Cementing
Berdasarkan alasan dan tujuannya, penyemenan dapat dibagi dua, yaitu primary cementing, dan
squee-ze cementing.
Primary Cementing
Merupakan penyemenan pertama kali yang dilakukan setelah pipa selubung diturunkan kedalam
sumur.
1. Melindungi formasi yang akan dibor dari formasi sebelumnya dibelakang pipa selubung yang
mungkin bermasalah .
Suspensi semen biasanya ditempatkan dibelakang pipa selubung. Suatu kondisi pemboran tertentu
mungkin mengharuskan untuk penyemenan annulus tanpa penyemenan annulus secara keseluruhan.
Penyebab yang umum adalah adanya zona lost circulation yang memungkinkan semen bersirkulasi
kembali keatas. Sebab lain yang mungkin adalah kesalahan dalam pembuatan suspensi semen.
Liner disemen dengan suspensi semen yang lebih ringan daripada rangkaian pipa selubung. Pada
saat liner diturunkan kedalam lubang sumur, suspensi semen harus langsung dipompakan.
Pensirkulasian suspensi semen dengan volume berlebih dapat me-nyebabkan masalah-masalah
pemboran, antara lain :
1. Jika suspensi semen dengan volume berlebih disirkulasikan keatas melalui annulus, mungkin akan
diperlukan waktu tambahan, dimana kemungkinan semen akan mengeras di annulus.
2. Sedangkan jika suspensi semen dengan volume berlebih tersebut sirkulasinya dikembalikan melalui
pipa bor, tekanan hidrostatik dan tekanan friksi pada dudukan pipa selubung akan menyebabkan
terjadinya lost circulation.
Squeeze Cementing
Untuk menyempurnakan dan menutup rongga-rongga yang masih ada setelah primary cementing,
dapat dilakukan squeeze cementing.
1. Menyempurnakan primary cementing ataupun untuk perbaikan terhadap hasil penyemenan yang
rusak.
3. Menutup kembali zona produksi yang diperforasi apabila pemboran mengalami kegagalan dalam
mendapatkan minyak.
Pertimbangan yang paling penting dalam operasi squeeze cementing adalah teknik penempatan dan
pembuatan suspensi semen yang akan digunakan.
Squeeze cementing juga dapat digunakan untuk menurunkan ratio fluida produksi. Volume gas yang
besar memungkinkan untuk terjadinya pengurangan tekanan reservoir lebih cepat, bersamaan dengan
pembentukan harga pemisah yang berlebih pada fasilitas produksi permukaan oleh volume air yang
besar. Bagian perforasi tertentu mungkin harus ditutup dengan pemompaan suspensi semen, sehingga
volume gas dan air dapat dikurangi dengan penyemenan dibagian atas dan bawah perforasi secara
berurutan
Lost circulation seringkali dapat diatasi dengan squeeze cementing, dengan catatan proses
penyemenan harus sesuai dengan jenis lost circulation yang terjadi.
Ada empat metode squeeze cementing yang saat ini digunakan, yaitu bradenhead methods, packer
squeeze methods, balanced plug methods, dan dump bailer methods.
a. Bradenhead Method
Dalam metode ini drill pipe diturunkan hingga berada tepat diatas perforasi (atau zona) yang akan
mendapatkan squeezed off. Kemudian semen ditempatkan guna menutupi zona tersebut. Pipe rams lalu
ditutup dan diterapkan tekanan hasil perhitungan dari permukaan guna melakukan squeeze off terhadap
perforasi tersebut.
c. Hesitation Squeeze
Metode ini secara khusus digunakan pada zona dengan permeabilitas rendah. Sebuah pipa bor
digunakan dalam menempatkan semen sepanjang zone of interest dan bubur semen dipompa dan
dihesitasi.
d. Plugging-back Operation
Operasi ini meliputi penempatan cemen plug sepanjang zona yang akan di plug off.
Plug off atau meninggalkan seluruh sumur atau sebagian dari sebuah open hole.
Pada metode ini hanya digunakan pipa bor. Pre-flush dipompakan sebelum semen dan lalu diikuti oleh
fluida pembatas (spacer).
Prinsipnya adalah menempatkan kolom semen pada pipa bor yang tingginya harus sama dengan yang
terdapat pada annulus.
Berdasarkan pada metode yang digunakan, proses penyemenan dapat dibedaka menjadi dua jenis,
yaitu single stage cementing, dan multy stage cementing.
Single stage cementing umumnya digunakan untuk melakukan penyemenan terhadap pipa konduktor
dan surface. Sejumlah lumpur disiapkan dan dipompakan ke dalam casing.
Perlu dicatat pula bahwa seluruh bagian internal dari peralatan casing, termasuk float shoe, wiper plug
dan lain sebagainya merupakan peralatan yang dengan mudah dapat hancur bila dibor.
b. Multi Stage Cementing
Multi stage cementing diterapkan pada penyemenan rangkaian casing yang panjang khususnya guna :
Mengurangi tekanan total hidrostatis pada formasi-formasi lemah sehingga tidak terjadi atau
terbentuk rekahan.
Pada multi stage cementing sebuah stage cementer dipasang pada posisi tertentu pada rangkaian
casing. Posisi stage cementer ditentukan oleh panjang total kolom semen dan kekuatan formasi.
Untuk pekerjaan two-stage cementing, sebuah one-stage cementer digunakan pada rangkaian casing.
Casing lalu diturunkan ke dasar lubang. Kemudian casing disirkulasikan dengan sejumlah volume sebesar
dua kali kapasitas lubang. Tahap pertama penyemenan ditujukan sebagai operasi tahap tunggal, akan
tetapi bagian top kolom semen berakhir tepat dibawah stage cementer.
Tahap kedua diawali dengan menjatuhkan sebuah opening bomb dari permukaan sehingga
memungkinkan untuk jatuh pada opening seat pada stage collar. Saat bomb telah ditempatkan, tekanan
pemompaan sebesar 1200 - 1500 psi diatas tekanan sirkulasi diterapkan pada penyeretan pin penahan
dan memungkinkan sebuah bottom sleeve bergerak turun. Gerakan sleeve akan membuka terminal,
sehingga menetapkan hubungan antara bagian dalam (internal) casing dengan annulus. Lumpur
kemudian disirkulasikan guna mengkondisikan sumur yang ditujukan untuk memulai tahap kedua.
Volume semen yang diperlukan untuk tahap kedua lalu dipompakan dan diikuti dengan sebuah
closing plug. Bubur semen melewati terminal dari stage cementer dan akan ditempatkan pada annular
area. Jika plug telah mencapai stage cementer maka tekanan sebesar 1500 psi diatas tekanan yang
diperlukan untuk mensirkulasikan semen diterapkan pada closing plug sehingga mendorong upper
sleeve turun dan dengan demikian akan menutup terminal dan menyekat ruang antara casing dengan
annulus. Sehingga dengan demikian keseluruhan rangkaian casing telah disemen.
