Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

SISTEM RESPIRASI

DI SUSUN OLEH:
NENG ANISAH
2011-54-231-019

JURUSAN PETRNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
2012

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Sistem
Pncernaan
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi
walaupun demikian penulis sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun masih
jauh dari sempurna.Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini dan saran demi kelancaran penyusunan
makalah ini.
Demikian semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang
bersifat membangun.

Merauke,27 Desember 2012

Neng Anisah

2
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Pencernaan

Merupakan proses perubahan atau pemecahan zat makanan dari molekul kompleks
menjadi molekul yang lebih sederhana dengan menggunakan enzyme dan organ-ogran
pencernaan.
Zat makanan yang dicerna akan diserap dalam bentuk yang lebih sederhana.
Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dibantu dengan enzyme untuk
mempercepat proses. Enzyme ini dihasilkan oleh organorgan pencernaan dan jenisnya
tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh.
Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam
hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta
mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan
dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Secara spesifik, sistem pencernaan berfungsi untuk mengambil makanan, memecah nya
menjadi molekul nutrisi yang lebih kecil, menyerap molekul tersebut ke dalam alirah darah,
kemudian membersihkan tubuh dari sisa pencernaan.
organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok:
Saluran pencernaan
Saluran pencernaan merupakan saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot.
Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil
dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di
dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus
besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.

3
Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam
melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta
kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran.
Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam
pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan
seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar
menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang
kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ
pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari
bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap
oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana.
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
Proses pencernaan secara mekanik
Yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan
halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan
dengan menggunakan gigi.
Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih
sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh
yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan
makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi
mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim
yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia terdiri
dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Berikut ini akan
dibahas satu per satu proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan
makanan pada manusia.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
Sebagai pengetahuan mahasiswa untuk belajar.
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Sistem Pencernaan yang dibagi
menjadi beberapa poin-poin.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan
Merupakan proses perubahan atau pemecahan zat makanan dari molekul kompleks
menjadi molekul yang lebih sederhana dengan menggunakan enzyme dan organ-ogran
pencernaan.
Zat makanan yang dicerna akan diserap dalam bentuk yang lebih sederhana.
Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dibantu dengan enzyme untuk
mempercepat proses. Enzyme ini dihasilkan oleh organorgan pencernaan dan jenisnya
tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh.

Proses pencernaan makanan berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi :


1. Pencernaan fisik
Yaitu proses perubahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul
sederhana dengan bantuan alat atau organ pencernaan.

2. Pencernaan kimiawi
Yaitu proses perubahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul
sederhana dengan bantuan zat kimia berupa enzim.

3. Pencernaan biologis
Yaitu proses perubahan zat makanan dari molekul komplaeks menjadi molekul
sederhana dengan bantuan mikrorganisme dalam tubuh.

Macam pencernaan berdasarkan tempat terjadinya :

5
1. Pencernaan Intraseluler/intrasel
Yaitu proses perubahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul
sederhana dengan bantuan enzim di dalam sel organisme.
contoh:
Pada Invertebrata, Phyllum Protozoa seperti Amoeba sp, Paramaecium
sp.

2. Pencernaan Ekstraseluler/ekstrasel
Yaitu proses perubahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul
sederhana dengan bantuan enzim yang ada di luar sel yaitu dengan menggunakan
saluran pencernaan. Setelah itu sari-sarinya akan diserap masuk dalam serap
masuk dalam sel.
contoh:
Pada Fungi
Pada Insektivora
Pada semua Vertberata termasuk manusia.

Sistem pencernaan manusia dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu :


Tractus digestivus/saluran pencernaan yang terdiri dari alat/organ-organ
pencernaan.
Glandula digestivus/kelenjar pencernaan yang terdiri dari enzim-enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjar/organ pencernaan.

2.2 Sistem Pencernaan Belalang dan Tawon Madu


Serangga makan hampir segala zat organik yang terdapat di dalam, dan sistem-sistem
pencernaan mereka menunjukkan variasi yang besar. Saluran pencernaan adalah suatu
buluh, biasanya berkelok, yang memanjang dari mulut sampai anus. Sistem percernaan ini
sangat beragam tergantung macam-macam makanan yang dimakan.
Kebiasaan-kebiasaan makan bahkan mungkin sangat beragam pada satu jenis tunggal.
Larva dan serangga dewasa biasanya mempunyai kebiasaan makan yang sama sekali
berbeda dan hal ini tentu akan menyebabkan perbedaan dalam sistem-sistem pencernaan.

