Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MATA KULIAH ORGANISASI MANAJEMEN

DALAM PELAYANAN KEBIDANAN TENTANG


TEORI YANG BERKAITAN DENGAN KEPEMIMPINAN

Oleh :
KELOMPOK II

Made Aprillia Negari P07124214 008


I GAA Cahyaningrum Ananta P07124214 017
Ni Putu Manis Mustika Dewi P07124214 023
Ni Putu Ayu Sinta Puji Rahayu P07124214 025
Ni Putu Devi Nita Sari P07124214 027
Ni Km Ngr Apni Sulistyawati SJ P07124214 028
Ni Nyoman Juni Astuti P07124214 031
Ni Luh Putu Sukarningsih P07124214 037
Kadek Vebny Lia Primantari P07124214 040

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV KEBIDANAN KLINIK
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
organisasi manajemen dalam pelayanan kebidanan tentang Teori Yang
Berkaitan Dengan Kepemimpinan .
Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Organisasi
Manajemen dalam Pelayanan Kebidanan yang telah memberikan tugas dan
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini sehingga kami dapat lebih
memahami apa yang telah diajarkan dalam mata kuliah ini. Makalah ini disusun
sebagai tugas dan secara garis besar memuat tentang Teori Yang Berkaitan
Dengan Kepemimpinan.
Demikian makalah ini kami susun, terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu memberikan bahan-bahan atau referensi yang terkait sehingga
membantu terselesaikannya penyusunan makalah ini. Di samping itu, kami juga
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, bahkan
kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan.

Denpasar, 20 November 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................
D. Manfaat......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan........................................................................
B. Teori Kepemimpinan.................................................................................
C. Tipe-tipe Kepemimpinan...........................................................................
D. Syarat-syarat Seorang Pemimpin..............................................................
E. Perbedaan antara Manajer dan Pemimpinan..............................................
F. Karakter Seorang Pemimpin yang Baik.....................................................
G. Kepemimpinan dalam Pelayanan Kesehatan ...........................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan.
Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling
menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang
teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang
harmonis adalah tugas manusia. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat
mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam
penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan
seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan
dengan baik.

Kepemimpinan yang kuat dalam kebidanan sangat penting karena banyak


tantangan yang harus dihadapi profesi bidan. Bidan telah memfasilitasi suatu
budaya kerja yang mendukung dan proaktif di mana setiap individu didorong
untuk secara teratur menilai dan memperbarui pengetahuan mereka untuk
kepentingan praktik mereka sendiri dan untuk melindungi keselamatan perempuan
dan bayi dalam perawatan mereka. Selanjutnya, bidan melaksanakan kegiatan
kepemimpinan dalam praktek sehari-hari mereka, meskipun mereka mungkin
tidak menyadari hal itu. Ini termasuk memprioritaskan kebutuhan perawatan,
advokasi pilihan perempuan dan menunjukkan intra dan antarprofesi bekerja
untuk memastikan perbaikan berkesinambungan dalam perawatan standar.
Perkembangan ini tidak diragukan lagi menuntut keterbukaan untuk berubah dan

1
tingkat keberanian untuk memenuhi tantangan yang berkaitan dan mengambil
resiko yang diperlukan (Barber, 2000). Dari ini, jelas semua bidan memiliki
kemampuan untuk menjadi agen perubahan dan mengembangkan kemampuan
kepemimpinan mereka. Ini bukan untuk mengatakan setiap bidan cocok, atau
diharapkan untuk bercita-cita untuk posisi kepemimpinan klinis. Sebaliknya,
Malby (1996) menunjukkan bahwa sementara semua bidan dapat meningkatkan
keterampilan kepemimpinan mereka melalui pelatihan. Keterbatasan individu
akan menentukan sejauh mana ini bisa efektif. Namun, mereka menunjukkan
kemampuan kepemimpinan tertentu, dan yang ingin mengembangkan ini harus
didorong dan diberi kesempatan untuk melakukannya.

