Anda di halaman 1dari 17

Referat Urologi

BATU SALURAN KEMIH


KONGENITAL

Pembimbing :

Prof. Dr. dr. H. Rifki Muslim Sp.B, Sp.U

Oleh:

Tri Edhie Wicaksono

PPDS I ILMU BEDAH


SUB BAGIAN BEDAH UROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016
Definisi

Batu saluran kemih adalah


massa keras seperti batu yang terbentuk
di sepanjang saluran kemih dan bisa
menyebabkan nyeri, perdarahan,
penyumbatan atau infeksi. Batu bisa
terbentuk di dalam ginjal maupun di
kandung kemih. Proses pembentukan
batu disebut urolitiasis.4 Batu ini
terbentuk dari pengendapan garam
kalsium, magnesium, asam urat, atau
sistein.5

BSK dapat berukuran dari sekecil pasir hingga sebesar buah anggur. Batu yang
berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan biasanya dapat keluar bersama
dengan urine ketika berkemih. Batu yang berada di saluran kemih atas (ginjal dan ureter)
menimbulkan kolik dan jika batu berada di saluran kemih bagian bawah (kandung kemih
dan uretra) dapat menghambat buang air kecil.6

Insiden

Penelitian yang dilakukan Hardjoeno dkk tahun 2002-2004 di RS dr.Wahidin


Sudirohusodo Makasar berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki 79,9 %,
wanita 20,1%.
Analisis jenis batu berdasarkan kelompok umur: kalsium oksalat 50-60 tahun, batu asam
urat 60-65 tahun dan batu struvit 20-55 tahun.7

RSUP Sanglah Denpasar tahun 2007 jumlah pasien rawat inap BSK 113 orang,
berdasarkan umur tertinggi 46-60 tahun 39,8%, jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki
80,5%.

Di RS Amerika kejadian batu ginjal dilaporkan 7-10 pasien untuk 1000 pasien RS dan
insidens dilaporkan 7-21 pasien untuk 10.000 orang dalam setahun.7
Insiden BSK pada anak kecil lebih sedikit dibanding dewasa, hampir seluruh anak yang
mengalami BSK terjadi karena ada penyakit lain yang mendasari, atau bahkan tidak
diketahui penyebabnya.
Etiologi

Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin
(fimosis, BPH, refluks vesicouretra), gangguan metabolik (hiperkalsuria, hiperuremia),
infeksi saluran kemih, benda asing (kateter), dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang belum
terungkap (idiopatik).

Faktor Resiko

Secara epidemiologis terdapat 2 faktor yang dapat memepengaruhi terjadinya pembentukan


batu, yaitu:

1. Faktor intrinsik: faktor yang berasal dari tubuh : umur, jenis kelamin,
keturunan
Jenis kelamin : pasien laki-laki : perempuan = 4: 1 disebabkan oleh:
- anatomis saluran kemih pada laki-laki yang lebih panjang
- secara alamiah didalam air kemih laki-laki kadar kalsium lebih
tinggi dan pada air kemih perempuan kadar sitrat (inhibitor)
lebih tinggi
- laki-laki memiliki testosterone yang meningkatkan produksi
oksalat endogen di hati
- estrogen pada perempuan yang mampu mencegah agregasi
garam kalsium.
Umur: terbanyak penderita BSK di negara Barat adalah 20-50 tahun,
di Indonesia umur 30-60 tahun. Penyebab pastinya belum diketahui,
kemungkinan disebabkan perbedaan faktor sosial ekonomi, budaya,
dan diet.9
Herediter: belum diketahui pasti. Penyakit ini diduga diturunkan oleh
orang tuanya.