A. Stuktur Umum
Saluran pencernaan pada serangga dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :
Saluran pencernaan depan (Stomodeum)
Saluran pencernaan tengah (Mesenteron)
Saluran pencernaan belakang (Proktodeum)

6
Saluran-saluran pencernaan tersebut berasal dari turunan yang berbeda, saluran
pencernaan depan dan belakang berasal dari jaringan ektodermal dan saluran pencernaan
tengah berasal dari jaringan endodermal.
Bentuk saluran pencernaan ini dipengaruhi oleh cara makan dan makanan serangga,
sehingga hal ini akan menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan (penyesuaian-
penyesuaian) diantara bentuk pencernaan serangga.
Pada banyak serangga bagianbagian utama ini terbagi menjadi bagian lain dengan
berbgai fungsi yaitu faring, esofagus, krop dan proventrikulus pada saluran pencernaan
bagian depan, ventrikulus pada bagian pencernaan tengah, dan pirolus, illeum serta rektum
pada pencernaan bagian belakang. Beberapa sistem yang mendukung fungsi sistem
pencernaan adalah sistem syaraf pusat, sistem syaraf stomatogastik, sistem endokrin dan
sistem pernapasan.

1. Saluran Pencernaan Depan (Stomodeum)


Saluran pencernaan depan berasal dari jaringan ektodermal maka saluran
pencernaan bagian depan dilapisi kutikula yang disebut intima, yang dilepaskan setiap
pergantian kulit. Saluran pencernaan depan lebih berfungsi sebagai penyimpan makanan
dan sedikit melakukan pencernaan. Pencernaan pada tempat ini disebabkan masih adanya
enzim-enzim yang terbawa dari mulut.
Saluran pencernaan depan tersusun dari :
1. Otot-otot yang memanjang (longitudinal)
2. Otot-otot melingkar (circular)
3. Sel-sel ephitelium yang pipih
4. Sel-sel yang bersifat impermiable
Akibat pergerakan otot-otot melingkar dan longitudinal menyebabkan makanan dapat
bergerak ke saluran tengah. Saluran pencernaan depan terdiri dari beberapa bagian dan
fungsi sebagai berikut :
Rongga mulut sebagai masuknya makanan.
Faring (kerongkongan) merupakan bagian pertama sesudah rongga mulut yang
berfungsi sebagai penerus makanan ke oesophagus. Otot-otot yang menempel
pada faring berkembang dengan baik, hal ini sesuai dengan perannya yang
mendorong makanan dari mulut ke oesophagus . Pada serangga dengan tipe
menusuk dan mengisap pada faring terdapat pompa faringeal yang dipakai untuk
mengambil cairan.
Oesophagus adalah bagian usus depan yang tidak berdiferensiasi yang
berfungsi mendorong makanan dari faring ke tembolok.

7
Tembolok merupakan pembesaran usus bagian depan yang berfungsi sebagai
penyimpan makanan. Seringkali bila tembolok kosong akan melipat secara
longitudinal dan tranversal tetapi pada Periplanata (Dictyoptera) tembolok hanya
mengalami perubahan kecil pada volumenya karena apabila tembolok tidak berisi
makanan, tembolok tersebut diisi oleh udara. Pada umumnya sekresi dan
penyerapan tidak terjadi di dalam tembolok, tetapi kadang kala terjadi secara
enzimatik. Enzim didapat dari makanaan yang tercampur air liur yang bergerak
ke belakang menuju tembolok serta enzim dari mesenteron yang dimuntahkan
dari usus tengah. Walaupun proventrikulus bertindak sebagai klep yang
membatasi gerakan-gerakan makanan ke belakang tetapi tidak menghalangi
muntahan cairan.
Proventrikulus bagian ini mengalami modifikasi yang beraneka ragam pada
berbagai serangga. Pada serangga pemakan bahan padat, proventrikulus
berfungsi sebagai pemecah makanan, sedangkan pada serangga pemakan
cairan proventrikulus termodifikasi menjadi katup. Pada lipas dan jangkrik, intima
di daalm proventrikulus berkembang menjadi enam keping otot yang keras atau
geligi yang berfungsi untuk memecah makanan. Proventrikulus secara
keseluruhan mengontrol jalannya makanan dari stomadeum ke mesenteron.