Bidan dapat mengatasi hambatan dan memastikan profesi mereka


dilengkapi dengan para pemimpin yang efektif, memerlukan upaya kolaborasi
(Tucker, 2003). Namun, para pemimpin yang ada harus mengakui bahwa dalam
profesi yang didominasi perempuan, karir pilihan dan peluang pembangunan
harus memfasilitasi kualitas bawaan biologis perempuan, dan bahwa prioritas
bidan individu akan berbeda (Pashley, 1998). Oleh karena itu, penting untuk
mengidentifikasi para bidan, untuk dapat manjadi pemimpin profesional yaitu
melalui pembangunan mereka sendiri sebagai pemimpin, dan sesama orang-orang
praktisi yang berkontribusi dengan mendukung, mentoring dan mendorong rekan-
rekan mereka. Bidan juga harus dapat berperan sebagai advokator untuk dapat
mempengaruhi masyarakat agar terjadinya perubahan dalam kebijakan publik
secara bertahap maju & semakin baik terutama dalam bidang kesehatan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan


yang penulis dapatkan. Permasalahan tersebut antara lain :

1. Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin?

2. Adakah teoriteori untuk menjadi pemimpin yang baik?

3. Bagaimana bentuk tipe-tipe kepemimpinan ?

2
4. Bagaimana syarat syarat menjadi seorang pemimpin ?

5. Bagaimana perbedaan antara manager dan pemimpin?

6. Bagaimana karakter seorang pemimpin yang baik?

7. Bagaimana kepemimpinan dalam pelayanan kesehatan?

C. Tujuan Penulisan

1. Agar para pembaca dapat mengerti dan memahami tentang manajemen


kepemimpinan dalam kebidanan
2. Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang
manajemen kepemimpinan dalam kebidanan

D. Manfaat Penulisan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Dalam perkembangan zaman, kepemimpinan itu secara ilmiah kemudian
berkembang, bersamaan dengan pertumbuhan scientific management (manajemen
ilmiah), yang dipelopori oleh ilmuan Frederick W.Taylor pada awal abad ke-20
dan kemudian hari berkembang menjadi satu ilmu kepemimpinan (Kartono,
2010).
Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan
mempengaruhi prilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sutarto, 1991).
Cara pemimpin mempengaruhi bawahan dapat bermacam-macam, antara
lain dengan memberikan gambaran masa depan yang lebih baik, memberikan
perintah, memberikan imbalan, melimpahkan wewenang, mempercayai bawahan,
memberikan penghargaan, memberikan kedudukan, memberi tugas, memberi
tanggung jawab, memberikan kesempatan mewakili, mengajak, membujuk,
meminta saran, meminta pendapat, meminta pertimbangan, memberikan
kesempatan berperan, memenuhi keinginannya, memberikan motivasi, membela,
mendidik, membimbing, memberikkan petunjuk, memelopori, mengantarkan,
mengobarkan semangat, menegakkan disiplin, memberikan teladan,
mengemukakan gagasan baru, memberikan arah, memberikan keyakinan,
mendorong kemajuan, menciptakan perubahan, memberikan ancaman,
memberikan hukuman dan lain-lain (Sutarto, 1991).

4
Kepemimpinan dan nilai kepemimpinan tidak lagi didasarkan pada bakat
alamnya dan pengalaman saja, tetapi pada penyiapan secara analisis, perencanaan,
penyelidikan, percobaan, supervisi dan pengembangan secara sistematis yang
diperoleh melalui pelatihan dan pendidikan (Kartono, 2010). Beberapa ahli
berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang
dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang
menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan,
mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian
pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang
mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam
diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang
yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari
berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak
ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi
memerlukan pemimpinnya itu.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki
suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan
memimpin.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang
diinginkan pihak lainnya.The art of influencing and directing meaninsuch away
to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in
order to accomplish the mission. Kepemimpinan adalah seni untuk
mempengaruhidan menggerakkan orang orang sedemikian rupa untuk

5
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk
menyelesaikan tugas Field Manual 22-100.

B. Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji
sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan
secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan.
Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar
nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa
teori tentang kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan
perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani
Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan
diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan The Greatma Theory.
Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku
pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat sifat kepemimpinan tidak
seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan
pengalaman. Sifat sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang
tinggi di atas kecerdasan rata rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada
umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pengikutnya.
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan
goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

6
c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang
tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian
tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
d. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan
teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
a. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan,
memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan
bawahan.
b. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin
yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat ,
bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah
bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada
bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan
kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat
mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok
sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh
pemimpin.
4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan
harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan
bawahan.
5. Teori Kelompok

7
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa
teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan
(Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya
dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah
cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang
lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa
berbeda beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau
orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang
positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka
memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan
pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah
digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya
menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya
kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang
diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.

