Anda di halaman 1dari 81

Everything You Want

MONDAY, MAY 30, 2011

Cementing

7.1.2. JENIS PENYEMENAN

Berdasarkan alasan dan tujuannya, penyemenan dapat dibagi dua, yaitu primary cementing, dan
squee-ze cementing.

Primary Cementing

Merupakan penyemenan pertama kali yang dilakukan setelah pipa selubung diturunkan kedalam
sumur.

Penyemenan antara formasi dengan pipa selubung bertujuan untuk :

1. Melindungi formasi yang akan dibor dari formasi sebelumnya dibelakang pipa selubung yang
mungkin bermasalah .

2. Mengisolasi formasi tekanan tinggi dari zona dangkal sebelumnya.

3. Melindungi daerah produksi dari water-bearing sands.

Suspensi semen biasanya ditempatkan dibelakang pipa selubung. Suatu kondisi pemboran tertentu
mungkin mengharuskan untuk penyemenan annulus tanpa penyemenan annulus secara keseluruhan.

Penyebab yang umum adalah adanya zona lost circulation yang memungkinkan semen bersirkulasi
kembali keatas. Sebab lain yang mungkin adalah kesalahan dalam pembuatan suspensi semen.

Liner disemen dengan suspensi semen yang lebih ringan daripada rangkaian pipa selubung. Pada
saat liner diturunkan kedalam lubang sumur, suspensi semen harus langsung dipompakan.
Pensirkulasian suspensi semen dengan volume berlebih dapat me-nyebabkan masalah-masalah
pemboran, antara lain :

1. Jika suspensi semen dengan volume berlebih disirkulasikan keatas melalui annulus, mungkin akan
diperlukan waktu tambahan, dimana kemungkinan semen akan mengeras di annulus.

2. Sedangkan jika suspensi semen dengan volume berlebih tersebut sirkulasinya dikembalikan melalui
pipa bor, tekanan hidrostatik dan tekanan friksi pada dudukan pipa selubung akan menyebabkan
terjadinya lost circulation.
Squeeze Cementing

Untuk menyempurnakan dan menutup rongga-rongga yang masih ada setelah primary cementing,
dapat dilakukan squeeze cementing.

Aplikasi pokok untuk squeeze cementing antara lain adalah :

1. Menyempurnakan primary cementing ataupun untuk perbaikan terhadap hasil penyemenan yang
rusak.

2. Mengurangi water-oil ratio, gas-oil ratio dan water-gas ratio

3. Menutup kembali zona produksi yang diperforasi apabila pemboran mengalami kegagalan dalam
mendapatkan minyak.

4. Memperbaiki kebocoran pada pipa selubung

5. Menghentikan lost circulation yang terjadi pada saat pemboran berlangsung

Pertimbangan yang paling penting dalam operasi squeeze cementing adalah teknik penempatan dan
pembuatan suspensi semen yang akan digunakan.

Squeeze cementing juga dapat digunakan untuk menurunkan ratio fluida produksi. Volume gas yang
besar memungkinkan untuk terjadinya pengurangan tekanan reservoir lebih cepat, bersamaan dengan
pembentukan harga pemisah yang berlebih pada fasilitas produksi permukaan oleh volume air yang
besar. Bagian perforasi tertentu mungkin harus ditutup dengan pemompaan suspensi semen, sehingga
volume gas dan air dapat dikurangi dengan penyemenan dibagian atas dan bawah perforasi secara
berurutan

Lost circulation seringkali dapat diatasi dengan squeeze cementing, dengan catatan proses
penyemenan harus sesuai dengan jenis lost circulation yang terjadi.

Ada empat metode squeeze cementing yang saat ini digunakan, yaitu bradenhead methods, packer
squeeze methods, balanced plug methods, dan dump bailer methods.

a. Bradenhead Method

Dalam metode ini drill pipe diturunkan hingga berada tepat diatas perforasi (atau zona) yang akan
mendapatkan squeezed off. Kemudian semen ditempatkan guna menutupi zona tersebut. Pipe rams lalu
ditutup dan diterapkan tekanan hasil perhitungan dari permukaan guna melakukan squeeze off terhadap
perforasi tersebut.

b. Packer Squeeze Method


Pada metode ini retrievable packer atau retainer packer diturunkan hingga berada tepat diatas zoana
yang akan di sqieezed off. Retrievable packer, ditempatkan pada pipa bor. Retainer packer dijalankan
dengan wire line dan diset dengan special setting kit. Jika volume total semen telah di squeezed off,
maka semen berlebih harus dipompakan agar kembali sehingga tidak akan menyemen pipa bor.

c. Hesitation Squeeze

Metode ini secara khusus digunakan pada zona dengan permeabilitas rendah. Sebuah pipa bor
digunakan dalam menempatkan semen sepanjang zone of interest dan bubur semen dipompa dan
dihesitasi.

d. Plugging-back Operation

Operasi ini meliputi penempatan cemen plug sepanjang zona yang akan di plug off.

Plug semen digunakan untuk :

Meninggalkan lower depleted zones.

Plug off atau meninggalkan seluruh sumur atau sebagian dari sebuah open hole.

Memberikan kick of point untuk operasi side track drilling.

Menutup zona lost circulation pada open hole.

e. Balanced Plug Method

Pada metode ini hanya digunakan pipa bor. Pre-flush dipompakan sebelum semen dan lalu diikuti oleh
fluida pembatas (spacer).

Prinsipnya adalah menempatkan kolom semen pada pipa bor yang tingginya harus sama dengan yang
terdapat pada annulus.

7.1.3. METODE PENYEMENAN

Berdasarkan pada metode yang digunakan, proses penyemenan dapat dibedaka menjadi dua jenis,
yaitu single stage cementing, dan multy stage cementing.

a. Single Stage Cementing

Single stage cementing umumnya digunakan untuk melakukan penyemenan terhadap pipa konduktor
dan surface. Sejumlah lumpur disiapkan dan dipompakan ke dalam casing.

Perlu dicatat pula bahwa seluruh bagian internal dari peralatan casing, termasuk float shoe, wiper plug
dan lain sebagainya merupakan peralatan yang dengan mudah dapat hancur bila dibor.
b. Multi Stage Cementing

Multi stage cementing diterapkan pada penyemenan rangkaian casing yang panjang khususnya guna :

Mengurangi tekanan total pemompaan .

Mengurangi tekanan total hidrostatis pada formasi-formasi lemah sehingga tidak terjadi atau
terbentuk rekahan.

Memungkinkan pemilihan penyemenan daripada formasi.

Memungkinkan penyemenan keseluruhan total panjang casing.

Memastikan penyemenan efektif di sekeliling shoe dari rangkaian casing sebelumnya.

Pada multi stage cementing sebuah stage cementer dipasang pada posisi tertentu pada rangkaian
casing. Posisi stage cementer ditentukan oleh panjang total kolom semen dan kekuatan formasi.

Untuk pekerjaan two-stage cementing, sebuah one-stage cementer digunakan pada rangkaian casing.
Casing lalu diturunkan ke dasar lubang. Kemudian casing disirkulasikan dengan sejumlah volume sebesar
dua kali kapasitas lubang. Tahap pertama penyemenan ditujukan sebagai operasi tahap tunggal, akan
tetapi bagian top kolom semen berakhir tepat dibawah stage cementer.

Tahap kedua diawali dengan menjatuhkan sebuah opening bomb dari permukaan sehingga
memungkinkan untuk jatuh pada opening seat pada stage collar. Saat bomb telah ditempatkan, tekanan
pemompaan sebesar 1200 - 1500 psi diatas tekanan sirkulasi diterapkan pada penyeretan pin penahan
dan memungkinkan sebuah bottom sleeve bergerak turun. Gerakan sleeve akan membuka terminal,
sehingga menetapkan hubungan antara bagian dalam (internal) casing dengan annulus. Lumpur
kemudian disirkulasikan guna mengkondisikan sumur yang ditujukan untuk memulai tahap kedua.

Volume semen yang diperlukan untuk tahap kedua lalu dipompakan dan diikuti dengan sebuah
closing plug. Bubur semen melewati terminal dari stage cementer dan akan ditempatkan pada annular
area. Jika plug telah mencapai stage cementer maka tekanan sebesar 1500 psi diatas tekanan yang
diperlukan untuk mensirkulasikan semen diterapkan pada closing plug sehingga mendorong upper
sleeve turun dan dengan demikian akan menutup terminal dan menyekat ruang antara casing dengan
annulus. Sehingga dengan demikian keseluruhan rangkaian casing telah disemen.