2. Saluran Pencernaan Tengah (Mesenteron)


Saluran pencernaan bagian tengah berfungsi sebagai pencerna dan penyerap
makanan. Saluran ini berasal dari mesodermal sehingga saluran ini tidak memiliki kutikula
dan sebagai gantinya adalah lapisan peritropik yang halus. Otot-otot pada saluran ini
berkembang. Menurut chapman (1982) saluran pencernaan ini disususn oleh :
a. Otot longitudinal
b. Otot melingkar
c. Sel-sel epityelium yang berbentuk kolumnar
d. Sel-sel regeneratif (penghasil enzim)
e. Membran peritropik
Pergerakan makanan ke saluran belakang pada saluran ini lebih disebabkan oleh
membran peritropik. Membran peritropik adalah suatu lapisan yang meliputi lumen untuk
melindungi sel-sel kolumnar yang berada di bawahnya dari makanan dan mikroba. Membran
peritropik terdiri atas khitin dan protein. Ada dua pendapat mengenai terjadinya membran
tersebut, pendapat pertama mengatakan bahwa lapisan dihasilkan oleh bagian depan
saluran pencernaan tengah, sedangkan pendapat kedua mengatakan bahwa lapisan
dihasilkan oleh sel-sel kolumnar sendiri.

8
Lumen memiliki mikropili yang merupakan tonjolan-tonjolan pada sel yang dapat
membentuk started border. Mikropili ini juga berfungsi memperbesar luas permukaan
penyerapan. Pada sel-sel ini terdapat banyak mitokondria sebagai penghasil energi (ATP)
untuk pergerakan makanan. Pada sel ini juga terdapat banyak retikulum endoplasma
sebagai tempat sintesis protein untuk menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
Pada sel epitelium yang kolumnar ditemukan sel Goblet. Pada selaput dasar memiliki
banayak lekukan-lekukan dan disana banyak terdapat mitokondria yang panjang-panjang
sehingga hal tersebut menjadi pembeda dengan sel-sel lain.
Saluran pencernaan tengah terdiri dari grastrik kaekum dan ventrikulus, tempat terjadinya
pencernaan secara enzimatis dan absorbsi nutrisi.

3. Saluran Pencernaan Belakang (Proktodeum)


Saluran pencernaan belakang berfungsi sebagai tempat pengeluaran sisa-sisa
makanan yang tidak terserap dan memaksimalisasi penyerapan sisa makanan yang tidak
terserap pada saat di mesenteron. Saluran pencernaan belakang ini berasal dari jaringan
ektodermal sehingga saluran ini memiliki kutikula yang disebut intima. Pada saluran inilah
sifat hemoestasis serangga terdapat. Saluran pencernaan belakang menurut Snogras
(1935) tersusun dari :
a. Otot melingkar
b. Otot longitudinal
c. Sel-sel epitel tipis yang berbentuk kubus
d. Intima yang bersifat permiabel
Otot-otot pada saluran ini lebih berkembang sehingga dapat menyebabkan sisa
makanan dapat bergerak ke belakang dan keluar melalui anus. Saluran pencernaan
belakang ini terdiri dari :
Pilorus, bagian depan dari saluran ini tempat berpangkalnya tabung
malphigi.
Illeum, berfungsi sebagai penyerapan air dari hemolimf atau juga
penyerapan amonia pada serangga blowfly. Pada rayap di illeum ini
terdapat kantung-kantung tempat organisme lain bersimbiosis (Chapman,
1982).
Rektum, berfungsi sebagai reabsorbsi air, asam amino dan pada serangga
tertentu memiliki insang trakea. Pada rektum ini terjadi diferensiasi sel-sel,
ada yang memanjang dan ada yang membentuk bantalan.
Anus, bagian ujung saluran sebagai tempat keluarnya faeses.