2. Faktor ekstrinsik: faktor yang berasal dari lingkungan sekitar. geografi,


iklim, gaya hidup.
Geografi : banyak diderita masyarakat daerah pegunungan. disebabkan
sumber air bersih yang dikonsumsi banyak mengandung mineral phospor,
kalsium, magnesium, dsb. Pada beberapa daerah menunjukkan angka
kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi dari daerah lain sehingga
dikenal dengan daerah stone belt (sabuk batu). Contoh daerah stone belt
seperti india, Thailand, Indonesia. Di afrika selatan jarang.
Faktor Iklim dan Cuaca : Faktor iklim dan cuaca tidak berpengaruh
langsung, namun kejadiannya banyak ditemukan di daerah bersuhu tinggi.
Temperatur yang tinggi meningkatkan jumlah keringat dan meningkatkan
konsentrasi air kemih. Konsentrasi air kemih yang meningkat menyebabkan
pembentukan kristal air kemih.
Asupan air : Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium
pada air yang dikonsumsi dapat meningkatkan angka kejadian batu kemih.
Diet/Pola makan: misal diet tinggi purine, oksalat, kalsium
Pekerjaan: lebih banyak terjadi pada orang yang banyak duduk dalam
pekerjaannya.
Kebiasaan menahan BAK: akan menimbulkan statis air kemih yang
berakibat timbulnya ISK. ISK yang disebabkan kuman pemecah urea
menyebabkan terbentuknya batu struvit.

Teori Pembentukan Batu Saluran Kemih


Penyebab pasti pembentukan BSK belum diketahui, oleh karena banyak faktor yang
dilibatkannya, sampai sekarang banyak teori dan faktor yang berpengaruh terhadap
pembentukan BSK yaitu :
1. Teori Fisiko Kimiawi
Prinsip dari teori ini adalah terbentuknya BSK karena adanya proses
kimia, fisika maupun gabungan fisiko kimiawi. Dari hal tersebut diketahui
bahwa terjadinya batu sangat dipengaruhi oleh konsentrasi bahan pembentuk
batu di saluran kemih. Berdasarkan faktor fisiko kimiawi dikenal teori
pembentukan batu, yaitu:
Teori Supersaturasi
Supersaturasi air kemih dengan garam pembentuk batu merupakan
dasar terpenting dan merupakan syarat terjadinya pengendapan. Bila
kelarutan suatu produk tinggi dibandingkan titik endapannya maka terjadi
supersaturasi sehingga terbentuk kristal dan akhirnya terbentuk batu.
Supersaturasi dan kristalisasi dapat terjadi apabila ada penambahan
bahan yang dapat mengkristal yang suatu saat akan terjadi kejenuhan.
Tingkat saturasi dalam air kemih dipengaruhi jumlah bahan pembentuk BSK
yang larut, kekuatan ion, pembentukan kompleks dan pH air kemih.

Teori Matrik
Di dalam air kemih terdapat protein yang berasal dari pemecahan
mitokondria sel tubulus renalis yang berbentuk laba-laba. Benang seperti
laba-laba terdiri dari protein 65%, heksana 10%, heksosamin 2-5% sisanya
air. Kristal batu oksalat / kalsium fosfat akan menempel pada anyaman
tersebut dan berada di sela-sela anyaman sehingga terbentuk batu yang
seiring waktu akan membesar. Matriks tersebut (serum/protein urin (albumin,
globulin, mukoprotein) merupakan bahan yang merangsang timbulnya batu.

Teori Tidak Adanya Inhibitor


Dikenal 2 jenis inhibitor yaitu organik dan anorganik. Pada inhibitor
organik terdapat bahan yang sering terdapat dalam proses penghambat
terjadinya batu yaitu asam sitrat, nefrokalsin, dan tamma-horsefall
glikoprotein. Inhibitor yang paling kuat adalah sitrat, karena bereaksi dengan
kalsium membentuk kalsium sitrat yang larut air. Inhibitor mencegah
terbentuknya kristal kalsium oksalat dan mencegah perlengketan kristal
kalsium oksalat pada membran tubulus. Sitrat terdapat pada buah-buahan,
kadar tertinggi pada jeruk. Pada inhibitor anorganik terdapat pirofosfat dan
Zinc.

Teori Epitaksi
Pada teori ini dikatakan bahwa kristal dapat menempel pada kristal
lain yang berbeda sehingga akan cepat membesar dan menjadi batu
campuran. Keadaan ini disebut nukleasi heterogen dan merupakan kasus
yang paling sering yaitu kristal kalsium oksalat yang menempel pada kristal
asam urat yang ada.