Tergantung pada kedalaman lubang dan temperatur dasar lubang yang diperkirakan, additiv kimia
yang ditambahkan untuk mengontrol sifat-sifat semen yang akan dimiliki setelah semen mengeras.
Bubur semen disiapkan dengan mencampurkan semen kering dengan sebuah water jet. Hasil
campuran diarahkan ke dalam sebuah tangki, dimana akan diuji densitas dan viskositasnya. Bubur semen
kemudian dihisap oleh sebuah pompa tripleks yang kuat dan dipompakan pada tekanan tinggi sehingga
masuk ke dalam casing melalui cementing head.
Cementing head menghubungkan top dari casing dengan unit pompa. Pada alat ini terdapat dua
katup penahan yang berfungsi menahan top dan bottom wiper plugs. Alat ini juga dilengkapi dengan
sebuah manifold yang dapat dihubungkan dengan unit pompa semen atau sebuah pompa rig.
Operasi penyemenan berlanjut dengan membuka katup penahan bottom wiper plugs dan
mengarahkan bubur semen melewati top valve. Kemudian bubur semen akan mendorong bottom plug
masuk ke dalam casing sampai plug mencapai dan duduk diatas float collar. Pemompaan diteruskan
hingga meruntuhkan diafragma sentral pada plug yang akan memungkinkan semen agar dapat mengalir
lewat dan menempati sekeliling casing. Jika volume keseluruhan semen telah tercampur, maka
pemompaan dihentikan dan top wiper plug ditempatkan pada cementing head. Kemudian lumpur
pemboran dipompakan melalui top valve, yang akan mendorong top wiper plug turun ke dalam casing.
Jika top plug telah mencapai bottom plug maka sumur ditutup dan bubur semen dibiarkan agar
mengeras.
Proses penyemenan terdiri dari pencampuran air dengan semen dalam perbandingan tertentu dan
dengan additive tertentu pula. Pendorongan semen dapat dilakukan dengan sistem sirkulasi ke belakang
casing, ditekan masuk ke formasi atau ditempatkan sebagai suatu plug atau sumbat pada lubang yang
tidak merupakan perforasi completion (misalnya disini open hole completion).
Peralatan penyemenan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu peralatan di atas
permukaan (surface equipment), dan peralatan bawah permukaan.
Peralatan penyemenan terdapat di atas permukaan meliputi Cementing unit, Flow line, dan
Cementing head.
A. Cementing Unit
Cementing unit adalah merupakan suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan
bubur semen (slurry) dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan.
Tanki Semen
Untuk menyimpan semen kering.
Hopper
Jet Mixer
Mixer yang umum digunakan sekarang ini adalah jet mixer dimana dipertemukan dua aliran yaitu bubur
semen dan air yang ditentukan melalui venturi agar dapat mengalir dengan deras dan dapat
menghasilkan turbulensi, yang dapat menghasilkan pencampuran yang baik dan benar-benar homogen.
Densitas slurry dapat diukur dengan mud balance
Mengontrol rate dan tekanan, jenis pompa dapat berupa duplex double acting piston pump dan single
acting triplex plunger pump. Plunger pump lebih umum dipakai karena slurry dapat dikeluarkan dengan
rate yang lebih uniform dan tekanannya lebih besar.
B. Flow Line
Pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur semen yang dipompakan dari cementing unit ke
cementing head.
C. Cementing Head
Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang bor. Ada dua tipe cementing head,
yaitu :
Merupakan type cementing head yang cara penggunaannya pada waktu pemasukan bottom plug dan
top plug dengan jalan membuka dan memasang kembali.
2. Plug Container
Jenis ini tidak praktis dari pada mac clatchie, karena pada plug contanier ini memasangnya top plug dan
bottom plug tidak perlu membukanya, akan tetapi sudah terpasang sebelumnya.
SUMBER
Share
1 comment:
Makasi PAK Buk ADMI yang buat ini,infonya bagus sekali,,,cuma saran aja,,sebaiknya disetai gambar
animasi atau video prosesnya mka link ini akan jd sempurna,,trimss...
Reply
Home
ABOUT ME
My photo
Powered by Blogger.
Cementing in Drilling
CEMENTING
1. Squeeze cementing.
Suatu operasi dimana bubur semen (cement slurry) ditekan sampai tekanan tertentu pada suatu
sumur minyak atau gas. Squeeze cementing dilakukan pada saat pengeboran, penyelesaian sumur, dan
kerja ulang.
Penggunaan.
Menutup kembali zona tertentu untuk memproduksi zona produktif yang lainya.
a. Thickening time, adalah lama waktu semen masih dalam keadaan bisa di pompakan, bubur cement
harus tetap dalam keadaan Fluida dalam waktu yang cukup sehingga cement bisa di tempatkan pada
interval kedalaman yang diinginkan.
Penghentian sementara pada waktu pemompaan cement akan mengurangi theckening time.
b. Fluid loss, Jika bubur cemen di atas permukaan yang permeable di tekan. Maka air akan terperas
keluar, proses ini disebut Dehydrasi karena air keluar dari bubur cement.
c. Strength (kekuatan) cement, setelah operasi squeeze selesai, maka diperlukan penguatan cement
yang cukup cepat untuk memperkecil WOC. Cement dengan compressive strength 500 psi pada
umumnya sudah cukup untuk cement squeeze.
Cement additive:
Bubur cement untuk squeeze di sumur-sumur di campur dengan beberapa additive untuk
mengatur cement agar mempunyai sifat-sifat tertentu.
1. Accelerator, di gunakan untuk mempercepat penguatan cement dan mengurangi waktu WOC, hal ini
sangat penting terutama untuk mempercepat proses pekerjaanselanjutnyasetelah penyemenan, (Cacl2).
2. Retarder, di gunakan untuk menambah theckening time dari bubur cement, jika
diperlukanpenambahan waktu untuk penempatan cement ( calsium lignosulfonate dan sodium
lignosulfonate).
b. Formasi-formasi yang sensitive terhadap air tawar tidak akan rusak karena masuknya air perasan dari
cement ke formasi sedikit sekali.
c. Viskositas yang rendah (tekanan pompa yang rendah) diperoleh karena bubur cement tidak terpisah-
pisah (antara cairan dan padatanya).
a. Braden Head Squeeze, Metode ini di gunakan dengan cara menempatkan cement slurry di depan
perforasidan di sebut balancing plug setelah slurry dicampur, slurry kemudian di pompa ke dalam
tubing dan di ikuti oleh sejumlah fluida work over yang sudah di hitung sehingga membentuk suatu
keseimbangan (kesamaan tinggi) kolom slurry di dalam tubing dan annulus. Tubing di angkat di atas
cement slurry dan tubing di lakukan sirkulasi balik untuk membersihkan kelebihan cement. Tekan
squeeze di berikan untuk menekan slurry ke dalam perforasi, setelah final squeeze pressure didapat,
tubing kemudian di turunkan untuk sirkulasi balik kelebihan cement, sampai cement plug masih tinggal
beberapa feetdi atas perforasi.
