ABORTUS
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
Abortus komplit:
Abortus inkomplit:
Abortus insipiens:
Abortus imminens:
Missed Abortion :
Abortus habitualis:
Abortus Infeksiosus:
b. Pemeriksaan darah
Standar tenaga : Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan
dan Kandungan
c. Tokolitik
e. Antiprostaglandin 3x500mg
Amoxycicillin 4500 5 hr
1. Perbaiki KU
2. Kosongkan uterus
4. Amoxycicillin 4500 5 hr
IV. Abortus kompletus
V. Missed abortion
a. Anemia
b. Infeksi
c. Perforasi
Pemberian uterotonik
Kuretase secara sistematis dan lege artis.
Output Sembuh
Otopsi
Referensi
a. kehamilan abdominasi
e. kehamilan ovarialal
g. kehamilan komu
h. kehamilan serviks
Kriteria Diagnosa : Anamnesis
Pemeriksaan fisik:
a. Tanda-tanda syok
Hipotensi
Takikardi
Pucat, ekstremiktas dingin
b. Abdomen akuta
dinding perut
Pemeriksaan Ginekologi:
b. Pemeriksaan USG
c. Pemeriksaan Kuldosentesis
d. Pemeriksaan Laparoskopi
Kehamilan Abdominal:
Output
Otopsi
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
Perawatan RS : Segera
PA Tidak ada
Otopsi
Abortus komplit:
Abortus inkomplit:
Abortus imminens:
Missed Abortion :
Abortus habitualis:
V. Missed abortion
d. Anemia
e. Infeksi
f. Perforasi
Pemberian uterotonik
Kuretase secara sistematis dan lege artis.
14 Output : baik
eksternum.
Stress inkontinensia
A. Konservatif :
Rawat di RS
Antibiotika kalau ketuban pecah < 6 jam
(ampisilin atau eritromicin bila tidak tahan
ampisilin).
Umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat
selama air ketuban masih keluar, atau sampai
air ketuban tidak keluar lagi.
Bila sudah 32-34 minggu masih keluar, maka
pada usia kehamilan 35 minggu pertimbangan
untuk terminasi kehamilan sangat tergantung
pada kemampuan perawatan. Pada usia
kehamilan 34 minggu berikan steroid selama 7
hari, untuk memacu kematangan paru janin dan
kalau mungkin diperiksakan kadar lesitin dan
spingomeilin tiap minggu.
B.Aktif:
Informed Consent
PA
Otopsi
PERSALINAN PRETERM
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
Mayor :
Kehamilan multiple
Hidramnion
Anomaly uterus
Iritabilitas uterus
Minor :
riwayat pielonefritis
Pemeriksaan berkala
dilatasi/pemendekan serviks
1. Golongan beta-mimatik :
o Salbutamol (Salbron, Salbuven):
1.
o Terbutalin (Bricasma)
1. Magnesium sulfat
1.
Janin sungsang
perdarahan intracranial
trauma persalinan
sepsis
gangguan neurology
Informed Consent Perlu, tertulis
PA
Otopsi
PERDARAHAN
ANTE PARTUM
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
Pemeriksaan:
Obstetrik :
Periksa luar :
persalinan.
USG
a. Ringan:
b. Sedang:
c. Berat:
Plasenta Previa:
Batasan :
Vasa Previa :
Batasan:
b. Kardiotokografi
c. USG
I. Solusi Plasenta
A. Ringan :
Ekspektatif
Tirah baring
Atasi anemia
Aktif
B. Sedang/ Berat:
Resusitasi cairan
Atasi anemia ( transfusi darah)
PDMO:
resusitasi cairan
Atasi anemia
PDMO
A. Solusio Plasentae
B. Plasenta Previa
C. Vasa Previa
2. Terdapat Renjatan
1. Solusio plasenta
1. Plasenta previa
Pada ibu:
Renjatan
Gagal ginjal akut/akut tubular nekrosis
DIC ( Disseminated Intra vascular Coagulation)
Plasenta acreta
Pada Janin:
Asfiksia
BLLR
RDS
B. Karena Tindakan/terapi
Pada Ibu :
Reaksi tranfusi
Kelebihan cairan
Renjatan
Infeksi
Pada Janin :
Asfiksia
Infeksi
PA
Otopsi
RUPTURA UTERI
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
Perdarahan pervaginam
Renjatan Irreversibel
Informed Consent Perlu
Konsultasi
sembuh parsial
Fistula vesiko-vagina.
