Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang kedokteran ada berbagai macam profesi. Profesi tersebut


akhirnya memunculkan banyaknya institusi kesehatan, diantaranya dokter,
perawat, radiologi, bidan, ahligizi, kesehatan masyarakat, teknobiomedik, farmasi
dan analis kesehatan.Semua profesi tersebut diwajibkan untuk berkolaborasi dan
menjalankan profesionalitas dalam profesinya masing-masing.

Salah satu profesi dalam institusi kesehatan adalah perawat radiologi. Perawat
radiologi tidak bisa dipungkiri membutuhkan pengetahuan tingkat tinggi,
terutama dalam bidang teknologi informasi. Karena setiap pasien memiliki
kebutuhan yang beragam, sehingga perawat radiologi harus meningkatkan
kompetensi mereka di dalam berbagai bidang untuk memenuhi kebutuhan pasien
tersebut.

Radiologi semakin memainkan peran penting dalam manajemen awal pasien


darurat untuk mengidentifikasi pasien yang memerlukan intervensi langsung dan
pemantauan sakit. Teknologi berkembang dan lebih canggihsehingga dapat
membantu dalam diagnosis dan manajemen penyakit dan trauma dengan cara-cara
yang sebelumnya tidak mungkin. Seiring dengan perkembangan tersebut, sangat
penting bahwa kebutuhan dan layananperawat radiologi yang dioptimalkan untuk
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan radiologi?
2. Sebutkan pembagian radiologi?
3. Apa peranan radiologi dalam bidang kedokteran?
4. Apa peran perawat radiologi?

1.3 Tujuan Masalah

1
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari salah satu mata kuliah Bioscience II, yang memiliki materi tentang
radiologi yang selanjutnya dapat diuraikan dalam makalah ini.

1.4 Manfaat Penulisan


Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami
pengertian radiologi, fungsi radiologi, serta dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Radiologi


Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan
teknologi pencitraan untuk mendiagnosa dan mengobati berbagai kondisi
medis. Bermula dari penemuansinar-Xoleh Wilfred Roentgen pada tahun
1895. Selama beberapa dekade mendatang, berbagai ilmuwan dan dokter
menyempurnakan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan penggunaan
sinar-X. Pada tahun 1930-an, dokter mulai mengkhususkan diri dalam

2
menggunakan sinar-X untuk diagnosis kondisi medis tertentu. Pada tahun
1956, dokter mulai menambahkan teknologi baru lain (ultrasound). Satu
dekade kemudian, pada tahun 1967, satu lagi teknologi baru telah
ditambahkan ke arsenal radiologi, MRI (magnetic resonance imaging).
Pada awal 1970-an, CT diperkenalkan, menyediakan modalitas pencitraan
penting bagi ahli radiologi. Sebagai gambaran singkat ini menggambarkan,
kemajuan teknologi memperluas jangkauan keperluan medis radiologi,
merangsang kebutuhan yang meningkat untuk ahli radiologi.

2.2 Pembagian Radiologi


Radiologi secara luas dibagi menjadi dua sub-disiplin, radiologi
diagnostik dan radiologi intervensi. Ahli radiologi diagnostik
menggunakan beragam teknologi yang canggih untuk mendiagnosis
serangkaian kondisi medis, sementara ahli radiologi intervensi
menggunakan radiasi dan proses lainnya untuk mengobati pasien.
Perbedaan yang paling mendasar di antara keduanya adalah sejauh mana
pekerjaan mereka membutuhkan interaksi dan kontak dengan pasien. Ahli
radiologi diagnostik membantu dokter lain lebih memahami sifat dan
tingkat penyakit dan kondisi tertentu: pekerjaan mereka mengharuskan
mereka untuk menafsirkan gambar digital yang ditransmisikan kepada
mereka oleh rumah sakit, klinik, dan dokter. Biasanya, kebanyakan ahli
radiologi diagnostik memiliki hubungan yang kuat dengan perawatan
primer dan dokterkhusus yang memesan scan dan gambar, tetapi mereka
jarang berinteraksi langsung dengan pasien, dan interaksi mereka dengan
dokter yang memesan scan radiologi umumnya melalui email atau telepon.
Sebaliknya, ahli radiologi intervensi berinteraksi langsung dengan pasien
dan perawatan primer atau dokter khusus lainnya: kedekatan adalah
sebuah kebutuhan.

Modalitas pencitraan

Modalitas pencitraan yang umum digunakan termasuk radiografi


polos, computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI),
USG, dan teknik pencitraan nuklir. Masing-masing modalitas memiliki

3
kekuatan dan keterbatasan yang menentukan penggunaannya dalam
diagnosis. Modalitas pencitraan berikut digunakan dalam bidang radiologi
diagnostik:

Radiografi
Radiografi adalah image yang diciptakan dengan X-ray, dan
digunakan untuk evaluasi dari banyak struktur jaringan tulang dan
lembut. Fluoroskopi dan angiografi adalah aplikasi khusus
pencitraan X-ray. Fluoroskopi adalah teknik di mana layar
fluorescent atau tabung gambar mengintensifkan terhubung ke
sistem televisi sirkuit tertutup untuk gambar struktur internal
tubuh. Angiografi menggunakan metode untuk menunjukkan
struktur internal pembuluh darah, menyoroti keberadaan dan
luasnya obstruksi ke kapal tersebut, jika ada. Dalam pencitraan
medis, media kontras adalah zat yang diberikan ke dalam tubuh,
biasanya disuntikkan atau ditelan, untuk membantu
menggambarkan anatomi pembuluh darah, saluran genitourinari,
saluran pencernaan, dll Media Kontras, yang sangat menyerap
radiasi sinar-X, dalam hubungannya dengan kemampuan
pencitraan real-time fluroscopy dan angiografi membantu
menunjukkan proses dinamis, seperti gerakan peristaltik pada
saluran pencernaan atau aliran darah.
CT scan
Pencitraan CT menggunakan X-ray dalam hubungannya
dengan algoritma komputasi untuk jaringan gambar dalam tubuh.
Imaging biasanya dilakukan pada bidang aksial, namun,
rekonstruksi komputer dapat diberikan di pesawat lain atau untuk
menghasilkan gambar 3D. Media kontras sering digunakan untuk
menggambarkan anatomi dan memungkinkan rekonstruksi 3D
struktur, seperti arteri dan vena. Meskipun resolusi radiografi lebih
tinggi untuk pencitraan kerangka, CT dapat menghasilkan gambar
yang jauh lebih rinci dari jaringan lunak. CT menghadapkan pasien
untuk radiasi pengion lebih.

4
Ultrasonografi
Medis ultrasonografi menggunakan USG (frekuensi tinggi
gelombang suara) untuk memvisualisasikan struktur jaringan lunak
dalam tubuh secara real time. Tidak ada radiasi yang terlibat, tetapi
kualitas gambar yang diperoleh dengan menggunakan USG sangat
tergantung pada keahlian orang yang melakukan ujian. Prosedur uji
USG adalah terbaik digunakan untuk pemeriksaan ante natal. Hal
ini tidak berbahaya bagi janin ataupun ibu.

MRI (Magnetic Resonance Imaging)


MRI menggunakan medan magnet yang kuat untuk
menyelaraskan berputar inti atom (biasanya proton hidrogen) di
dalam jaringan tubuh, kemudian mengganggu sumbu rotasi inti ini
dan mengamati sinyal frekuensi radio yang dihasilkan sebagai inti
kembali ke status awal mereka. MRI scan memberikan kontras
jaringan lunak terbaik dari semua modalitas pencitraan. Dengan
kemajuan dalam pemindaian kecepatan dan resolusi spasial, dan
perbaikan dalam algoritma 3D komputer dan perangkat keras, MRI
memiliki potensi pembangunan yang besar dalam beberapa tahun
mendatang. Salah satu kelemahan adalah bahwa pasien harus terus
diam selama jangka waktu yang lama dalam ruang, bising sempit
sedangkan imaging dilakukan.

Kedokteran Nuklir
Nuklir pencitraan kedokteran melibatkan administrasi ke
pasien zat berlabel dengan radionuklida atau radiofarmasi yang
memiliki afinitas untuk jaringan tertentu. Secara umum,
Technecium-99m (paruh 6,02 jam) adalah radionuklida digunakan.
Jantung, paru-paru, tiroid, hati, kandung empedu, dan tulang
umumnya dievaluasi untuk kondisi tertentu menggunakan teknik
ini. Sementara detail anatomi terbatas dalam studi ini, kedokteran
nuklir ini berguna dalam menampilkan fungsi fisiologis. Proses

5
seperti pertumbuhan tumor dapat dipantau dengan cara ini, bahkan
ketika tumor tidak dapat secara memadai divisualisasikan
menggunakan salah satu dari modalitas imaging lainnya.
Kedokteran nuklir juga melibatkan pemberian terapi isotop
berlabel untuk antibodi atau zat lainnya, sehingga memberikan
dosis tinggi radiasi untuk target tertentu seperti tumor atau kelenjar
tiroid.

Beberapa radiologi diagnostik pada era sekarang mengalami


kemajuan yang sangat luar biasa.

2.3 Peranan Radiologi dalam Bidang Kedokteran

Radiologi diagnostik adalah ilmu kedokteran yang memiliki


spesialisasi dalam pencitraan tubuh manusia untuk mendiagnosa berbagai
kelainan dengan menggunakan alat yang berhubungan dengan radiasi,
magnetik, gelombang suara ultrasonik, nuklir, dan teknologi lainnya.
Radiologi memegang peranan penting sebagai sarana penunjang diagnosis
klinis. Sayangnya, pemanfaatan radiologi yang tepat belum diketahui
secara luas oleh masyarakat, oleh karenanya, tulisan ini akan membahas 4
modalitas radiologis utama yang paling sering digunakan.

Radiologi Konvensional

Radiologi Konvensional Merupakan suatu pemeriksaan sederhana


menggunakan sinar Roentgen (sinar X) dengan berbagai posisi
pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan kontras atau tanpa
kontras.

Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi (USG) Merupakan salah satu alat pemeriksaan


diagnostik yang menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk
menghasilkan gambaran mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ
tubuh.\

6
Computerized Tomography (CT)

Computerized Tomography (CT) Merupakan pemeriksaan sinar X


yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh
gambaran yang lebih detail. Dapat dilakukan dengan kontras dan tanpa
kontras.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan teknologi


pencitraan untuk mendiagnosa dan mengobati berbagai kondisi medis. Dalam
radiologi terdapat dua sub-disiplin yaitu, radiologi diagnostik dan radiologi
intervensi. Radiologi diagnostik berkaitan dengan penggunaan berbagai modalitas
pencitraan untuk mendiagnosis penyakit. Sedangkan radiologi intervensi
menggunakan radiasi dan proses lainnya untuk mengobati pasien.

Anda mungkin juga menyukai