- Casing sudah tua dan bisa saja ada kebocoran diatas perforasi yang akan di squeeze
- Terdapat perforasi atau casing bocor yang pernah di perbaiki di atas perforasi yang akan di squeeze.
Packer yang di pakai dari jenis retrievable packer yang di turunkan bersama tubing dan diset secara
mekanikal.
1. Packer di pasang di ujung tubing dan di bawah packer di pasang tail pipe dengan panjang
secukupnya yang akan memungkiinkan sirkulasi semua objek di depan peforasi.
2. Ujung tail pipe di tempatkan tepat di atas perforasi dan setelah packer di set, tubing dan casing di
test dengan tekanan.
3. Katup bay pass di buka dan semen di pompa di ikuti cairan pendorong sampai cement mencapai
ujung tubing.
5. Setelah final squeeze pressure tercapai, katup by pass di buka dan kelebihan atau sisa cement di
dalam tubing di sirkulasi balik dengan meng unset packer terlebih dahulu.
Kerugian-kerugianya.
a. Biaya tinggi
Adalah suatu operasi di mana suatu bubur cement ( Cement slurry ) di tempatkan pada kedalaman
tertentu pada suatu sumur minyak, gas atau Geothermal.
- Pengeboran
- Penyelesaian sumur
Persiapan :
- Meninggalkan Sumur.
- Temporary abandonment (penutupan sementara), bila sewaktu waktu akan kembali untuk dibuka.
Bila dalam proses pemboran terjadi problema sehingga pemboran tidak bisa dilanjutkan sesui
rencana, maka alternative lain adalah lubang di belokan di tempat tertentu, sebelum di lakukan
pembelokan harus di lakukan plug back sebagai bantalan pembelokan.
Zona yang tidak produktip dengan pertimbangan ke ekonomian maka pada zona tersebut harus di
sekat dengan cement plug.
Bila dalam melaksanakan pemboran terjadi hilang lumpur (loss) salah satu cara untuk mengatasi
zona loss tersebut dengan Cement plug.
Berbagi
Posting Komentar
Beranda
Mengenai Saya
Foto saya
rian nukir
SISTEM PENYEMENAN
( CEMENTING SYSTEM )
Penyemenan suatu sumur merupakan salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya dalam suatu operasi
pemboran. Berhasilnya atau tidaknya suatu pemboran, diantaranya tergantung dari berhasil tidaknya
penyemenan sumur tersebut. Peralatan penyemenan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu :
a. Cementing unit
Adalah suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan bubur semen dan lumpur
pendorong dalam proses penyemenan.
o Hopper : untuk mengatur aliran dari semen kering dan air yang ditempatkan bersama-sama dalam
hopper, sehingga akan menghasilkan bubur semen yang benar-benar homogen.
o Jet Mixer : untuk mengaduk semen kering dan air yang ditempatkan bersam-sama dalam hopper,
sehingga akan menghasilkan bubur semen yang benar-benar homogen.
o Motor penggerak pompa dan pompa : berfungsi untuk memompa bubur semen.
b. Flow line
Merupakan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur semen yang dipompakan dari cementing unit
ke cementing head.
c. Cementing head
Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang bor.
1. Mac clatchie cementing head. Merupakan type cementing head yang cara penggunaannya (pada
waktu pemasukan bottom plug dan top plug) dengan jalan membuka dan memasang kembali.
2. Plug container. Type ini lebih praktis dari mac clatchie, karena pada plug container ini memasangnya
top plug dan bottom plug tidak perlu membukanya, akan tetapi sudah terpasang sebelumnya.
a. Casing
o Melindungi lubang bor dari pengaruh-pengaruh fluida formasi dan tekanan-tekanan di sekitarnya.
o Melindungi lubang bor dari keguguran.
o Bersama-sama memperkuat dinding lubang bor serta mempermudah operasi produksi nantinya.
Jenis-jenis casing :
1. Conductor casing
2. Intermediate casing
3. Production casing
Spesifikasi casing
3. Panjang : 30 ft/stand
b. Centralizer
Untuk mendapatkan cincin semen yang baik (merata), casing harus terletak di tengah-tengah lubang,
untuk itu casing dilengkapi dengan centralizer.
Fungsi centralizer :
Centralizer dibuat dari bahan baja, sehingga mampu mendorong casing di tengah-tengah lubang.
c. Scratchers
Adalah suatu alat yang dirangkaikan/dipasang pada casing dan berfungsi untuk membersihkan dinding
lubang bor dari mud cake, sehingga didapat lubang bor yang bersih.
Pemasangan scratcher pada casing pada umumnya dilas, tetapi dewasa ini dipasang dengan step collar
atau clamps. Reciprecasing scratcher pada umumnya dipasang pada interval 15-20 ft sepanjang daerah
yang disusun, sedang rotating scratcher pada zona produktif (porous).
d. Peralatan floating
Terdiri dari :
Casing shoe
Biasanya berbentuk bulat pada bagian bawah dan ditempatkan pada ujung terbawah dari rangkaian
casing dan dalamnya tidak terdapat valve (katub). Casing shoe berfungsi sebagai sepatu dan pemandu
untuk memudahkan pemasukan rangkaian casing (running casing), agar tidak terjadi sangkutan pada
dinding lubang bor, shoe ini dibuat dari bahan yang dapat dibor lagi (drillable).
Float shoe
Pada prinsipnya sama dengan casing shoe, hanya pada float shoe dilengkapi dengan valve (katub), yang
berfungsi untuk :
o Mencegah aliran balik, mencegah blow out melalui casing pada waktu casing diturunkan.
o Mencegah aliran balik semen, setelah proses penyemenan selesai.
o Memperkecil beban menara, pada drilling line dan casing itu sendiri
Jadi float ini hanya dapat mengalirkan semen/lumpur ke daerah saja (satu arah). Float shoe ini dibuat
dari bahan yang dapat dibor lagi.
Merupakan suatu shock penahan yang dipasang beberapa meter di atas shoe, berfungsi untuk menahan
bottom plug dan top plug.
o Guide collar : tidak dilengkapi valve, sehingga tidak dapat menahan tekanan balik.
e. Shoe trach
Merupakan pipa casing yang dipasang antara shoe dan collar sepanjang satu batang atau lebih,
tergantung dari ketinggian semen diannulus. Karena ketinggian semen di annulus akan menentukan
perbedaan tekanan hidrostatik diluar dan didalam casing pada waktu memasukkan top plug. Shoe trach
berfungsi untuk menampung bubur semen yang bercampur udara atau lumpur pendorong, agar tidak
keluar annulus disekitar shoe.
f. Cementing plug
1. Bottom plug
Berfungsi untuk mencegah adanya kontaminasi antara lumpur dengan bubur semen. Jadi untuk
mendorong lumpur yang berada didalam casing dan memisahkan casing dari semen dan juga
membersihkan mud film didalam dinding casing, pada bottom plug terdapat membran yang pada
tekanan tertentu dapat pecah, sehingga semen akan mengalir keluar dan terdorong ke annulus sampai
mencapai tujuan yang diharapkan. Bottom plug terbuat dari bahan karet, pada bagian luar dan cast
alluminium pada bagian dalamnya.