PA Jaringan uterus yang diangkat
Otopsi
abses peri-apendikuler.
mioma uteri.
hidrosalping.
perforasi apendik.
PA Perlu
Otopsi
PARTUS KASEP
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
2. Meteorismus.
3. Febris.
didorong ke atas.
vagina.
ireguler.
yang konvulsive).
1. Dehidrasi
2. Panas
3. Meteorismus
4. Syok
5. Anemia
6. Oliguria.
II. Palpasi
III. Auskultasi
Takikardi / bradikardi
Ireguler
4. Pemberian kalori.
5. Pemberantasan infeksi.
6. Penurunan panas.
l. Sebab kemacetan.
Dextrose 5 10 % : 500 cc
a. Urine produksi
Kompres basah.
Pengakiran persalinan
II. Anak
3. Trauma persalinan :
Output baik
PA
Otopsi
LETAK SUNGSANG
No.Dokumen
Definisi : Disebut letak sungsang apabila janin terlihat membujur
a. letak bokong
b. letak bokong kaki
c. letak kaki
Kriteria Diagnosa : Pemeriksaan fisik.
1. Palpasi
2. Ultrasonografi
Dipertahankan untuk :
Perawatan RS : Inpartu
Terapi . Antenatal
2. Persalinan
2.2. Pada kasus dimana versi luar gagai / janin tetap letak, sungsang
primigravida
multigravida ( Kala I )
Paritas Pr
Stasion < -3 2
Dilatasi 2 3
Konsultasi
Output Baik
PA
Otopsi
POST DATE
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
amniotomi.
CATATAN:
Output Baik
PA
Otopsi
VAGINOSIS BAKTERIAL
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
Vulvovaginal kandidiasis
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan mikrobiologi, KOH, pH
Penyulit 1.
Informed Consent
Konsultasi
Output Baik
PA
Otopsi
VAGINITIS TRICHOMONIASIS
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
Vulvovaginal kandidiasis
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan parasit, pH
Informed Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Output Baik
PA
Otopsi
Referensi 1.
VULVOVAGINAL KANDIDIASIS
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
Vaginosis bakterial
Pemeriksaan penunjang : KOH
Standar tenaga : Dokter umum dan dokter spesialis
kandungan
Terapi 1.
1.
Informed Consent
Konsultasi
Output Baik
PA
Otopsi
Referensi 1. Soper David E Novaks Gynecologi edisi XIIp
429-445
2. Carter James E, Pelvic Inflamatory disease ,
pelvic pain diagnosis and management.
Lippincot William 8c Wilkin. Edisi tahun 2000
bab IX
PROLAP UTERI
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
Kontipasi
Diagnosa Banding : Elongasi cer viks
Cystocele
Enterokele
Rektokele
Pemeriksaan penunjang :
estrogen
Konsultasi
Output Baik
PA
Otopsi
INFERTILITAS
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
Abortus berulang
Diagnosa Banding :
Laparaskopi-histeroskopi
Histerosalfingogrfi (HSG)
Biopsi endometrium
.
Standar tenaga : Dokter spesialis kebidanan dan kandungan
Penyulit
PA
Otopsi
DISTOSIA
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
Multigravida 1 jam
Kelainan tenaga
Kelainan janin
Akselerasi persalinan
Ekstraksi
Sc
Penyulit Ibu : partus lama, infeksi
intrapartum, ruptura uteri, fistula,
perlukaan jalan lahir
Konsultasi
6-7 hari sc
Masa Pemulihan 42 hari untuk persalinan pervaginam
3 bulan untuk sc
Output Ibu bayi sehat tanpa komplikasi
PA
Otopsi
KANKER SERVIKS
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
Ca ovarium
Pemeriksaan penunjang : Pap smear
Kolposkopi
Biopsi
Konisasi
Labortorium
Radologi
Usg
Endoskopi
Otopsi
MIOMA UTERI
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
Diagnosa Banding :
Kehamilan
Neoplasma ovarium
Endometriosis
Kanker Uterus
operatif
1. konservatif
bila anemi beri tablet zat besi tiap 8 jam
/hari
diit TKTP
1. operatif
1. sudah menikah
2. life saving untuk belum menikah.