C. Gaya/Tipe Kepemimpinan
Menurut Sulaiman (2011), gaya kepemimpinan adalah pola prilaku spesifik
yang ditampilkan oleh pemimpin dalam upaya mempengaruhi orang lain guna
mencapai tujuan organisasi atau kelompoknya. Tipe atau gaya kepemimpinan
terdiri dari:
1. Gaya Kepemimpinan Autokratik
a. Mempunyai orientasi pada tujuan, struktur dan tugas-tugas dengan
pengawasan yang ketat, hubungan baik dengan staf diabaikan yang
penting staf harus bekerja keras, produktif, dan bekerja tepat waktu.
b. Menganggap organisasi hanya sebagai milik sendiri, merajai situasi,
pemimpinnya berperan a one- man show (pemain tunggal).
c. Menyamakan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
d. Menganggap staf sebagai alat semata.

8
e. Tidak mau menerima kritik, setiap perintah dan kebijakan ditetapkan
tanpa berkonsultasi dengan bawahannya dan bawahan tidak pernah
diberi informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan yang harus
dilakukan.
f. Selalu mengandung unsur paksaan dan hukuman, sikap dan prinsip-
prinsipnya sangat konservatif/kuno dan kaku-ketat.
g. Menggemari berbagai upacara atau seremoni yang menggambarkan
kehabatannya dalam arti gila kehormatan.
h. Pelaksanaan teori x dari Mc Gregor.

2. Gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif.


a. Selalu berorientasi pada manusia mengakui harkat dan martabat
manusia, memperhatikan kemampuan dan kepentingan staf.
b. Senang menerima saran, kritik, dan pendapat staf, aktif mencari
masukan dan saran dalam menetukan kebijakan/keputusan dan
berpendapat bahwa manusia sumber daya manusia yang merupakan
unsur paling strategik.
c. Selalu mengembangkan diri, terdapat koordinasi pekerjaan pada semua
bawahan, tidak ragu-ragu membiarkan para bawahan mengambil
resiko dengan catatan bahwa faktor- faktor yang berpengaruh telah
diperhitungkan dengan matang.
d. Wewenang pimpinan tidak mutlak, pemimpin bersedia melimpahkan
sebagian wewenang kepada bawahan.
e. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan
bawahan dan prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan
serta banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran,
pertimbangan, atau pendapat.
f. Komunikasi berlangsung timbal balik, baik yang terjadi antara
pimpinan dan bawahan maupun antara sesama bawahan.
g. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan
para bawahan dilakukan secara wajar.

9
h. Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat
permintaan dari pada instruktif.
i. Pemimpin mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas
kemampuan masing-masing.
j. Pemimpin memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak,
terdapat suasana saling percaya, saling hormat-menghormati, dan
saling harga menghargai.
k. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan
dan bawahan dengan penekanan tanggung jawab internal (diri sendiri),
dan kerjasama yang baik.
l. Peranan pemimpin adalah memfasilitasi.
m. Pelaksanaan teori y dari Mc Gregor, efektif digunakan untuk tingkat
kematangan staf sedang ke tinggi, dimana staf mampu tapi tidak mau
memikul tugas dan tanggung jawab.

3. Gaya kepemimpinan paternalistik.


a. Memperlakukan para bawahan sebagai orang-orang yang belum
dewasa, bahkan seolah-olah mereka masih anak-anak, tipe
kepemimpinan kebapaan.
b. Sifat melindungi.
c. Sentralisasi pengambilan keputusan dan jarang memberikan
kesempatan kepada bawahan mengambil keputusan sendiri serta
berinisiatif.
d. Melakukan pengawasan yang ketat.

4. Gaya atau tipe kepemimpinan Laissez Faire atau delegatif atau santai atau
liberal (bebas).
a. Gaya santai yang berangkat dari pandangan bahwa organisasi tidak
menghadapi masalah yang serius dan kalaupun ada, selalu dapat
ditemukan penyelesainnya.