Teori Kombinasi
Banyak ahli berpendapat BSK terbentuk berdasarkan campuran dari
beberapa teori yang ada.

Teori Infeksi
Teori terbentuknya BSK juga dapat terjadi karena adanya infeksi dari
kuman tertentu. Pengaruh infeksi pada pembentukan BSK adalah teori
terbentuknya batu survit dipengaruhi oleh tingginya konsentrasi ammonium,
pH air kemih >7 dan reaksi sintesis ammonium dengan magnesium dan fosfat
sehingga terbentuk magnesium ammonium fosfat (batu survit) yang bersifat
basa misalnya pada bakteri pemecah urea atau urea splitter yang
menghasilkan urease yaitu Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas, dan Staphiloccocus.
Teori lain adalah nano bakteria dimana penyebab pembentukan BSK
adalah bakteri ukuran kecil berdiameter 50-200 nm yang hidup dalam darah,
ginjal dan air kemih. Bakteri ini tergolong gram negatif dan sensitif terhadap
tetrasiklin. dinding bakteri tersebut dapat mengeras membentuk cangkang
kalsium kristal karbonat apatit dan membentuk inti batu, kemudian kristal
kalsium oksalat menempel yang nantinya membesar. 90% penderita BSK
mengandung nano bakteria.

2. Teori Vaskuler
Pada penderita BSK sering didapat penyakit hipertensi dan kadar
kolesterol darah yang tinggi, maka Stoller mengajukan teori vaskuler untuk
terjadinya BSK, yaitu :
Hipertensi
Pada penderita hipertensi 83% mempunyai perkapuran ginjal
sedangkan pada orang yang tidak hipertensi sebanyak 52%. Hal ini
disebabkan aliran darah pada papilla ginjal berbelok 180 dan aliran darah
berubah dari aliran laminer menjadi turbulensi. Pada penderita hipertensi
aliran turbelen tersebut berakibat terjadinya pengendapan ion-ion kalsium
papilla (Ranalls plaque).16

Kolesterol
Adanya kadar kolesterol yang tinggi dalam darah akan disekresi
melalui glomerulus ginjal dan tercampur didalam air kemih. Adanya butiran
kolesterol tersebut akan merangsang agregasi dengan kristal kalsium oksalat
dan kalsium fosfat sehingga terbentuk batu yang bermanifestasi klinis.

Klasifikasi Batu Saluran Kemih


1) Batu kalsium
Kalsium adalah batu yang paling banyak menyebabkan BSK (70%-80%).
Dijumpai dalam bentuk batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat atau campuran.
Terbentuknya batu terkait kadar kalsium yang tinggi di dalam urine atau darah dan
akibat dari dehidrasi, overdosis vit D, gangguan kelenjar paratiroid, kanker, penyakit
ginjal. Batu kalsium terdiri dari dua tipe :
Whewellite (monohidrat): batu padat, konsentrasi as. oksalat tinggi pada air
kemih.
Kombinasi kalsium - magnesium menjadi weddllite (dehidrat): kuning,
mudah hancur
Faktor terjadinya batu oksalat adalah sebagi berikut:

Hiperkalsiuri : kenaikan kadar kalsium urin > 250-300mg/24jam, disebabkan oleh


peningkatan absorbs kalsium melalui usus, gangguan reabsorbsi kalsium oleh ginjal,
dan peningkatan reabsorbsi tulang karena hiperparatiroid atau tumor paratiroid.
Hiperoksaluri : peningkatan ekskresi oksalat > 45 gram/ hari, banyak diderita oleh
penderita yang mengalami kelainan usus karena post operasi, diet kaya oksalat, (teh,
kopi instant, minuman soft drinks, kokoa, jeruk, sitrun, dan sayuran hijau terutama
bayam.)
Hiperurikosuri : kadar asam urat urin > 850mg/ 24 jam. Asam urat urin yang
berlebihan bertindak sebagai inti batu terhadap pembentukan batu kalsium oksalat.
Sumber asam urat urin berasal dari makanan kaya purin maupun berasal dari
metabolisme endogen.
Hipositraturia : sitrat berikatan dengan kalsium di dalam urin sehingga calsium tidak
lagi terikat dengan oksalat maupun fosfat, karenanya merupakan penghambat
terjadinya batu tersebut. Kalsium sitrat mudah larut sehingga hancur dan
dikeluarkan melalui urin.
Hipomagnesia, magnesium juga merupakan penghambat seperti halnya sitrat.
Penyebab tersering hipomagnesuria ialah penyakit inflamasi usus diikuti gangguan
malabsorbsi.