7.1.4. MEKANIKA PENYEMENAN

Persiapan dan pemompaan bubur semen

Tergantung pada kedalaman lubang dan temperatur dasar lubang yang diperkirakan, additiv kimia
yang ditambahkan untuk mengontrol sifat-sifat semen yang akan dimiliki setelah semen mengeras.
Bubur semen disiapkan dengan mencampurkan semen kering dengan sebuah water jet. Hasil
campuran diarahkan ke dalam sebuah tangki, dimana akan diuji densitas dan viskositasnya. Bubur semen
kemudian dihisap oleh sebuah pompa tripleks yang kuat dan dipompakan pada tekanan tinggi sehingga
masuk ke dalam casing melalui cementing head.

Cementing head menghubungkan top dari casing dengan unit pompa. Pada alat ini terdapat dua
katup penahan yang berfungsi menahan top dan bottom wiper plugs. Alat ini juga dilengkapi dengan
sebuah manifold yang dapat dihubungkan dengan unit pompa semen atau sebuah pompa rig.

Operasi penyemenan berlanjut dengan membuka katup penahan bottom wiper plugs dan
mengarahkan bubur semen melewati top valve. Kemudian bubur semen akan mendorong bottom plug
masuk ke dalam casing sampai plug mencapai dan duduk diatas float collar. Pemompaan diteruskan
hingga meruntuhkan diafragma sentral pada plug yang akan memungkinkan semen agar dapat mengalir
lewat dan menempati sekeliling casing. Jika volume keseluruhan semen telah tercampur, maka
pemompaan dihentikan dan top wiper plug ditempatkan pada cementing head. Kemudian lumpur
pemboran dipompakan melalui top valve, yang akan mendorong top wiper plug turun ke dalam casing.
Jika top plug telah mencapai bottom plug maka sumur ditutup dan bubur semen dibiarkan agar
mengeras.

7.2. PERALATAN PENYEMENAN

Proses penyemenan terdiri dari pencampuran air dengan semen dalam perbandingan tertentu dan
dengan additive tertentu pula. Pendorongan semen dapat dilakukan dengan sistem sirkulasi ke belakang
casing, ditekan masuk ke formasi atau ditempatkan sebagai suatu plug atau sumbat pada lubang yang
tidak merupakan perforasi completion (misalnya disini open hole completion).

Peralatan penyemenan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu peralatan di atas
permukaan (surface equipment), dan peralatan bawah permukaan.

7.2.1. PERALATAN DI ATAS PERMUKAAN

Peralatan penyemenan terdapat di atas permukaan meliputi Cementing unit, Flow line, dan
Cementing head.

A. Cementing Unit

Cementing unit adalah merupakan suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan
bubur semen (slurry) dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan.

Cementing Unit terdiri dari :

Tanki Semen
Untuk menyimpan semen kering.

Hopper

Untuk mengatur aliran dari semen kering agar merata.

Jet Mixer

Mixer yang umum digunakan sekarang ini adalah jet mixer dimana dipertemukan dua aliran yaitu bubur
semen dan air yang ditentukan melalui venturi agar dapat mengalir dengan deras dan dapat
menghasilkan turbulensi, yang dapat menghasilkan pencampuran yang baik dan benar-benar homogen.
Densitas slurry dapat diukur dengan mud balance

Motor penggerak pompa dan pompa semen

berfungsi untuk memompa bubur semen.

Jenis-jenis sementing unit :

1. Truck mounted cementing unit

2. Marine cementing unit

3. Skit mounted cementing unit

Mengontrol rate dan tekanan, jenis pompa dapat berupa duplex double acting piston pump dan single
acting triplex plunger pump. Plunger pump lebih umum dipakai karena slurry dapat dikeluarkan dengan
rate yang lebih uniform dan tekanannya lebih besar.

B. Flow Line

Pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur semen yang dipompakan dari cementing unit ke
cementing head.

C. Cementing Head

Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang bor. Ada dua tipe cementing head,
yaitu :

1. Mac Clatchie Cementing Head

Merupakan type cementing head yang cara penggunaannya pada waktu pemasukan bottom plug dan
top plug dengan jalan membuka dan memasang kembali.

2. Plug Container

Jenis ini tidak praktis dari pada mac clatchie, karena pada plug contanier ini memasangnya top plug dan
bottom plug tidak perlu membukanya, akan tetapi sudah terpasang sebelumnya.
SUMBER

Ichlasul Amal Sudarmi at 3:58 PM

Share

1 comment:

AnonymousSeptember 11, 2012 at 11:51 PM

Makasi PAK Buk ADMI yang buat ini,infonya bagus sekali,,,cuma saran aja,,sebaiknya disetai gambar
animasi atau video prosesnya mka link ini akan jd sempurna,,trimss...

Reply

Home

View web version

ABOUT ME

My photo

Ichlasul Amal Sudarmi

View my complete profile

Powered by Blogger.

Makna Kasih Sayang


Bagaimana kasih sayang saat ini apakah masih ada? kasih sayang antar umat beragama, antar suku, antar
ras, dan antar bangsa. semoga suatu saat dunia akan menjadi aman tanpa ada perpecahan yang
dilatarbelakangi perbedaan.

Kamis, 25 Juli 2013

Cementing in Drilling

CEMENTING

1. Squeeze cementing.

Suatu operasi dimana bubur semen (cement slurry) ditekan sampai tekanan tertentu pada suatu
sumur minyak atau gas. Squeeze cementing dilakukan pada saat pengeboran, penyelesaian sumur, dan
kerja ulang.

Penggunaan.

Menyumbat aliran air atau gas dari zona minyak.

Menutup kembali zona tertentu untuk memproduksi zona produktif yang lainya.

Memperbaiki casing yang rusak.

Sebagai kelanjutan dari pekerjaan penyemenan utama.

Sifat sifat fisik Campuran bubur cement

a. Thickening time, adalah lama waktu semen masih dalam keadaan bisa di pompakan, bubur cement
harus tetap dalam keadaan Fluida dalam waktu yang cukup sehingga cement bisa di tempatkan pada
interval kedalaman yang diinginkan.

Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam menentukan theckening time:


Temperatur sumur yang tinggi akan mempercepat reaksi hydrasi, jadi mengurangi theckening time
bubur cement.

Tekanan makin tinggi akan mengurangi theckening time.

Makin tinggi filtration loss akan mempercepat theckening time.

Penghentian sementara pada waktu pemompaan cement akan mengurangi theckening time.

b. Fluid loss, Jika bubur cemen di atas permukaan yang permeable di tekan. Maka air akan terperas
keluar, proses ini disebut Dehydrasi karena air keluar dari bubur cement.

c. Strength (kekuatan) cement, setelah operasi squeeze selesai, maka diperlukan penguatan cement
yang cukup cepat untuk memperkecil WOC. Cement dengan compressive strength 500 psi pada
umumnya sudah cukup untuk cement squeeze.

Cement additive:

Bubur cement untuk squeeze di sumur-sumur di campur dengan beberapa additive untuk
mengatur cement agar mempunyai sifat-sifat tertentu.

1. Accelerator, di gunakan untuk mempercepat penguatan cement dan mengurangi waktu WOC, hal ini
sangat penting terutama untuk mempercepat proses pekerjaanselanjutnyasetelah penyemenan, (Cacl2).

2. Retarder, di gunakan untuk menambah theckening time dari bubur cement, jika
diperlukanpenambahan waktu untuk penempatan cement ( calsium lignosulfonate dan sodium
lignosulfonate).

3. Fluid loss Control additives, untuk mengontrol fluid loss.

Beberapa keuntungan penggunaan Low Filtration slurry

a. Dehydrasi cement di dalam casing dapat di kurangi.

b. Formasi-formasi yang sensitive terhadap air tawar tidak akan rusak karena masuknya air perasan dari
cement ke formasi sedikit sekali.

c. Viskositas yang rendah (tekanan pompa yang rendah) diperoleh karena bubur cement tidak terpisah-
pisah (antara cairan dan padatanya).

