Anda di halaman 1dari 18

HIDROKEL

A. DEFINISI
Hidrokel berasal dari kata hidro yang berarti air dan kel yang berarti
pembengkakan. Hidrokel adalah pengumpulan cairan peritoneum di dalam
skrotum. Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan
di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan
normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada
dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di
sekitarnya.

B. ANATOMI
1. Testis
Terletak di dalam skrotum. Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan
sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria yang utama).
Organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis pada orang
dewasa adalah 432,5 cm dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid.
Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat
pada testis. Diluar tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri
atas lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster
yang berada disekitar testis memungkinkan testis dapat digerakan
mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar
tetap stabil.
Vaskularisasi
Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu :
1. Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta
2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior
3. Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika.
Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus
Pampiniformis. Pleksus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan
dikenal sebagai varikokel.

2. Saluran
a. Epididimis berfungsi mengumpulkan sperma dari testis dan menyediakan ruang
serta lingkungan untuk proses pematangan sperma.
b. Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis.
c. Uretra punya 2 fungsi yaitu bagian dari sistem kemih yang
mengalirkan air kemih dari kandung kemih. Bagian dari sistem
reproduksi yang mengalirkan semen.
d. Vesicula Seminalis adalah sepasang kantong yang memproduksi 60%
cairan air mani dimana air sperma diangkut, cairan ini digunakan
untuk menyediakan nutrisi bagi sperma.
3. Kelenjar
a. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi
sperma.
b. Kelenjar Cowper menghasilkan cairan berwarna bening menuju saluran kencing
saat rangsangan seksual sebelum ejakulasi dan orgasme.
4. Organ Genitalia Externa
Organ Genitalia eksterna terdiri atas :
a. Penis terdiri dari:
Akar (menempel pada didinding perut)
Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut). Lubang
uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di
ujung glans penis.
b. Rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus,
terletak bersebelahan.
c. Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.
Jika terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak
(mengalami ereksi).
d. Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan
melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol
suhu untuk testis, agar sperma terbentuk secara normal, testis harus
memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu
tubuh.
C. KLASIFIKASI
Hidrokel dapat diklasifikasi menjadi dua jenis berdasarkan kapan terjadinya
yaitu: hidrokel primer dan hidrokel sekunder (didapat).
1. Hidrokel primer
Hidrokel primer terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus
vaginalis. Prosesus vaginalis adalah suatu divertikulum peritoneum
embrionik yang melintasi kanalis inguinalis dan membentuk tunika
vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak diperlukan terapi karena dengan
sendirinya rongga ini akan menutup dan cairan dalam tunika akan
diabsorpsi.

2. Hidrokel sekunder
Pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung berkembang lambat
dalam suatu masa dan dianggap sekunder terhadap obstruksi aliran keluar
limfe. Dapat disebabkan oleh kelainan testis atau epididimis. Keadaan ini
dapat karena radang atau karena suatu proses neoplastik. Radang lapisan
mesotel dan tunika vaginalis menyebabkan terjadinya produksi cairan
berlebihan yang tidak dapat dibuang keluar dalam jumlah yang cukup
oleh saluran limfe dalam lapisan luar tunika
Menurut letak kantong Hidrokel terhadap testis :
1. Hidrokel testis
Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat
diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah
sepanjang hari.
2. Hidrokel Funikulus
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak disebelah cranial dari
testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar
kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap
sepanjang hari.
3. Hidrokel Komunikan
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum
sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada
anamnesis kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu
bertambah pada saat anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel
terpisah dari testis dan dapat dimasukkan kedalam rongga abdomen

D. ETIOLOGI
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena :
a. Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi
aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis.
b. Belum sempurnanya sistem limfatik didaerah skrotum dalam
melakukan reabsorbsi cairan hidrokel,
c. Pada bayi laki-laki hidrokel dapat terjadi mulai dari rahim. Pada usia
kehamilan 28 minggu, testis turun dari rongga perut bayi kedalam
skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya
sehingga terisi cairannya mengelilingi testis tersebut.
d. Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer),
dan sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan
kelainan pada testis atau epididimidis yang menyebabkan
terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan dikantong
hidrokel. Kelainan pada testis ini mungkin suatu tumor, infeksi, atau
trauma pada testis atau epididimidis. Kemudian hal ini dapat
menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun
obstruksi aliran limfe atau vena didalam funikulus spermatikus.

