proses pembelajaran di kelas maupun belajar secara mandiri. Modul berbasis inkuiri terstruktur
merupakan bahan ajar yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
Model di dalam modul disajikan dalam bentuk tiga level representasi. Modul menyajikan
materi kimia secara utuh yaitu membelajarkan kimia melalui interkoneksi di antara ketiga level
dengan struktur atom, molekul serta ion) dan simbolik (simbol, rumus kimia, persamaan kimia,
grafik dan sebagainya) yang bermanfaat dalam pemahaman dan pengajaran kimia.
didik, seperti kemampuan untuk membentuk model mereka sendiri. Model mental menunjukkan
gagasan atau ide yang ada di dalam pikiran seseorang yang mereka gunakan untuk
menggambarkan dan menjelaskan fenomena. Kebanyakan pengajaran kimia hanya fokus pada
level makro dan level simbolik, tetapi seperti kita ketahui banyak kesalahan konsep berasal dari
ketidakmampuan untuk menggambarkan atau memvisualisasikan struktur dan proses pada level
submikro. Oleh karena itu, perlu dikembangkan bahan ajar berupa modul berbasis Inkuiri
Terstruktur pada materi stoikiometri dan persamaan reaksi untuk meningkatkan model mental
siswa. Dengan adanya modul Inkuiri Terstruktur dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
materi pembelajaran kimia khususnya pada materi stoikiometri dan persamaan reaksi serta
disebutkan bahwa salah satu perencanaan pembelajaran yaitu sumber belajar. Sumber belajar
yang digunakan guru dalam proses pembelajaran yaitu buku pelajaran. Buku pelajaran adalah
salah satu sumber belajar yang memberikan andil cukup besar dalam upaya memperluas
kesempatan memperoleh pendidikan dan sekaligus juga meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran.
Permasalahan yang ada yaitu buku pelajaran atau buku teks yang digunakan di dalam
proses pembelajaran belum menyajikan materi kimia secara utuh yaitu membelajarkan kimia
melalui interkoneksi diantara ketiga level representasi yaitu makroskopik (berwujud/nyata dapat
dilihat), submikroskopik (berhubungan dengan struktur atom, molekul serta ion) dan simbolik
(simbol, rumus kimia, persamaan kimia, grafik dan sebagainya) yang bermanfaat dalam
Kimia merupakan sesuatu yang abstrak dan sulit untuk dipelajari sehingga guru
menggunakan alat pengajaran yang nyata dan visual sebagai diagram representasi, deskripsi lisan
dan verbal, representasi simbolik dan model fisik untuk menyampaikan maksud dari istilah baru
dan konsep baru. Tiga level di dalam representasi kimia dihubungkan dan tercemin dalam model
didik, seperti kemampuan untuk membentuk model mereka sendiri. Model mental menunjukkan
gagasan atau ide yang ada di dalam pikiran seseorang yang mereka gunakan untuk
menggambarkan dan menjelaskan fenomena. Kebanyakan pengajaran kimia hanya fokus pada
level makro dan level simbolik, tetapi seperti kita ketahui banyak kesalahan konsep berasal dari
ketidakmampuan untuk menggambarkan atau memvisualisasikan struktur dan proses pada level
submikro.
Beberapa konsep dasar kimia sulit untuk diajarkan karena definisi konsep yang diberikan
dalam buku teks tidak memiliki kejelasan dan merujuk pada konsep yang tidak dapat dipahami
oleh siswa (Nelson, 2003). Pengetahuan konsep mengenai reaksi kimia berarti pengetahuan tiga
level representasi. Siswa harus mampu beralih dari level makroskopik (observasi, ekperimen)
menuju ke level sub-mikroskopik agar memahami perubahan yang terjadi selama reaksi kimia
dan menampilkannya ke dalam bentuk simbolik. Pada kenyataannya, reaksi kimia diajarkan
hanya melalui persamaan kimia saja sehingga hanya mestimulasi pengetahuan tingkat rendah