Additive additive lainya:


Additive ini antara lain untuk mengatur Densitas, Strength, Viskositas, Tahanan terhadap korosive,
Loss circulation dsb

Metoda Squeeze yang biasa di pakai:

a. Braden Head Squeeze, Metode ini di gunakan dengan cara menempatkan cement slurry di depan
perforasidan di sebut balancing plug setelah slurry dicampur, slurry kemudian di pompa ke dalam
tubing dan di ikuti oleh sejumlah fluida work over yang sudah di hitung sehingga membentuk suatu
keseimbangan (kesamaan tinggi) kolom slurry di dalam tubing dan annulus. Tubing di angkat di atas
cement slurry dan tubing di lakukan sirkulasi balik untuk membersihkan kelebihan cement. Tekan
squeeze di berikan untuk menekan slurry ke dalam perforasi, setelah final squeeze pressure didapat,
tubing kemudian di turunkan untuk sirkulasi balik kelebihan cement, sampai cement plug masih tinggal
beberapa feetdi atas perforasi.

Keuntungan Braden head squeeze

- Tidak di perlukan peralatan khusus

- Resiko casing pecah terhindar

- Bisa melakukan squeeze job pada casing berdiameter kecil.

Kerugian Braden head squeeze

- Perlu test tubing

- Tidak dapat men test kebocoran casing

- Casing terkena tekanan squeeze

b. Packer squeeze, biasa bipakai bilamana

- Perkiraan tekanan squeeze akan melebihi kekuatan casing

- Casing sudah tua dan bisa saja ada kebocoran diatas perforasi yang akan di squeeze

- Terdapat perforasi atau casing bocor yang pernah di perbaiki di atas perforasi yang akan di squeeze.
Packer yang di pakai dari jenis retrievable packer yang di turunkan bersama tubing dan diset secara
mekanikal.

Prosedur Squeeze cementing dengan retrievable packer:

1. Packer di pasang di ujung tubing dan di bawah packer di pasang tail pipe dengan panjang
secukupnya yang akan memungkiinkan sirkulasi semua objek di depan peforasi.

2. Ujung tail pipe di tempatkan tepat di atas perforasi dan setelah packer di set, tubing dan casing di
test dengan tekanan.

3. Katup bay pass di buka dan semen di pompa di ikuti cairan pendorong sampai cement mencapai
ujung tubing.

4. Katup by pass di tutup, untuk mengisolir annulus dari tubing, kemudian

cement di pompa kedalam perforasi..

5. Setelah final squeeze pressure tercapai, katup by pass di buka dan kelebihan atau sisa cement di
dalam tubing di sirkulasi balik dengan meng unset packer terlebih dahulu.

Keuntungan squeeze dengan packer.

a. Casing dan tubing bisa di test dari kebocoran

b. Casing terlindung dari tekanan squeeze yang tinggi

c. Cement tetap berada di dalam tubing di atas packer

d. Bisa melakukan squeeze dengan tekanan tinggi

Kerugian-kerugianya.

a. Biaya tinggi

b. Resiko packer terjepit/stuck


c. Resiko meninggalkan ikan dalam sumur seperti rubber packer

Plug back Cementing (penyemenan sumbat)

Adalah suatu operasi di mana suatu bubur cement ( Cement slurry ) di tempatkan pada kedalaman
tertentu pada suatu sumur minyak, gas atau Geothermal.

Plug back Cementing di lakukan pada saat :

- Pengeboran

- Penyelesaian sumur

- Kerja ulang / Work over

Persiapan :

Persiapan penyemenan di lakukan di laboratorium test, dengan menggunakan beberapa komposisi


additives dan menggunakan air lokasi ( air yang akan di gunakan untuk penyemenan ). Catat Hasil
Compressive strength dan theckening time .

Tujuan Plug back.

- Meninggalkan suatu lapisan dalam rangka pindah ke lapisan lain.

- Mengisolasi lapisan air dan lapisan miyak/gas

- Menyediakan suatu bantalan sumbat untuk tujuan side track.

- Meninggalkan Sumur.

- Menutup daerah hilang sirkulasi.


Penutupan Sumur (dry hole)

- Permanan abandonment (penutupan seterusnya)

- Temporary abandonment (penutupan sementara), bila sewaktu waktu akan kembali untuk dibuka.

Membuat bantalan untuk side track

Bila dalam proses pemboran terjadi problema sehingga pemboran tidak bisa dilanjutkan sesui
rencana, maka alternative lain adalah lubang di belokan di tempat tertentu, sebelum di lakukan
pembelokan harus di lakukan plug back sebagai bantalan pembelokan.

Meninggalkan zona yang tidak produktip

Zona yang tidak produktip dengan pertimbangan ke ekonomian maka pada zona tersebut harus di
sekat dengan cement plug.

Mengatasi hilang lumpur.

Bila dalam melaksanakan pemboran terjadi hilang lumpur (loss) salah satu cara untuk mengatasi
zona loss tersebut dengan Cement plug.

rian nukir di 4:00:00 PM

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya
Foto saya

rian nukir

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

apa yang kau pikirkan ?

Welcome to my blog and Thank U for visiting .......HAVE A NICE DAY........

Sabtu, April 03, 2010

SISTEM PENYEMENAN DASAR

SISTEM PENYEMENAN

( CEMENTING SYSTEM )

Oleh : Arif Eka Rahmanto

Penyemenan suatu sumur merupakan salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya dalam suatu operasi
pemboran. Berhasilnya atau tidaknya suatu pemboran, diantaranya tergantung dari berhasil tidaknya
penyemenan sumur tersebut. Peralatan penyemenan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu :

1. Peralatan di atas permukaan (surface equipment)

2. Peralatan di bawah permukaan (subsurface equipment)


Peralatan Diatas Permukaan

Peralatan penyemenan di atas permukaan meliputi :

a. Cementing unit

Adalah suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan bubur semen dan lumpur
pendorong dalam proses penyemenan.

Cementing unit terdiri dari :

o Tangki semen : untuk menyimpan semen kering.

o Hopper : untuk mengatur aliran dari semen kering dan air yang ditempatkan bersama-sama dalam
hopper, sehingga akan menghasilkan bubur semen yang benar-benar homogen.

o Jet Mixer : untuk mengaduk semen kering dan air yang ditempatkan bersam-sama dalam hopper,
sehingga akan menghasilkan bubur semen yang benar-benar homogen.

o Motor penggerak pompa dan pompa : berfungsi untuk memompa bubur semen.

Jenis-jenis cementing unit :

1. Truck mounted cementing unit

2. Marine cementing unit


3. Skit mounted cementing unit

b. Flow line

Merupakan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur semen yang dipompakan dari cementing unit
ke cementing head.

c. Cementing head

Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang bor.

Ada dua type cementing head, yaitu :

1. Mac clatchie cementing head. Merupakan type cementing head yang cara penggunaannya (pada
waktu pemasukan bottom plug dan top plug) dengan jalan membuka dan memasang kembali.

2. Plug container. Type ini lebih praktis dari mac clatchie, karena pada plug container ini memasangnya
top plug dan bottom plug tidak perlu membukanya, akan tetapi sudah terpasang sebelumnya.

Peralatan Dibawah Permukaan

Peralatan penyemenan dibawah permukaan meliputi :

a. Casing

Merupakan pipa selubung yang berfungsi untuk :

o Melindungi lubang bor dari pengaruh-pengaruh fluida formasi dan tekanan-tekanan di sekitarnya.
o Melindungi lubang bor dari keguguran.

o Memisahkan formasi produktif satu dengan lainnya.

o Bersama-sama memperkuat dinding lubang bor serta mempermudah operasi produksi nantinya.

Jenis-jenis casing :

1. Conductor casing

2. Intermediate casing

3. Production casing

Spesifikasi casing

1. Diameter : 26, 20, 13 3/8, 9 5/8, 7 dst.

2. Grade : p. 110, h. 40, j. 55, n. 80.

3. Panjang : 30 ft/stand

4. Berat : 23 lb/ft, 26 lb/ft, 29 lb/ft


5. Thread : 4 thread/inch. 60

b. Centralizer

Untuk mendapatkan cincin semen yang baik (merata), casing harus terletak di tengah-tengah lubang,
untuk itu casing dilengkapi dengan centralizer.

Fungsi centralizer :

o Menempetkan casing di tengah-tengah lubang

o Menyekrap mud cake

o Mencegah terjadinya differential sticking.

Centralizer dibuat dari bahan baja, sehingga mampu mendorong casing di tengah-tengah lubang.

c. Scratchers

Adalah suatu alat yang dirangkaikan/dipasang pada casing dan berfungsi untuk membersihkan dinding
lubang bor dari mud cake, sehingga didapat lubang bor yang bersih.