2) Batu asam urat


Terjadi pada 5-10% penderita dengan komposisi asam urat. biasanya berusia
> 60 tahun. Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam urat. Gout arthritis,
mieloproliferative, penggunaan kemoterapi, obat urikosurik sulfinpirazone, thiazide,
salisilat.pasien obesitas, alkoholik, diet tinggi protein, hiperurikosurik dan dehidrasi
berpeluang besar menderita BSK ini, karena meningkatkan ekskresi asam urat
sehingga pH air kemih menjadi rendah. Ukuran batu bervariasi dari kecil, besar
hingga membentuk staghorn (tanduk rusa). Batu asam urat ini adalah batu yang
dapat dipecah dengan obat. 90% berhasil dengan kemolisis.

3) Batu struvit (magnesium-amonium fosfat)


Batu struvit disebut juga batu infeksi, terbentuknya batu ini disebabkan
adanya ISK. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau
urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi
bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Kuman yang termasuk
pemecah urea di antaranya adalah : Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas, dan Staphiloccocus. Ditemukan sekitar 15-20% pada penderita BSK
ditandai dengan kadar amoniak urin tinggi, sering terjadi pada wanita daripada laki-
laki. Pada batu struvit volume air kemih yang banyak sangat penting untuk membilas
bakteri dan menurunkan supersaturasi dari fosfat.

4) Batu Sistin
Batu Sistin terjadi saat kehamilan, disebabkan gangguan ginjal, kelainan
metabolism sistin yaitu kelainan absorpsi sistin di mukosa usus.. Merupakan batu
yang jarang dijumpai dengan insiden 1-2%. Reabsorbsi asam amino, sistin, arginin,
lysin dan ornithine berkurang, pembentukan batu terjadi saat bayi. Disebabkan faktor
keturunan dan pH urine asam.4 Pembentukan batu dapat terjadi karena urine sangat
jenuh, individu yang memiliki riwayat batu sebelumnya, individu yang statis karena
imobilitas. Batu lainnya : batu xantin (defisiensi enzim xantin oksidase), triamteren,
silikat
Etiologi BSK pada anak-anak:
Kelainan anatomi pada traktus urinarius yang mengakibatkan stasis
urine
Keturunan
Infeksi saluran kemih pada anak-anak
Kelainan metabolik.