9
Terdapat beberapa jenis kelenjer yang dapat beradsosiasi dengan sistem
pencernaan diantaranya adalah kelenjer mandibel, kelenjar maksila, kelenjar faring dan
kelenjar labium.

10
Sistem Pencernaan Lebah

11
2.3 Sistem Pencernaan Pada Manusia

Organ-organ pencernaan

1. Mulut
Berfungsi mengambil dan memasukkan makanan, terdiri dari : bibir, mulut, gigi, lidah
- Bibir
- Mulut:
Cavitas Buccalis
Cavitas Oris
- Gigi
Fungsi: memanipulasi makanan (memarut, memotong), menyerang, memegang mangsa,
membantu lokomosi. Jml & jenis bervariasi.
-Lidah
Fungsi : membantu menelan, bicara
Bagian belakang: jar limfoid tonsila lingualis
Bagian depan: kasar, ditutupi papillae (filiformis, fungiformis,foliate dan sirkum vallata)

12
-Kelenjar ludah
Menghasilkan air liur/air ludah/salivayang bersifat pekat dan licin. Saliva ini banyak
mengandung lendir atau musin dan enzim ptyalin/amylase. Enzim ptialin memiliki pH sekitar
6,8 7,0 dengan suhu 37o C.

Fungsi air liur/saliva :


Mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan.
Melindungi selaput mulut.
Mencerna makanan secara kimiawi.

Terdiri dari 3 macam kelenjar ludah berdasarkan letaknya :


Glandula parotis yaitu kelenjar ludah yang terletak di belakang telinga. Menghasilkan
ludah berbentuk cair yang disebut serosa. Merupakan kelenjar ludah terbesar.
Glandula submandibularis yaitu kelenjar ludah yang terletak di bawah rahang bawah.
Menghasilkan air dan lendir yang disebut seromucus.
Glandula sublingualis yaitu kelenjar ludah yang terletak di bawah lidah.
Menghasilkan getah yang sama dengan glandula submandibularis.

Kelenjar Ludah

II. Pharynx
Percabangan antara esofagus dan trachea terdapat epiglottis
Struktur pharynx

Dinding pharynx tersusun atas tiga lapisan yaitu :

13
Lapisan mukosa, Terletak paling dalam dan bersambung dengan hidung (sal.
Pernapasan), mulut dan sal. Eustakhius.
Lapisan fibrosa,
Lapisan berotot. otot utama pada pharinx ialah otot konstriktor (epiglottis)

III. ESOFAGUS
Sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm. Dimulai dari pharynx sampai
pintu masuk kardiak lambung. Esofagus berdinding empat lapis. Lapisan paling luar berupa
jaringan ikat renggang (dua lapis serabut otot), lapisan submukosa dan paling dalam lapisan
lendir (mukosa). Makanan diteruskan kelambung dengan gerakan peristaltik (meremas ).
Hidrolisa amilum terus berlanjut.

IV. LAMBUNG (VENTRIKULUS)


- Sebagai gudang makanan, kontraksi ritmik mencampur makanan dgn enzim
- Lambung terdiri dari empat lapisan:
Lapisan peritoneal (lapisan serosa).
Lapisan berotot terdiri:
Cardia : langsung berhubungan dengan esofagus. terdapat sfincter cardinae, sel kolumner
mucus
Fundus : tebal, terdapat kelenjar gastrik, sel kolumner enzim, HCl, mucus
Pylorus : berhubungan dgn duodenum, terdapat sfingter phylorica
Lapisan submukosa (pembuluh darah dan limfe)
Lapisan mukosa

