Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN

Expire date dapat diartikan sebagai istilah yang digunakan suatu produk

untuk membatasi kestabilan dari suatu produk baik atau tidak digunakan setelah

melakukan berbagai macam uji dan hanya boleh dicantumkan pada produk

hasil pembuatan dari produsen tersebut. Untuk sediaan yang sudah diubah

bentuk aslinya seperti peracikan pulveres, rekonstitusi suspense kering,

pendekatan expiration date tidak dapat digunakan. Maka dari itu perlu

dilakukannya penetapan Beyond Use Date, yaitu sebagai tanggal dan waktu

setelah persiapan dimana sediaan tidak boleh digunakan atau dipindahkan dan

dihitung dari tanggal atau waktu peracikan.

Beyond Use Date (BUD) dalam penetapannya harus memperhatikan

banyak hal seperti stabilitas obat yang dapat dilihat pada literature jika tersedia.

Dalam prakteknya masih banyak tenaga kesehatan yang belum mengetahui atau

belum memperhatikan BUD pada obat-obat yang digunakan. Oleh sebab itu

penting untuk mengetahui penentuan BUD dalam suatu sediaan setelah dibuka

kemasannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Beyond use date berbeda dengan tanggal kadaluarsa. Beyond use date

(BUD) didefinisikan sebagai tanggal dan waktu setelah persiapan dimana

sediaan tidak boleh digunakan atau dipindahkan dan dihitung dari tanggal

atauwaktu peracikan. Beyond use date umumnya dinyatakan dalam jam atau

hari (Ansel, 1985). Sedangkan tanggal kadaluarsa adalah istilah yang

ditetapkan produsen berdasarkan pengujian yang spesifik yang digunakan

untuk produk yang tersedia secara komersial. Menurut USP ada tiga metode

yang tepat yang dapat digunakan untuk menentukan beyond use date yaitu

sumber literature yang tepat, tes secara langsung, dan menurut USP (Kupiec,

2003).

1. Sumber literature yang tepat

Menurut USP, apoteker dapat menggunakan naskah publikasi untuk

mengetahui informasi mengenai stabilitas, kompatibilitas, dan degradasi

suatu obat. Prediksi beyond use date secara teori dapat menyebabkan

asumsi yang berbeda, kesalahan, atau ketidakteraturan. Besarnya kesalahan

atau ketidakakuratan tergantung pada perbedaan antara karakteristik

produk: seperti komposisi, konsentrasi, volume, tipe kemasan, bahan dari

kemasan, dan karakteristik dari data stabilitas produk yang akan digunakan.

Semakin besarnya ketidakpastian dari penentuan beyon use date secara teori

menyebabkan perlunya penentuan beyond use date secara eksperimental.


2. Tes secara langsung

Beyond use date yang valid dapat diperoleh melalui studi stabilitas produuk

spesifik. Stabilitas kuantitatif dapat menggunakan HPLC (High

Performance Liquid Chromatography) dan GC (Gas Chromatography)

untuk preparasi campuran tertentu.

3. USP

Menurut USP, penentuan beyond use date tidak boleh lebih dari 25% dari

sisa waktu kadaluarsa obat aslinya atau 6 bulan, dipilih yang lebih singkat.

Sediaan ynag mengandung ai yang dibuat dari sediaan padat, penentuan

beyond use date tidak lebih dari 14 hari dengan penyimpanan pada suhu

dingin.

B. BEYOND USE DATE SEDIAAN STERIL

BUD dari compound sterile preparation (CSP) bergantung pada

stabilitas senyawa dan sterilitas senyawa. Informasi mengenai stabilitas dapat

ditemukan dalam literature atau ditentukan dengan melakukan uji stabilitas

pada sediaan steril tersebut. Saat menentukan BUD, stabilitas atau sterilitas bisa

menjadi faktor pembatas.

Factor-faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas sediaan injeksi

adalah jumlah tusukan, Teknik aseptis yang dilakukan oleh petugas kesehatan,

masuknya udara pada saat penusukan, lama penyimpanan, kondisi

penyimpanan, ada atau tidak adanya pengawet.