2. Top plug
Berfungsi untuk mendorong bubur semen, memisahkan semen dari lumpur pendorong agar tidak terjadi
kontaminasi, membersihkan sisa-sisa semen dalam casing. Alat ini sebagian besar terbuat dari karet dan
pada bagian bawahnya digunakan plat alluminium dan tidak mempunyai membrane (selaput tipis).
Apabila top plug ini sudah duduk (sampai pada bottom plug) dibawah,maka tekanan pemompaan akan
naik secara tiba-tiba (bumping pressure) dan pada saat itu pemompaan dihentikan.
Pada stage cementing adalah sama dengan peralatan penyemenan yang telah dibahas di muka (primary
cementing).
Berfungsi untuk melewatkan bubur semen setelah penyemenan pertama dilakukan (primary cementing).
2. Formasi di atas dan di bawah zona yang disemen cukup kompak dan cukup jauh.
b. Cement basket
Letak di bawah stage cementing collar, berfungsi untuk menyekat ruang annulus antara ruang bawah dan
ruang atas stage collar.
c. Trip plug
Setelah primary cementing selesai, maka dimasukkan trip plug. Plug ini berfungsi untuk membuka
lubang pada stage cementing collar. Karena beratnya, trip plug ini turun kebawah yang akhirnya
mencapai sampai pada stage cementing collar (pada lower inner sleeve).
Dengan tekanan tertentu lower inner sleeve akan turun dan membuka lubang pada stage cementing
collar disebut cementing ports.
Setelah pendorongan bubur semen selesai, kemudian dimasukkan shut off plug yang berfungsi untuk
menutup cementing port sehingga tidak terjadi aliran balik.
Gambaran Perlatan
Centralizer
Pic. Istimewa
Fungsi
Mekanisme Kerja
Centralizer ditempatkan diluar casing untuk menengahkan casing agar diperoleh cincin semen yang baik.
Tabel 1
Spesifikasi Centralizer
Size (in)
Product number
Centralizer
Turbo centralizer
155 20
157 20
155 25
157 25
155 35
157 35
4
155 45
157 45
4 x 7 7/8
156 45
158 45
155 50
157 50
155 55
157 55
6 5/8
155 65
157 65
155 70
157 70
8 5/8
155 85
157 85
9 5/8
155 95
157 95
10
155 10
157 10
13 3/8
155 13
157 13
Guide Shoe
www.cteltd.com/products-fe.html
Fungsi
Guide shoe berfungsi sebagai sepatu dan pemandu untuk memudahkan pemasukan rangkaian casing,
agar tidak terjadi sangkutan pada dinding lubang bor.
Mekanisme Kerja
Ditempatkan pada ujung terbawah dari rangkaian casing untuk memudahkan pemasukan rangkaian
casing.
Table.2
Guide shoe
135 20
135 25
135 35
4
4
135 40
135 45
135 50
6 5/8
135 55
135 65
135 70
7 5/8
8 5/8
9 5/8
135 75
135 85
135 95
10
11
13
135 10
135 11
135 13
Float Shoe
Fungsi
Float shoe berfungsi untuk mencegah aliran balik pada waktu casing diturunkan, mencegah aliran balik
semen, dan memperkecil beban menara, pada drilling line dan casing itu sendiri.
Mekanisme Kerja
Untuk memudahkan pemasukan rangkaian casing (running casing), agar tidak terjadi sangkutan pada
dinding lubang bor. Floet shoe dilengkapi dengan valve (katub).
Table 3
Float shoe
125 20
125 25
125 35
125 40
125 45
125 50
6 5/8
125 55
125 65
125 70
7 5/8
8 5/8
9 5/8
125 75
125 85
125 95
10
11
13
125 10
125 11
125 13
Bottom Plug
www.iruc.com/products/cement.html
Fungsi
o Memisahkan casing dari semen dan membersihkan mud film di dalam dinding casing.
Mekanisme
Mendorong lumpur di dalam casing dan dengan pecahnya membran maka semen akan mengalir keluar
dan terdorong ke annulus.
Table.4
Casing size
OD
Length
Wt
6 5/8
8
4
7 5/8
8 5/8
6
9 5/8
10
10
10
11
11
11
13
Top plug
www.iruc.com/products/cement.html
Fungsi
Berfungsi untuk mendorong bubur semen, memisahkan semen dari lumpur pendorong agar tidak terjadi
kontaminasi, membersihkan sisa-sisa semen dalam casing.
Mekanisme Kerja
Top plug berada di atas bottom plug dipisahkan oleh bubur semen, setelah top plug ini sampai pada
bottom plug maka tekanan akan naik secara tiba-tiba dan pada saat itu pemompaan dihentikan.
Tabe.5
Casing size
OD
Length
Wt
6 5/8
8
4
7 5/8
8 5/8
9
6
9 5/8
10
10
10
11
11
11
13
Scratcher
Pic. Istimewa
Fungsi
Berfungsi untuk membersihkan dinding lubang bor dari mud cake sehingga didapat lubang bor yang
bersih.
Mekanisme Kerja
Dipasang pada bagian luar casing sehingga dapat membersihkan dinding lubang bor.
Table 6
Series
Type
Max OD = casing OD
Multi-flex
EA 10
EA 20
EA 30
Slip on
Latch on
Split body
Multi-flex clusters
EA 14
Slip on (series of 4)
7
ECO5
EC15
Slip on
Latch on
Slip on
EC 10
EC 20
Slip on
Latch on
Turbulator
ED 10
ED 20
Slip on
Latch on
Cement Basket
www.gauravassociate.com/cement-b...ets.html
Fungsi
Untuk menyekat ruang annulus antara ruang bawah stage collar dan bagian atas stage collar.
Mekanisme Kerja
Letak dibawah stage cementing collar , menyekat ruang annulus antara ruang bawah dan bagian atas
stage colar.
Tabel 7
Casing size
4
5
8 5/8
Minimum
3 7/8
10
Maximum
8
10
12
14
16
18
Trip plug
Fungsi
Untuk membuka lubang pada stage cementing collar.
Mekanisme Kerja
Berat trip plug membuatnya turun kebawah sampai pada stage cementing collar (pada lower inner
sleeve).
Tabel 8
Casing size
OD
Length
Weight
8
2
6 5/8
8
4
7 5/8
8 5/8
9 5/8
7
10
10
10
11
11
11
13
12
12
12
15
13
12
13
15
16
16
16
35
18 5/8
18
20
63
20
19
20
63
Cementing Head
www.cobertecn.com/en/content.asp...FID%3D21
Fungsi
Untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk kedalam lubang bor
Mekanisme
Cara penggunaannya pada waktu pemasukan bottom plug dan top plug dengan jalan membuka dan
memasang kembali.
