html
Terdapat lima tahap berurutan yang saling terkait erat satu sama lainnya dalam Definisi Audit
penerapan materialitas. Yaitu sebagai berikut:
April (15)
1 of 15 12/3/2014 5:03 PM
akuntansia: Materialitas dan Risiko http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html
MATERIALITAS
2 of 15 12/3/2014 5:03 PM
akuntansia: Materialitas dan Risiko http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html
ILUSTRASI ALOKASI
Tabel 1-1 mengilustrasikan pendekatan alokasi yang dilaksanakan oleh
auditor senior,Fran Moore, atas penugasan audit pada Hillsburg Hardware Co.
Tabel tersebut mengikhtisarkan akun-akun neraca, menggabungkan sejumlah akun
tertentu, serta menampilkan alokasi dari total tingkat materialitas sebesar
$737,000 (10% dari nilai pendapatan operasional). Pendekatan alokasi yang
dilakukan oleh Moore bagi Hillsburg Hardware Co. Adalah dengan
mempergunakan pertimbangan profesional dalam pengalokasian pada akun-akun,
dengan mengacu pada dua batasan ketentuan yang dikembangkan oleh KAP
Berger dan Anthony:
Tabel 1-1
Neraca 31-12-02 (dalam ribuan) Salah saji yang masih Dapat
Ditoleransi (dalam ribuan)
Kas $828 $10 (a)
Piutang Dagang 18,957 442 (b)
Persediaan 29,865 442 (b)
3 of 15 12/3/2014 5:03 PM
akuntansia: Materialitas dan Risiko http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html
Salah saji yang masih dapat ditoleransi bagi setiap akun tidak boleh
melebihi 60% dari nilai pertimbangan awal (60% dari $737,000 = $442,000,
dibulatkan) dan total dari seluruh nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi
tidak boleh melebihi dua kali nilai pertimbangan awal tentang tingkat materialitas.
Alasan atas ketentuan pertama adalah untuk menjaga auditor agar tidak
mengalokasikan seluruh nilai total tingkat materialitas ke dalam satu akun saja.
Jika umpamanya, nilai pertimbangan awal sebesar $737,000 dialokasikan semua
pada akun piutang dagang, maka suatu salah saji senilai $737,000 yang terdapat
dalam akun tersebut akan dinyatakan masih dapat diterima.
Terdapat dua alasan mengapa nilai total salah saji yang masih dapat
ditoleransi, diperkenankan melebihi nilai materialitas keseluruhan. Pertama,
tidaklah mungkin bahwa semua akun akan mengandung salah saji dengan nilai
sebesar nilai slah saji yang masih dapat ditoleransinya. Kedua, beberapa akun
cenderung mengandung salah saji lebih (overstated), sementara beberapa akun
lainnya cenderung mengandung salah saji kurang (understated), yang
mengakibatkan dalam suatu nilai bersih yang cenderung lebih rendah daripada
nilai total materialitas.
4 of 15 12/3/2014 5:03 PM
akuntansia: Materialitas dan Risiko http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html
Tabel 1-2 (Ilustrasi Perbandingan Total Estimasi Salah Saji dengan Nilai
Pertimbangan Awal Materialitas)
E. RISIKO
Terdapat hubungan yang erat antara materialitas dan resiko. Dalam contoh
Tabel 9-1, auditor telah membuat estimasi sampling error sebesar $6,000 atas
akun piutang dagang, yang dipergunakan dalam mengihitung total estimasi salah
saji sebesar $18,000 untuk kemudian dipergunakan sebagai perbandingan dengan
nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi sebesar $20,000. nilai kesalahan
sampling sebesar $6,00 ini mengandung suatu risiko atas pelaksanaan sampling.
Hal ini hanya merupakan salah satu dari sejumlah jenis risiko yang harus
diketahui oleh editor.
Auditor mengenali, umpamanya, bahwa terdapat suatu ketidakpastian
tentang kompetensi bukti, ketidakpastian tentang efektivitas dari pengendalian
intern yang dimiliki klien, serta ketidakpastian tentang apakah laporan keuangan
telah disajikan secara wajar pada saat audit telah dilakukan.
Ilustrasi yang Berkaitan dengan Sejumlah Risiko dan Bukti
Auditor menggunakan model risiko audit untuk mengidentifikasikan lebih
jauh potensial untuk kesalahan saji dan dimana mereka paling mungkin terjadi.