Gejala Batu Saluran Kemih : tergantung letak, besar, morfologi batu


- Rasa Nyeri
Rasa nyeri yang berulang (kolik) tergantung dari lokasi batu. Bila
nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh area
kostovertebrata. Batu di saluran kemih atas menimbulkan kolik. Bila nyeri
mendadak jadi akut, nyeri tekan diseluruh area kostovertebratal, disertai mual
dan muntah, pasien tersebut sedang mengalami kolik ginjal. Batu ureter :
nyeri luar biasa, akut, dan kolik ureter yang menyebar ke paha dan genitalia
dan urin disertai darah.
- Demam
Demam terjadi karena kuman yang beredar di dalam darah sehingga
menyebabkan suhu badan meningkat. Gejala ini disertai jantung berdebar,
hipotensi, dan vasodilatasi kulit.
- Infeksi
Berhubungan dengan infeksi sekunder akibat obstruksi dan statis di
proksimal sumbatan.
- Hematuria dan kristaluria
- Keluhan lain : takikardia
- Batu kecil
Bisa tidak bergejala dan dapat keluar sendiri bersama air seni.
- Batu berukuran besar atau menyumbat ureter, pelvis renalis, tubulus renalis
menimbulkan sumbatan aliran air seni, gejalanya antara lain :
Rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of incomplete
bladder emptying)
Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap
di dalam urin yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga
terjadilah infeksi saluran kemih
Jika penyumbatan berlangsung lama, urin akan mengalir balik
ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang
membuat hidronefrosis dan akhirnya kerusakan ginjal.
Retensi urine disebabkan obstruksi fungsional dan mekanis.
Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica
urinaria yang tidak sempurna pada saat miksi, sehingga vesica
sering berkontraksi meskipun belum penuh. Gejalanya ialah
Frequency, Nokturia (Volume vesica urinaria tiba-tiba terisi
penuh yaitu pada cuaca dingin, mengkonsumsi minuman yang
mengandung diuretikum (alkohol, kopi), Urgency, Disuria.
-
Diagnosis
1. Pemeriksaan laboratorium
Batu yang tidak bergejala, diketahui secara tidak sengaja pada urin rutin
(pH, BJ, sedimen) untuk menentukan hematuri, leukosituri, kristaluria
Lab darah : darah rutin (hb, ht, leukosit, trombosit) kadar kalsium, sistin,
asam urat
Kultur urin : menunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea
Faal ginjal : mencari kemungkinan penurunan fungsi ginjal dan persiapan
IVP
Kadar elektrolit : mencari faktor penyebab timbulnya BSK

2. Radiografi
sinar X abdomen : melihat batu di ginjal, ureter dan kandung kemih. dapat
menunjukan ukuran, bentuk, posisi dan membedakan klasifikasi batu yaitu
dengan: densitas tinggi menunjukan batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat,
densitas semiopak menunjukan batu struvit, sistin dan campuran, densitas lusen
menunjukan batu asam urat, xanthin, triamteren. Pemeriksaan ini tidak dapat
membedakan batu di dalam maupun diluar ginjal.
USG : menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan adanya obstruksi. diperlukan
pada wanita hamil dan pasien yang alergi kontras radiologi. Keterbatasannya
adalah kesulitan menunjukan batu ureter, dan tidak dapat membedakan batu
klasifikasi dan radiolusen.
IVP : menilai anatomi dan fungsi ginjal. Jika IVP belum dapat menjelaskan
keadaan sistem saluran kemih akibat penurunan fungsi ginjal, penggantinya
adalah pielografi retrograd. Kontraindikasi pada alergi terhadap bahan kontras,
faal ginjal yang menurun dan pada wanita hamil.
Urogram : deteksi batu lusen sebagai filling defect (batu asam urat, xanthin),
lokasi batu dalam system kolectikus, menunjukan kelainan anatomis.
Analisa urin mikroskopik untuk adanya eritrosit yang banyak, terjadi infeksi
(leukositosis, hematuria, bakteriuria, nitrit urine (+). pH urine : batu sistin dan
asam urat terbentuk jika pH < 6,0. batu fosfat dan struvit pada pH urine > 7,2.
CT scan : menghasilkan gambar yang lebih jelas tentang ukuran dan lokasi batu.

Diagnosis banding
1. Kolik ginjal dan ureter
2. Appendicitis akut (bila lokasi nyeri di kanan)
3. Kolik saluran cerna
4. Kolik empedu
5. Adneksitis pada perempuan
6. Karsinoma epidermoid (hematuri tanpa rasa nyeri)
7. Batu ginjal: Tumor ginjal, Tumor Grawitz
8. Batu ureter : tumor ureter (radiolusen)
9. Batu buli : tumor buli (radiolusen)
10. Batu prostat (rontgen kumpulan pasir di daerah prostat. Pada RT seperti
kesan ca prostat)

Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan BSK adalah menghilangkan batu, menentukan jenis
batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan mengurangi obstruksi yang
terjadi. Batu dapat dikeluarkan dengan medikamentosa, pemberian obat, tanpa operasi, dan
pembedahan terbuka.