10
b. Sang pemimpin praktis tidak memimpin dia membiarkan kelompoknya
dan setiap orang berbuat semau sendiri, pemimpin tak memiliki
ketrampilan teknis dan pemimpin sebagai simbol saja, tidak memiliki
kewibawaan, tidak bisa mengontrol anak buahnya, hampir tidak ada
pengawasan pada sikap, tingkah laku, kegiatan bawahan.
c. Pemimpin tipe ini tidak senang mengambil resiko dan lebih cenderung
pada upaya mempertahankan status quo,rendah perhatian pada tugas
dan pegawai, lingkungan kerja, kesejahteraan pegawai.
d. Enggan menggunakan sanksi apalagi yang keras terhadap bawahan
yang menampilkan prilaku disfungsional atau menyimpang, tetapi
sebaliknya senang mengobral pujian.
e. Memperlakukan bawahan sebagai rekan dan karena itu hubungan yang
bersifat hirarki tidak disenanginya.
f. Keserasian dalam interaksi organisasional dipandang sebagai etos yang
perlu dipertahankan, tanggungjawab keberhasilan organisasi dipikul
orang-per orang.
g. Efektif digunakan bila pegawai mampu menganalisis dan tingkat
kematangan staf pegawai tinggi dimana pegawai mampu dan mau
memikul tugas dan tanggung jawab.
h. Pelaksanaan ekstrim teori y Mc Gregor.

5. Gaya atau tipe kepemimpinan kharismatik.


a. Mempunyai daya tarik dan kekuatan energi yang kuat yang berasal
dari latar belakang biografikal, pendidikan, kekayaan, penampilan,
sehingga pengikutnya besar, dia dianggap memiliki kekuatan gaib
(supernatural power).
b. Percaya diri yang besar.
c. Mempunyai visi.
d. Kemampuan untuk mengartikulasikan visi.
e. Keyakinan yang kuat tentang tepatnya visi yang dinyatakannya kepada
para bawahan.

11
f. Perilaku yang tidak mengikuti perilaku stereotip. Artinya perilaku yang
lain dari yang biasa ditampilkan oleh para pemimpin tipe lainnya,
seperti perilaku yang tidak konvensional, tidak sekedar mengikuti arus,
dan sering melakukan tindakan yang berani.
g. Peranan selaku agen pengubah dalam arti siap membawa perubahan
termasuk perubahan yang radikal dan tidak sebagai pemelihara status
quo.
h. Pemahaman yang mendalam dan tepat tentang sifat lingkungan yang
dihadapi termasuk kendala yang ditimbulkannya serta kesiapan untuk
menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
mewujudkan perubahan itu.
i. Mampu membaca situasi organisasional yang dihadapinya dan mampu
mengenali karakteristik para bawahannya sehingga dapat
menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasi yang dihadapi
itu.

D. Syarat Syarat Pemimpin


Abdul Sani dalam bukunya Manajemen Organisasi mengemukakan adanya
beberapa syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimipin suapaya dalam
memimpinnya bawahannya lebih efektif yaitu:
1. Kemampuan pengawasan dalam kedudukan atau pelaksanaan fungsi-
fungsi manajemen, terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang
lain (para bawahan).
2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian
tanggungjawab dan keinginan untuk sukses.
3. Kecerdasan, mencakup kebijaksanaan, pemikiran, kreatif dan daya pikir.
4. Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan
memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
5. Kepercayaan diri atau pandanngan terhadap dirinya sebagai kemampuan
untuk menghadapi masalah-masalah.

12
6. Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung
mengembangkan serangkaian aktivitas dan menemukan cara-cara baru
atau inovasi (Sani, 1987).
Dari uraian di atas syarat menjadi seorang pemimpin adalah mampu
melaksanakan fungsi manajemen, mampu memberikan penghargaan kepada para
bawahan, cerdas, tegas dalam membuat suatu keputusan, percaya diri serta
mempunyai pemikiran yang inovatif.

E. Perbedaan Antara Manager dan Pemimpin

PEMIMPIN MANAJER
Berinovasi Mengelola
Memfokuskan pada orang-orang Memfokuskan pada sistem dan struktur
(bawahan)
Memiliki perspektif jangka panjang Berorientasi jangka pendek
Berorientasi pada peluang-peluang Berorientasi pada hasil
masa depan
Lebih spesifik, perbedaan pemimpin (leader) dan manajer dapat dilihat dari tiga
hal yang selalu berkaitan dengannya, yaitu: sumber kekuasaan yang diperoleh,
bawahan, dan lingkungan kerja.