Sebelum mulai membahas model risiko audit, suatu ilustrasi tentang sebuah
perusahaan hipotesis telah disajikan dalam Tabel 9-2 sebagai suatu kerangka
5 of 15 12/3/2014 5:03 PM
akuntansia: Materialitas dan Risiko http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html
6 of 15 12/3/2014 5:03 PM
akuntansia: Materialitas dan Risiko http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html
detection risk)
JENIS-JENIS RISIKO
a. Planned Detection Risk
7 of 15 12/3/2014 5:03 PM
akuntansia: Materialitas dan Risiko http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html
c. Risiko Pengendalian
8 of 15 12/3/2014 5:03 PM
akuntansia: Materialitas dan Risiko http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html
menyediakan tingkat keyakinan yang lebih rendah atau lebih tinggi hanya karena
adanya risiko perjanjian. Sedangkan para pendukung pernyataan ini berpendapat
bahwa merupakan hal yang tepat bagi para auditor untuk mengumpulkan sejumlah
bukti tambahan, menugaskan para staf yang memiliki lebih banyak pengalaman,
serta melakukan review yang lebih mendalam pada penugasan audit yang
memiliki potensi hukum yang tinggi, sepanjang tingkat keyakinan yang ingin
dicapai tidak diturunkan hingga di bawah suatu tingkat keyakinan yang wajar
pada saat tingkat risiko perjanjian yang dimiliki rendah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Akseptabilitas Audit
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat sejumlah
faktor yang mempengaruhi risiko perjanjian dan selanjutnya mempengaruhi risiko
akseptabilitas audit pula, diantaranya :
Derajat Kebergantungan Para Pengguna Eksternal pada Laporan Keuangan
Sejumlah faktor yang merupakan indikator yang baik atas derajat
kebergantungan para pengguna eksternal pada laporan keuangan adalah :
Ukuran usaha klien. Ukuran usaha klien, yang diukur dengan mempergunakan
total aktiva atau total pendapatan, akan memberikan pengaruh [ada risiko
akseptabilitas audit.
Distribusi kepemilikan. Laporan keuangan perusahaan piblik (PT terbuka)
umumnya dipergunakan oleh lebih banyak pengguna daripada laporan
keuangan perusahaan nonpublik. Bagi perusahaan-perusahaan semacam ini,
pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan termasuk pula SEC,
para analis keuangan serta masyarakat umum.
Sifat dan nilai kewajiban. Jika laporan keuangan mengandung nilai kewajiban
yang besar, laporan keuangan tersebut memiliki kecenderungan yang lebih
besar untuk dipergunakan secara luas oleh para kreditur, baik yang telah ada
sekarang maupun para calon kreditur, daripada jika laporan keuangan tersebut
hanya mengandung kewajiban yang kecil.
9 of 15 12/3/2014 5:03 PM
akuntansia: Materialitas dan Risiko http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html
10 of 15 12/3/2014 5:03 PM
akuntansia: Materialitas dan Risiko http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html
Berbagai transaksi yang terjadi antara perusahaan induk dan perusahaan anak
serta transaksi-transaksi yang terjadi antara pihak manajemen dengan entitas
perusahaan merupakan contoh-contoh dari transaksi dengan pihak terkait
sebagaimana yang terdefinisikan dalam SFAS 57. Karena berbagai transaksi
ini tidak terjadi pada dua belah pihak yang saling independen yang
bertransaksi sejauh jangkauan tangan saja, maka kemungkinan bahwa
transaksi-transaksi tersebut mengalami salah saji lebih besar, sehingga
mengakibatkan suatu peningkatan pada nilai risiko ineren.
- Berbagai transaksi nonrutin
Berbagai transaksi yang tidak umum dilakukan oleh klien memiliki
kemungkinan yang lebih besar akan dicatat secara tidak benar oleh pihak klien
daripada pencatatan atas berbagai transaksi yang rutin karena pihak klien
kurang memiliki pengalaman dalam melakukan pencatatan atas hal tersebut.
- Pertimbangan yang diperlukan untuk mengoreksi pencatatan berbagai
saldo dan transaksi akun
Contoh-contoh atas jenis akun ini adalah cadangan atas piutang tak tertagih,
nilai persedian yang usang, kewajiban atas pembayaran waran, serta cadangan
kerugian kredit bank. Serupa dengan hal itu, berbagai transaksi atas sejumlah
perbaikan utama atau penggantian sebagian aktiva merupakan contoh-contoh
dimana sejumlah perbandingan diperlukan.
- Penyusun populasi
Seringkali, berbagai item individual yang menyusun total populasi turut
memberikan pengaruh pada ekspektasi auditor akan salah saji yang material.
Membuat Keputusan Risiko Inheren
Auditor harus mengevaluasi semua informasi yang dapat mempengaruhi
tingkat risiko inheren serta memutuskan suatu tingkat risiko inheren yang tepat
bagi setiap siklus, akun, dan dalam banyak situasi bagi setiap tujuan audit pula.
Memperoleh Informasi untuk Menilai Risiko Inheren
Para auditor memulai penilaian mereka atas risiko inheren selama fase
perencanaan serta akan memperbaharui penilaian tersebut sepanjang penugasan
audit. Pada saat auditor melakukan beraneka jenis pengujian dalam suatu
penugasan audit, maka ia akan memperoleh tambahan informasi yang seringkali
pula akan mempengaruhi tingkat penilaian awal.