Tabel.9
Spesifikasi Mac Clathie Head
Casing Head, mm
Weight, kg
88.9
100
8000
114.3
105
8000
127.0
120
7000
139.7
125
8000
168.3
140
7000
Mixing Hopper
rose-wallmfg.com/water-well-dril...ucts.htm
Fungsi :
Mixing Hopper merupakan peralatan yang berfungsi sebagai tempat untuk menambah additives ke
dalam lumpur.
Mekanisme Kerja :
Mixing Hopper adalah peralatan yang bentuknya menyerupai corong. Melalui corong ini, additives padat
ke dalam zat cair pengeboran pada waktu perawatan di dalam kolam Lumpur. Hopper Jet bekerja
berdasarkan prinsip pakum atau ruang hampa. Hopper-hopper pencampuran ini dapat mengerjakan 5
sampai 10 karung (sampai 400 Kg) bahan-bahan dalam semenit.
Tabel .10
Length Overal
8 ft
0 in
High Overal
3 ft
4 in
Width Overal
5 ft
1 in
Casing
treasurepicks.blogspot.com/2008_...ive.html
Fungsi
Untuk memperkuat dinding lubang bor dengan semen,, memisahkan zona produktif dan melindungi
lubang bor dari keruntuhan.
Mekanisme Kerja
Casing dipasang mulai dari permukaan yang disebut dengan surface acsing. Lalu memasang coductor
casing, intermidiate casing dan yang terakhir pada zona formasi produktif adalah production casing,
dimana semakin kedalam diameter casing semakin kecil.
Tabe.11
Spesifikasi Casing
Diameter
Grade
Panjang
Berat
Thread
Size
CDode Order
26
20
13 3/8
9 5/8
p 110
h 40
j 55
n 80
30 ft/stand
23 lb/ft
26lb/ft
29lb/ft
4 thread / in
4
5
8 5/8
133/4
16
5611-044
56011-050
56011-085
56011-133
56011-100
www.glossary.oilfield.slb.com/Di...ID%3D517
Fungsi
Untuk melewatkan bubur semen setelah Primary cementing dan untuk menghindari tekanan pompa
berlebihan.
Mekanisme Kerja
Penyemenan bertingkat dilakukan bila sumur terlalau dalam dan formasi diatas dan dibawah zona cukup
kompak dan jauh. Maka alat alat ini dapat digunakan pada saat kondisi tersebut.
Tabel .12
Normal Size
Length (in)
OD (in)
Code
32
5.1562
54001-54044
33
6.0500
54001-54050
34
82500
54001-54070
8 5/8
35
10.000
54001-54085
Salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya dalam suatu operasi pemboran adalah penyemenan.
Berhasil tidaknya suatu pemboran, diantaranya tergantung dari berhasil tidaknya penyemenan sumur
tersebut. Penyemenan bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang sumur, melindungi
casing dari masalah-masalah mekanis dan fluida formasi yang bersifat korosif, serta untuk memisahkan
zona yang satu dengan zona yang lain dibelakang casing.
Penyemenan condoctor casing bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi fluida pemboran
dengan formasi. Penyemenan intermediate casing bertujuan untuk menutup tekanan formasi abnormal
atau untuk mengisolasi daerah lost circulation. Penyemenan production casing bertujuan untuk
mencegah terjadinya aliran antar formasi dan mencegah terjadinya korosi pada casing.
Centralizer dan scratchers dipasang pada bagian luar casing untuk menengahkan casing (agar didapatkan
cincin semen yang baik) dan membersihkan dinding lubang bor dari mud cake.
Perbedaan antara mac clatchie cementing head dengan plug container yaitu pada plug container bottom
dan top plug sudah terpasang sebelumnya sedangkan pada mac clatchie cementing head bottom plug
dan top plug belum terpasang.
Sumber :
1. API Specification for Material and Testing for well cements, API Spec. 10, 4 Edition, 1988.
2. Rabia, Hussain, Well Engineering & Construction, Entrac Consulting Ltd, 2001.
3. Specification for Material and Testing for well cements, API Spec. 10, Dallas (Jan.1982)
5. Diktat Kuliah Teknik Pemboran II, Jurusan Teknik Perminyakan, Universitas, Trisakti, 2001.
6. Penuntun Praktikum Teknik Lumpur Pemboran, Laboratorium Teknik Pemboran Dan Produksi, Jurusan
Teknik Perminyakan, Jakarta, 2001.
7. Preston, L, Moore, Drilling Practice Manual, The Petroleum PublishingCo, Tulsa, 1974.
Berbagi
Posting Komentar
Beranda
About Me
Arif Eka R
apayangkaupikirkan
Cementing
Berdasarkan alasan dan tujuannya, penyemenan dapat dibagi dua, yaitu primary cementing, dan
squee-ze cementing.
Primary Cementing
Merupakan penyemenan pertama kali yang dilakukan setelah pipa selubung diturunkan kedalam
sumur.
1. Melindungi formasi yang akan dibor dari formasi sebelumnya dibelakang pipa selubung yang
mungkin bermasalah .
Suspensi semen biasanya ditempatkan dibelakang pipa selubung. Suatu kondisi pemboran tertentu
mungkin mengharuskan untuk penyemenan annulus tanpa penyemenan annulus secara keseluruhan.
Penyebab yang umum adalah adanya zona lost circulation yang memungkinkan semen bersirkulasi
kembali keatas. Sebab lain yang mungkin adalah kesalahan dalam pembuatan suspensi semen.
Liner disemen dengan suspensi semen yang lebih ringan daripada rangkaian pipa selubung. Pada
saat liner diturunkan kedalam lubang sumur, suspensi semen harus langsung dipompakan.
Pensirkulasian suspensi semen dengan volume berlebih dapat me-nyebabkan masalah-masalah
pemboran, antara lain :
1. Jika suspensi semen dengan volume berlebih disirkulasikan keatas melalui annulus, mungkin akan
diperlukan waktu tambahan, dimana kemungkinan semen akan mengeras di annulus.
2. Sedangkan jika suspensi semen dengan volume berlebih tersebut sirkulasinya dikembalikan melalui
pipa bor, tekanan hidrostatik dan tekanan friksi pada dudukan pipa selubung akan menyebabkan
terjadinya lost circulation.
Squeeze Cementing
Untuk menyempurnakan dan menutup rongga-rongga yang masih ada setelah primary cementing,
dapat dilakukan squeeze cementing.
1. Menyempurnakan primary cementing ataupun untuk perbaikan terhadap hasil penyemenan yang
rusak.
3. Menutup kembali zona produksi yang diperforasi apabila pemboran mengalami kegagalan dalam
mendapatkan minyak.