E. PATOFISILOGI HIDROKEL
Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan sejak lahir)
ataupun ketidak sempurnaan dari prosessus vaginalis tersebut menyebabkan
tidak menutupnya rongga peritoneum dengan prosessus vaginalis.
Sehingga terbentuklah rongga antara tunika vaginalis dengan
cavum peritoneal dan menyebabkan terakumulasinya cairan yang berasal
dari sistem limfatik disekitar. Cairan yang seharusnya seimbang antara
produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Tetapi pada
penyakit ini, telah terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan limfa.
Dan terjadilah penimbunan di tunika vaginalis tersebut. Akibat dari tekanan
yang terus-menerus, mengakibatkan obstruksi aliran limfe atau vena di dalam
funikulus spermatikus. Dan terjadilah atrofi testis dikarenakan akibat
dari tekanan pembuluh darah yang ada di daerah sekitar testis tersebut.
Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus, juga
dapat ditemukan di sekitar testis yang terdapat dalam rongga perut pada
undensensus testis. Hidrokel infantilis biasanya akan menghilang dalam
tahun pertama, umumnya tidak memerlukan pengobatan, jika secara klinis
tidak disertai hernia inguinalis. Hidrokel testis dapat meluas ke atas atau
berupa beberapa kantong yang saling berhubungan sepanjang processus
vaginalis peritonei. Hidrokel akan tampak lebih besar dan kencang pada sore
hari karena banyak cairan yang masuk dalam kantong sewaktu anak
dalam posisi tegak, tapi kemudian akan mengecil pada esok
paginyasetelah anak tidur semalaman.
Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik
(primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena
didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan
terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong
hidrokel. Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma
pada testis atau epididimis. Dalam keadaan normal c a i r a n y a n g b e r a d a
di dalam rongga tunika vaginalis berada dalam
k e s e i m b a n g a n a n t a r a produksi dan reabsorpsi dalam sistem limfatik

Alur Patofisiologi Hidrokel

Kelainan testis (tumor, trauma, infeksi)

Sistem sekresi terganggu atau reabsorbsi cairan dinatung hidrokel terganggu

Produksi cairan berlebihan oleh testis

Penumpukan cairan ditestis

Obstruksi cairan limfe

Menekan pembuluh darah ditestis

Atrofi testis

pembengkakan
Kerusakan integritas kulit

Keterangan Gambar : Perkembangan skrotum pada embrio. Diagram skrotum janin pada sekitar 12
minggu usia kehamilan menunjukkan prosesus vaginalis menonjol melalui lapisan dinding perut.
F. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis hidrokel kongenital tergantung pada jumlah cairan yang
tertimbun. Bila timbunan cairan sedikit, maka testis terlihat seakan-akan
sedikit membesar dan teraba lunak. Bila timbunan cairan banyak terlihat
skrotum membesar dan agak tegang. Pasien mengeluh adanya benjolan
dikantong sktotum yang tidak nyeri.

G. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di
kantong skrotum yang tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh benjolan
yang berat dan besar di daerah skrotum. Benjolan atau massa kistik yang
lunak dan kecil pada pagi hari dan membesar serta tegang pada malam
hari. Tergantung pada jenis dari hidrokel biasanya benjolan tersebut
berubah ukuran atau volume sesuai waktu tertentu.
Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya kantong
hidrokel tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan,
kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yang bertambah besar
pada saat anak menangis. Pada riwayat penyakit dahulu, hidrokel testis
biasa disebabkan oleh penyakit seperti infeksi atau riwayat trauma pada
testis.

2. Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain.
Palpasi pada skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif
kenyal atau lunak tergantung pada tegangan di dalam hidrokel,
permukaan biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti balon yang berisi air.
Bila jumlah cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Sedangkan bila
cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Juga penting dilakukan
palpasi korda spermatikus di atas insersi tunika vaginalis. Pembengkakan
kistik karena hernia atau hidrokel serta padat karena tumor. Normalnya
korda spermatikus tidak terdapat penonjolan, yang membedakannya
dengan hernia skrotalis yang kadang-kadang transiluminasinya juga
positif. Pada Auskultasi dilakukan untuk mengetahui adanya bising usus
untuk menyingkirkan adanya hernia.
Langkah diagnostik yang paling penting adalah transiluminasi massa
hidrokel dengan cahaya di dalam ruang gelap. Sumber cahaya diletakkan
pada sisi pembesaran skrotum. Struktur vaskuler, tumor, darah,
hernia, penebalan tunika vaginalis dan testis normal tidak dapat
ditembusi sinar. Transmisi cahaya sebagai bayangan merah
menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti
hidrokel. Hidrokel berisi cairan jernih, straw-colored dan
mentransiluminasi (meneruskan) berkas cahaya.
3. Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum
dan membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel atau
spermatokel), vena abnormal (varikokel), dan kemungkinan adanya
tumor.