Jika stabil dan dengan tidak adanya pengujian sterilitas, USP 797

membatasi BUDs of CSPs untuk yang berikut, berdasarkan tingkat risiko:

a. Segera digunakan

Pemberian injeksi dilakukan dalam waktu 1 jam sesudah penyiapan atau

pencampuran sediaan injeksi.

b. Rendah

Penyiapan sediaan injeksi dilakukan di Laminar Air Flow Workbench (LAFW)

atau Biological Safety Cabinet (BSC) yang memenuhi persyaratan partikel dan

mikroba ISO kelas 5 dan tahapan pencampuran sedikit, misalnya : rekonstitusi

sediaan injeksi antibiotic vial dosis tunggal. Ruang ISO kelas 5 adalah salah

satu klasifikasi ruang bersih yang digunakan untuk melakukan pencampuran

sediaan injeksi secara aseptik.

c. Rendah dan diberikan dalam waktu 12 jam BUD

Penyiapan sediaan injeksi dilakukan di ruang ISO kelas 5, tahapan

pencampurannya sedikit, dan diberikan dalam waktu 12 jam BUD

d. Sedang

Penyiapan sediaan injeksi dilakukan di ruang ISO kelas 5 dan tahapan

pencampuran banyak atau produk steril digunakan untuk lebih dari satu pasien,
atau produk steril digunakan untuk satu pasien namun beberapa kali

penggunaan.

4. Tinggi

Penyiapan sediaan injeksi dengan bahan obat yang tidak steril atau

penyiapan sediaan steril dengan bahan obat steril namun tidak dilakukan di

ruang ISO kelas 5, atau waktu/saat sterilisasi sediaan injeksi dilakukan > 6

jam waktu penyiapan/pencampuran sampel.

Penentuan BUD juga dipengaruhi oleh klasifikasi ISO daripartikulat-partikulat

dalam udara dari suatu ruangan yang dibagi menjadi kelas 3 sampai 8, yaitu :

Single Dose Containers (SDC) and Multiple Dose Containers (MDC)


Sediaan dengan wadah dosis tunggal setelah dibuka atau ditusuk jarum suntik,

seperti val, maka CPS harus digunakan dalam waktu 1 jam jika dibuka pada kelas yang

lebih buruk dari ISO 5 dan apa bila ada sisa maka harus dibuang. Apabila kemasan

dosis tunggal yang terpapar ISO kelas 5 atau udara bersih dapat digunakan hingga 6

jam setelah tusukan jarum awal. Ampul dosis tunggal yang dibuka tidak akan disimpan

untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan untuk wadah dosis ganda sudah didesain

dengan menggunakan zat tambahan yaitu pengawet antimikroba. Setelah dibuka atau

ditusuk dengan jarum suntik, BUD wadah dosis ganda adalah 28 hari kecuali jika

dinyatakan lain apabila sudah ditentukan oleh produsen produk tersebut.

Sedian Radiofarmasi yang merupakan sediaan steril biasanya disiapkan pada

daerah dengan level tersiko yang paling rendah dengan BUD sediaan adalah 12 jam

atau kurang. Sediaan radiofarmasi akan memiliki BUD yang berbeda jika ruangan

compounding dipisahkan atau keluar dari area dengan resiko rendah.

C. BEYOND USE DATE SEDIAAN NON-STERIL

BUD adalah tanggal setelah persiapa sediaan nonsteril majemuk

(CNSP) tidak boleh digunakan. BUD ditentukan sejak tanggal CNSP

digabungkan. Saat menentukan BUD, apoteker harus memperhatikan informasi

stabilitas mengenai obat spesifik dan CNSP spesifik. Informasi stabilitas bisa

berasal dari dokumentasi, tes literature atau kestabilan.