14
Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan banyak saluran limfe. Permukaan mukosa
dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung berupa :
Kelenjar kardia, berbentuk tubuler, baik sederhana maupun bercabang dengan
mengeluarkan sekret mukus alkali
Kelenjar dari fundus terdahulu bekerja yang berisi berbagai jenis sel yaitu sel asam
(asam pada getah lambung) dan musin.
Kelenjar pilorik berbentuk tubuler yang menghasilkan mukus alkali
Getah lambung Menghentikan kerja amilase, Menghancurkan matrix extrasel,makanan,
Membunuh mikroba. Beberapa enzim pencernaan yang terdapat dalam getah lambung :
pepsin dihasilkan dari pepsinogen dalam lingkungan asam hidrokhlorida dan bekerja
atas protein diubah menjadi pepton (mudah larut)
Rennin membentuk susu dan kasien dari karsinogen yang mudah larut (pembekuan
susu menjadi keju).
Lipase (enzim pemecah lemak) sebagai awal pencernaan lemak dalam lambung
Fungsi lambung
1. Menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek
2. Makanan dicairkan dan dicampur dengan asam hidrokhlorida dan dengan cara ini
disiapkan untuk dicernakan olel usus
3. Protein diubah menjadi pepton
4. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan
5. Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung
6. Faktor antianemia dibentuk
7. Khime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum

V. Usus halus
Merupakan saluran panjang sekitar 8,25 m dan dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu :

1. Duodenum/usus duabelas jari merupakan usus halus yang berbatasan dengan


ventriculus. Terjadi proses oemecahan lemak dan karbohidrat. Panjangnya sekitar
25 cm/0,25 m.
2. Jejunum/usus kosong merupakan usus halus yang berbatasan langsung dengan
duodenum dan ileum. Disini tidak terjadi proses penyerapan dan pencernaaan
makanan. Panjangnya sekitar 7 m.
3. Ileum/usus penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan dengan jejunum
dan intestinum crassum. Disinilah terjadi penyerapan sari-sari makanan. Panjangnya
sekitar 1 m.

15
Proses penyerapan (dalam jejunum dan ileum)
nutrisi (asam amino+gula) epitelium usus halus epitelium uniseluler kapiler
(laktea) distribusi kilomikron (lemak+kolesterol dilapisi protein) limfa vena+jantung
~ laktea, kapiler, dan vena vili menyatu menyatu pembuluh portal hati berhubungan
dengan hati molekul-molekul organik yang lain glukosa 0,1% jantung dan seluruh
tubuh.

Tabel absorbsi dalam usus halus

Fungsi usus halus


1. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler
darah dan saluran-saluran limfe.
2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
3. Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi, lemak.

Kelenjar dalam usus halus


1. Enterokinase, mengaktifkan enzim proteolitik.
2. Eripsin, menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino.
3. Laktase mengubah laktase menjadi monosakarida.
4. Maltosa mengubah maitosa menjadi monosakarida.
5. Sukrosa mengubah sukrosa menjadi monosakarida.

VI. Kelenjar Pankreas

16
Terletak dekat ventriculus (rongga perut sebelah kiri) yaitu diantara duodenum dan
limpa. Dengan apanjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm. Kelenjar pancreas menghasilkan
hormone insulin yang berfungsi untuk mengatur (menurunkan) kadar gula dalam darah.

Berfungsi untuk menghasilkan getah pancreas yang banyak mengandung enzim. Enzim
tersebut yaitu :
Amylopsin/amylase pancreas berfungsi untuk mengubah amilum menjadi maltose.
Steapsin/lipase pancreas berfungsi untuk mengubah lipid menjadi asam lemak dan
gliserol.
Tripsinogen dengan bantuan enterokinase akan diubah menjadi tripsin. Tripsin
berfungsi untuk memecahkan pepton menjadi asam amino.
Karbohidrase pancreas berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.
Disakarida yang penting adalah maltase, sukrase, lactase.
Garam NaHCO3 dan bersifat basa yang berfungsi untuk menetralkan keasamaan
kim/chyme yang keluar dari ventriculus.

VII. HATI/HEPAR
Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 2 kg dan
berwarna kemerahan. Terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, di bawak sekat rongga
dada. Menghasilkan cairan empedu (bilus) yang ditampung dalam kantung empedu (vesica
felea). Setiap hari vesica felea menghasilkan 0,5 liter cairan empedu.

