Anda di halaman 1dari 3

SIBUK

Maaf aku bakal datang terlambat, masih sibuk, tunggu ya.

Aku lega. Setelah sekitar 30 menit menunggu di sini, kamu pada akhirnya memberi kabar
juga, lewat pesan teks di Watsapp. Setidaknya kamu telah memastikan akan datang dan aku
tahu bahwa kamu bukan orang yang suka ingkar janji. Setidaknya aku juga jadi percaya diri
dan menganggap kamu masih mengistimewakan hari ini.

Kafe ini nyaman sehingga aku bisa bertahan menunggu dengan tenang. Lagu Kisah-Kasih di
Sekolah-nya Chrisye dinyanyikan dengan merdu, diiringi petikan piano yang syahdu. Lagu
itu mengingatkanku pada hari ini, 13 tahun yang lalu. Itu adalah hari ketika pertama kali
kamu menerima cintaku di masa SMA dulu.

Sejak masa orientasi SMA dulu, aku sudah terpesona padamu. Dengan sejumlah modus dan
pendekatan, aku akhirnya bisa menjadi teman dekatmu di tahun kedua. Itu merupakan suatu
prestasi, sebab kamu terkenal paling sulit didekati lawan jenis. Kamu selalu sibuk dengan
tugas sekolah dan organisasi. Di tahun ketiga, aku menawarkan diri menjadi kekasih hatimu.
Kamu tidak mengatakan Ya atau Tidak. Kamu malah menantangku menyanyikan lagu
Kisah-Kasih di Sekolah di acara malam perpisahan angkatan kita. Kalau sanggup, kamu
menerima cintaku. Tentu saja aku menyanggupinya, dan beginilah kemudian kisah kasih kita
terangkai dengan datar-datar saja.

Mengapa datar-datar saja, sebab kita memang bukan seperti kebanyakan pasangan kekasih.
Selepas lulus SMA, kamu melanjutkan kesibukan dengan mengejar sejumlah target
pendidikan. Tidak mengapa. Aku senang kamu memanfaatkan waktu dengan berguna. Ketika
para jomblo seumuranmu sibuk memikirkan jodoh dan pernikahan bahagia, kamu berkutat
pada tugas kuliah dan kegiatan sosial. Jangankan jalan berdua-an di malam minggu, untuk
berkencan di hari libur pun kamu jarang sekali meluangkan waktu. Sibuk, sibuk dan sibuk.
Begitu terus alasanmu. Tapi aku tahu kamu bersungguh-sungguh dengan hubungan ini. Sebab
sesibuk apapun, kamu selalu menghadiri hari jadian kita setiap tahun.

Sama sepertimu, orang-orang juga tampak sibuk di sebelah sana, di dunia nyata.

Para mahasiswa, tokoh dan aktivis masih sibuk semangat berapi-api ingin berperan
menyumbangkan harta, tenaga dan segenap pengetahuan untuk kemajuan kualitas negara di
berbagai bidang. Para orangtua dan guru sibuk memfasilitasi anak dan murid-murid agar
berpendidikan dan tak ketinggalan zaman. Para pelajar di kota dan desa sibuk berlomba
mengukir prestasi membanggakan. Tapi kebanyakan dari mereka terbentur biaya tinggi dan
minim kesempatan. Mereka yang menyerah pada akhirnya hanya bisa menatap iri melihat
kalangan berduit yang sibuk pamer di segala media. Kalangan elit itu selalu wangi dan
bermake-up, gemar belanja dan pelesiran ke mancanegara, menghadiri konser, demi
kepuasan diri dan eksistensi.

Pendakwah dan ustaz-ustadzah bertanggung jawab menyuguhkan agama agar sejuk,


mempesona dan mewaraskan masyarakat. Seniman harus terus berkreasi menyuguhkan
karya-karya baru agar terus membahagiakan masyarakat. Mereka juga perlu mendapat
apresiasi tinggi, jangan sampai cepat tenggelam. Tapi ada kelompok tertentu, atas nama
agama tertentu, sibuk menyebarkan perselisihan, gemar menghimpun massa, melakukan aksi
kekerasan, mengundang keresahan.