Ada dua jenis scratchers :

1. Rotation type wall scratcher


2. Reciprecasing type scratcher

Pemasangan scratcher pada casing pada umumnya dilas, tetapi dewasa ini dipasang dengan step collar
atau clamps. Reciprecasing scratcher pada umumnya dipasang pada interval 15-20 ft sepanjang daerah
yang disusun, sedang rotating scratcher pada zona produktif (porous).

d. Peralatan floating

Terdiri dari :

1. Shoe : casing shoe/guide shoe, float shoe

2. Collar : guide collar, float collar

Casing shoe

Biasanya berbentuk bulat pada bagian bawah dan ditempatkan pada ujung terbawah dari rangkaian
casing dan dalamnya tidak terdapat valve (katub). Casing shoe berfungsi sebagai sepatu dan pemandu
untuk memudahkan pemasukan rangkaian casing (running casing), agar tidak terjadi sangkutan pada
dinding lubang bor, shoe ini dibuat dari bahan yang dapat dibor lagi (drillable).

Float shoe

Pada prinsipnya sama dengan casing shoe, hanya pada float shoe dilengkapi dengan valve (katub), yang
berfungsi untuk :

o Mencegah aliran balik, mencegah blow out melalui casing pada waktu casing diturunkan.
o Mencegah aliran balik semen, setelah proses penyemenan selesai.

o Memperkecil beban menara, pada drilling line dan casing itu sendiri

Jadi float ini hanya dapat mengalirkan semen/lumpur ke daerah saja (satu arah). Float shoe ini dibuat
dari bahan yang dapat dibor lagi.

Merupakan suatu shock penahan yang dipasang beberapa meter di atas shoe, berfungsi untuk menahan
bottom plug dan top plug.

Dibuat dari bahan yang dapat dibor lagi (drillable).

Ada dua jenis collar :

o Guide collar : tidak dilengkapi valve, sehingga tidak dapat menahan tekanan balik.

o Float collar : dilengkapi valve.

e. Shoe trach

Merupakan pipa casing yang dipasang antara shoe dan collar sepanjang satu batang atau lebih,
tergantung dari ketinggian semen diannulus. Karena ketinggian semen di annulus akan menentukan
perbedaan tekanan hidrostatik diluar dan didalam casing pada waktu memasukkan top plug. Shoe trach
berfungsi untuk menampung bubur semen yang bercampur udara atau lumpur pendorong, agar tidak
keluar annulus disekitar shoe.

f. Cementing plug
1. Bottom plug

Berfungsi untuk mencegah adanya kontaminasi antara lumpur dengan bubur semen. Jadi untuk
mendorong lumpur yang berada didalam casing dan memisahkan casing dari semen dan juga
membersihkan mud film didalam dinding casing, pada bottom plug terdapat membran yang pada
tekanan tertentu dapat pecah, sehingga semen akan mengalir keluar dan terdorong ke annulus sampai
mencapai tujuan yang diharapkan. Bottom plug terbuat dari bahan karet, pada bagian luar dan cast
alluminium pada bagian dalamnya.

2. Top plug

Berfungsi untuk mendorong bubur semen, memisahkan semen dari lumpur pendorong agar tidak terjadi
kontaminasi, membersihkan sisa-sisa semen dalam casing. Alat ini sebagian besar terbuat dari karet dan
pada bagian bawahnya digunakan plat alluminium dan tidak mempunyai membrane (selaput tipis).
Apabila top plug ini sudah duduk (sampai pada bottom plug) dibawah,maka tekanan pemompaan akan
naik secara tiba-tiba (bumping pressure) dan pada saat itu pemompaan dihentikan.

Peralatan Pada Stage Cementing (Penyemenen Bertingkat)

Peralatan diatas permukaan

Pada stage cementing adalah sama dengan peralatan penyemenan yang telah dibahas di muka (primary
cementing).

Peralatan dibawah permukaan

a. Stage cementing collar

Berfungsi untuk melewatkan bubur semen setelah penyemenan pertama dilakukan (primary cementing).

Penyemenan bertingkat dilakukan bila :


1. Sumur terlalu dalam

2. Formasi di atas dan di bawah zona yang disemen cukup kompak dan cukup jauh.

3. Menghindari tekanan pompa yang berlebihan, sehingga dapat mengurangi biaya.

b. Cement basket

Letak di bawah stage cementing collar, berfungsi untuk menyekat ruang annulus antara ruang bawah dan
ruang atas stage collar.

c. Trip plug

Setelah primary cementing selesai, maka dimasukkan trip plug. Plug ini berfungsi untuk membuka
lubang pada stage cementing collar. Karena beratnya, trip plug ini turun kebawah yang akhirnya
mencapai sampai pada stage cementing collar (pada lower inner sleeve).

Dengan tekanan tertentu lower inner sleeve akan turun dan membuka lubang pada stage cementing
collar disebut cementing ports.

d. Shut off plug

Setelah pendorongan bubur semen selesai, kemudian dimasukkan shut off plug yang berfungsi untuk
menutup cementing port sehingga tidak terjadi aliran balik.

Gambaran Perlatan
Centralizer

Pic. Istimewa

Fungsi

o Menempatkan casing di tengah-tengah lubang

o Menyekrap mud cake

o Mencegah terjadinya differential sticking

Mekanisme Kerja

Centralizer ditempatkan diluar casing untuk menengahkan casing agar diperoleh cincin semen yang baik.

Tabel 1

Spesifikasi Centralizer

Size (in)

Product number
Centralizer

Turbo centralizer

155 20

157 20

155 25

157 25

155 35

157 35

4
155 45

157 45

4 x 7 7/8

156 45

158 45

155 50

157 50

155 55

157 55

6 5/8

155 65
157 65

155 70

157 70

8 5/8

155 85

157 85

9 5/8

155 95

157 95

10

155 10
157 10

13 3/8

155 13

157 13

Guide Shoe

www.cteltd.com/products-fe.html

Fungsi

Guide shoe berfungsi sebagai sepatu dan pemandu untuk memudahkan pemasukan rangkaian casing,
agar tidak terjadi sangkutan pada dinding lubang bor.

Mekanisme Kerja

Ditempatkan pada ujung terbawah dari rangkaian casing untuk memudahkan pemasukan rangkaian
casing.
Table.2

Spesifikasi Guide Shoe

Casing size (in)

Guide shoe

135 20

135 25

135 35

4
4

135 40

135 45

135 50

6 5/8

135 55

135 65

135 70
7 5/8

8 5/8

9 5/8

135 75

135 85

135 95

10

11

13

135 10

135 11

135 13
Float Shoe

Fungsi

Float shoe berfungsi untuk mencegah aliran balik pada waktu casing diturunkan, mencegah aliran balik
semen, dan memperkecil beban menara, pada drilling line dan casing itu sendiri.

Mekanisme Kerja

Untuk memudahkan pemasukan rangkaian casing (running casing), agar tidak terjadi sangkutan pada
dinding lubang bor. Floet shoe dilengkapi dengan valve (katub).

Table 3

Spesifikasi Fload Shoe


Casing size (in)

Float shoe

125 20

125 25

125 35

125 40
125 45

125 50

6 5/8

125 55

125 65

125 70

7 5/8

8 5/8

9 5/8

125 75
125 85

125 95

10

11

13

125 10

125 11

125 13

Bottom Plug
www.iruc.com/products/cement.html

Fungsi

o Mencegah adanya kontaminasi antara lumpur dengan bubuk semen

o Mendorong lumpur yang berada di dalam casing

o Memisahkan casing dari semen dan membersihkan mud film di dalam dinding casing.

Mekanisme

Mendorong lumpur di dalam casing dan dengan pecahnya membran maka semen akan mengalir keluar
dan terdorong ke annulus.

Table.4

Spesifikasi Bottom Plug

Casing size

OD

Length
Wt

6 5/8

8
4

7 5/8

8 5/8

6
9 5/8

10

10

10

11

11

11

13
Top plug

www.iruc.com/products/cement.html

Fungsi

Berfungsi untuk mendorong bubur semen, memisahkan semen dari lumpur pendorong agar tidak terjadi
kontaminasi, membersihkan sisa-sisa semen dalam casing.

Mekanisme Kerja

Top plug berada di atas bottom plug dipisahkan oleh bubur semen, setelah top plug ini sampai pada
bottom plug maka tekanan akan naik secara tiba-tiba dan pada saat itu pemompaan dihentikan.