H. DIAGNOSIS BANDING
Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan gejala yang
hampir sama dengan hidrokel, sehingga sering salah terdiagnosis. Oleh
karena itu diagnosis banding hidrokel adalah :
1. Varikokel
Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan
aliran darah balik vena spermatika interna.
Gambaran klinis :
a. Anamnesa
Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah
beberapa tahun menikah.
Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri.
Terasa berat pada testis
b. Pemeriksaan Fisik : (Pasien berdiri dan diminta untuk manuver
valsava).
Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di
dalam kantung, yang letaknya di sebelah kranial dari testis,
permukaan testis licin, konsistensi elastis.
Gambar varikokel

2. Torsi Testis
Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi
gangguan vaskularisasi dari testis yang dapat berakibat terjadinya
gangguan aliran darah daripada testis.
Gambaran klinis :
a. Anamnesa
Timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan skrotum.
Sakit perut hebat, kadang mual dan muntah.
Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena
funikulus spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi
yang terkena lebih tinggi dan lebih horizontal jika dibandingkan
testis sisi yang sehat.
Palpasi teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus.
Gambar torsio testis

3. Spermatokel
Adalah benjolan kistik yang berasal dari epididimis dan berisi sperma.
Gambaran klinis :
a. Anamnesa : Benjolan kecil, tidak nyeri
b. Pemeriksaan fisik :
o teraba masa kistik
o Mobile
o Lokasi di cranial dari testis
o Transiluminasi (+)
o Aspirasi : cairan encer, keruh keputihan.

Gambar spermatokel
4. Hematokel
Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului
oleh trauma.
Gambaran klinik : benjolan pada testis
Pemeriksaan Fisik :
Transiluminasi (-)
Masa kistik

5. Hernia Inguinalis Lateral


a. Anamnesa :
Benjolan di daerah inguinal/skrotal yang hilang timbul. Timbul saat
mengedan, batuk, atau menangis, dan hilang bila pasien tidur.
b. Pemeriksaan fisik
Terdapat benjolan di lipat paha/ skrotum pada bayi saat menangis
dan bila pasien diminta untuk mengedan. Benjolan menghilang atau
dapat dimasukkan kembali ke rongga abdomen.
Transiluminasi (-)

6. Tumor Testis
Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun.
Gambaran klinis :
a. Anamnesa :
Keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri.
Terasa berat pada kantong skrotum
b. Pemeriksaan fisik
Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri pada palpasi.
Transiluminasi (-)

Gambar tumor testis


I. PENATALAKSANAAN
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru
dilakukan jika penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman
atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke
testis.
Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan
sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan
besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan
aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat
atau urea untuk menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum sehingga
cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel yang berhubungan dengan
hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera mungkin.
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh
sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu
dipikirkan untuk dilakukan koreksi.8
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :
(1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah
(2) Indikasi kosmetik
(3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien
dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa


dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).

Hidrokelektomi
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali
hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel,
sekaligus melakukan herniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan
pendekatan scrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel
sesuai cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord. Pada
hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto. Pada hidrokel
tidak ada terapi khusus yang diperlukan karena cairan lambat laun akan diserap,
biasanya menghilang sebelum umur 1 tahun.

Teknik Operasi
Secara singkat teknik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Dengan pembiusan regional atau umum.
b. Posisi pasien terlentang (supinasi).
c. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
d. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
e. Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis
demi lapis sampai tampak tunika vaginalis.
f. Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya
besar sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
g. Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:
h. Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila
diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut.
i. Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi
dengan benang chromic cat gut.
j. Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.
Komplikasi pasca bedah adalah perdarahan dan infeksi luka operasi.

J. Komplikasi
1. Kompresi pada peredaran darah testis
2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan
hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis
sehingga menimbulkan atrofi testis.
3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi.
4. Sekunder Infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran


Universitas Brawijaya, Malang, 2003 : 140-145, 186
2. Rhoads et all., Surgical Principal and Practise, Lippincott Turtle, 1971
3. Didi, Hidrokel, www.generalhealth.com., 2008
4. Mantu, F.N., Hidrokel, Bedah Anak, Jakarta, EGC, 1993 : 33-35
5. Smith, Donald R., General Urology, 7th edition, Maruten Asian Edition,
1969.
6. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta,
EGC, 1997
7. Anonim, Masa Skrotum, www.medicastore.com., dikunjungi tanggal 22 April
2011
8. Rifki, M., Hidrokelektomi, www.bedahumum.wordpress.com., dikunjungi
tanggal 22 April 2011
9. http://www.scribd.com/doc/51771944/HIDROKEL

HIDROKEL
Nama : Andry Umbu Lapu
Landudjama
Tahap I

SMF Bedah Sub bagian Urologi


FK Universitas Diponegoro
2016

Anda mungkin juga menyukai