Empedu mengandung :
1. Garam kholat yang berfungsi :Mengaktifkan lipase pancreas.Menurunkan tekanan
permukaan butir-butir lemak sehingga dapat diemulsikan dalam pencernaan
Bersenyawa dengan asam lemak membentuk senyawa yang mudah larut dalam air
dan mudah diserap.
2. Natrium karbonat berfungsi mengatur keasaman empedu sehingga membuat pH
empedu menjadi 7, 1 8,5.
3. Kolesterol merupakan lemak netral yang memiliki daya larut sangat kecil dalam air.
Merupakan prekusor dari aktivitas steroid seperti vitamin dan hormone.
Empedu berfungsi :
Untuk mengemulsikan/memecahkan lemak.
Membunuh kuman-kuman dalam saluran pencernaan bagian atas.

17
Hepar berfungsi :
Menghasilkan cairan empedu.
Menawarkan racun.
Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot).
Mengubah provitamin A menjadi vitamin A.

Menjaga keseimbangan zat makanan dalam darah.


Mengubah kelebihan asam amino menjadi urea untuk dikeluarkan dari tubuh

VIII. USUS BESAR / INTESTINUM MAYOR.


Panjangnya . l m,lebarnya 5 - 6cm.
Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar;
Selaput lendir.
Lapisan otot melingkar.
Laplsan otot memanjang.
Jaringan ikat.

Fungsi usus besar, terdiri dari:


1. Menyerap air dan makanan.
2. Tempat tinggal baktert koli.
3. Tempat feses.

Seikum.

18
Di bawah seikum terdapat appendiks Vermiformis yang berbentuk seperti cacing
sehingga disebut juga umbai cacing, panjangnya 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh peritonium
mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesentenium dan dapat diraba melalui dinding
abdomen pada orang yang masih hidup

Kolon Asendens

Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan membujur ke atas dan
ileum ke bawah hati. Di bawah hati membengkok ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura
hepatika, dilanjutkan sebagai kolon tranaversum.

Appendiks (usus buntu).

Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum mempunyai pintu
keluar yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus.
Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga pelvis minor
terletak horizontal dl belakang seikum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi
kadang appendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan perforasi
dindingnya ke dalam rongga abdomen.

Kolon Transversum.
Panjangnya sekitar 38 cm, membujur dan kolon asendens sampai ke kolon desendens
berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura Hepatika dan sebelah kin
terdapat Fleksura Lienalis

Kolon Desendens.
Panjangnya . 25 cm, terletakdi bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke
bawah dan Fleksura Lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon
sigmoid.

Kolon Sigmoid.

19
Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah
kiri bentuknya menyerupai huruf S. ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.

Rektum.
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus,
terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.

Anus.
Adalah bagian dan saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar
(udara luar). Terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 spinter:
1. Spinter Ani internus, bekerja tidak menurut kehendak.
2. Spinter Levator Ani. bekerja juga tidak menurut kehendak.
3. Spinter Ani Eksternus. bekerja menurut kehendak.

2.4 Proses Pencernaan pada Hewan Mamah Biak (Ruminansia)


Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut
sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini
lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit
dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan
sistem pencernaan hewan lain.
Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada
struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk
mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat
modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum
(perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam).
Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.
Kapasitas rumen 80%, retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7-8/o.Pembagian ini
terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan
lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia.
Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur
lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau
pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banvak mengandung
bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi dilambung.
Akibatnya,

20
kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi
satu kali, yaitu pada sekum. Sedangkan pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu
pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.

Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan bentuk
simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping itu,
bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan
biogas sebagai sumber energi altematif.

ANATOMI DAN FUNGSI SALURAN PENCERNAAN RUMINANSIA


SALURAN PENCERNAAN:
Mulut
Esofagus
Lambung: Rumen, Retikulum, Omasum, Abomasum
Usus halus
Usus Besar (Kolon)
Rektum

MULUT
Pencernaan di mulut pertama kali di lakukan oleh gigi molar dilanjutkan oleh
mastikasi dan di teruskan ke pencernaan mekanis. Di dalm mulut terdapat saliva.

Pengertian saliva
Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan disebarkan ke
dalam cavitas oral.