Tabe.5

Spesifikasi Top Plug

Casing size

OD
Length

Wt

6 5/8

8
4

7 5/8

8 5/8

9
6

9 5/8

10

10

10

11

11

11

13
Scratcher

Pic. Istimewa

Fungsi

Berfungsi untuk membersihkan dinding lubang bor dari mud cake sehingga didapat lubang bor yang
bersih.

Mekanisme Kerja

Dipasang pada bagian luar casing sehingga dapat membersihkan dinding lubang bor.

Table 6

Spesifikasi B & W Reciprocating scratchers & turbulators

Series

Type
Max OD = casing OD

Multi-flex

EA 10

EA 20

EA 30

Slip on

Latch on

Split body

Multi-flex clusters

EA 14

Slip on (series of 4)
7

Nu-Coil (Shoot wire)

ECO5

EC15

EC16 close tolerance

Slip on

Latch on

Slip on

Nu-coil (long wire)

EC 10

EC 20
Slip on

Latch on

Turbulator

ED 10

ED 20

Slip on

Latch on

Cement Basket
www.gauravassociate.com/cement-b...ets.html

Fungsi

Untuk menyekat ruang annulus antara ruang bawah stage collar dan bagian atas stage collar.

Mekanisme Kerja

Letak dibawah stage cementing collar , menyekat ruang annulus antara ruang bawah dan bagian atas
stage colar.

Tabel 7

Spesifikasi Cement Basket

Casing size

4
5

8 5/8

Expansion (in inches)

Minimum

3 7/8

10

Maximum

8
10

12

14

16

18

Larger size are available on request

Trip plug

Fungsi
Untuk membuka lubang pada stage cementing collar.

Mekanisme Kerja

Berat trip plug membuatnya turun kebawah sampai pada stage cementing collar (pada lower inner
sleeve).

Tabel 8

Spesifikasi Trip Plug

Casing size

OD

Length

Weight

8
2

6 5/8

8
4

7 5/8

8 5/8

9 5/8

7
10

10

10

11

11

11

13

12

12

12

15
13

12

13

15

16

16

16

35

18 5/8

18

20

63

20
19

20

63

Cementing Head

www.cobertecn.com/en/content.asp...FID%3D21

Fungsi

Untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk kedalam lubang bor

Mekanisme

Cara penggunaannya pada waktu pemasukan bottom plug dan top plug dengan jalan membuka dan
memasang kembali.

Tabel.9
Spesifikasi Mac Clathie Head

Casing Head, mm

Weight, kg

Test Pressure, psi

88.9

100

8000

114.3

105

8000

127.0

120

7000
139.7

125

8000

168.3

140

7000

Mixing Hopper

rose-wallmfg.com/water-well-dril...ucts.htm

Fungsi :

Mixing Hopper merupakan peralatan yang berfungsi sebagai tempat untuk menambah additives ke
dalam lumpur.
Mekanisme Kerja :

Mixing Hopper adalah peralatan yang bentuknya menyerupai corong. Melalui corong ini, additives padat
ke dalam zat cair pengeboran pada waktu perawatan di dalam kolam Lumpur. Hopper Jet bekerja
berdasarkan prinsip pakum atau ruang hampa. Hopper-hopper pencampuran ini dapat mengerjakan 5
sampai 10 karung (sampai 400 Kg) bahan-bahan dalam semenit.

Tabel .10

Spesifikasi Mixxing Hopper

Length Overal

8 ft

0 in

High Overal

3 ft

4 in

Width Overal
5 ft

1 in

Casing

treasurepicks.blogspot.com/2008_...ive.html

Fungsi

Untuk memperkuat dinding lubang bor dengan semen,, memisahkan zona produktif dan melindungi
lubang bor dari keruntuhan.

Mekanisme Kerja

Casing dipasang mulai dari permukaan yang disebut dengan surface acsing. Lalu memasang coductor
casing, intermidiate casing dan yang terakhir pada zona formasi produktif adalah production casing,
dimana semakin kedalam diameter casing semakin kecil.
Tabe.11

Spesifikasi Casing

Diameter

Grade

Panjang

Berat

Thread

Size

CDode Order

26

20
13 3/8

9 5/8

p 110

h 40

j 55

n 80

30 ft/stand

23 lb/ft

26lb/ft

29lb/ft

4 thread / in

4
5

8 5/8

133/4

16

5611-044

56011-050

56011-085

56011-133

56011-100

Stage Cementing Collar

www.glossary.oilfield.slb.com/Di...ID%3D517

Fungsi
Untuk melewatkan bubur semen setelah Primary cementing dan untuk menghindari tekanan pompa
berlebihan.

Mekanisme Kerja

Penyemenan bertingkat dilakukan bila sumur terlalau dalam dan formasi diatas dan dibawah zona cukup
kompak dan jauh. Maka alat alat ini dapat digunakan pada saat kondisi tersebut.

Tabel .12

Spesifikasi Stage Cementing Collar

Normal Size

Length (in)

OD (in)

Code

32
5.1562

54001-54044

33

6.0500

54001-54050

34

82500

54001-54070

8 5/8

35
10.000

54001-54085

Salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya dalam suatu operasi pemboran adalah penyemenan.
Berhasil tidaknya suatu pemboran, diantaranya tergantung dari berhasil tidaknya penyemenan sumur
tersebut. Penyemenan bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang sumur, melindungi
casing dari masalah-masalah mekanis dan fluida formasi yang bersifat korosif, serta untuk memisahkan
zona yang satu dengan zona yang lain dibelakang casing.

Penyemenan condoctor casing bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi fluida pemboran
dengan formasi. Penyemenan intermediate casing bertujuan untuk menutup tekanan formasi abnormal
atau untuk mengisolasi daerah lost circulation. Penyemenan production casing bertujuan untuk
mencegah terjadinya aliran antar formasi dan mencegah terjadinya korosi pada casing.

Centralizer dan scratchers dipasang pada bagian luar casing untuk menengahkan casing (agar didapatkan
cincin semen yang baik) dan membersihkan dinding lubang bor dari mud cake.

Perbedaan antara mac clatchie cementing head dengan plug container yaitu pada plug container bottom
dan top plug sudah terpasang sebelumnya sedangkan pada mac clatchie cementing head bottom plug
dan top plug belum terpasang.

Sumber :

1. API Specification for Material and Testing for well cements, API Spec. 10, 4 Edition, 1988.
2. Rabia, Hussain, Well Engineering & Construction, Entrac Consulting Ltd, 2001.

3. Specification for Material and Testing for well cements, API Spec. 10, Dallas (Jan.1982)

4. Sales and Service Catalog, Haliburton Service, Ducan, OK.

5. Diktat Kuliah Teknik Pemboran II, Jurusan Teknik Perminyakan, Universitas, Trisakti, 2001.

6. Penuntun Praktikum Teknik Lumpur Pemboran, Laboratorium Teknik Pemboran Dan Produksi, Jurusan
Teknik Perminyakan, Jakarta, 2001.

7. Preston, L, Moore, Drilling Practice Manual, The Petroleum PublishingCo, Tulsa, 1974.

Product Spesification 2007, www.halliburton.com, Haliburton, 2007

Arif Eka R at 11:03:00 AM

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Links to this post

Buat sebuah Link

Beranda

Lihat versi web

About Me

Arif Eka R

apayangkaupikirkan

Diberdayakan oleh Blogger.

Everything You Want

MONDAY, MAY 30, 2011

Cementing

7.1.2. JENIS PENYEMENAN

Berdasarkan alasan dan tujuannya, penyemenan dapat dibagi dua, yaitu primary cementing, dan
squee-ze cementing.

Primary Cementing

Merupakan penyemenan pertama kali yang dilakukan setelah pipa selubung diturunkan kedalam
sumur.

Penyemenan antara formasi dengan pipa selubung bertujuan untuk :

1. Melindungi formasi yang akan dibor dari formasi sebelumnya dibelakang pipa selubung yang
mungkin bermasalah .

2. Mengisolasi formasi tekanan tinggi dari zona dangkal sebelumnya.

3. Melindungi daerah produksi dari water-bearing sands.

Suspensi semen biasanya ditempatkan dibelakang pipa selubung. Suatu kondisi pemboran tertentu
mungkin mengharuskan untuk penyemenan annulus tanpa penyemenan annulus secara keseluruhan.
Penyebab yang umum adalah adanya zona lost circulation yang memungkinkan semen bersirkulasi
kembali keatas. Sebab lain yang mungkin adalah kesalahan dalam pembuatan suspensi semen.

