Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR ASISTENSI

RKM 143008 - Praktikum Dasar Rekayasa Proses

Judul Bab : Pembuatan Bioetanol Gel

Kelompok : Kelompok 5

Nama Anggota : Sultan Rindang Alam (1631410095)

Tanggal Praktikum : 16 Oktober 2017

No. Tanggal Asistensi TTD

Dosen Pembimbing

(Christyfani Sindhuwati, ST., MT)


LAPORAN PRAKTIKUM DASAR REKAYASA PROSES
PEMBUATAN BIOETANOL GEL

Dosen Pengajar:
Christyfani Sindhuwati, ST., MT

Disusun oleh:
Sultan Rindang Alam (1631410095)

Program Studi D3 Teknik Kimia


Politeknik Negeri Malang
2017
RKM 143008 Praktikum Dasar Rekayasa Proses
PEMBUATAN BIOETANOL GEL

A. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah mengetahui cara pembuatan Bioetanol
gel yang dapat digunakan sebagai bahan bakar padat alternatif, serta mampu
menjelaskan reaksi dalam proses pembuatan Bioetanol gel. Selain itu,
Bioetanol gel dapat dilakukan uji pemanasan air dengan pembakaran Produk
Bioetanol gel yang dihasilkan untuk menentukan komposisi bahan
pembuatan Bioetanol Gel.

B. Tinjauan Pustaka
Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang potensial karena
sumbernya mudah diperbaharui. Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar
pengganti minyak tanah dirasa masih jarang. Hal ini disebabkan pabrik yang
memproduksi bioetanol terbatas dan terkendala saat pendistribusiannya
yaitu mudah tumpah. bioetanol yang berwujud cair lebih beresiko
mudah tumpah dan mudah meledak karena sifatnya yang volatil guna
mengatasi permasalahan tersebut maka bioetanol cair diubah menjadi
bioetanol gel. Bioetanol gel memiliki beberapa kelebihan dibanding
bahan bakar alternatif lainnya yaitu selama pembakaran gel tidak berasap,
tidak berjelaga, tidak mengemisi gas berbahaya, non karsinogenik, non
korosif. Bentuknya yang gel memudahkan dalam pengemasan dan dalam
pendistribusian. Bioetanol gel sangat cocok digunakan untuk memasak,
dibawa pada saat berkemah (Triaswati, 2009).
Hai ini sesuai dengan penggunaan larutan etanol sebagai bahan yang
dikentalkan. Tingkat keasaman (pH) sangat berpengaruh dalam
pembentukan gel. Penggunaan carbopol sebagai bahan pengental
memerlukan kisaran pH 5-7 untuk menghasilkan gel yang baik. pH dapat
diatur pada nilai yang netral, Sementara itu sifat gel dapat rusak dengan nilai
pH yang tinggi. Gel adalah sistem padat atau setengah padat dari paling
sedikit dua konstituen yang terdiri dari konstituen padat dan diisi oleh
cairan. Gel terdiri dari dua fase kontinyu yang saling berpenetrasi. Fasa yag
satu berupa padatan, tersusun dari partikel yang sangat tidak simetris dengan
luas permukaan besar sedangkan fasa yag lain adalah cairan. Carbopol
termasuk dalam klasifikasi pengental organik yang dapat membentuk satu
fasa setelah terbentuk gel (Wibowo, 2010).

C. Metodologi Percobaan
Percobaan ini dilakukan untuk membentuk Bioetanol gel dengan
menggunakan bahan baku pengental berupa Carbomel/Carbopol. Nama lain
carbopol adalah acritamer, acrylic acid polymer. Carbopol memiliki rumus
molekul (C3H4O2)n. Jenis carbopol yang tersedia di Laboratorium adalah
carbopol 940 yang mempunyai berat molekul monomer sekitar 72 gr/mol.

C. 1 Alat dan Bahan


Tabel C.1 Daftar Alat dan Bahan yang digunakan Praktikum

Alat Bahan
Beaker Glass 250 ml Carbopol (C3H4O2)n
Batang Pengaduk NaOH 1 N
Gelas ukur 10 ml Asam Stearat
Pipet Tetes Aquadest
Kaca Arloji
Spatula
Stirer
Indikator Universal
C. 2 Prosedur Percobaan

Menimbang bahan pengental seperti kalsium asetat/karbopol (1-5 %)

Melarutkan dalam air sebanyak 20% dari jumlah bioetanol

Menambahkan etanol dengan kadar 70-85% dengan rasio bahan pengental dan etanol
1:7

Menambahkan larutan 5% NaOH sebagai penyeimbang PH sehingga tercapai PH 5-6

Melanjutkan pengadukan kurang lebih 1 jam hingga bioetanol mengental berbentuk


Jelly

Menganalisa waktu bakar, nyala api dan randemen produk

Gambar C.1 Diagram Alir Praktikum Bioetanol Gel

D. Hasil dan Pembahasan


Tabel D.1 Data Hasil Analisa Bioetanol Gel

Pengental Jumlah Lama Waktu Tinggi Temperatur Temperatur Jumlah


:Etanol Penambahan Nyala Api Awal Air Akhir Air Bioetanol
(V/V) Carbopol (Menit, (Cm) (C) (C) yang
(Gram) Detik) dibakar
(gram)
1:9 0,90 15,58 5,5 27 77 10,0
1:7 0,84 17,00 4,0 27 60 10,0
1:7 1,40 4,21 4,0 27 30 10,0

Percobaan pertama pada minggu ke 1 dengan volume pengental:etanol


(1:9) karbopol sebanyak 0,9 gr ketika dicampur dengan air sebanyak 18 ml
belum menyatu atau bereaksi secara keseluruhan, sehingga terlihat kristal
dengan cairan mengental. Penambahan etanol sebanyak 90 ml larutan mulai
encer dan karbopol yang menggumpal dalam air menyatu dengan etanol
sehingga larutan menjadi cair dengan pH 11 setelah itu di tambah NaOH pH
larutan bertambah menjadi 13. Percobaan pertama seharusnya tidak
menggunakan NaOH karena pH lebih dari 7, dengan kondisi larutan cair
dan kondisi basa maka ditambahkan asam stearat sebanyak 2,7 gr guna
untuk menurunkan pH. Larutan di aduk menggunakan magnetic stirrer
selama 30 menit selama pengadukan muncul busa dan bertekstur kental.
Larutan dicek pH menjadi 10. Percobaan kedua tanpa ditambahkan NaOH
dan asam stearat dengan kondisi larutan cair, dan kemudian diaduk dengan
magnetic stirrer sebelum dilakukan uji bakar dengan pH 11. Hasil dari
percobaan kedua ini dilakukan analisa dan dihasilkan lama waktu bakar
selama 15 menit 58 detik dengan warna api biru dan sedikit warna merah
dengan suhu akhir 77C. Menit ke 14 menit 30 detik terjadi penurunan suhu
karena api mulai mengecil sehingga suhu yang awalnya adalah 79 C
menjadi 59C dan pada menit ke 15 menit 58 detik suhu menjadi turun
menjadi 58C dengan api dalam kondisi mati Rendemen produk yang
dihasilkan 69,11 gr dan tinggi api yaitu 5,5 cm.
Percobaan kedua pada Minggu ke-2 dengan volume pengental:etanol
(1:7). Karbopol sebanyak 0,48 gr ditambahkan air 14 ml dan dicampur
hingga larutan menjadi kental. Karbopol ditambahkan etanol dengan volume
70 ml sedikit demi sedikit. dilakukan pengecekan pH dan setelah
pengecekan pH didapatkan pH sebesar 7 sehingga tidak perlu ditambahkan
NaOH karena sudah stabil. Selanjutnya larutan di aduk menggunakan
magnetic stirrer selama 1 jam. Proses pengadukan larutan terdapat beberapa
gumpalan padatan karbopol dan gumpalannya kecil. Percobaan ketiga
dengan volume yang sama pengental:ethanol (1:7) menggunakan karbopol
sebanyak 1,4 gr ditambahkan air 14 ml, Kemudian dilarutkan etanol dengan
volume 70 ml. Penambahan etanol larutan bioetanol gel menjadi encer dan
pH larutan menjadi 7. Larutan diaduk menggunakan magnetic stirrer selama
30 menit dan larutan tetap encer, tidak ada gumpalan namun di dinding
beaker glass terdapat larutan yang mengendap. Hasil bioethanol dari kedua
percobaan selanjutnya dilakukan uji bakar pada bioethanol gel pertama
dengan massa karbopol 0,48 tinggi api 4 cm, nyala api bewarna merah
sedikit kebiruan, rendemen produk 64,29 gr dan lama waktu nyala api
selama 17 menit. bioethanol kedua dengan massa karbopol 1,4 gr tinggi api
4 cm, nyala api bewarna merah kebiruan, dan lama waktu nyala api selama
4 menit 21 detik.

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktikum dalam Pembuatan Bioetanol Gel maka dapat
disimpulkan:
1. Bioetanol Gel pada percobaan 1 waktu nyala 15 menit 58 detik dan
percobaan 2 waktu nyala 4 menit 41 detik.
2. Massa randemen produk pada percobaan I dihasilkan sebesar 69,11 gr
dan massa randemen produk pada percobaan II dihasilkan sebesar
64,29 gr.

F. Daftar Pustaka
Triaswati I. dan Nurhayanti L. (2009): Pembuatan Bioetanol Gel sebagai
bahan bakar alternatif pengganti Minyak Tanah, Jurusan Teknik
Kimia Universitas Diponegoro.

Wibowo, dan Suseno, (2010): Pembuatan Dan Uji Pembakaran Etanol Gel,
Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
APPENDIX
Contoh Perhitungan:
1. Mencari Berat Pengental (Carbopol)
Diketahui : Pengental = 5 % (massa)
V air = 20% x V etanol
Rasio Pengental : Etanol = 1:9 (volume)
Jadi 10 mL air + carbopol : 90 mL etanol
Volume air = 20% . 90
20
= x 90
100
= 18 mL= 18 gram
Berat Carbopol = % variabel x berat air
= 5 % x 18 gram
5
= x 18 gram
100
= 0,9 gram

Anda mungkin juga menyukai