Pertimbangan yang paling penting dalam operasi squeeze cementing adalah teknik penempatan dan
pembuatan suspensi semen yang akan digunakan.
Squeeze cementing juga dapat digunakan untuk menurunkan ratio fluida produksi. Volume gas yang
besar memungkinkan untuk terjadinya pengurangan tekanan reservoir lebih cepat, bersamaan dengan
pembentukan harga pemisah yang berlebih pada fasilitas produksi permukaan oleh volume air yang
besar. Bagian perforasi tertentu mungkin harus ditutup dengan pemompaan suspensi semen, sehingga
volume gas dan air dapat dikurangi dengan penyemenan dibagian atas dan bawah perforasi secara
berurutan
Lost circulation seringkali dapat diatasi dengan squeeze cementing, dengan catatan proses
penyemenan harus sesuai dengan jenis lost circulation yang terjadi.
Ada empat metode squeeze cementing yang saat ini digunakan, yaitu bradenhead methods, packer
squeeze methods, balanced plug methods, dan dump bailer methods.
a. Bradenhead Method
Dalam metode ini drill pipe diturunkan hingga berada tepat diatas perforasi (atau zona) yang akan
mendapatkan squeezed off. Kemudian semen ditempatkan guna menutupi zona tersebut. Pipe rams lalu
ditutup dan diterapkan tekanan hasil perhitungan dari permukaan guna melakukan squeeze off terhadap
perforasi tersebut.
Pada metode ini retrievable packer atau retainer packer diturunkan hingga berada tepat diatas zoana
yang akan di sqieezed off. Retrievable packer, ditempatkan pada pipa bor. Retainer packer dijalankan
dengan wire line dan diset dengan special setting kit. Jika volume total semen telah di squeezed off,
maka semen berlebih harus dipompakan agar kembali sehingga tidak akan menyemen pipa bor.
c. Hesitation Squeeze
Metode ini secara khusus digunakan pada zona dengan permeabilitas rendah. Sebuah pipa bor
digunakan dalam menempatkan semen sepanjang zone of interest dan bubur semen dipompa dan
dihesitasi.
d. Plugging-back Operation
Operasi ini meliputi penempatan cemen plug sepanjang zona yang akan di plug off.
Plug off atau meninggalkan seluruh sumur atau sebagian dari sebuah open hole.
Pada metode ini hanya digunakan pipa bor. Pre-flush dipompakan sebelum semen dan lalu diikuti oleh
fluida pembatas (spacer).
Prinsipnya adalah menempatkan kolom semen pada pipa bor yang tingginya harus sama dengan yang
terdapat pada annulus.
Berdasarkan pada metode yang digunakan, proses penyemenan dapat dibedaka menjadi dua jenis,
yaitu single stage cementing, dan multy stage cementing.
Single stage cementing umumnya digunakan untuk melakukan penyemenan terhadap pipa konduktor
dan surface. Sejumlah lumpur disiapkan dan dipompakan ke dalam casing.
Perlu dicatat pula bahwa seluruh bagian internal dari peralatan casing, termasuk float shoe, wiper plug
dan lain sebagainya merupakan peralatan yang dengan mudah dapat hancur bila dibor.
Multi stage cementing diterapkan pada penyemenan rangkaian casing yang panjang khususnya guna :
Mengurangi tekanan total hidrostatis pada formasi-formasi lemah sehingga tidak terjadi atau
terbentuk rekahan.
Pada multi stage cementing sebuah stage cementer dipasang pada posisi tertentu pada rangkaian
casing. Posisi stage cementer ditentukan oleh panjang total kolom semen dan kekuatan formasi.
Untuk pekerjaan two-stage cementing, sebuah one-stage cementer digunakan pada rangkaian casing.
Casing lalu diturunkan ke dasar lubang. Kemudian casing disirkulasikan dengan sejumlah volume sebesar
dua kali kapasitas lubang. Tahap pertama penyemenan ditujukan sebagai operasi tahap tunggal, akan
tetapi bagian top kolom semen berakhir tepat dibawah stage cementer.
Tahap kedua diawali dengan menjatuhkan sebuah opening bomb dari permukaan sehingga
memungkinkan untuk jatuh pada opening seat pada stage collar. Saat bomb telah ditempatkan, tekanan
pemompaan sebesar 1200 - 1500 psi diatas tekanan sirkulasi diterapkan pada penyeretan pin penahan
dan memungkinkan sebuah bottom sleeve bergerak turun. Gerakan sleeve akan membuka terminal,
sehingga menetapkan hubungan antara bagian dalam (internal) casing dengan annulus. Lumpur
kemudian disirkulasikan guna mengkondisikan sumur yang ditujukan untuk memulai tahap kedua.
Volume semen yang diperlukan untuk tahap kedua lalu dipompakan dan diikuti dengan sebuah
closing plug. Bubur semen melewati terminal dari stage cementer dan akan ditempatkan pada annular
area. Jika plug telah mencapai stage cementer maka tekanan sebesar 1500 psi diatas tekanan yang
diperlukan untuk mensirkulasikan semen diterapkan pada closing plug sehingga mendorong upper
sleeve turun dan dengan demikian akan menutup terminal dan menyekat ruang antara casing dengan
annulus. Sehingga dengan demikian keseluruhan rangkaian casing telah disemen.
Tergantung pada kedalaman lubang dan temperatur dasar lubang yang diperkirakan, additiv kimia
yang ditambahkan untuk mengontrol sifat-sifat semen yang akan dimiliki setelah semen mengeras.
Bubur semen disiapkan dengan mencampurkan semen kering dengan sebuah water jet. Hasil
campuran diarahkan ke dalam sebuah tangki, dimana akan diuji densitas dan viskositasnya. Bubur semen
kemudian dihisap oleh sebuah pompa tripleks yang kuat dan dipompakan pada tekanan tinggi sehingga
masuk ke dalam casing melalui cementing head.
Cementing head menghubungkan top dari casing dengan unit pompa. Pada alat ini terdapat dua
katup penahan yang berfungsi menahan top dan bottom wiper plugs. Alat ini juga dilengkapi dengan
sebuah manifold yang dapat dihubungkan dengan unit pompa semen atau sebuah pompa rig.
Operasi penyemenan berlanjut dengan membuka katup penahan bottom wiper plugs dan
mengarahkan bubur semen melewati top valve. Kemudian bubur semen akan mendorong bottom plug
masuk ke dalam casing sampai plug mencapai dan duduk diatas float collar. Pemompaan diteruskan
hingga meruntuhkan diafragma sentral pada plug yang akan memungkinkan semen agar dapat mengalir
lewat dan menempati sekeliling casing. Jika volume keseluruhan semen telah tercampur, maka
pemompaan dihentikan dan top wiper plug ditempatkan pada cementing head. Kemudian lumpur
pemboran dipompakan melalui top valve, yang akan mendorong top wiper plug turun ke dalam casing.