Liner disemen dengan suspensi semen yang lebih ringan daripada rangkaian pipa selubung. Pada
saat liner diturunkan kedalam lubang sumur, suspensi semen harus langsung dipompakan.
Pensirkulasian suspensi semen dengan volume berlebih dapat me-nyebabkan masalah-masalah
pemboran, antara lain :

1. Jika suspensi semen dengan volume berlebih disirkulasikan keatas melalui annulus, mungkin akan
diperlukan waktu tambahan, dimana kemungkinan semen akan mengeras di annulus.

2. Sedangkan jika suspensi semen dengan volume berlebih tersebut sirkulasinya dikembalikan melalui
pipa bor, tekanan hidrostatik dan tekanan friksi pada dudukan pipa selubung akan menyebabkan
terjadinya lost circulation.

Squeeze Cementing

Untuk menyempurnakan dan menutup rongga-rongga yang masih ada setelah primary cementing,
dapat dilakukan squeeze cementing.

Aplikasi pokok untuk squeeze cementing antara lain adalah :

1. Menyempurnakan primary cementing ataupun untuk perbaikan terhadap hasil penyemenan yang
rusak.

2. Mengurangi water-oil ratio, gas-oil ratio dan water-gas ratio

3. Menutup kembali zona produksi yang diperforasi apabila pemboran mengalami kegagalan dalam
mendapatkan minyak.

4. Memperbaiki kebocoran pada pipa selubung

5. Menghentikan lost circulation yang terjadi pada saat pemboran berlangsung

Pertimbangan yang paling penting dalam operasi squeeze cementing adalah teknik penempatan dan
pembuatan suspensi semen yang akan digunakan.

Squeeze cementing juga dapat digunakan untuk menurunkan ratio fluida produksi. Volume gas yang
besar memungkinkan untuk terjadinya pengurangan tekanan reservoir lebih cepat, bersamaan dengan
pembentukan harga pemisah yang berlebih pada fasilitas produksi permukaan oleh volume air yang
besar. Bagian perforasi tertentu mungkin harus ditutup dengan pemompaan suspensi semen, sehingga
volume gas dan air dapat dikurangi dengan penyemenan dibagian atas dan bawah perforasi secara
berurutan
Lost circulation seringkali dapat diatasi dengan squeeze cementing, dengan catatan proses
penyemenan harus sesuai dengan jenis lost circulation yang terjadi.

Ada empat metode squeeze cementing yang saat ini digunakan, yaitu bradenhead methods, packer
squeeze methods, balanced plug methods, dan dump bailer methods.

a. Bradenhead Method

Dalam metode ini drill pipe diturunkan hingga berada tepat diatas perforasi (atau zona) yang akan
mendapatkan squeezed off. Kemudian semen ditempatkan guna menutupi zona tersebut. Pipe rams lalu
ditutup dan diterapkan tekanan hasil perhitungan dari permukaan guna melakukan squeeze off terhadap
perforasi tersebut.

b. Packer Squeeze Method

Pada metode ini retrievable packer atau retainer packer diturunkan hingga berada tepat diatas zoana
yang akan di sqieezed off. Retrievable packer, ditempatkan pada pipa bor. Retainer packer dijalankan
dengan wire line dan diset dengan special setting kit. Jika volume total semen telah di squeezed off,
maka semen berlebih harus dipompakan agar kembali sehingga tidak akan menyemen pipa bor.

c. Hesitation Squeeze

Metode ini secara khusus digunakan pada zona dengan permeabilitas rendah. Sebuah pipa bor
digunakan dalam menempatkan semen sepanjang zone of interest dan bubur semen dipompa dan
dihesitasi.

d. Plugging-back Operation

Operasi ini meliputi penempatan cemen plug sepanjang zona yang akan di plug off.

Plug semen digunakan untuk :

Meninggalkan lower depleted zones.

Plug off atau meninggalkan seluruh sumur atau sebagian dari sebuah open hole.

Memberikan kick of point untuk operasi side track drilling.

Menutup zona lost circulation pada open hole.

e. Balanced Plug Method

Pada metode ini hanya digunakan pipa bor. Pre-flush dipompakan sebelum semen dan lalu diikuti oleh
fluida pembatas (spacer).
Prinsipnya adalah menempatkan kolom semen pada pipa bor yang tingginya harus sama dengan yang
terdapat pada annulus.

7.1.3. METODE PENYEMENAN

Berdasarkan pada metode yang digunakan, proses penyemenan dapat dibedaka menjadi dua jenis,
yaitu single stage cementing, dan multy stage cementing.

a. Single Stage Cementing

Single stage cementing umumnya digunakan untuk melakukan penyemenan terhadap pipa konduktor
dan surface. Sejumlah lumpur disiapkan dan dipompakan ke dalam casing.

Perlu dicatat pula bahwa seluruh bagian internal dari peralatan casing, termasuk float shoe, wiper plug
dan lain sebagainya merupakan peralatan yang dengan mudah dapat hancur bila dibor.

b. Multi Stage Cementing

Multi stage cementing diterapkan pada penyemenan rangkaian casing yang panjang khususnya guna :

Mengurangi tekanan total pemompaan .

Mengurangi tekanan total hidrostatis pada formasi-formasi lemah sehingga tidak terjadi atau
terbentuk rekahan.

Memungkinkan pemilihan penyemenan daripada formasi.

Memungkinkan penyemenan keseluruhan total panjang casing.

Memastikan penyemenan efektif di sekeliling shoe dari rangkaian casing sebelumnya.

Pada multi stage cementing sebuah stage cementer dipasang pada posisi tertentu pada rangkaian
casing. Posisi stage cementer ditentukan oleh panjang total kolom semen dan kekuatan formasi.

Untuk pekerjaan two-stage cementing, sebuah one-stage cementer digunakan pada rangkaian casing.
Casing lalu diturunkan ke dasar lubang. Kemudian casing disirkulasikan dengan sejumlah volume sebesar
dua kali kapasitas lubang. Tahap pertama penyemenan ditujukan sebagai operasi tahap tunggal, akan
tetapi bagian top kolom semen berakhir tepat dibawah stage cementer.

Tahap kedua diawali dengan menjatuhkan sebuah opening bomb dari permukaan sehingga
memungkinkan untuk jatuh pada opening seat pada stage collar. Saat bomb telah ditempatkan, tekanan
pemompaan sebesar 1200 - 1500 psi diatas tekanan sirkulasi diterapkan pada penyeretan pin penahan
dan memungkinkan sebuah bottom sleeve bergerak turun. Gerakan sleeve akan membuka terminal,
sehingga menetapkan hubungan antara bagian dalam (internal) casing dengan annulus. Lumpur
kemudian disirkulasikan guna mengkondisikan sumur yang ditujukan untuk memulai tahap kedua.
Volume semen yang diperlukan untuk tahap kedua lalu dipompakan dan diikuti dengan sebuah
closing plug. Bubur semen melewati terminal dari stage cementer dan akan ditempatkan pada annular
area. Jika plug telah mencapai stage cementer maka tekanan sebesar 1500 psi diatas tekanan yang
diperlukan untuk mensirkulasikan semen diterapkan pada closing plug sehingga mendorong upper
sleeve turun dan dengan demikian akan menutup terminal dan menyekat ruang antara casing dengan
annulus. Sehingga dengan demikian keseluruhan rangkaian casing telah disemen.

7.1.4. MEKANIKA PENYEMENAN

Persiapan dan pemompaan bubur semen

Tergantung pada kedalaman lubang dan temperatur dasar lubang yang diperkirakan, additiv kimia
yang ditambahkan untuk mengontrol sifat-sifat semen yang akan dimiliki setelah semen mengeras.

Bubur semen disiapkan dengan mencampurkan semen kering dengan sebuah water jet. Hasil
campuran diarahkan ke dalam sebuah tangki, dimana akan diuji densitas dan viskositasnya. Bubur semen
kemudian dihisap oleh sebuah pompa tripleks yang kuat dan dipompakan pada tekanan tinggi sehingga
masuk ke dalam casing melalui cementing head.

Cementing head menghubungkan top dari casing dengan unit pompa. Pada alat ini terdapat dua
katup penahan yang berfungsi menahan top dan bottom wiper plugs. Alat ini juga dilengkapi dengan
sebuah manifold yang dapat dihubungkan dengan unit pompa semen atau sebuah pompa rig.