Berdasarkan sumber kekuasaan yang diperoleh, seorang manajer dipilih


melalui jalur formal (seperti dipilih oleh komisaris atau direktur) dengan dasar
yuridis yang dimiliki. Artinya seseorang dapat menjadi manajer jika mempunyai
dasar yuridis yaitu adanya surat keputusan atau surat pengangkatan. Sedangkan
pemimpin (leader) kekuasaan yang dimiliki berdasarkan kontrak sosial dengan
anggota atau bawahan.

Berkaitan dengan bawahan, manajer memiliki bawahan yang biasanya


disebut sebagai staf atau karyawan yang memiliki posisi formal dalam struktur
hierarki organisasi. Bawahan atau karyawan menuruti perintah-perintahmya,
karena takut dikenakan hukuman oleh manajer. Sedangkan Pemimpin (leader)
memiliki bawahan yang biasanya disebut sebagai pengikut. Bawahan atau

13
pengikut menjalankan perintah dari pimpinan (leader) atas dasar kewibawaan
pemimpin terhadap bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan kemampuan
serta perlakuannya yang baik.

Adapun dari segi lingkungan kerja, manajer biasanya hanya dapat


memimpin pada lingkungan kerja organisasi formal saja dan bertanggung jawab
kepada atasannya. Sedangkan pemimpin (leader) dapat memimpin lingkungan
kerja organisasi baik formal maupun informal dan bertanggung jawab kepada
anak buahnya. Seorang pemimpin (leader) merupakan bagian dari pengikut
sedangkan manager merupakan bagian dari organisasi.

Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa pimpinan (leader)


memiliki fungsi dasar mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan untuk
bergerak pada arah yang sama yaitu tujuan. Sedangkan fungsi seorang manajer
berkaitan dengan manajemen, yaitu kegiatan-kegiatan seputar perencanaan
(planning), pengorganisasian (organising), penempatan staff (staffing),
pengarahan (directing) dan kontrol (controlling). Dalam menjalankan fungsinya,
seorang manajer lebih sering memanfaatkan wewenang dan kekuasaan jabatan
secara struktural yang memiliki kekuatan mengikat dengan dapat melakukan
paksaan atau hukuman untuk mengarahkan bawahan. Sedangkan seorang
pemimpin (leader) lebih menekankan pengaruh atau karisma yang dimilikinya
sehingga bawahan secara sadar untuk mengikuti arahan sang pemimpin. Ia
menstimulasi, memfasiltasi, dan berpastisipasi dalam setiap kegiatan yang
menginginkan bawahan mengikutinya. Tidak dengan hadiah, paksaan atau
hukuman.

F. Karakter Seorang Pemimpin yang Baik


Seorang pemimpin adalah individu dengan jiwa yang terlatih dan mampu
melatih individu-individu lain untuk mewujudkan visi yang bersifat seragam.
Seorang pemimpin diharuskan mampu melibatkan diri dalam unsur keberagaman
sifat anggota yang menjadi tanggung jawabnya. Pemimpin yang ideal adalah

