Kayu Kemiri
bawah dapat mencapai 1,25 meter. Daunnya selalu hijau sepanjang tahun dan
tanaman tahunan. Umur produktif tanaman ini 25-40 tahun dan jarang yang dapat
hidup baik sampai umur ratusan tahun karena kayunya mudah rapuh. Batang
kemiri dapat mencapai diameter lebih dari 1 meter, terutama yang berumur tua.
Tinggi pohon mencapai 40 meter dengan panjang batang bebas cabang 9-14
meter. Pertumbuhan tergolong cepat, pada usia 2 tahun, tanaman dapat mencapai
ketinggian 1,25-3 meter. Pohon mulai bercabang bila telah mencapai ketinggian
0,25-0,5 meter atau pada umur sekitar 1 tahun. Cabang-cabang pohon kemiri
umumnya berjarak 0,25-1 meter pada umur 1-3 tahun. Tiap kumpulan cabang
terdiri dari 3-6 cabang (Sunanto, 1994). Sifat anatomi kayu kemiri yakni kulit
kasar. Permukaan kayu agak mengkilap jika diraba agak kasar. Arah serat kayu
lurus dengan pori berbentuk lonjong dan hampir seluruhnya soliter. Jika
berkelompok biasanya bergabung setiap 2-3 pori, kadang-kadang 6-11 pori dalam
menurut Asdar dan Lempang (2011), kayu kemiri yang diteliti memiliki
dibedakan antara kayu gubal dan teras, tekstur agak kasar, arah serat lurus, kesan
raba agak kesat, permukaan agak mengkilap, pori berbentuk lonjong, agak kecil
dan tersebar tata baur, bidang perforasi sederhana, parenkim dua tipe yaitu
tangensial pendek, serta jari-jari heteroselular berseri satu sampai dua (uniseriat
dan biseriat).
pentosa; dan 1,4 % abu. Karena kandungan selulosa yang cukup tinggi maka
kayu kemiri berpotensi sebagai bahan baku dalam industri kertas dan industri
kayu lapis. Daya awet kayu kemiri memang kurang baik, hanya tergolong dalam
kelas awet V dalam dunia perkayuan. Daya tahannya terhadap rayap kering
termasuk kelas V, sedangkan terhadap jamur pelapuk kayu hanya tergolong kayu
kelas IV. Kayu kemiri memiliki kelas kuat IV-V. Oleh karena itu tidak cocok
dijadikan untuk bahan bangunan. Meski demikian kayu kemiri mudah dikeringkan
tuleno, turene. Sedangkan nama lain : durian (Philipina, Sabah, Inggris, Amerika
Pandit (1997) bahwa ciri anatomi kayu durian adalah pembuluh atau pori baur,
soliter dan berganda radial yang terdiri atas 2-3 pori, umumnya berukuran agak
besar, Jari-jari sangat sempit sampai lebar, letaknya jarang sampai agak jarang,
54,6 % selulosa; 11,3 % pentosa; dan 0,8 % abu. Ciri umum dari kayu ini adalah
kayu teras berwarna coklat merah jika masih segar, lambat laun menjadi coklat
kelabu atau coklat semu-semu lembayung. Kayu gubal berwarna putih dan dapat
dibedakan dengan jelas dari kayu teras, tebal sampai 5 cm. Teksturnya agak kasar
mengkilap. Kesan raba agak licin sampai licin, kekerasan agak lunak sampai agak
keras. Menurut PIKA (1979) dalam Mulyadi (2006), kayu durian ini memiliki
berat jenis rata-rata 0,64 (0,42 0,91) dengan tekstur kasar dan tidak merata.
Kayu ini memiliki arah serat lurus, kadang-kadang berpadu dan termasuk kayu
dengan kelas awet IV-V serta kelas kuat II-III. Kayu ini digunakan sebagai kayu
permukaanya cenderung untuk berbulu, selain itu mudah dikupas untuk dibuat
finir. Kayu durian cepat menjadi kering tanpa cacat, tetapi papan yang tipis
cenderung untuk menjadi cekung. Sedangkan kegunaan kayu ini adalah sebagai
bangunan dibawah atap, rangka pintu dan jendela, perabot rumah tangga
sederhana (termasuk lemari), lantai, dinding, sekat ruangan, kayu lapis, peti,
Kayu Manggis
dipercaya sebagai tumbuhan asli dari daerah Sunda dan Maluku. Manggis terdapat
manggis dari Jawa tahun 1906. Kayu manggis termasuk kelas kuat I-II (Wahyuni,
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliofita
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpigiales
Famili : Clusiaceae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L
kayu dipengaruhi oleh kadar air kayu. Kayu akan menyusut bila air, H O,
2
terdesorpsi dari dinding sel dan mengembang lagi bila H O teradsorpsi ke dalam
2
dinding sel kayu. Hal ini disebabkan karena dalam dinding sel terdapat selulosa
dengan adanya reaksi kimia satu atau beberapa tapak maka akan terjadi ikatan
elektron yang kuat, sehingga kayu termodifikasi tidak akan tercuci dan tidak
menimbulkan racun ketika dipakai. Pada proses asetilasi pada kayu terjadi adanya
pergantian gugus OH oleh gugus asetil, sehingga kayu asetilasi lebih bersifat
hydrophobic yakni daya penolakan terhadap air lebih besar. Hal ini menyebabkan
kayu mempunyai stabilitas dimensi yang lebih tinggi karena air yang dapat
menempati pori atau rongga sel kayu, tidak berikatan dengan selulosa serta tidak
antara gugus OH dari komponen kayu dan bahan kimia (Sanjaya, 2001).
mempengaruhi dinding sel dan mengisi ruangan dalam kayu (Yusuf, 1996).
daerah yang dapat dicapai air di dinding sel. Bahan kimia yang digunakan untuk
memudahkan penetrasi dan harus bereaksi dengan gugus hidroksil pada polimer
dinding sel di bawah kondisi asam atau agak basa pada suhu kurang dari 1200C.
hidroksil aktif pada holoselulosa dan lignin diisi oleh asetil dan merupakan
reaksi satu tapak yang artinya satu asetil per gugus hidroksil, tidak ada
polimerisasi. Asetilasi terjadi melalui reaksi kayu dengan anhidrida asetat yang
sebagai berikut :
kayu daun gubal maupun kayu teras dari kayu daun jarum maupun daun lebar.
Sanjaya (2001), metode asetilasi kayu adalah metode stabilisasi dimensi kayu
daerah amorf pada struktur komponen kayu dengan gugus asetil dari senyawa
.
yang mengandung gugus asetil, misalnya (CH CO) O, anhidridasetat Zat aditif
3 2
setelah asam format. Asam asetat atau yang disebut juga asam etanoat/asam cuka
memiliki rumus empiris C 2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk
CH3 -COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat
glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C.
Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Dalam industri
dan etanol. Selain dapat melarutkan senyawa-senyawa polar seperti garam organik
dan gula, asam asetat juga dapat melarutkan senyawa-senyawa non polar seperti
minyak. Dengan sifat sifat yang dimiliki, asam asetat banyak digunakan dalam
industri kimia. Modifikasi dengan asam asetat (asetilasi) pada selulosa kayu
Pengawetan Kayu
adalah suatu usaha yang bertujuan untuk melindungi dan menghindarkan kayu
dari berbagai serangan unsur-unsur biologi dan lingkungan yang merusak kayu
Menurut Hunt dan Garrat (1986), ada empat faktor utama yang
1. Jenis kayu, yang ditandai oleh sifat yang melekat pada kayu itu sendiri seperti
2. Keadaan kayu pada waktu dilakukan pengawetan, antara lain kadar air, bentuk
tiga macam tolak ukur yaitu penetrasi, absorbsi dan retensi bahan pengawet.
(beratnya) zat pengawet murni yang dapat dikandung oleh kayu setelah
(terfiksasi) dalam kayu, retensi bahan pengawet itu juga semakin besar.
Sebaliknya, semakin sedikit jumlah bahan pengawet yang dapat diserap oleh
kayu, semakin kecil pula retensi pengawetan itu. Dengan demikian, retensi bahan
konsentrasi bahan pengawetnya, maka kayu yang telah diawetkan menjadi lebih
awet.
pada kondisi pemanfaatan kayu yang telah diawetkan. Bila kayu itu akan
bila kayu itu akan digunakan di luar ruangan (eksterior) dan tidak bersentuhan
dengan tanah, retensi bahan pengawet minimal 8 kg/m3. Namun bila kayu
dengan retensi 12 kg/m3. Kayu yang digunakan dalam lingkungan yang basah
(Suranto, 2002).
Rayap
Rayap adalah serangga sosial yang hidup dalam suatu komunitas yang
disebut koloni dan rayap tidak memiliki kemampuan untuk hidup lebih lama bila
tidak berada dalam koloninya (Nandika dkk,. 2003). Satu koloni terbentuk dari
sepasang laron (alates) betina dan jantan yang memperoleh habitat dari bahan
yang berselulosa untuk membentuk sarang utama. Bahkan lebih dari itu dengan
ukuran dan populasinya yang sangat pesat rayap mampu menjangkau dan
karton, kertas, kain dan plastik. Aktifitas jelajah merupakan bagian dari perilaku
rayap untuk mencari sumber makanannya. Pada ruang terbuka aktifitas tersebut
Setelah menetas dari telur, nimfa akan menjadi dewasa melalui beberapa instar
(bentuk diantara dua tahap perubahan). Perubahan yang gradual ini berakibat
terhadap kesamaan bentuk badan secara umum, cara hidup dan jenis makanan
antara nimfa dan dewasa. Namun, nimfa yang memiliki tunas, sayapnya akan
tumbuh sempurna pada instar terakhir ketika rayap telah mencapai tingkat
Prilaku Rayap
tiga kasta yang menurut fungsinya masing-masing diberi nama kasta pekerja,
Kasta pekerja
seperti nimfa dan berwarna pucat dengan kepala hypognat tanpa mata facet.
memelihara sarang.