Penentuan BUD harus memperhatikan stabilitas secara umum dapat

dilakukan dengan studi literature jika tersedia, beberapa hal yang perlu

diperhatikan adalah :
a. Bahan alam obat dan mekanisme degradasinya

b. Bentuk sediaan dan komponen penyusunnya

c. Potensi proliferasi mikroba pada saat persiapan

d. Pengemasan produk

e. Kondisi penyimpanan sediaan

f. Lama pemakaian terapi

Pembagian BUD berdasarkan tipe formula

Untuk formula non-aqueous dan Dibuat dari sediaan obat jadi

solid formation Tidak lebih dari 25% dari waktu kadaluarsa masing-

masing bahan atau 6 bulan dari waktu peracikan,

manapun yang lebih dahulu tercapai.*Dibuat dari zat

aktif

Tidak lebih dari dari waktu kadaluarsa masing-

masing bahan atau 6 bulan dari waktu peracikan,

manapun yang lebih dahulu tercapai.*

Untuk formula oral yang Tidak lebih dari 14 hari saat disimpan dalam suhu

mengandung air dingin (2o-8o)

Untuk formula topikal/dermal yang Tidak lebih dari 30 hari

mengandung air, untuk cairan

mukosal, dan untuk sediaan

semisolid
Menghindari kerentanan kontaminasi saat persiapan, dibutuhkan

antimikroba untuk melindungi sediaan dari bakteri, kapan, khamir, atau

kontaminasi-kontaminasi lain yang terjadi setelah proses compounding. Untuk

sediaan solid non steril dan liquid yang dikemas dalam bentu dosis tunggal dan

dosis ganda, BUD harus satu tahun dari tanggal ED pada kemasan yang

tersedia.

Untuk sediaan padat ditentukan bahwa jika ED lebih kecil dari 1 tahun,

maka BUD maksimal yang digunakan sama dengan ED pabrik. Sedangkan jika

ED lebih dari satu tahun maka BUD maksimal sama dengan 1 tahun. Bentuk

sediaan semisolid, jika ED lebih kecil dari 1 tahun, maka BUD maksimal yang

digunakan sama dengan ED pabrik, sedangkan jika ED lebih besar satu tahun

maka BUD maksimal sama dengan 1 tahun. Bentuk sediaan cair, untuk produk

obat nonrekonstitusi (termasuk repacking), informasi BUD ditetapkan dengan

car ajika ED lebih kecil dari 1 tahun maka BUD sama dengan ED pabrik,

sedankan jika ED lebih besar dari 1 tahun maka BUD sama dengan 1 tahun.
III. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Dari tinjauan pustaka diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Beyond use date (BUD) didefinisikan sebagai tanggal dan waktu

setelah persiapan dimana sediaan tidak boleh digunakan atau

dipindahkan dan dihitung dari tanggal atau waktu setelah

peracikan atau kemasan terbuka

2. BUD dapat dikelompokkan berdasarkan produk non steril dan

produk steril yang masing-masing penentuannya berbeda

3. BUD produk steril dibagi menjadi pemberian dosis tunggal dan

pemberian dosis berganda. Pemberian dosis berganda harus

menyertakan zat antimikroba pada formulasinya.

4. BUD produk non steril untuk sediaan padat ditentukan bahwa jika

ED lebih kecil dari 1 tahun, maka BUD maksimal yang digunakan

sama dengan ED pabrik. Sedangkan jika ED lebih dari satu tahun

maka BUD maksimal sama dengan 1 tahun.


DAFTAR PUSTAKA

Lacy, A, James S. Arthur . 2003. Drug Information Handbook. Lexi Comp Inc.:

United State

Mattner F, Gastmeier P. Bacterial contamination of multiple-dose vials: a prevalence

study. Am J Infect Control. 2004;32(1):12-6

Perz JF, Thompson ND, Schaefer MK, Patel PR. US outbreak investigations

highlight the need for safe injection practices and basic infection control. Clin

Liver Dis. 2010;14:137151.

The United State Pharmacopeial Convention. 2008. The United States Pharmacopeia.

31ed. Rockville: United States Pharmacopeial Convention, Inc.

Anda mungkin juga menyukai