Operasi penyemenan berlanjut dengan membuka katup penahan bottom wiper plugs dan
mengarahkan bubur semen melewati top valve. Kemudian bubur semen akan mendorong bottom plug
masuk ke dalam casing sampai plug mencapai dan duduk diatas float collar. Pemompaan diteruskan
hingga meruntuhkan diafragma sentral pada plug yang akan memungkinkan semen agar dapat mengalir
lewat dan menempati sekeliling casing. Jika volume keseluruhan semen telah tercampur, maka
pemompaan dihentikan dan top wiper plug ditempatkan pada cementing head. Kemudian lumpur
pemboran dipompakan melalui top valve, yang akan mendorong top wiper plug turun ke dalam casing.
Jika top plug telah mencapai bottom plug maka sumur ditutup dan bubur semen dibiarkan agar
mengeras.

7.2. PERALATAN PENYEMENAN

Proses penyemenan terdiri dari pencampuran air dengan semen dalam perbandingan tertentu dan
dengan additive tertentu pula. Pendorongan semen dapat dilakukan dengan sistem sirkulasi ke belakang
casing, ditekan masuk ke formasi atau ditempatkan sebagai suatu plug atau sumbat pada lubang yang
tidak merupakan perforasi completion (misalnya disini open hole completion).
Peralatan penyemenan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu peralatan di atas
permukaan (surface equipment), dan peralatan bawah permukaan.

7.2.1. PERALATAN DI ATAS PERMUKAAN

Peralatan penyemenan terdapat di atas permukaan meliputi Cementing unit, Flow line, dan
Cementing head.

A. Cementing Unit

Cementing unit adalah merupakan suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan
bubur semen (slurry) dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan.

Cementing Unit terdiri dari :

Tanki Semen

Untuk menyimpan semen kering.

Hopper

Untuk mengatur aliran dari semen kering agar merata.

Jet Mixer

Mixer yang umum digunakan sekarang ini adalah jet mixer dimana dipertemukan dua aliran yaitu bubur
semen dan air yang ditentukan melalui venturi agar dapat mengalir dengan deras dan dapat
menghasilkan turbulensi, yang dapat menghasilkan pencampuran yang baik dan benar-benar homogen.
Densitas slurry dapat diukur dengan mud balance

Motor penggerak pompa dan pompa semen

berfungsi untuk memompa bubur semen.

Jenis-jenis sementing unit :

1. Truck mounted cementing unit

2. Marine cementing unit

3. Skit mounted cementing unit

Mengontrol rate dan tekanan, jenis pompa dapat berupa duplex double acting piston pump dan single
acting triplex plunger pump. Plunger pump lebih umum dipakai karena slurry dapat dikeluarkan dengan
rate yang lebih uniform dan tekanannya lebih besar.

B. Flow Line
Pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur semen yang dipompakan dari cementing unit ke
cementing head.

C. Cementing Head

Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang bor. Ada dua tipe cementing head,
yaitu :

1. Mac Clatchie Cementing Head

Merupakan type cementing head yang cara penggunaannya pada waktu pemasukan bottom plug dan
top plug dengan jalan membuka dan memasang kembali.

2. Plug Container

Jenis ini tidak praktis dari pada mac clatchie, karena pada plug contanier ini memasangnya top plug dan
bottom plug tidak perlu membukanya, akan tetapi sudah terpasang sebelumnya.

SUMBER

Ichlasul Amal Sudarmi at 3:58 PM

Share

1 comment:

AnonymousSeptember 11, 2012 at 11:51 PM

Makasi PAK Buk ADMI yang buat ini,infonya bagus sekali,,,cuma saran aja,,sebaiknya disetai gambar
animasi atau video prosesnya mka link ini akan jd sempurna,,trimss...

Reply

Home

View web version

ABOUT ME

My photo

Ichlasul Amal Sudarmi

View my complete profile

Powered by Blogger.

Everything You Want

MONDAY, MAY 30, 2011

Cementing

7.1.2. JENIS PENYEMENAN

Berdasarkan alasan dan tujuannya, penyemenan dapat dibagi dua, yaitu primary cementing, dan
squee-ze cementing.

Primary Cementing

Merupakan penyemenan pertama kali yang dilakukan setelah pipa selubung diturunkan kedalam
sumur.

Penyemenan antara formasi dengan pipa selubung bertujuan untuk :

1. Melindungi formasi yang akan dibor dari formasi sebelumnya dibelakang pipa selubung yang
mungkin bermasalah .

2. Mengisolasi formasi tekanan tinggi dari zona dangkal sebelumnya.

3. Melindungi daerah produksi dari water-bearing sands.

Suspensi semen biasanya ditempatkan dibelakang pipa selubung. Suatu kondisi pemboran tertentu
mungkin mengharuskan untuk penyemenan annulus tanpa penyemenan annulus secara keseluruhan.
Penyebab yang umum adalah adanya zona lost circulation yang memungkinkan semen bersirkulasi
kembali keatas. Sebab lain yang mungkin adalah kesalahan dalam pembuatan suspensi semen.

Liner disemen dengan suspensi semen yang lebih ringan daripada rangkaian pipa selubung. Pada
saat liner diturunkan kedalam lubang sumur, suspensi semen harus langsung dipompakan.
Pensirkulasian suspensi semen dengan volume berlebih dapat me-nyebabkan masalah-masalah
pemboran, antara lain :

1. Jika suspensi semen dengan volume berlebih disirkulasikan keatas melalui annulus, mungkin akan
diperlukan waktu tambahan, dimana kemungkinan semen akan mengeras di annulus.

2. Sedangkan jika suspensi semen dengan volume berlebih tersebut sirkulasinya dikembalikan melalui
pipa bor, tekanan hidrostatik dan tekanan friksi pada dudukan pipa selubung akan menyebabkan
terjadinya lost circulation.

Squeeze Cementing

Untuk menyempurnakan dan menutup rongga-rongga yang masih ada setelah primary cementing,
dapat dilakukan squeeze cementing.

Aplikasi pokok untuk squeeze cementing antara lain adalah :

1. Menyempurnakan primary cementing ataupun untuk perbaikan terhadap hasil penyemenan yang
rusak.

2. Mengurangi water-oil ratio, gas-oil ratio dan water-gas ratio

3. Menutup kembali zona produksi yang diperforasi apabila pemboran mengalami kegagalan dalam
mendapatkan minyak.

4. Memperbaiki kebocoran pada pipa selubung

5. Menghentikan lost circulation yang terjadi pada saat pemboran berlangsung

Pertimbangan yang paling penting dalam operasi squeeze cementing adalah teknik penempatan dan
pembuatan suspensi semen yang akan digunakan.

Squeeze cementing juga dapat digunakan untuk menurunkan ratio fluida produksi. Volume gas yang
besar memungkinkan untuk terjadinya pengurangan tekanan reservoir lebih cepat, bersamaan dengan
pembentukan harga pemisah yang berlebih pada fasilitas produksi permukaan oleh volume air yang
besar. Bagian perforasi tertentu mungkin harus ditutup dengan pemompaan suspensi semen, sehingga
volume gas dan air dapat dikurangi dengan penyemenan dibagian atas dan bawah perforasi secara
berurutan
Lost circulation seringkali dapat diatasi dengan squeeze cementing, dengan catatan proses
penyemenan harus sesuai dengan jenis lost circulation yang terjadi.

Ada empat metode squeeze cementing yang saat ini digunakan, yaitu bradenhead methods, packer
squeeze methods, balanced plug methods, dan dump bailer methods.

a. Bradenhead Method

Dalam metode ini drill pipe diturunkan hingga berada tepat diatas perforasi (atau zona) yang akan
mendapatkan squeezed off. Kemudian semen ditempatkan guna menutupi zona tersebut. Pipe rams lalu
ditutup dan diterapkan tekanan hasil perhitungan dari permukaan guna melakukan squeeze off terhadap
perforasi tersebut.

b. Packer Squeeze Method

Pada metode ini retrievable packer atau retainer packer diturunkan hingga berada tepat diatas zoana
yang akan di sqieezed off. Retrievable packer, ditempatkan pada pipa bor. Retainer packer dijalankan
dengan wire line dan diset dengan special setting kit. Jika volume total semen telah di squeezed off,
maka semen berlebih harus dipompakan agar kembali sehingga tidak akan menyemen pipa bor.

c. Hesitation Squeeze

Metode ini secara khusus digunakan pada zona dengan permeabilitas rendah. Sebuah pipa bor
digunakan dalam menempatkan semen sepanjang zone of interest dan bubur semen dipompa dan
dihesitasi.

d. Plugging-back Operation

Operasi ini meliputi penempatan cemen plug sepanjang zona yang akan di plug off.

