Anda di halaman 1dari 6

Akuntansi Keprilakuan

(Review Jurnal)

Oleh :

Risky Sulaiman (166020301111030)

Program Pascasarjana Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
2017
Judul : The Effect of Knowledge and Experience on Professional Auditors
Judgement: Study on State Auditor in Indonesia
Penulis : Mursalim Sila, Bambang Subroto, Zaki Baridwan & Aulia Fuad
Rahman

Abstract
Studi ini meneliti dan menganalisis pengaruh pengetahuan dan pengalaman
pada penilaian auditor. Judgement auditor menjadi menarik karena mencakup
semua tahapan dalam proses audit, yang melibatkan banyak kepentingan, dan
menentukan kualitas dan jenis keputusan yang akan diambil. Sampel berasal dari
331 dari auditor di Indonesia per Juni 2015 dalam enam peran fungsional auditor.
Metode stratified sampling yang tidak proporsional dan survey digunakan untuk
mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan
pengalaman auditor sebagai elemen utama dari kompetensi berpengaruh positif
pada Judgement profesional auditor. Hasil pengujian empiris juga menunjukkan
bahwa pengalaman memiliki pengaruh yang lebih kuat daripada pengetahuan
terhadap penilaian auditor.

Pendahuluan
Auditor dalam tugasnya membuat perencanaan yang matang, melaksanakan
seluruh prosedur, dan membuat kesimpulan berdasarkan pengujian yang jelas dan
objektif. Judgement auditor harus didukung oleh bukti yang lengkap dan relevan
dan sesuai dengan aturan hukum, standar audit, dan standar akuntansi keuangan
yang berlaku. (Johnstone et al., 2013). tim audit yang terdiri dari auditor dengan
latar belakang dan pengalaman pendidikan yang beragam. Kenyataan ini
mempengaruhi tim audit, karena kemampuan teknis dan penilaian audit yang
berbeda. Pengetahuan dan pengalaman latar belakang auditor memberikan warna
dan perspektif yang berbeda dalam menangani masalah audit. Hal ini juga dapat
menyebabkan penilaian kompleksitas dan opini audit.
Pada tingkat individu, atribut utama untuk keahlian yang dibutuhkan adalah
kompetensi. Kompetensi terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
oleh masing-masing individu, disamping anugerah bawaan sebagai manusia. Di
bidang audit atribut individu dibutuhkan setidaknya dua alasan. Pertama,
pengetahuan dan pengalaman menjadi kompetensi inti bagi auditor dalam
mengevaluasi, memilih, menentukan bukti dan relevan sebagai dasar penilaian.
Auditor menjadi harapan publik atas keputusan (pendapat) yang dikeluarkan secara
obyektif, akan buruk maka dampak negatifnya akan lebih besar karena masyarakat
merasa bahwa auditor tersebut kompeten dan terpercaya. Dengan demikian menjadi
tanggung jawab auditor untuk mengembangkan kapasitas mereka dalam
mengevaluasi bukti audit bahwa penilaian profesional dapat dilakukan (Mautz dan
Sharaf, 1961, hlm. 106-107).
Karena kekhususan dan kompleksitas audit, pengetahuan dan pengalaman
menjadi persyaratan mutlak bagi auditor. Dengan demikian, auditor yang tidak
kompeten sulit mencapai kinerja pada tingkat kualitas yang diharapkan (Flint,
1988.pp. 87). Berkaitan dengan audit, proses penghakiman menarik, menantang,
kompleks, dan melibatkan banyak pihak dan kepentingan (Parker et al., 1989.pp.
94). Proses tersebut memerlukan konsensus tim audit, kemungkinan adanya
interferensi dari pengawasan auditor senior yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman lebih, serta dengan harapan dan umpan balik dari klien / auditee. Oleh
karena itu, opini audit terkadang membutuhkan proses yang lebih lama.
Kompleksitas dan keputusan risiko yang harus dibuat, semakin lengkap data dan
informasi yang diperlukan dan kehati-hatian menentukan keputusan. Kompetensi
auditor perlu terus dibangun seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan
pengalaman. Menurut Solomon et al. (1999), keahlian auditor membutuhkan
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama periode tugas audit, dan
industri yang diarahkan untuk melakukan penilaian yang lebih tepat. Namun, minat
dan karakteristik klien dapat mengganggu independensi auditor. Oleh karena itu,
kepekaan pengetahuan, pengalaman dan kematangan emosional yang dibutuhkan
dalam menghadapi masalah teknis dan non-teknis audit.
Suasana dilema terkadang sulit dihindari oleh auditor karena pekerjaan yang
sarat dengan kepentingan berbagai pihak. Auditor harus bekerja berdasarkan
peraturan dan standar yang berlaku. Auditor dihadapkan dengan klien yang
mengharapkan hasil audit yang menggambarkan situasi seperti itu, dengan opini
audit pada tingkat terbaik. Namun, pada akhirnya tim audit harus membuat
keputusan yang mungkin tidak sesuai dengan keinginan klien atau pihak lain yang
bersangkutan. Dalam situasi seperti ini, mentalitas dan profesionalisme Auditor
menghadapi tantangan sehingga sangat mungkin adanya banyak faktor dan pihak
yang mempengaruhi pertimbangan dan keputusan audit (Mautz dan Sharaf, 1961).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis judgement
profesional auditor dalam konteks auditor pemerintah dalam berbagai peran, junior
dan senior dalam menilai laporan keuangan (general audit) dari pemerintah daerah.
Penelitian ini berfokus pada judgement profesional auditor berdasarkan persepsi
auditor yang terkait dengan tingkat pengetahuan dan pengalamannya. Rumusan
masalah penelitian sebagai berikut: (1) Apakah pengetahuan auditor berpengaruh
positif terhadap penilaian profesional auditor? (2) Apakah pengalaman auditor
berpengaruh positif terhadap penilaian profesional auditor?
Kerangka Teori dan Hipotesis
1. Pengetahuan Auditor
Pengetahuan auditor adalah informasi yang tersimpan dalam memori
yang relatif permanen (Anderson, 2005), mungkin merupakan pengetahuan
umum yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, seminar dan dapat
menjadi pengetahuan khusus yang diperoleh melalui pengalaman audit,
interaksi dengan klien, dan pengalaman industri lainnya. Jenis pengetahuan
khusus diklaim berkaitan dengan penilaian kualitas dan penting dalam
membentuk keahlian bagi auditor (Bonner, 1990). Selanjutnya, terungkap
bahwa auditor dengan domain pengetahuan yang spesifik membuat
keputusan yang konsisten dengan standar profesional dan memiliki tingkat
konsensus yang tinggi (Bedard, 1989).
Pengetahuan menggambarkan tingkat pemahaman suatu tugas, baik
secara konseptual maupun teknis. Auditor harus memiliki pengetahuan yang
kuat dan mempertahankannya, mengikuti perkembangan dan isu terkini
melalui kegiatan pelatihan yang berkelanjutan dan terencana (Abdol
mohammadi dan Shanteau, 1992). Pengetahuan auditor memberikan arahan
dan pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap Kualitas
Penilaian, terutama pengetahuan spesifik auditor yang diperoleh melalui audit
lapangan. Auditor dengan pengetahuan yang memadai cenderung konsisten
dan memiliki konsensus yang lebih tinggi dalam membuat keputusan
(Bedard, 1989) terutama jika dikaitkan dengan penilaian audit (Bonner, 1990)
dan juga terkait dengan kepatuhan terhadap norma dan standar (O'Keefe et
al., 1994). Dengan demikian, pendapat yang diungkapkan oleh auditor
berdasarkan pengetahuan empiris yang memiliki efek positif terhadap
penilaian auditor yang tepat. Beberapa indikator untuk mengukur
pengetahuan, seperti; latar belakang pendidikan, jumlah pelatihan, seminar,
lokakarya, pengetahuan khusus (industri / klien) (Abdol mohammadi dan
Shanteau, 1992; Carcello et al., 1992; Troy et al., 2011; Gul et al., 2013;
Widayanti dan Subekti, 2013).
Dari uraian di atas, hipotesis untuk pengetahuan auditor dapat
dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Penetahuan Auditor berpengaruh positif terhadap penilaian
profesional auditor
2. Pengalaman Auditor
Pengalaman adalah atribut yang ditunjukkan oleh lamanya bekerja
sebagai auditor di lembaga audit. Pengalaman auditor juga didefinisikan
sebagai proses belajar di dunia kerja sehingga memungkinkan perubahan dan
perkembangan kemampuan atau potensi auditor untuk bekerja dan
berperilaku. Meski tugasnya sama, pengalamannya bisa berbeda antar
auditor. Bedanya terjadi karena struktur tim, klien, dan pribadi klien yang
beragam. Pengalaman yang didapat dari proses internalisasi auditor itu sendiri
terhadap kejadian atau kejadian yang dialami, dari industri, staf klien, serta
pengawasan tim audit. Auditor yang berpengalaman memiliki pemahaman
dan pengalaman kerja yang spesifik terhadap proses audit, standar tersebut
digunakan sebagai referensi, audit lingkungan, serta isu audit dan akuntansi
keuangan. Indikator digunakan untuk mengukur konstruk pengalaman
auditor, seperti lamanya bekerja, jumlah atau frekuensi tugas dan jumlah
rotasi yang telah dialami. Pengalaman audit meningkatkan pengetahuan
khusus auditor sehingga secara mental lebih matang dan profesional dalam
menghadapi semua dinamika yang terjadi dalam tugas.
Pengalaman auditor dibagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu
pengalaman audit dengan klien tertentu, pengalaman di industri khusus, dan
pengalaman audit keuangan. Pengalaman dengan klien tertentu diperoleh dari
hubungan kerja dalam periode tertentu melalui pemahaman organisasi,
budaya, model, dan operasi. Pengalaman ini disebut tenure, ditandai dengan
lamanya auditor tampil di klien yang sama selama beberapa tahun. Kemudian,
pengalaman industri adalah keahlian auditor yang diperoleh dengan melayani
pada satu atau beberapa jenis industri. Pengalaman berarti lamanya auditor
melakukan audit umum sebagai profesional di lembaga pemeriksa (Tritschler,
2013).
Dari uraian di atas, hipotesis pengalaman auditor dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H2 : Pengalaman auditor berpengaruh positif terhadap penilaian
profesional auditor.
3. Professional Auditors Judgement
Judgement didefinisikan sebagai upaya untuk mengungkapkan
pendapat atau gagasan tentang suatu objek, keadaan, kejadian, atau fenomena
yang merupakan penilaian subyektif sebelum pengambilan keputusan
(Bonner, 1999). Judgement umumnya ditujukan untuk masa depan, atau
untuk mengevaluasi situasi. Menurut Wedemeyer (2010), penilaian audit
bersifat spesifik atau unik untuk setiap tugas audit. Memberikan penilaian
terhadap audit apapun akan menjadi tantangan dan harus dilakukan dengan
bijak dan hati-hati untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan.
Judgement yang diberikan oleh masing-masing pihak dalam tugas
pemeriksaan tentu didorong oleh akal dan kepentingan masing-masing.
Namun, penilaian auditor harus mencerminkan sesuatu yang diyakini benar
karena dukungan data dan informasi yang akurat dan lengkap. Begitu pula
keputusan yang akan diambil oleh tim audit. Keputusan seperti itu harus
mencerminkan kepercayaan pada pilihan keputusan yang paling tepat. Meski
pada kenyataannya tidak mudah dan auditor telah berusaha keras untuk
mengumpulkan data dan informasi yang lengkap dan akurat, keputusan
tersebut tidak selalu sesuai dengan harapan (Bonner, 1999).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer tentang persepsi auditor terhadap
pernyataan instrumen (kuesioner) yang dikirim ke auditor dengan alamat kantor di
semua provinsi di Indonesia. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode
survei surat. Pengujian terdiri dari validitas konvergensi validitas konitas dan
validitas diskriminan. Validitas konvergen hasil pengujiannya adalah nilai dari
keseluruhan faktor pembebanan luar yang digunakan = 0,50, seluruh konstruksi
AVE digunakan > 0,50, dan keseluruhan konstruksi digunakan komunalitas > 0,50.
Pengolahan data dilakukan dengan program SmartPLS. Batasan penerimaan dan
penolakan terhadap estimasi parameter signifikansi lebih besar dari 1,645 (untuk
satu ekor).
Hasil Penelitian
Hasil pengujian menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen bahwa pengetahuan auditor secara langsung berpengaruh positif
terhadap nilai koefisien penilaian auditor sebesar 0,265. Hasil pengujian yang
dilakukan pada keseluruhan sampel menunjukkan nilai t statistik adalah sebesar
2.273 (> 1.645), menunjukkan bahwa hipotesis 1 (H1) diterima dengan koefisien
positif. Ini adalah hasil empiris yang menunjukkan bahwa pengetahuan auditor
berpengaruh positif terhadap penilaian profesional auditor.
Selanjutnya, uji pengaruh pengalaman auditor terhadap penilaian auditor
menunjukkan nilai t statistik adalah sebesar 3.315 (> 1.645). Dengan demikian,
disimpulkan bahwa hipotesis 2 (H2) diterima dengan koefisien 0,315, yang
membuktikan bahwa pengalaman auditor berpengaruh positif terhadap penilaian
auditor.
Kesimpulan
Studi ini menguji penilaian profesional auditor terhadap atribut yang terkait
dengan pengetahuan dan pengalaman auditor dalam konteks audit di sektor publik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian profesional auditor meningkat
dengan pengetahuan dan pengalaman auditor. Selain itu, penelitian ini juga
membuktikan bahwa auditor memiliki pengaruh yang lebih besar daripada
pengetahuan mengenai penilaian auditor. Kompleksitas pekerjaan dan tantangan
yang dihadapi auditor dalam audit mengharuskan auditor untuk menggunakan
keseluruhan keterampilan dan kemampuan, terutama pengalaman dan pengetahuan
yang didukung juga oleh kemampuan non-teknis.

Anda mungkin juga menyukai