a. Medikamentosa
Indikasi : batu berdiameter < 5 mm, diharapkan batu dapat keluar tanpa
intervensi medis.
cara : mempertahankan keenceran urine dan diet makanan tertentu yang merupakan
bahan utama pembentuk batu (kalsium) yang efektif mencegah pembentukan batu
atau meningkatkan ukuran batu yang ada. Beberapa cara yaitu :
o Minum paling sedikit 8 gelas air sehari. Minum banyak cairan meningkatkan
aliran kemih dan menurunkan konsentrasi pembentuk batu dalam air kemih
o Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.
o Hindari makanan yang kaya oksalat (bayam, coklat, kacang-kacangan,
merica dan teh).
o Diet rendah purin seperti daging, ikan dan unggas
o Batu kalsium diet rendah kalsium mis : susu, keju, sayur daun hijau
o Kontrol berkala pembentukan batu baru
o Hindari soft drink lebih dari 1 liter/minggu
o Diet rendah natrium (80-100 mg/hari) perbaiki reabsorpsi kalsium
proximal sehingga terjadi pengurangan eksresi natrium dan kalsium.
o Pembatasan masukan kalsium tak dianjurkan karena penurunan kalsium
intestinal bebas menimbulkan peningkatan absorpsi oksalat oleh pencernaan,
peningkatan eksresi oksalat dan meningkatkan saluran kalsium oksalat air
kemih. Diet kalsium rendah merugikan pasien dengan hiperkalsiuria idiopatik
karena keseimbangan kalsium negative akan memacu pengambilan kalsium
dari tulang dan ginjal

b. Pengobatan Medik Selektif dengan Pemberian Obat-obatan


Analgesia untuk meredakan nyeri dan mengusahakan batu keluar sendiri
secara spontan.
Propantelin untuk mengatasi spasme ureter.
Kolik: injeksi spasmolitik: atropine 0.5 1 mg i.m untuk dewasa.
Infeksi: antibiotic kotrimoksazol 2 x 2 tablet atau amoksisilin 500 mg
peroral 3 x sehari untuk dewasa. Atau golongan lain. Contohnya pada batu
struvit
Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) : mengurangi
pembentukan batu yang baru.
Kalium sitrat 20 mEq tiap malam/minum jeruk nipis atau lemon sesudah
makan malam meningkatkan kadar sitrat di dalam air kemih
Allopurinol : mengurangi pembentukan asam urat

c. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)11,12


Tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, digunakan gelombang kejut
eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah batu. Alat ini dapat memecah
batu ginjal, batu ureter proximal, atau menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga
mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. ESWL mengurangi keharusan melakukan
prosedur invasif dan menurunkan lama rawat inap di rs.
Indikasi :
Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran
2.5 cm
Fungsi ginjal masih baik
Kontraindikasi
Gangguan koagulasi
Kehamilan
Aneurisma aorta
ISK yang tidak terobati
Gambaran batu dengan ESWL tak mungkin
Obstruksi traktus urinarius besar

d. Endourologi
Tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan BSK yang terdiri atas
memecah batu, dan mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang
dimasukan langsung ke saluran kemih. melalui uretra / melalui insisi kecil pada kulit
(perkutan). Beberapa tindakan endourologi adalah :
i. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy): mengeluarkan batu yang
berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke
sistem kalies melalui insisi pada kulit. Batu dikeluarkan atau dipecah
dahulu menjadi fragmen kecil.
ii. Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan
memasukan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan
batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik. Indikasi untuk batu <3cm
iii. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi : memasukan alat ureteroskopi per-
uretram. batu yang berada di ureter / sistem pelvikalises dipecah melalui
tuntunan ureteroskopi ini.
iv. Ekstrasi Dormia : mengeluarkan batu ureter dengan menjaring melalui
keranjang Dormia.

e. Tindakan Operasi
1) Nefrolitotomi : operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di
dalam ginjal

2) Ureterolitotomi : operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di


ureter

3) Sistolitomi : operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada di vesica


urinearia (section alta) dengan melakukan insisi pfannenstiel

Indikasi : batu buli > 2,5 cm pada dewasa dan semua ukuran pada anak,
batu keras, keluarkan benda asing di kandung kemih, terapi perdarahan
kandung kemih yang hebat yang tak bisa ditangani dengan transurethtal.