Pengobatan hormonal:
1. PUD ovulasi
1. PUD Anovulasi:
Kuret medisinalis:
1. Anovulasi stimulasi CC
2. Hiperprolakstin bromokriptin
a. Anovulasi stimulasi CC
b. Hiperprolaktin bromokriptin
2 3 hari.
Masa Pemulihan 1 minggu setelah perawatan
Output Baik
RADANG PANGGUL
(PELVIC INFLAMATORY DISEASE)
No.Dokumen Revisi 0 Halaman
2. Abortus septikus
4. Endometriosis
5. Apendisitis
Perawatan RS :
1. Penyakit segera
b. Infertilitas.
c. Kehamilan ektopik.
Perlu
Konsultasi Peyakit dalam, bedah
Otopsi
ASUHAN ANTENATAL
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
Ditetapkan
ASUHAN ANTENATAL
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
partus.
SC.
2.1. Pada KRR diperiksa pada karnar KRR dan KRT pada
kamar KRT.
Ditetapkan
1.2. Jelly
1.3. Lap basah
2. Pelaksanaan
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
1/2
Ditetapkan
1.4. Bengkok.
1.5. Timba.
2. Pelaksanaan
2/2
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2008
2.7.3. Berturut-turut akan lahir dahi, mata, hidung, mulut dan dagu.
2.8. Membiarkan kepala bayi melakukan putar paksi luar, bila perlu
membantu putar paksi luar.
2.11. Meletakkan badan bayi pada duk steril di atas perut ibu.
(MELAHIRKAN PLASENTA)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Ditetapkan
Pengertian Pertolongan persal.inan yang dimulai saat bayi lahir dan berakhir
1.3. Bengkok.
1.5. Timba.
2. Pelaksanaan
2.1. Penolong berada didepan vulva atau sampaing kanan pasien
(MELAHIRKAN PLASENTA)
No. Revisi Halaman
No. Dokume
2/2
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
2.6 Melakukan tes separasi dengan cara merenggangkan tali pusat dengan
tangan kanan, menekan fundud uteri dengan tangan kiri, bila tali pusat tidak
tertarik ke dalam artinya plasenta sudah lepas atau separasi.
2.7. Bila plasenta sudah separasi, lahirlah plasenta dengan menekan fundus
uteri ke arah bawah. Tali pusar ditarik pelan sampai plasenta lahir.
PADA PERSALINAN
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
1/3
Ditetapkan
Tanggal terbit
PROSEDUR
Direktur
TETAP
Pengertian Suatu tindakan pada ibu hamil baik yang sudah inpartu maupun
2. Pelaksanaan
2.1. Oksigen drip hanya diberikan bila tidak ada kontra indikasi
pemberiannya, dan bila his memang tidak adekuat.
PADA PERSALINAN
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
1 2/3
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
2.5. Yang dimaksud dengan his yang adekuat dalam Minis adalah his
yang mempunyai sifat sebagai berikut:
2.6. Evaluasi dari kemajuan persalinan dimulai pada his yang adekuat.
2.7.1. Dengan tetesan 40 tetes/menit dan sudah 2 kolf dextrose habis tidak
didapatkan his yang adekuat.
2.7.2. Sesudah 2 jam dinilai dari permulaan his yang adekuat, tidak terjadi
kemajuan persalinan. Juga tennasuk bila dalam 2 jam tersebut, his yang
semula sudah adekuat menjadi tidak adekuat lagi.
2.7.3. Pada waktu dilakukan drip timbul komplikasi yaitu fetal distress,
tetania uteri, ruptura uteri irroninens dan lain-lain. Bila terjadi
penyulit-penyulit seperti di atas, oxytosin drip tidak boleh diulang kembali.
2.8. Penentuan jumlah tetesan pada ositosin drip harus dilakukart oleh
dokter jaga sendiri.