Jika top plug telah mencapai bottom plug maka sumur ditutup dan bubur semen dibiarkan agar
mengeras.
Proses penyemenan terdiri dari pencampuran air dengan semen dalam perbandingan tertentu dan
dengan additive tertentu pula. Pendorongan semen dapat dilakukan dengan sistem sirkulasi ke belakang
casing, ditekan masuk ke formasi atau ditempatkan sebagai suatu plug atau sumbat pada lubang yang
tidak merupakan perforasi completion (misalnya disini open hole completion).
Peralatan penyemenan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu peralatan di atas
permukaan (surface equipment), dan peralatan bawah permukaan.
Peralatan penyemenan terdapat di atas permukaan meliputi Cementing unit, Flow line, dan
Cementing head.
A. Cementing Unit
Cementing unit adalah merupakan suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan
bubur semen (slurry) dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan.
Tanki Semen
Hopper
Jet Mixer
Mixer yang umum digunakan sekarang ini adalah jet mixer dimana dipertemukan dua aliran yaitu bubur
semen dan air yang ditentukan melalui venturi agar dapat mengalir dengan deras dan dapat
menghasilkan turbulensi, yang dapat menghasilkan pencampuran yang baik dan benar-benar homogen.
Densitas slurry dapat diukur dengan mud balance
Mengontrol rate dan tekanan, jenis pompa dapat berupa duplex double acting piston pump dan single
acting triplex plunger pump. Plunger pump lebih umum dipakai karena slurry dapat dikeluarkan dengan
rate yang lebih uniform dan tekanannya lebih besar.
B. Flow Line
Pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur semen yang dipompakan dari cementing unit ke
cementing head.
C. Cementing Head
Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang bor. Ada dua tipe cementing head,
yaitu :
Merupakan type cementing head yang cara penggunaannya pada waktu pemasukan bottom plug dan
top plug dengan jalan membuka dan memasang kembali.
2. Plug Container
Jenis ini tidak praktis dari pada mac clatchie, karena pada plug contanier ini memasangnya top plug dan
bottom plug tidak perlu membukanya, akan tetapi sudah terpasang sebelumnya.
SUMBER
Share
1 comment:
Makasi PAK Buk ADMI yang buat ini,infonya bagus sekali,,,cuma saran aja,,sebaiknya disetai gambar
animasi atau video prosesnya mka link ini akan jd sempurna,,trimss...
Reply
Home
ABOUT ME
My photo
Powered by Blogger.
Cementing
Berdasarkan alasan dan tujuannya, penyemenan dapat dibagi dua, yaitu primary cementing, dan
squee-ze cementing.
Primary Cementing
Merupakan penyemenan pertama kali yang dilakukan setelah pipa selubung diturunkan kedalam
sumur.
1. Melindungi formasi yang akan dibor dari formasi sebelumnya dibelakang pipa selubung yang
mungkin bermasalah .
Suspensi semen biasanya ditempatkan dibelakang pipa selubung. Suatu kondisi pemboran tertentu
mungkin mengharuskan untuk penyemenan annulus tanpa penyemenan annulus secara keseluruhan.
Penyebab yang umum adalah adanya zona lost circulation yang memungkinkan semen bersirkulasi
kembali keatas. Sebab lain yang mungkin adalah kesalahan dalam pembuatan suspensi semen.
Liner disemen dengan suspensi semen yang lebih ringan daripada rangkaian pipa selubung. Pada
saat liner diturunkan kedalam lubang sumur, suspensi semen harus langsung dipompakan.
Pensirkulasian suspensi semen dengan volume berlebih dapat me-nyebabkan masalah-masalah
pemboran, antara lain :
1. Jika suspensi semen dengan volume berlebih disirkulasikan keatas melalui annulus, mungkin akan
diperlukan waktu tambahan, dimana kemungkinan semen akan mengeras di annulus.
2. Sedangkan jika suspensi semen dengan volume berlebih tersebut sirkulasinya dikembalikan melalui
pipa bor, tekanan hidrostatik dan tekanan friksi pada dudukan pipa selubung akan menyebabkan
terjadinya lost circulation.
Squeeze Cementing
Untuk menyempurnakan dan menutup rongga-rongga yang masih ada setelah primary cementing,
dapat dilakukan squeeze cementing.
1. Menyempurnakan primary cementing ataupun untuk perbaikan terhadap hasil penyemenan yang
rusak.
3. Menutup kembali zona produksi yang diperforasi apabila pemboran mengalami kegagalan dalam
mendapatkan minyak.
Pertimbangan yang paling penting dalam operasi squeeze cementing adalah teknik penempatan dan
pembuatan suspensi semen yang akan digunakan.
Squeeze cementing juga dapat digunakan untuk menurunkan ratio fluida produksi. Volume gas yang
besar memungkinkan untuk terjadinya pengurangan tekanan reservoir lebih cepat, bersamaan dengan
pembentukan harga pemisah yang berlebih pada fasilitas produksi permukaan oleh volume air yang
besar. Bagian perforasi tertentu mungkin harus ditutup dengan pemompaan suspensi semen, sehingga
volume gas dan air dapat dikurangi dengan penyemenan dibagian atas dan bawah perforasi secara
berurutan
Lost circulation seringkali dapat diatasi dengan squeeze cementing, dengan catatan proses
penyemenan harus sesuai dengan jenis lost circulation yang terjadi.
Ada empat metode squeeze cementing yang saat ini digunakan, yaitu bradenhead methods, packer
squeeze methods, balanced plug methods, dan dump bailer methods.
a. Bradenhead Method
Dalam metode ini drill pipe diturunkan hingga berada tepat diatas perforasi (atau zona) yang akan
mendapatkan squeezed off. Kemudian semen ditempatkan guna menutupi zona tersebut. Pipe rams lalu
ditutup dan diterapkan tekanan hasil perhitungan dari permukaan guna melakukan squeeze off terhadap
perforasi tersebut.
Pada metode ini retrievable packer atau retainer packer diturunkan hingga berada tepat diatas zoana
yang akan di sqieezed off. Retrievable packer, ditempatkan pada pipa bor. Retainer packer dijalankan
dengan wire line dan diset dengan special setting kit. Jika volume total semen telah di squeezed off,
maka semen berlebih harus dipompakan agar kembali sehingga tidak akan menyemen pipa bor.
c. Hesitation Squeeze
Metode ini secara khusus digunakan pada zona dengan permeabilitas rendah. Sebuah pipa bor
digunakan dalam menempatkan semen sepanjang zone of interest dan bubur semen dipompa dan
dihesitasi.
d. Plugging-back Operation
Operasi ini meliputi penempatan cemen plug sepanjang zona yang akan di plug off.
Plug off atau meninggalkan seluruh sumur atau sebagian dari sebuah open hole.
Pada metode ini hanya digunakan pipa bor. Pre-flush dipompakan sebelum semen dan lalu diikuti oleh
fluida pembatas (spacer).
Prinsipnya adalah menempatkan kolom semen pada pipa bor yang tingginya harus sama dengan yang
terdapat pada annulus.
Berdasarkan pada metode yang digunakan, proses penyemenan dapat dibedaka menjadi dua jenis,
yaitu single stage cementing, dan multy stage cementing.
Single stage cementing umumnya digunakan untuk melakukan penyemenan terhadap pipa konduktor
dan surface. Sejumlah lumpur disiapkan dan dipompakan ke dalam casing.
Perlu dicatat pula bahwa seluruh bagian internal dari peralatan casing, termasuk float shoe, wiper plug
dan lain sebagainya merupakan peralatan yang dengan mudah dapat hancur bila dibor.
Multi stage cementing diterapkan pada penyemenan rangkaian casing yang panjang khususnya guna :
Mengurangi tekanan total hidrostatis pada formasi-formasi lemah sehingga tidak terjadi atau
terbentuk rekahan.
Pada multi stage cementing sebuah stage cementer dipasang pada posisi tertentu pada rangkaian
casing. Posisi stage cementer ditentukan oleh panjang total kolom semen dan kekuatan formasi.
Untuk pekerjaan two-stage cementing, sebuah one-stage cementer digunakan pada rangkaian casing.
Casing lalu diturunkan ke dasar lubang. Kemudian casing disirkulasikan dengan sejumlah volume sebesar
dua kali kapasitas lubang. Tahap pertama penyemenan ditujukan sebagai operasi tahap tunggal, akan
tetapi bagian top kolom semen berakhir tepat dibawah stage cementer.
Tahap kedua diawali dengan menjatuhkan sebuah opening bomb dari permukaan sehingga
memungkinkan untuk jatuh pada opening seat pada stage collar. Saat bomb telah ditempatkan, tekanan
pemompaan sebesar 1200 - 1500 psi diatas tekanan sirkulasi diterapkan pada penyeretan pin penahan
dan memungkinkan sebuah bottom sleeve bergerak turun. Gerakan sleeve akan membuka terminal,
sehingga menetapkan hubungan antara bagian dalam (internal) casing dengan annulus. Lumpur
kemudian disirkulasikan guna mengkondisikan sumur yang ditujukan untuk memulai tahap kedua.
Volume semen yang diperlukan untuk tahap kedua lalu dipompakan dan diikuti dengan sebuah
closing plug. Bubur semen melewati terminal dari stage cementer dan akan ditempatkan pada annular
area. Jika plug telah mencapai stage cementer maka tekanan sebesar 1500 psi diatas tekanan yang
diperlukan untuk mensirkulasikan semen diterapkan pada closing plug sehingga mendorong upper
sleeve turun dan dengan demikian akan menutup terminal dan menyekat ruang antara casing dengan
annulus. Sehingga dengan demikian keseluruhan rangkaian casing telah disemen.
Tergantung pada kedalaman lubang dan temperatur dasar lubang yang diperkirakan, additiv kimia
yang ditambahkan untuk mengontrol sifat-sifat semen yang akan dimiliki setelah semen mengeras.
Bubur semen disiapkan dengan mencampurkan semen kering dengan sebuah water jet. Hasil
campuran diarahkan ke dalam sebuah tangki, dimana akan diuji densitas dan viskositasnya. Bubur semen
kemudian dihisap oleh sebuah pompa tripleks yang kuat dan dipompakan pada tekanan tinggi sehingga
masuk ke dalam casing melalui cementing head.
Cementing head menghubungkan top dari casing dengan unit pompa. Pada alat ini terdapat dua
katup penahan yang berfungsi menahan top dan bottom wiper plugs. Alat ini juga dilengkapi dengan
sebuah manifold yang dapat dihubungkan dengan unit pompa semen atau sebuah pompa rig.
Operasi penyemenan berlanjut dengan membuka katup penahan bottom wiper plugs dan
mengarahkan bubur semen melewati top valve. Kemudian bubur semen akan mendorong bottom plug
masuk ke dalam casing sampai plug mencapai dan duduk diatas float collar. Pemompaan diteruskan
hingga meruntuhkan diafragma sentral pada plug yang akan memungkinkan semen agar dapat mengalir
lewat dan menempati sekeliling casing. Jika volume keseluruhan semen telah tercampur, maka
pemompaan dihentikan dan top wiper plug ditempatkan pada cementing head. Kemudian lumpur
pemboran dipompakan melalui top valve, yang akan mendorong top wiper plug turun ke dalam casing.
Jika top plug telah mencapai bottom plug maka sumur ditutup dan bubur semen dibiarkan agar
mengeras.
Proses penyemenan terdiri dari pencampuran air dengan semen dalam perbandingan tertentu dan
dengan additive tertentu pula. Pendorongan semen dapat dilakukan dengan sistem sirkulasi ke belakang
casing, ditekan masuk ke formasi atau ditempatkan sebagai suatu plug atau sumbat pada lubang yang
tidak merupakan perforasi completion (misalnya disini open hole completion).
Peralatan penyemenan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu peralatan di atas
permukaan (surface equipment), dan peralatan bawah permukaan.
Peralatan penyemenan terdapat di atas permukaan meliputi Cementing unit, Flow line, dan
Cementing head.
A. Cementing Unit
Cementing unit adalah merupakan suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan
bubur semen (slurry) dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan.
Tanki Semen
Hopper
Jet Mixer
Mixer yang umum digunakan sekarang ini adalah jet mixer dimana dipertemukan dua aliran yaitu bubur
semen dan air yang ditentukan melalui venturi agar dapat mengalir dengan deras dan dapat
menghasilkan turbulensi, yang dapat menghasilkan pencampuran yang baik dan benar-benar homogen.
Densitas slurry dapat diukur dengan mud balance
Mengontrol rate dan tekanan, jenis pompa dapat berupa duplex double acting piston pump dan single
acting triplex plunger pump. Plunger pump lebih umum dipakai karena slurry dapat dikeluarkan dengan
rate yang lebih uniform dan tekanannya lebih besar.
B. Flow Line
Pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur semen yang dipompakan dari cementing unit ke
cementing head.
C. Cementing Head
Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang bor. Ada dua tipe cementing head,
yaitu :
Merupakan type cementing head yang cara penggunaannya pada waktu pemasukan bottom plug dan
top plug dengan jalan membuka dan memasang kembali.
2. Plug Container
Jenis ini tidak praktis dari pada mac clatchie, karena pada plug contanier ini memasangnya top plug dan
bottom plug tidak perlu membukanya, akan tetapi sudah terpasang sebelumnya.
SUMBER
Share
1 comment:
Makasi PAK Buk ADMI yang buat ini,infonya bagus sekali,,,cuma saran aja,,sebaiknya disetai gambar
animasi atau video prosesnya mka link ini akan jd sempurna,,trimss...
Reply
Home
ABOUT ME
My photo
Powered by Blogger.