1. PENDAHULUAN
Aljabar adalah cabang ilmu matematika yang mempelajari prinsip-prinsip
penyederhanaaan atau pemecahan masalah dan huruf-huruf tertentu. Aljabar
terdiri dari tiga komponen, yaitu koefisien, konstanta dan variabel.
Contoh : 3 + 2 = 6
koefisien Konstanta
variabel
Dalam bab ini, kita akan mendiskusikan hubungan dari aljabar dengan
geometri yang berperan penting dalam banyak aplikasi. Kita ketahui bahwa dalam
banyak permasalahan medan dalam sains dan matematika melibatkan
penyelesaian persamaan linier. Dalam persamaan linear terdapat tiga penyelesaian
masalah, yaitu
1) Persamaan dengan penyelesaian tepat satu solusi
Secara geometris, persamaan akan dikatakan tepat memiliki satu
penyelesaian ketika kedua garis persamaan saling berpotongan
Contoh : + 4 = 14 ... persamaan(1)
3x + y = 20 .....persamaan (2)
Pada persamaan (1). Kita dapat merubah persamaannya menjadi
persamaan garis, yaitu :
+ 4 = 14
14
=
4
Sehingga diperoleh
1 2 3 4 5 6
3,25 3 2,75 2,5 2,25 2
15
10
5
y
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-5
-10
x
Y-Values
14
12
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7
2. MATRIKS
Matriks merupakan representasi dari kumpulan besaran. Secara umum dapat
diartikan bahwa matriks adalah kumpulan besaran-besaran yang disusun dalam
bentuk persegi panjang (rectangular).
Notasi
Matriks biasanya dituliskan menggunakan kurung dan terdiri dari baris dan
kolom:
1 5 2
=( )
3 0 6
Pada contoh tersebut diatas, matriks mempunyai 2 baris dan 3 kolom. Matriks
tersebut mempunyai 6 buah komponen. Komponen-komponen tersebut diacu
berdasarkan posisinya pada matriks. Misalnya, komponen baris pertama kolom
pertama dari matriks A dituliskan sebagai 11 adalah 1. Sedangkan komponen
baris kedua kolom ketiga dari matriks A dituliskan sebagai 23 adalah 6. Untuk
lebih lengkapnya:
11 = 1 12 = 5 13 = 2
21 = 3 22 = 0 23 = 6
Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen baris ke-i kolom ke-j dari matriks A
dinyatakan dengan .
= , = 1,2,3
=1
Apa yang dilakukan pada kumpulan persamaan linier tersebut dapat juga
diterapkan pada matriks yang berkaitan. Dengan sifat kesetaraan tersebut dapat
dilakukan metode reduksi baris atau operasi baris elementer adalah menukar suatu
baris dengan baris matriks lainnya atau mengalikan suatu baris dengan bilangan
skalar. Berikut adalah contohnya :
Langkah pertama adalah persamaan yang satu dapat dieliminasi dengan
persamaan yang lain, hal ini juga berlaku untuk baris matriks tersebut.
Dengan demikian bila persamaan kedua dikurangi tiga kali persamaan
pertama:
2 = 2 2 0 1 2
5 +6=1 (0 5 6 1)
2 =4 2 1 0 4
Kurangi persamaan ketiga dengan persamaan pertama:
2 =2 2 0 1 2
5 +6=1 (0 5 6 1)
+ =2 0 1 1 2
Susunan persamaan-persamaan tersebut dapat dipertukarkan satu sama
lain. Bila persamaan kedua dan ketiga dipertukarkan akan diperoleh:
2 =2 2 0 1 2
+ =2 (0 1 1 2)
5 +6=1 0 5 6 1
Tambahkan persamaan ketiga dengan lima kali persamaan kedua:
2 = 2 2 0 1 2
+ = 2 (0 1 1 2)
11=11 0 0 11 11
Bagi persamaan ketiga dengan 11:
2 =2 2 0 1 2
+=2 (0 1 1 2)
=1 0 0 1 1
Kurangi persamaan kedua dengan ketiga, kemudian hasilnya dikalikan
dengan -1:
2 = 2 2 0 1 2
=1 (0 1 0 1)
=1 0 0 1 1
Tambahkan persamaan satu dengan persamaan tiga, kemudian hasilnya
dibagi dengan dua:
=3/2 1 0 0 3/2
= 1 (0 1 0 1 )
= 1 0 0 1 1
Dari tahapan tersebut akhirnya diperoleh nilai x, y dan z yang memenuhi
persamaan linier diatas, yaitu x=3/2, y=-1 dan z=1.
Cara penyelesaian persamaan linier dengan mengaitkannya dalam bentuk
matriks tersebut disebut metode reduksi baris atau dikenal juga sebagai eliminasi
Gauss (Gaussian elimination).
Rank Matriks
Rank suatu matriks menyatakan bilangan dari sisa suatu baris yang bukan
nol ketika matriks tersebut sudah direduksi baris. Pada rank matriks ada yang
dinamakan dengan rank M dan rank A. Yang mana rank M itu adalah bilangan
dari suatu baris yang merupakan koefisien matriks A yang bukan nol, sedangkan
rank A adalah bilangan dari suatu baris matriks A yang bukan nol.
Catatan:
Jika (rank M) < (rank A), persamaannya adalah tidak tetap dan tidak
memiliki solusi..
+ =2 1 1 2
Contoh: { ( )
+ =5 0 0 3
1 1
Rank M =1 ( )
0 0
1 1 2
Rank A = 2 ( )
0 0 3
Jadi, rank M < rank A, persamaannya tidak tetap dan tidak ada solusi.
Jika (rank M) = (rank A) = n (banyaknya variabel), maka perasamaan
memiliki satu solusi.
+ =2 1 1 2
Contoh: { ( )
2 + 2 = 4 0 0 0
11
Rank M = 1 ( )
00
1 1 2
Rank A = 1 ( )
0 0 0
Jadi, rank M = rank A, maka persamaan memiliki satu solusi.
Jika (rank M) = (rank A) = R. Dengan R< n, maka persamaan tersebut
memiliki banyak solusi.
+ =7 1 02 3
2 5 = 2
Contoh: { (0 1 1 4)
5 + 4 + 14 = 1 0 0 0 0
3 7 = 5 0 0 0 0
Dari reduksi matriks diatas, penyelesaiannya adalah = 3 + 2, = 4
. Dari contoh ini kita lihat bahwa m = 4 (banyaknya persamaanyaan), n
= 3 (banyaknya variabel), (rank M) = (rank A) = R = 2 < n = 3. Kita
pecahkan untuk R= 2 tidak diketahui (x dan y) dalam pola n R = 1 yang
tidak diketahui (z).