Plug semen digunakan untuk :

Meninggalkan lower depleted zones.

Plug off atau meninggalkan seluruh sumur atau sebagian dari sebuah open hole.

Memberikan kick of point untuk operasi side track drilling.

Menutup zona lost circulation pada open hole.

e. Balanced Plug Method

Pada metode ini hanya digunakan pipa bor. Pre-flush dipompakan sebelum semen dan lalu diikuti oleh
fluida pembatas (spacer).
Prinsipnya adalah menempatkan kolom semen pada pipa bor yang tingginya harus sama dengan yang
terdapat pada annulus.

7.1.3. METODE PENYEMENAN

Berdasarkan pada metode yang digunakan, proses penyemenan dapat dibedaka menjadi dua jenis,
yaitu single stage cementing, dan multy stage cementing.

a. Single Stage Cementing

Single stage cementing umumnya digunakan untuk melakukan penyemenan terhadap pipa konduktor
dan surface. Sejumlah lumpur disiapkan dan dipompakan ke dalam casing.

Perlu dicatat pula bahwa seluruh bagian internal dari peralatan casing, termasuk float shoe, wiper plug
dan lain sebagainya merupakan peralatan yang dengan mudah dapat hancur bila dibor.

b. Multi Stage Cementing

Multi stage cementing diterapkan pada penyemenan rangkaian casing yang panjang khususnya guna :

Mengurangi tekanan total pemompaan .

Mengurangi tekanan total hidrostatis pada formasi-formasi lemah sehingga tidak terjadi atau
terbentuk rekahan.

Memungkinkan pemilihan penyemenan daripada formasi.

Memungkinkan penyemenan keseluruhan total panjang casing.

Memastikan penyemenan efektif di sekeliling shoe dari rangkaian casing sebelumnya.

Pada multi stage cementing sebuah stage cementer dipasang pada posisi tertentu pada rangkaian
casing. Posisi stage cementer ditentukan oleh panjang total kolom semen dan kekuatan formasi.

Untuk pekerjaan two-stage cementing, sebuah one-stage cementer digunakan pada rangkaian casing.
Casing lalu diturunkan ke dasar lubang. Kemudian casing disirkulasikan dengan sejumlah volume sebesar
dua kali kapasitas lubang. Tahap pertama penyemenan ditujukan sebagai operasi tahap tunggal, akan
tetapi bagian top kolom semen berakhir tepat dibawah stage cementer.

Tahap kedua diawali dengan menjatuhkan sebuah opening bomb dari permukaan sehingga
memungkinkan untuk jatuh pada opening seat pada stage collar. Saat bomb telah ditempatkan, tekanan
pemompaan sebesar 1200 - 1500 psi diatas tekanan sirkulasi diterapkan pada penyeretan pin penahan
dan memungkinkan sebuah bottom sleeve bergerak turun. Gerakan sleeve akan membuka terminal,
sehingga menetapkan hubungan antara bagian dalam (internal) casing dengan annulus. Lumpur
kemudian disirkulasikan guna mengkondisikan sumur yang ditujukan untuk memulai tahap kedua.
Volume semen yang diperlukan untuk tahap kedua lalu dipompakan dan diikuti dengan sebuah
closing plug. Bubur semen melewati terminal dari stage cementer dan akan ditempatkan pada annular
area. Jika plug telah mencapai stage cementer maka tekanan sebesar 1500 psi diatas tekanan yang
diperlukan untuk mensirkulasikan semen diterapkan pada closing plug sehingga mendorong upper
sleeve turun dan dengan demikian akan menutup terminal dan menyekat ruang antara casing dengan
annulus. Sehingga dengan demikian keseluruhan rangkaian casing telah disemen.

7.1.4. MEKANIKA PENYEMENAN

Persiapan dan pemompaan bubur semen

Tergantung pada kedalaman lubang dan temperatur dasar lubang yang diperkirakan, additiv kimia
yang ditambahkan untuk mengontrol sifat-sifat semen yang akan dimiliki setelah semen mengeras.

Bubur semen disiapkan dengan mencampurkan semen kering dengan sebuah water jet. Hasil
campuran diarahkan ke dalam sebuah tangki, dimana akan diuji densitas dan viskositasnya. Bubur semen
kemudian dihisap oleh sebuah pompa tripleks yang kuat dan dipompakan pada tekanan tinggi sehingga
masuk ke dalam casing melalui cementing head.

Cementing head menghubungkan top dari casing dengan unit pompa. Pada alat ini terdapat dua
katup penahan yang berfungsi menahan top dan bottom wiper plugs. Alat ini juga dilengkapi dengan
sebuah manifold yang dapat dihubungkan dengan unit pompa semen atau sebuah pompa rig.

Operasi penyemenan berlanjut dengan membuka katup penahan bottom wiper plugs dan
mengarahkan bubur semen melewati top valve. Kemudian bubur semen akan mendorong bottom plug
masuk ke dalam casing sampai plug mencapai dan duduk diatas float collar. Pemompaan diteruskan
hingga meruntuhkan diafragma sentral pada plug yang akan memungkinkan semen agar dapat mengalir
lewat dan menempati sekeliling casing. Jika volume keseluruhan semen telah tercampur, maka
pemompaan dihentikan dan top wiper plug ditempatkan pada cementing head. Kemudian lumpur
pemboran dipompakan melalui top valve, yang akan mendorong top wiper plug turun ke dalam casing.
Jika top plug telah mencapai bottom plug maka sumur ditutup dan bubur semen dibiarkan agar
mengeras.

7.2. PERALATAN PENYEMENAN

Proses penyemenan terdiri dari pencampuran air dengan semen dalam perbandingan tertentu dan
dengan additive tertentu pula. Pendorongan semen dapat dilakukan dengan sistem sirkulasi ke belakang
casing, ditekan masuk ke formasi atau ditempatkan sebagai suatu plug atau sumbat pada lubang yang
tidak merupakan perforasi completion (misalnya disini open hole completion).
Peralatan penyemenan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu peralatan di atas
permukaan (surface equipment), dan peralatan bawah permukaan.

7.2.1. PERALATAN DI ATAS PERMUKAAN

Peralatan penyemenan terdapat di atas permukaan meliputi Cementing unit, Flow line, dan
Cementing head.

A. Cementing Unit

Cementing unit adalah merupakan suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan
bubur semen (slurry) dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan.

Cementing Unit terdiri dari :

Tanki Semen

Untuk menyimpan semen kering.

Hopper

Untuk mengatur aliran dari semen kering agar merata.

Jet Mixer

Mixer yang umum digunakan sekarang ini adalah jet mixer dimana dipertemukan dua aliran yaitu bubur
semen dan air yang ditentukan melalui venturi agar dapat mengalir dengan deras dan dapat
menghasilkan turbulensi, yang dapat menghasilkan pencampuran yang baik dan benar-benar homogen.
Densitas slurry dapat diukur dengan mud balance

Motor penggerak pompa dan pompa semen

berfungsi untuk memompa bubur semen.

Jenis-jenis sementing unit :

1. Truck mounted cementing unit

2. Marine cementing unit

3. Skit mounted cementing unit

Mengontrol rate dan tekanan, jenis pompa dapat berupa duplex double acting piston pump dan single
acting triplex plunger pump. Plunger pump lebih umum dipakai karena slurry dapat dikeluarkan dengan
rate yang lebih uniform dan tekanannya lebih besar.

B. Flow Line
Pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur semen yang dipompakan dari cementing unit ke
cementing head.

C. Cementing Head

Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang bor. Ada dua tipe cementing head,
yaitu :

1. Mac Clatchie Cementing Head

Merupakan type cementing head yang cara penggunaannya pada waktu pemasukan bottom plug dan
top plug dengan jalan membuka dan memasang kembali.

2. Plug Container

Jenis ini tidak praktis dari pada mac clatchie, karena pada plug contanier ini memasangnya top plug dan
bottom plug tidak perlu membukanya, akan tetapi sudah terpasang sebelumnya.

SUMBER

Ichlasul Amal Sudarmi at 3:58 PM

Share

1 comment:

AnonymousSeptember 11, 2012 at 11:51 PM

Makasi PAK Buk ADMI yang buat ini,infonya bagus sekali,,,cuma saran aja,,sebaiknya disetai gambar
animasi atau video prosesnya mka link ini akan jd sempurna,,trimss...

Reply

Home

View web version

ABOUT ME

My photo

Ichlasul Amal Sudarmi

View my complete profile

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai