Anda di halaman 1dari 13

LEMBARAN KERJA MAHASISWA

MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM PENDIDIKAN APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UIVERSITAS ANDALAS

Dosen : Syofyan, S.S.i, M.Farm, Apt

Pokok Bahasan: Konsep Promosi Kesehatan I

Topik 1 :

IDENTITAS MAHASISWA DAN TUGAS

Kelompok C

Pertemuan ke 5

Hari/Tanggal Jumat/ 13 Oktober 2017


URAIAN KASUS

Ecological Models

a. Buatlah skema/ bagan dari teori tersebut

b. Jelaskan makna teori tersebutdan manfaat teori tersebut dalam kesehatan

c. Jelaskan implementasi teori tersebut dalam bidang farmasi

d. Jelaskan implementasi teori tersebut pada kasus merokok

PENYELSAIAN KASUS

"A model of health that emphasizes the linkages and relationships among

multiple factors (or determinants) affecting health." (Institute of Medicine, 2003).

Ecological model adalah konsep perubahan perilaku pada komunitas yang

berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang

dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Pendekatan promosi kesehatanyang menjadi perhatian utama adalah penerapan

Ottawa Charter (WHO, 2011) berupa lima kegiatan utama yaitu:

1. Peningkatan ketrampilan individu,

2. Gerakan Masyarakat

3. Lingkungan yang mendukung

4. Reorientasi pelayanan kesehatan

5. Kebijakan yang mendukung kesehatan masyarakat (healthy public policy).


Dan lima kegiatan dalam promosi kesehatan ini ada tiga sasaran utama yaitu:

a. perubahan perilaku individu

b. perubahan perilaku dan keadaan masyarakat dan lingkungan

c. perubahan dan pengembangan kebijakan yang mendukung perilaku individu

dan masyarakat serta keadaan kesehatan yang ingin dicapai.

Perubahan perilaku dan keadaan masyarakat diharapkan terjadi melalui

kegiatan kedua, tiga dan empat sedangkan kegiatan kelima dari ottawa charter yang

ditandai dengan adanya perubahan struktural melalui kebijakan di tingkat nasional,

lokal dan komunitas. Pendekatan sosio ekologi kesehatan berkembang karena

adanya pendapat bahwa pendekatan faktor resikopada individu yang

memperhatikan resiko individu yang melindungi dan mendorong timbulnya

masalah kesehatan personal harus di analisa dalam kerangka kontektual orang itu

hidup dan bekerja; Untuk ini perlu analisa sebab utama kontekstual dan kebijakan

struktural yang menyebabkan hal itu. Tanpa adanya perhatian tentang masalah itu

ada kemungkinan intervensi yang dilakukan berorientasi pada upaya perorangan

dan menjadi tidak efektif dan kehilangan kesempatan mengadopsi intervensi sosial

yang akan menghasilan keuntungan kesehatan bagi populasi tertentu dan seluruh

masyarakat (Link, 1995).

Model sosioekologi mengembangkan kerangka pikir bahwa pelbagai tingkatan

dan lapisan masyarakat (keluarga, komunitas, lingkungan kerja dan kehidupan,

kebijakan kota dan nasional mempengaruhi perilaku dan kesehatan individu,


keluarga dan komunitas (Kenagi,2010). Ada enam prinsip utamapada pendekatan

sosioekologiyang patut dipahami (Blankenship et al, 2000) yaitu:

1. Mengidentifikasi fenomena sebagai masalah sosial

2. Melihat masalah dari berbagai level dengan berbagai cara metode analisi

3. Menerapkan perspektif teori diversitas

4. Mengenal interaksi lingkungandan manusia sebagaihal yang dinamis dan

aktif

5. Menganalisa tatananikontekssocial, histories, kultural dan institusional

melalui interaksi masyarakat dan lingkungan

6. Memahami dan mengerti kehidupan masyarakat sehari hari dalam

kesederhanaannya

Teori McLeroy

Model Ekologikal ditekan pada individu, fisikal, interpersonal, dan factor

isntitusi yang akan membentuk kegiasaan sehat (McLeroy, 1988)


Penjabaran Model Ekologi pada kasus merokok
Teori Bronfenbrenner

Dalam teori ekologi menurut Bronfenbrenner perkembangan interaksi manusia

dengan lingkungan berada dalam lima sistem lingkungan yang penting, yaitu :

mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem dan kronosistem.

Teori ekologi ini mempelajari interelasi antar manusia dan lingkungannya. Ada 4

(empat)struktur dasar dalam konsep tersebut, yaitu sistem mikro, meso, exo dan makro

(Bronfenbrenner dalam Berns, 1997). Sistem mikro adalah keluarga dan hubungan

antara anggota keluarga. Apabila individu menjadi lebih besar dan bersekolah maka ia

berada dalam sistem meso. Sistem exo adalah setting di mana individu tidak
berpartisipasi aktif tetapi terkena pengaruh berbagai sistem seperti pekerjaan orang tua,

teman dan tempat kerja orang tua serta berbagai lingkungan masyarakat lain. Sistem

makro berbicara tentang budaya, gaya hidup dan masyarakat tempat individu itu

berada. Semua sistem tersebut saling pengaruh mempengaruhi dan berdampak

terhadap berbagai perubahan dalam perkembangan individu. Berikut penjelasan rinci,

mengenai lima sisitem lingkukan tersebut.

Mikrosistem (microsystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner ialah setting

dimana individu hidup. Konteks ini meliputi keluarga individu, teman-teman sebaya,

sekolah dan lingkungan. Dalam mikrosistem inilah interaksi yang paling langsung

dengan agen-agen sosial berlangsung, misalnya dengan orang tua, teman-teman

sebaya, dan guru. Individu tidak dipandang sebagai penerima pengalaman yang pasif

dalam setting ini, tetapi sebagai seseorang yang menolong membangun setting.

Mesosistem (mesosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner meliputi

hubungan antara beberapa mikrosistem atau hubungan antara beberapa konteks.

Contohnya : ialah hubungan antara pengalaman keluarga dan pengalaman sekolah,

pengalaman sekolah dan pengalaman keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan

pengalaman teman sebaya. Para ahli perkembangan mengamati perilaku dalam setting

majemuk-seperti keluarga, teman sebaya, dan konteks sekolah-untuk memperoleh

gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan individu.

Eksosistem (exosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner dilibatkan

pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain- di mana individu tidak memiliki


peran yang aktif-mempengaruhi apa yang individu alami dalam konteks yang dekat.

Misalnya, pengalaman kerja dapat mempengaruhi hubungan seorang perempuan

dengan suami dan anaknya. Seorang ibu dapat menerima promosi yang menuntutnya

melakukan lebih banyak perjalanan, yang dapat meningkatkan konflik perkawinan dan

perubahan pola interaksi orang tua-anak.

Makrosistem (macrosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner meliputi

kebudayaan dimana individu hidup. Kebudayaan mengacu pada pola perilaku,

keyakinan, dan semua produk lain dari sekelompok manusia yang diteruskan dari

generasi ke generasi. Kronosistem (chronosystem) dalam teori ekologi

Bronfenbrenner meliputi pemolaan peristiwa-peristiwa lingkungan dan transisi

sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan-keadaan sosiohistoris.


Implementasi Kesehatan dalam Teori Bronfenbrenner

a. Mikroekosistem terhadap Kasus Merokok

Mikroekosistem yang dimaksudkan dalam teori Bronfenbrenner yaitu keluarga.

Keluarga merupakan bagian terkecil dalam masyarakat. Keluargamemegang

peranan penting dalam promosi kesehatan dan pencegahanterhadap penyakit pada

anggota keluarganya.Hasil penelitian yang dilakukanTheodorus (2014)

menyatakan bahwa keluarga perokok sangat berperanterhadap perilaku merokok

anak-anaknya dibandingkan keluarga nonperokok.

Orang tua adalah contoh dan model bagi remaja, namun bagi orangtuayang

kurang tahu tentang kesehatan secara tidak langsung mereka telahmengajarkan

perilaku atau pola hidup yang kurang sehat. Banyaknya remajayang merokok salah

satu pendorongnya adalah dari pola asuh orang tuamereka yang kurang baik,

contohnya saja perilaku orang tua yang merokokdan perilaku tersebut dicontoh

oleh anak-anaknya secara turun-temurun(Susanto, 2013).

Oleh karena itu, peranan tenaga kesehatan berupa pola edukasi terhadap

masyarakat dapat dimulai dari keluarga sehingga pola beruntun dan buruk dari

merokok dapat dikurangi dan dihilangkan.

b. Ekosistem terhadap Kasus Merokok

Teori Eksosistem menyatakan bahwa dalam ekosistem adalah sistem sosial

yang lebih besar dimana anak tidak terlibat interaksi secara langsung, tetapi begitu

berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Sub sistemnyaterdiri dari

lingkungan tempat kerja orang tua, kenalan saudara baik adik, kakak, atau saudara

lainnya,dan peraturan dari pihak sekolah. Sebagai contoh, pengalaman kerja dapat
mempengaruhi hubungan seorang perempuan dengan suami dan anaknya. Seorang

ibu dapat menerima promosi yang menuntutnya melakukan lebih banyak

perjalanan yang dapat meningkatkan konflik perkawinan dan perubahan pola

interaksi orang tua-anak. Sub sistem eksosistem lain yang tidak langsung

menyentuh pribadi anak, akan tetapi besar pengaruhnya adalah koran, televisi,

dokter, keluarga besar, dan lain-lain.

Salah satu implementasi teori ekosistem yang mempengaruhi seseorang untuk

merokok adalah dengan adanya iklan yang ada di media cetak, elektronik, dan

lain-lain. Untuk menjaring konsumen yang lebih banyak, para produsen rokok

mempunyai cara yang handal. Berbagai iklan baik dalam bentuk reklame, poster

maupun iklan dalam media elektronik ditampilkan dengan maksud untuk

merangsang para konsumen mencoba produk yang mereka iklankan.

Berbagai istilah seperti low, light, mild pun digunakan produsen sehingga

seolah-olah rokok itu aman dan jumlah kandungan zatnya lebih rendah.

Akibatnya, para perokok merasa boleh merokok bahkan kemungkinan akan

mengkonsumsi lebih banyak karena mereka menganggap rokok yang

dikonsumsinya hanya mengandung sedikit zat.

Penelitian menyatakan bahwa reklame atau iklan tembakau diperkirakan

mempunyai pengaruh lebih kuat daripada pengaruh orangtua dan teman. Dalam

suatu penelitian dipaparkan bahwa sekitar 52,6% remaja mendapatkan informasi

tentang rokok dari iklan terutama iklan di media elektronik. Melihat iklan di media
massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah

lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk

mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

Farmasis dapat menerapkan kesehatan dan promosi kesehatan, melalui 4 katagori

potensial, diantaranya

1. Pemantauan dan edukasi pasien

2. Penilaian pasien dan analisis faktor risiko

3. Pencegahan perawatan kesehatan

4. Promosi kesehatan dan surveilans penyakit


DAFTAR PUSTAKA

McLeroy KR, Bibeau D, Steckler A, Glanz K. An ecological perspective on health

promotion programs. Health Education Quarterly. 1988; 15: 351-377.

Note that An ecological perspective on means A multi-level model for

Stokols D. Translating social ecological theory into guidelines for community health

promotion. American Journal of Health Promotion. 1996;10(4):282-98.

Sujardi, C. Penerapan Pendekatan Sosial dan Ekologi pada Upaya Promosi Kesehaan.

Jurnal Ekologi Kesehatan, 1, 2, 178-187.

World Health Organization. (1986). Ottawa Charter for Health Promotion. Diakses

tanggal 30/10/2017 pada www.uero.who.int/aboutwho/policy/20010827_2.

Anda mungkin juga menyukai