Komposisi saliva:
Komposisi dari saliva meliputi komponen organik dan anorganik.
Namun demikian, kadar tersebut masih terhitung rendah dibandingkan dengan serum
karena pada saliva penyusun utamanya adalah air. Komponen anorganik terbanyak adalah
sodium, potassium (sebagai kation), khlorida, dan bikarbonat (sebagai anion-nya).
Sedangkan komponen organik pada saliva meliputi protein yang berupa enzim amilase,
maltase, serum albumin, asam urat, kretinin, mucin, vitamin C, beberapa asam amino,
lisosim, laktat, dan beberapa hormon seperti testosteron dan kortisol.
Selain itu, saliva juga mengandung gas CO2, O2, dan N2. Saliva juga mengandung
immunoglobin, seperti IgA dan IgG dengan konsentrasi rata-rata 9,4 dan 0,32 mg%
Fungsi saliva:

21
a. membantu penelanan
b. buffer (ph 8,4 8,5)
c. suplai nutrien mikroba (70% urea)

Mekanisme sekresi saliva


Di kelenjar saliva, granula ssekretorik (zymogen) yang mengandung enzim-enzim saliva
dikeluarkan dari sel-sel asinar ke dalam duktus. Karakteristik ketiga kelenjar saliva pada
manusia dapat diringkas sebagai berikut:
SALIVA : SAPI 150 liter/hari
DOMBA 10 liter/hari
Enzim : Pregastric esterase

LAMBUNG RUMINANSIA
1. RUMEN
Rumen merupakan bagian saluran pencernaan vital pada ternak ruminansia. Pada
rumen terjadi pencernaan secara fermentatif dan pencernaan secara hidrolitik. Pencernaan
fermentatif membutuhkan bantuan mikroba dalam mencerna pakan terutama pakan dengan
kandungan selulase dan hemiselulase yang tinggi. Sedangkan pencernaan hidrokitik
membutuhkan bantuan enzim dalam mencerna pakan. Ternak ruminansia besar seperti sapi
potong dan sapi perah dapat memanfaatkan pakan dengan kandungan nutrisi yang sangat
rendah, akan tetapi boros dalam penggunaan energi.
Rumen pada sapi dewasa merupakan bagian yang mempunyai proporsi yang tinggi
dibandingkan dengan proporsi bagian lainnya. Rumen terletak di rongga abdominal bagian
kiri. Rumen sering disebut juga dengan perut beludru. Hal tersebut dikarenakan pada
permukaan rumen terdapat papilla dan papillae. Sedangkan substrat pakan yang dimakan
akan mengendap dibagian ventral. Pada retikulum dan rumen terjadi pencernaan secara
fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat bermilyaran mikroba.
LETAK: sebelah kiri rongga perut
ANATOMI :
Permukaan dilapisi papila (papila lidah) memperluas permukaan untuk
absorbs
Terdiri 4 kantong (saccus)
Terbagi menjadi 4 zona

22
KONDISI :
BK isi rumen : 10 -15%
Temperatur : 39-40C
pH = 6,7 7,0
BJ = 1,022 1,055
Gas: CO2, CH4, N2, O2, H2, H2S
mikroba: bakteri, protozoa, jamur
Anaerob
FUNGSI :
Tempat fermentasi oleh mikroba rumen
Absorbsi : VFA, ammonia
Lokasi mixing
Menyimpan bahan makanan fermentasi

PEMBAGIAN ZONA DI DALAM RUMEN


PEMBAGIAN MIKROBIOLOGIS:
Zona gas : CO2, CH4, H2, H2S, N2, O2
Zona apung (pad zone) : Ingesta yang mengapung (ingesta baru dan mudah
dicerna)
Zona cairan (intermediate zone) : cairan dan absorbsi metabolit yang terlarut
dalam cairan (>>mikroba)
Zona endapan (high density zone) : ingesta tidak dapat dicerna dan benda-
benda asing

2. RETIKULUM
Retikulum sering disebut sebagai perut jalang atau hardware stomach. Fungsi retikulum
adalah sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen. Retikulum berbatasan
langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya tidak ada dinding penyekat.
Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa lipatan, sehingga partikel pakan
menjadi tercampur.
Secara fisik tidak terpisahkan dari rumen
Terdapat lipatan-lipatan esofagus yang meru-pakan lipatan jaringan yg
langsung dr esofagus ke omasum
Permukaan dalam : papila sarang laba-laba (honey comb) perut jala
Fungsi:

23
tempat fermentasi
membantu proses ruminasi
mengatur arus ingesta ke omasum
Absorpsi hasil fermentasi
tempat berkumpulnya benda-benda asing

3. OMASUM
Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena permukaannya berbuku-buku. Ph
omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5. Antara omasum dan abomasums terdapat lubang
yang disebut omaso abomasal orifice.
-
Letak : sebelah kanan(retikulum) grs median (disebelah rusuk 7-11)
Bentuk : ellips
Permukaan dalam berbentuk laminae perut buku (pada lamina terdapat papila untuk
absorpsi
Fungsi: grinder, filtering, fermentasi, absorpsi)
4. ABOMASUM
Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati. Fungsi omaso abomasal orifice
adalah untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum. Ph pada
abomasum asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1. Abomasum terletak dibagian kanan
bawah dan jika kondisi tiba-tiba menjadi sangat asam, maka abomasum dapat berpindah
kesebelah kiri. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk
melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum. Sel-sel mukosa
menghasilkan pepsinogen dan sel parietal menghasilkan HCl. Pepsinogen bereaksi dengan
HCl membentuk pepsin. Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus berjalan secara otokatalitik.

Letak : dasar perut (kanan bawah)


Bentuk : memanjang
Bagian dalam terdapat tonjolan : fold absorpsi
Terdiri 3 bagian:
kardia : sekresi mucus
Fundika: pepsinogen, renin, HCl, mukus
Pilorika : sekresi mucus

24
Fungsi: - tempat permulaan pencernaan enzimatis (perut sejati) Pencernaan
protein
mengatur arus digesta dari abomasum ke duodenum

PENCERNAAN FERMENTATIF MIKROBA (RUMEN, RETIKULUM, OMASUM)


PENCERNAAN ENZIMATIS ABOMASUM
KEUNTUNGAN PENCERNAAN FERMENTATIF :
Dapat makan cepat dan menampung pakan banyak
Dapat mencerna pakan kasar : sumber energi (VFA)
Dapat menggunakan NPN : sumber protein

KERUGIAN PENCERNAAN FERMENTATIF :


Banyak energi terbuang sebagai gas metan
Protein nilai hayati tinggi didegradasi : amonia

USUS HALUS (INTESTINUM TENUE)


Fungsi : pencernaan enzimatis dan absorpsi
Kedalam usus halus masuk 4 sekresi:
Cairan duodenum: alkalis, fosfor, buffer
Cairan empedu: dihasilkan hati, K dan Na(mengemulsikan lemak), mengaktifkan
lipase pankreas, zat warna
Cairan pankreas: ion bikarbinat untuk menetralisir asam lambung
Cairan usus

PANKREAS
Letak : lengkungan duodenum
Mensekresikan enzim:
Amilase : alfa amilase, maltase, sukrase
Protease : tripsinogen, kemotripsinogen,prokarboksi, peptidase

25
Lipase : lipase, lesitinase, fosfolapase, kolesterol, esterase
Nuklease: ribonuklease, deoksi ribonuklease

SEKUM DAN KOLON


Bentuk: tabung berstruktur sederhana, kondisi = rumen
Fungsi: fermentasi oleh mikroba
Absorpsi VFA dan air kolon
Konsentrasi VFA: sekum: 7 mM, kolon: 60 mM (rumen = 100 150 mM)

GERAKAN YANG ADA HUBUNGANNYA DENGAN RUMEN


1. Prehensi
2. Mastikasi : ensalivasi (94 x per menit)
3. Deglutisi
4. Eruktasi : CO2 dan CH4
5. Rumminasi :
Regurgitasi
Remastikasi (55 x per menit)
Reensalivasi
Redeglutisi

26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan kepada mahasiswa adalah makalah ini masih bersifat
membangun karena makalah ini masih belum begitu sempurna.

27
DAFTAR PUSTAKA
Campbel, dkk. 2006. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga .
H.Fried, George. 2000. Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga .
Lestari, S. Omegawati, W.H. dan Kusumawati, R. 2007. IPA BIOLOGI Eksplorasi Kelas VII
untuk SMP dan MTs. Penerbit Intan Pariwara-Klaten.

28

Anda mungkin juga menyukai