PADA PERSALINAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 3/3
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01/MED/15 1 1/5
Ditetapkan
PROSEDUR Direktur
Tanggal terbit
TETAP
Suatu tindakan persalinan buatan dimana janin dilahirkan pada
suatu tarikan cunam yang dipasang pada kepalanya
Pengertian
Untuk segera melahirkan janin sehingga dapat menyelamatkan jiwa
ibu
Tujuan
maupun janin.
Prosedur 1.1. Ekstraksi cunan yang bila dikerjakan akan menguntungkan ibu ataupun
janinnya, tetapi bila tidak dikerjakan, tidak akan merugikan, sebab bila
dibiarkari, diharapkan janin akan lahir dalam 15 menit berikutnya.
1.2.1. Indikasi De Lee. Ekstraksi cunam dengan syarat kepala sudah di dasar
panggul, putaran paksi dalam sudah sempurna, levator ani sudah
terenggang, dan syaratsyarat ekstrasksi cunam lainnya sudah dipenuhi.
Ekstraksi cunam atas indikasi elektif, di negara-negara Barat sekarang
banyak dikerjakan, karena dinegara-negara tersebut banyak dipakai
anestesia atau conduction analgesia guna mengurangi nyeri dalam
persalinan. Anestesia atau conduction analgesia menghilangkan tenaga
mengejan, sehingga persalinan harus diakhiri dengan ekstraksi cunam.
EKSTRAKSI CUNAM
1 2/5
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
3. Indikasi Kontra
4. Syarat
EKSTRAKSI CUNAM
1 3/5
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
5. Persiapan
5.1.10. Uterotonika.
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 4/5
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
6. Teknik
Ditinjau dari posisi daun cunam terhadap kcpala janin dan panggul ibu pada
waktu cunam tersebut dipasang, maka pemasangan cunam dibagi :
Jadi pemasangan cunam yang baik ialah, bila cunam terpasang bilateral
kepala dan melintang panggul. Hal ini hanya terjadi bila kepala janin sudah
dipintu bawah panggul dan ubun-ubun kecil berada di depan di bawah
simfisis.
Oleh karena itu kriteria pemasangan cunam yang sempurna (ideal) ialah
bila :
1 5/5
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal terbit Direktur
TETAP
ventouse.
1. Mangkuk (cup)
1.2. Botol
2. Indikasi
2.1. Ibu
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/4
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
2.2. Janin.
3. INDIKASI KONTRA
3.1. Ibu
3.2. Janin
4. SYARAT
Teknik
Ditinjau dari posisi daun cunam terhadap kcpala janin dan panggul ibu pada
waktu cunam tersebut dipasang, maka pemasangan cunam dibagi :
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jadi pemasangan cunam yang baik ialah, bila cunam terpasang bilateral
kepala dan melintang panggul. Hal ini hanya terjadi bila kepala janin sudah
dipintu bawah panggul dan ubun-ubun kecil berada di depan di bawah
simfisis.
Oleh karena itu kriteria pemasangan cunam yang sempurna (ideal) ialah
bila :
cunam
4/4
PROSEDUR
TETAP Tanggal terbit
TINDAKAN OPERATIF
Ditetapkan
Prosedur 1.1. Perasat crede bermaksud melahirkan plasenta yang belum lahir
secara ekspresi.
2. Syarat
3. Pelaksanaan
TINDAKAN OPERATIF
1 2/4
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
4.1.1. Retensio plasenta dan pendaralian banyak pada kala uri yang tidak
dapat diberhentikan dengan uterotonika dan masase.
4.2. Pelaksanaan
4.2.3. Supaya tali pusat mudah teraba, dapat diregangkan oleh asisten.
Setelah tangan dalam sampai ke plasenta maka tangan tersebut pergi ke
pinggir plasenta dan mencari bagian plasenta yang sudah lepas untuk
menentukan bidang pelepasan yang tetap. Kemudian dengan sisi tangan
sebelah kelingking plasenta dilepaskan pada bidang antara bagian plasenta
yang sudah terlepas dan dinding ralrim dengan gerakan yang sejajar dengan
dinding
01/MED/17 1
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2008
Walaupun orang takut bahwa pelepasan plasenta meningkatkan
insidensi infeksi tidak boleh dilupakan bahwa perasat ini justru
bermaksud menghemat darah dan menangguhkan kejadian melahirkan
plasenta paling lama 30 menit setelah anak lahir.