Menilai Risiko Kecurangan
Untuk memenuhi persyaratan standar audit, sangat penting auditor menilai
risiko dan memberi respon kepadanya daripada hanya medidentifikasinya mereka
sebagai risiko aksepbilitas audit, risiko inheren, atau risiko pengendalian. Oleh
karena itu banyak kantor audit menilai risiko kecurangan secara terpisah dari
penilaian komponen model risiko.
Standart auditing yang diterima mengharuskan auditor untuk menilai
resiko kesalahan pernyataan material sampai kecurangan. Ketika auditor
mempertimbangkan resiko bawaan dan resiko pengendalian, auditor juga harus
mempertimbangkan resiko kecurangan. Auditor biasanya mempertimbangkan
resiko kesalahan pernyataan material dengan membagi dua tipe kecurangan:
kecurangan laporan keuangan dan penyalahgunaan asset.
Untuk menilai risiko kecurangan auditor mengumpulkan informasi untuk
mengetahui luasnya keberadaan kondisi kecurangan. Segitiga kecurangan yang
menggambarkan aspek umum dari seluruh kecurangan, yaitu:
1. Kesempatan untuk melakukan kecurangan.
2. Insentive atau tekanan.
3. Kemampuan untuk merasionalisasi kecurangan menjadi konsisten dengan nilai
kepantasan internal.
Informasi yang Mempengaruhi Risiko Kecurangan
Untuk menilai luas ketiga kondidi kecurangan ini hadir, auditor harus
mempertimbangkan:
1. Faktor risiko khusus yang berhubungan dengan pelaporan keuangan yang curang
dan penyalahgunaan aktiva
2. Informasi diperoleh dari anggota tim audit yang berpengalaman, trmasuk
bagaimana dan dimana perusahaan perusahaan bisa dicurigai untuk melakukan
11 of 15 12/3/2014 5:03 PM
akuntansia: Materialitas dan Risiko http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html
12 of 15 12/3/2014 5:03 PM
akuntansia: Materialitas dan Risiko http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html
Mengevaluasi hasil
Setelah auditor melakukan perencanaan penugasan dan mengumpulkan
bukti audit, hasil-hasil audit dapat dinyatakan dalam sejumlah istilah dari versi
evaluasi atas model risiko audit. Antara lain:
AcAR = IR x CR x AcDR
Dimana:
AcAR = Achieved audit Risk (risiko Audit yang tercapai)
IR = Inherent Risk (Risiko inheren)
CR = Control Risk (risiko Pengendalian)
AcDR = Achieved detectionrisk (risiko deteksi yang tercapai)
13 of 15 12/3/2014 5:03 PM
akuntansia: Materialitas dan Risiko http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html
Formula tersebut menunjukan bahwa terdapat tiga cara utnuk mengurangi tingkat
risiko audit yang tercapai hingga mencapai suatu tingkat risiko yang dapat
diterima:
1. Mengurangi tingkat risiko inheren
2. Mengurangi tingkat risiko pengendalian
3. Mengurangi tingkat risiko deteksi yang tercapai dengan meningkatkan uji-uji
audit yang substantif
Penggabungan tiga jenis faktor ini yang dilakukan secara subyektif untuk
mencapai suatu tingkat risiko audit yang dapat diterima yang rendah
membutuhkan pertimbangan profesional yang matang.
Merevisi risiko-risiko dan bukti audit
Model risiko audit terutama merupakan sebuah model perencanaan dan
selanjutnya dapat dipergunakan secara terbatas dalam melakukan evaluasi atas
hasil-hasil audit. Perhatian harus diberikan dalam melakukan revisi atas faktor-
faktor risiko ini ketika hasil-hasil audit yang secara aktual diperoleh tidak sesuai
dengan yang direncanakan sebelumnya.
Pertimbangan yang sangat hati-hati harus dilalkukan oleh auditor pada saat
auditor membuat keputusan, dengan berdasarkan pada bukti audit yang
dikumpulkan, bahwa penilaian awal atas risiko pengendalian atau risiko inheren
telah diterapkan terlalu rendah atau risiko akseptibilitas audit telah ditetapkan
terlalu tinggi. Dalam situasi ini auditor harus melkukan dua pendekatan, antara
lain:
1. Auditor harus merevisi penilaian awal tentang risiko yang tepat.
2. Auditor harus mempertimbangkan pengaruh revisi tersebut terhadap kebutuhan
akan bukti audit, tanpa menggunakan model risiko audit.
Publikasikan
14 of 15 12/3/2014 5:03 PM
akuntansia: Materialitas dan Risiko http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html
15 of 15 12/3/2014 5:03 PM