
terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium
acnes?

Formulasi Sediaan Krim, Saripah Ya-Koh, Fakultas Farmasi UMP, 2016


C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sifat fisik sediaan krim dari ekstrak bawang putih.
2. Untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari sediaan krim ekstrak bawang
putih terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan
Propionibacterium acnes.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat mengetahui efektivitas krim
bawang putih untuk pengobatan penyakit acne vulgaris dan mendukung
pengembangan bawang putih sebagai krim untuk pengobatan penyakit acne
vulgaris.

Formulasi Sediaan Krim, Saripah Ya-Koh, Fakultas Farmasi UMP, 2016

Anda mungkin juga menyukai