14
pemimpin yang mampu membawa misi kelompoknya ke arah yang baik dan tetap
teguh merangkul semua anggota kelompok.
1. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Cerdas
Kecerdasan adalah titik tentu yang idealnya harus dimiliki oleh seorang
pemimpin. Kecerdasan merupakan point utama yang menentukan seberapa baik
langkah yang diambil oleh seorang pemimpin jika dihadapkan oleh suatu masalah
kelompok. Pemimpin ideal adalah pemimpin yang cerdas dalam membawa diri
yang didukung dengan keunggulan berfikir dan peka terhadap hal-hal sekitar.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang pemimpin yang ideal akan mampu berfikir
luwes dan memiliki ide-ide segar untuk keberlangsungan kepentingan
kelompoknya.
2. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Berinisiatif
Tidak hanya cerdas, pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang berani
berinisiatif jika dihadapkan dengan suatu masalah. Inisiatifme diri jelas
dibutuhkan oleh seorang pemimpin demi terciptanya solusi yang bersifat nyata
dan menjanjikan. Pemimpin yang berinisiatif adalah pemimpin yang mampu
menggerakkan dirinya sendiri terlebih dahulu untuk memulai segala sesuatunya
tanpa adanya paksaan. Dengan sifat inisiatif yang ada dalam diri pemimpin,
kekuatan diri dari tiap anggota untuk menjalankan misi kelompok pun akan
terjamin dengan baik.
3. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Bertanggung jawab
Bertanggung jawab berarti berani untuk menanggung efek dari segala
keputusan yang timbul akibat tindakan yang telah dilaksanakan. Selain cerdas dan
berinisatif, seorang pemimpin yang ideal tentunya perlu memiliki sifat
bertanggung jawab. Pengambilan keputusan terhadap cara kerja dan pelaksanaan
misi suatu kelompok tentunya diputuskan dengan tidak tergesa-gesa. Pemimpin
yang bertanggung jawab adalah pemimpin yang tetap teguh dan mampu berfikir
taktis untuk menerima segala resiko yang timbul dari keputusan yang diambil.
4. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Dapat Dipercaya
Karakter yang satu ini tentunya timbul dari seberapa berhasilnya seorang
pemimpin dalam menggerakkan anggotanya dan bijak dalam mengambil
keputusan. Pemimpin ideal adalah pemimpin yang tanpa perlu berfikir ulang,

15
anggotanya akan dengan kesungguhan hati mampu mempercayai pemimpin
tersebut untuk mengambil keputusan. Pemimpin yang dapat dipercaya adalah
pemimpin yang mampu mendamaikan hati semua anggota. Dengan pemimpin
yang dapat dipercaya, setiap anggota akan merasa lebih terpacu untuk menyatukan
hati dan menciptakan keseragaman kelompok demi terciptanya keutuhan.
5. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Jujur
Kejujuran dalam diri seseorang tentunya menjadi point khas yang harus
dimiliki oleh seorang manusia, terutama oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang
jujur menjanjikan keterbukaan dan keluwesan dalam memberikan segala
informasi yang mencakup kepentingan kelompok. Kejujuran yang ada dalam diri
seorang pemimpin akan menjadi ciri khas tersendiri yang mampu diandalkan oleh
anggota. Pemimpin ideal dengan tingkat kejujuran tinggi akan mendapatkan
kepercayaan yang luas dari kelompoknya.
6. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Rela Berkorban
Rela berkorban berarti rela menerjunkan diri dalam kepentingan
kelompoknya dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Pemimpin yang rela
berkorban akan mampu memfokuskan diri untuk mencapai visi kelompok secara
detail. Sifat rela berkorban ini pun tentunya harus didasari dengan kecerdasan dan
kebijakan dari seorang pemimpin. Pemimpin ideal yang rela berkorban akan
mampu mengambil keputusan secara tepat tanpa merugikan banyak pihak.
7. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Dicintai dan Mencintai
Kelompoknya
Cinta hadir dalam diri seorang pemimpin yang ideal dan juga kelompok
yang dipimpinnya. Segala bentuk tingkah laku yang hadir dari seorang pemimpin
yang ideal akan selalu diiringi dengan unsur cinta yang akan meminimalisir
bentuk kecurangan juga hal-hal buruk lainnya. Kelompok yang dipimpinnya pun
akan mampu mencintai pemimpin tersebut tanpa adanya unsur paksaan yang
berlebih. Pemimpin yang ideal jelas akan mampu menciptakan tindakan dengan
cinta yang terkoordinir rapih untuk kemajuan.

G. Kepemimpinan Dalam Pelayanan Kesehatan

16
Pemberian pelayanan dana asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan
yang kompleks dan melibatkan berbagai individu. Seperti yang dijelaskan, jika
semua individu ingin menjadi pemimpin dalam pemberian pelayanan dan asuhan
keperawatan tentunya akan sulit. Oleh karena itu dibutuhkan seorang pemimpin
yang dapat mengatur cara individu yang berjumlah banyak dalam melaksanakan
tugasnya. Agar tujuan keperawatan tercapai dperlukan berbagai kegiatan dalam
menerapkan keterampilan kepimpinan. Menurut Kron, kegiatan tersebut meliputi:

1. Perencanaan dan Pengorganisasian

Pekerjaan dalam suatu ruangan hendaknya direncanakan dan diorganisasikan.