4) Uretrolitotomi : operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di


uretra.

5) Pielolitotomi : operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di


pielum.11,12

Indikasi operasi:

Batu > 20 mm batu pelvis yang


Obstruksi sedang / berat menyebabkan hidronefrosis,
Batu di saluran kemih infeksi, nyeri hebat
proksimal konservatif tidak berhasil (6-
tidak tersedia alat litotripsor, 8 minggu)
ESWL
batu ginjal di kaliks bila
sudah hidrokaliks
gangguan fungsi ginjal
Pencegahan Batu Saluran Kemih
Pencegahan
Primer Sekunder Tersier
Tujuan tidak terjadinya BSK menghentikan mencegah tidak terjadi
dengan mengendalikan perkembangan komplikasi sehingga
faktor penyebab BSK penyakit agar tidak tidak berkembang ke
menyebar dan tahap lanjut yang
mencegah membutuhkan
komplikasi perawatan intensif
Sasaran belum pernah telah menderita sudah menderita
menderita BSK penyakit BSK. penyakit BSK agar
penyakitnya tidak
bertambah berat.
Kegiatan promosi kesehatan, diagnosis dan rehabilitasi, dan
pendidikan kesehatan, pengobatan dini. memberikan kualitas
dan perlindungan (pemeriksaan fisik, hidup sesuai
kesehatan laboraturium, kemampuan
Contoh - minum air putih radiologis.) - konseling kesehatan
minimal 2 liter per
hari. (8-10 gelas
sehari) ketika
bangun tidur
- olahraga cukup,
Jangan menahan
kencing, Pola makan
seimbang, menjaga
berat badan tetap
ideal

Komplikasi

15
Perjalanan penyakit

obstruksi : di ginjal dan ureter membuat hidronefrosis pionefrosis, kegagalan


fungsi ginjal, uremia karena gagal ginjal total. Di buli menyebabkan gangguan
aliran kemih dari kedua orificium ureter. Batu uretra menyebabkan hidroureter,
diverticulum uretra, ekstravasasi kemih dan terbentuk fistul di proximal batu
ureter.
infeksi sekunder, iritasi berkepanjangan pada urothelium yang menyebabkan
tumbuhnya keganasan berupa karsinoma epidermoid, urosepsis.
Akibat terapi

Post ESWL : petechiae pada pinggang, hematuri, kolik renal akibat gerakan
pasase fragmen batu, renal atrofi pada pasien gangguan renal vascular /
aterosklerotik berat, hipertensi akibat hematom perinephric yang luas
Post uretratomi externa : striktur uretra
Post section Alta : perdarahan, infeksi luka operasi dan fistel

DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2001.
2. Moore KL, Agur AM. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002.
3. Mescher AL. Junqueiras Basic Histology Text and Atlas. 12th ed. Singapore:
McGraw Hill Lange; 2009.
4. Syamsuhidayat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd ed. Jakarta : EGC; 2004.
5. Sabiston, David C. Infeksi Saluran Kemih, Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd ed. Jakarta:
EGC; 2005.

16
6. Purnomo BB. Batu saluran kemih. Dasar-dasar urologi. Edisi 2. Jakarta: CV.
Sagung Seto; 2007.
7. Sudoyo AW, Setiyohadi B, et al. Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. 4th ed.
Jakarta: BP FKUI; 2006.
8. Hassan R. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. Jakarta: BP FKUI; 1985.
9. Poinier AC. Kidney Stones. Available at: http://www.webmd.com/hw-
popup/extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-eswl. access on: Desember 24,
2012
10. Grasso M. Extracorporeal ShockWave Lirhotripsy. Available at:
http://www.emedicine.com/med/topic3024.htm. access on: Desember 30th,
2012.
11. Terris MK. Pyelolithotomy. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/448503-overview. accessed on
september 19th, 2013.
12. Guidelines on Urolithiasis. Available at:
http://www.uroweb.org/gls/pdf/21_Urolithiasis_LRV4.pdf. accessed on
september 19th, 2013.

17

Anda mungkin juga menyukai