Pengusaha fokus pada peningkatan omzet bisnis di tengah persaingan usaha. Pekerja sibuk
mencari celah waktu berleha-leha sejenak, di tengah jadwal kerja yang menguras tenaga.
Jangan sampai mereka kena potong gaji, apalagi di-PHK. Sebab ada keluarga di rumah yang
harus dicukupi kebutuhan materialnya dari hari ke hari. Tapi kalangan elit sibuk
berkampanye, mengaku sanggup memberi kesejahteraan rakyat padahal sibuk mengurusi
kursi kekuasaan.

Di sisi lain, ada juga yang sibuk di dunia maya.

Seleb dan calon seleb media sosial terpaku di layar gadget, memperhatikan pergerakan
followers di media sosial sembari mengkonsep status yang menarik dari detik ke detik.
Remaja sibuk belajar melalui jaringan internet tentang segala hal sebab sekolah dinilai
ketinggalan zaman. Rasa penasaran mereka yang tinggi terjawab instan tanpa batasan.
Sebagian dari mereka menjadi fans yang masih setia menghapal lagu, menonton film seri
sembari mengikuti detail kegiatan, gosip dan fakta idolanya. Ketika sejenak mereka menoleh
ke dunia nyata, kamar tidur mereka berantakan, tugas sekolah lupa dikerjakan. Siapa peduli.

Aku sibuk, tapi aku juga beruntung, katamu suatu hari, ketika aku menyinggungnya dengan
emosi.

Kenapa? tanyaku.
Karena aku punya kamu, jawabmu kala itu. Aku tertawa, kemarahanku sirna. Setiap orang
punya kesibukan masing-masing dan sebenarnya tak bisa digeneralisir. Tapi orang-orang
sibuk akan beruntung, jika mereka punya niat dan tujuan yang baik dan bermanfaat buat
sesama. Ah, mengapa pula kelewat usil memikirkan kesibukan orang. Lebih baik memikirkan
kesibukanku saat ini: sibuk menunggu kedatanganmu.

Teruslah kamu sibuk. Karena ketika itu terjadi, ada sejumlah waktu di mana kamu akan
kelelahan. Ketika saat itu tiba, akulah orang pertama yang paling bahagia. Sebab ketika itulah
kamu akan datang padaku sembari berkeluh kesah. Tidak jarang kamu mengiringinya dengan
kesal bahkan tangisan. Aku senang karena pada saat-saat itulah, aku bisa membuatmu
tersenyum dan berbagi sejumlah nasihat. Setelah lelahmu sirna, kita biasa memasak puding
pisang bersama-sama.

***

Dari kejauhan, kamu datang dengan wajah kelelahan. Tapi senyum yang tersungging
membuat wajahmu bersinar. Kamu pasti senang melihatku yang masih bertahan.

Maaf, terlambat, aku tadi sibuk, katamu lagi.

Silakan duduk, Orang Super Sibuk, jawabku.

Terima kasih telah sibuk menungguku, katamu lagi.

Dan penyanyi kafe itu telah menamatkan lagu Kisah-Kasih di Sekolah lalu berlanjut pada
lagu selanjutnya Bahasa Kalbu Titi DJ.

***

Biodata Singkat:

Saya Sonia Fitri, saat ini sibuk menjadiseorang pengajar bahasa (Inggris
dan Indonesia) di salah satu SMK kawasan Cipanas-Cianjur. Sejak kecil
saya senang menulis, terutama cerita fiksi. Sebelum menjadi guru, saya
pernah menjadi jurnalis di salah satu harian nasional selama dua tahun.
Dari pengalaman tersebut, saya merasa mendapatkan banyak pengalaman
hidup, serta kemampuan menulis jadi semakin terasah.

Anda mungkin juga menyukai