Sumua kegiatan dikoordinasikan sehingga dapat dikerjakan pada waktu yang tepat
dan dengan cara yang benar. Sebagai seorang kepala ruangan perlu membuat
perencanaan kegiatan di ruangan.

2. Membuat Penugasan dan Memberi Penghargaan

Setelah membuat penugasan, perlu diberikan pengarahan kepada perawat tentang


kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara singkat dan jelas. Dalam memberi
pengarahan, seorang pemimpin harus membuat seseorang memahami apa yang
diarahkan dan juga mempunyai tanggung jawab untuk melihat apakah pekerjaan
tersebut dikerjakan dengan benar. Untuk itu diperlukan kemampuan dalam
hubungan antara manusia dan teknik-teknik keperawatan.

3. Pemberian Bimbingan

Bimbingan merupakan unsur yang penting dalam keperawatan. Bimbingan berarti


menunjukan cara menggunakan berbagai metoda mengajar dan konseling.
Bimbingan yang diberikan meliputi pengetahuan dan keterampilan dalam
keperawataan. Hal ini akan membantu bawahan dalam melakukan tugas mereka
sehingga dapat memberikan kepuasan bagi perawat dan klien.

4. Mendorong Kerja sama dan Partisipasi

Kerja sama diantara perawat perlu ditingkat dalam melaksanakan keperawatan.


Seseorang pemimpin perlu menyadari bahwa bawahan bekerja sama dengan
pemimpin bukan untuk dibawah pimpinan. Kerja sama dapat ditingkatkan melalui

17
suasana demokrasi dimana setiap individu/perawat mengetahui apa yang
diharapkan dari mereka, dan mereka mendapat pujian serta kritik yang
membangun. Disamping itu setiap individu dalam kelompok diusahakan untuk
berpartisipasi. Hal ini akan membuat setiap perawat merasa dihargai.

5. Kegiatan Koordinasi

Pengkoordinasian kegiatan dalam suatu ruangan merupakan bagian yang penting


dalam kepemimpinan keperawatan. Seorang pemimpin perlu mengusahakan agar
setiap perawat mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu
ruangan. Hal lain yang perlu dilakukan adalah melaporkan kepada atasan
langsung tentang pencapaian kerja bawahan.

6. Evaluasi Hasil Penampilan Kerja

Evaluasi hasil penampilan kerja dilakukan melalui pengamatan terhadap staf dan
pekerjaan mereka. Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa
kekurangan dan kelebihan staf.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

18
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Agar seorang pemimpin nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi, seorang pemimpin
harus mengerti tentang teori-teori kepemimpinan. Seorang pemimpin juga
memiliki pola prilaku spesifik yang ditampilkan dalam upaya mempengaruhi
orang lain guna mencapai tujuan organisasi atau kelompoknya yang disebut
dengan gaya kepemimpinan. Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh
seorang pemimpin agar dapat memimpin anggotanya secara efektif. Pemimpin
yang ideal adalah pemimpin yang mampu membawa misi kelompoknya ke arah
yang baik dan tetap teguh merangkul semua anggota kelompok, sehingga
diperlukan beberapa karakter yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang
pemimpin yang ideal.
Pada pelayanan kesehatan juga diperlukan kepemimpinan yang baik, maka
dari itu dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat mengatur cara individu yang
berjumlah banyak dalam melaksanakan tugasnya. Agar tujuan keperawatan dapat
tercapai diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan keterampilan
kepimpinan. Kegiatan tersebut antara lain yaitu perencanaan dan
pengorganisasian, membuat penugasan dan memberi penghargaan, pemberian
bimbingan, mendorong kerja sama dan partisipasi kegiatan koordinasi dan
evaluasi hasil penampilan kerja
B. Saran
Jiwa kepemimpinan sangatlah diperlukan pada setiap pribadi manusia.
Maka dari itu sangat perlu dipupuk dan dikembangkan. Dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, kami
senantiasa menerima saran dan kritik yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S.P, Drs, H. 2007. Manajemen: Dasar, Pengertian dan


Masalah. Jakarta: Bumi Aksara, Edisi Revisi.

19
James AF, Stoner, R. Edward Freeman, Daniel R. Gilbert JR. 1996. Management.
Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall.

Sukarno K. 1968. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: CV Telaga Bening.

20

Anda mungkin juga menyukai