4.2.4. Kesulitan yang mungkin dijumpai waktu pelepasan plasenta secara
manual ialah adanya lingkaran konstriksi, yang hanya dapat dilalui dengan
diatasi oleh tangan dalam secara perlahan-lahan dan dalam narkosis yang
dalam. Lokasi plasenta pada dinding depan rahim juga sedikit lebih sukar
dilepaskan daripada lokasi pada dinding belakang. Ada kalanya plasenta
tidak dapat dilepaskan secara manual seperti halnya pada plasenta akreta.
5.1. Indikasi
TINDAKAN OPERATIF
4/4
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
5.2. Penatalaksanaan
PENCEGAHAN PENDARAHAN
Ditetapkan
Pengertian nifas dini yaitu perdaralran lebilr dari 500 cc setelah plasenta
Tujuan nifas dini yaitu perdaralran lebih dari 500 cc setelah plasenta lahir
Prosedur 1.1. Terjadi perdarahan kala nifas (lebih atau diduga lebih 500 cc
sejak plasenta lahir.
2. Petunjuk :
2.1 Perhitungan secara visual (sulit karena sering sudah menggumpal atau
meresap dalam kain)
2.2 Atau dengan monitoring tanda vital dan menghitung dalam formula
Giesecke
3. Penatalaksanaan
3.3. Pemasangan kateter tetap den mengukur produksi urine secara berkala.
PENCEGAHAN PENDARAHAN
2/2
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
Ditetapkan
Pengertian Memperbaiki robekan perineum dengan jalan menjahir lapis demi lapis.
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
2.2.3. Mula mula otot dijahit dengan catgut, kemudian selaput lendir
vagina dijahit dengan catgut secara terputus-putus atau jelujur, penjahitan
selaput lendir vagina dimulai dari puncak robekan. Terakhir kulit perineum
dijahit dengan benang sutera secara terputus-putus.
3.1. Antibiotik
3.2. Analgesik
3.3. Roborantia
3.4. Laxantia
1
Ditetapkan
2/2
Ditetapkan
.
Sebagai pedoman untuk pelaksanaan menyusui bayi secara benar.
Tujuan
1.2. Berbaring
1.3. Berdiri
2. Cara memegang bayi, posisi perut bayi menempel pada perut ibu.
3. Cara memegang bayi, posisi perut bayi menempel pada perut ibu.
PEMERIKSAAN VAGINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Ditetapkan
Pengertian Suatu tindakan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah ke dalam
.
Sebagai pedoman untu.k pemeriksaan vaginal dibidang Ginekologi,
agar
Tujuan
pasien mengerti dan faham akan tujuan pemeriksaan.
Prosedur 1.1. Menerangkan maksud dan tujuan petneriksaan vaginal pada pasien.
2. Persiapan Tindakan
2.1. Syarat :
2.2. Indikasi
ASUHAN NIFAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Ditetapkan
.
Sebagai pedoman untu.k perawatan nifas dibidang , agar
Pemeriksaan fisik.
Laboratorium.
Antibiotik
Drainase
Laparotomi
Kuretase
Laparotomi
Antibiotik
Obat Antikoagulan
Antibiotik
Ambulasi dini
1. Konseling
2. Persiapan Tindakan
2.1. Syarat :
2.2. Indikasi
2/2
Ditetapkan
3.11. Pada saat tangan menekan forniks posterior, diraba pula keadaan
ligarnen sakrouterium dan rongga douglas menonjol.
3.13. Untuk meraba lebih jelas bagian belakang rahim dan rongga
douglas, kadangkala dilakukan pula pemeriksaan rektovaginal. Jari telunjuk
dimasukkan vagina dan jari tengah dimasukkan rectum.
4. Tindak Lanjut
Ditetapkan
Pengertian Suatu tindakan untuk terminasi kehamilan dengan obat misoprostol dengan
cara mematangkan cerviks
.
Sebagai pedoman untuk pelaksanaan induksi /terminasi
kehamilan dengan misprostol
Tujuan