Kasta prajurit
Kasta prajurit mudah dikenal karena bentuk kepalanya yang besar dan dengan
mandible atau restrum yang besar dan kuat. Berdasarkan pada bentuk kasta
prajuritnya, rayap dibedakan atas dua kelompok yaitu tipe mandibulate dan tipe
mempunyai rostrum yang panjang tapi mandibelnya kecil. Fungsi kasta prajurit
Kasta reproduktif
dan menjadi pendiri koloni (raja dan ratu).bila masa perkawinan telah tiba,
imago-imago ini terbang keluar dari sarang dalam jumlah yang besar. Saat
seperti ini merupakan masa perkawinan dimana sepasang imago (jantan dan
betina) bertemu dan segera meninggalkan sayapnya serta mencari tempat yang
sesuai di dalam tanah atau kayu. Semasa hidupnya kasta reproduktif (ratu)
Borror et al (1996) menambahkan apabila terjadi bahwa raja dan ratu mati atau
bagian dari koloni dipisahkan dari koloni induk, kasta reproduktif tambahan
terbentuk di dalam sarang dan mengambil alih fungsi raja dan ratu.
sumber makanan. Pada ruang yang terbuka, aktivitas rayap ditandai dengan
banyak pilihan makan. Pada kondisi ini rayap tanah akan memilih tipe makanan
yang paling sesuai, yaitu yang mengandung banyak selulosa, mudah digigit dan
dikunyah. Dengan gigitannya yang bersifat mekanis, maka tipe makanan yang
memiliki mata yang vestigial (tidak berkembang). Oleh karena itu, rayap akan
menjelajah secara acak. Rayap pekerja menyebar dari pusat sarang sampai
menemukan sumber makanan yang sesuai dan kembali ke pusat sarang sambil
meletakkan feromon penanda jejak sehingga rayap pekerja lain dapat menuju
kemudian dimakan dan digerus menjadi partikel yang lebih halus di dalam badan
tinggi.
1. Sifat Trophalaxis, yaitu sifat rayap untuk berkumpul, saling menjilat serta
berlaku pada rayap yang bersayap (calon kasta reproduktif) dimana mereka
3. Sifat Kanibalisme, yaitu sifat rayap yang memakan individu sejenis yang
lemah atau sakit. Sifat ini lebih menonjol bila rayap berada dalam keadaan
kekurangan makanan.
Klasifikasi Rayap
1. Rayap kayu basah (dampwood termite) adalah golongan rayap yang biasa
menyerang kayu-kayu busuk atau pohon pohon yang akan mati. Sarangnya
2. Rayap kayu kering (drywood termite) adalah golongan rayap yang biasa
3. Rayap pohon (tree termite) adalah golongan rayap yang menyerang pohon-
bahan kayu yang telah mati atau membusuk, tunggak pohon baik yang telah
mati maupun masih hidup. Di Indonesia rayap subteran yang paling banyak
5. Rayap tanah, Bersarang dalam tanah, terutama dekat dengan bahan organik
yang mengandung selulosa seperti kayu dan humus. Contoh dari jenis rayap
ini adalah dari famili Termitidae yang paling umum menyerang bangunan
Indonesia. Hal tersebut dikaitkan dengan aktifitas makan rayap yang memiliki
daya cerna selulosa yang cukup tinggi diimbangi dengan tingginya populasi
flagelata di usus dengan rata-rata 4.682 ekor flagelata per rayap. Jarak jelajah
yang dapat ditempuh oleh rayap tanah dalam mencari makanannya sampai 480
meter. Terdapat dua famili rayap tanah di Indonesia, yaitu Rhinotermitidae dan
Termtidae. Rayap tanah mudah menyerang kayu sehat atau kayu busuk yang ada
di dalam atau di atas tanah lembab, juga dapat membentuk saluran-saluran yang
dapat ditembus serta dapat mendirikan sarang berbentuk seperti menara langsung
dari tanah. Saluran-saluran dan menara-menara yang terbuat dari tanah yang halus
dan kayu akan dicerna sebagian, kemudian direkatkan bersama dengan ekskresi
kayu yang cocok, jika tidak kayu akan kering sehingga tahan terhadap serangan
Macrotermes spp. dan Odontotermes spp. ketiga jenis rayap perusak tersebut
merupakan jenis rayap tanah. Tingkat serangan rayap ini tidak seganas serangan
rayap kayu basah atau subteran (Coptotermes curvignatus). Rayap dari famili
Termitidae biasanya bersarang di dalam tanah, terutama yang dekat dengan bahan
hingga ke lantai atas suatu banguanan bertingkat. Rayap ini akan masuk ke dalam
kayu sampai bagian tengah yang memanjang searah dengan serat kayu melalui
lubang kecil yang ada di permukaan kayu. Ada perilaku unik yang dilakukan
rayap ini ketika menyerang kayu yaitu bagian luar kayu yang diserang tidak rusak