Anda di halaman 1dari 11

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 506

Artikel Penelitian

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Bidan


dalam Pencegahan Risiko Penularan HIV/AIDS pada
Pertolongan Persalinan Normal di Kota Tanjungpinang Tahun
2014

1 2 3
Rahmadona , Joserizal Serudji , Erwani

Abstrak
Kasus HIV/AIDS di Kota Tanjungpinang lebih banyak dialami perempuan usia reproduksi. Dari 925 kasus
HIV/AIDS hingga tahun 2013, 502 kasus diderita perempuan sementara laki-laki hanya 423 kasus. Perempuan usia
reproduksi tersebut dapat saja hamil dan melahirkan ke bidan. Bidan berisiko tinggi tertular HIV/AIDS pada saat
menolong persalinan. Pencegahan risiko penularan HIV/AIDS dalam pertolongan persalinan normal tercermin dari
perilaku bidan dalam menerapkan kewaspadaan standar. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor-faktor
yang berhubungan dengan perilaku bidan dalam pencegahan risiko penularan HIV/AIDS pada pertolongan persalinan
normal di Kota Tanjungpinang tahun 2014. Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan pendekatan cross
sectional. Dilakukan terhadap 39 orang bidan dengan menggunakan kuisioner dan pedoman observasi. Data dianalisis
dengan uji Chi Square dan regresi logistik ganda. Faktor yang berhubungan dengan perilaku bidan adalah
pengetahuan (p=0,027), sikap (p=0,004), motivasi (p= 0,047), supervisi (p=0,001) dan ketersediaan sarana (p=0,002).
Faktor paling dominan yang berhubungan adalah supervisi (p=0,000). Kesimpulan penelitian adalah bidan akan
berperilaku baik dalam pencegahan risiko penularan HIV/AIDS pada pertolongan persalinan normal apabila
berpengetahuan baik, bersikap positif, memiliki motivasi tinggi, dilakukan supervisi serta didukung dengan sarana
yang lengkap.
Kata Kunci: Perilaku, pencegahan HIV/AIDS, pertolongan persalinan normal, pengetahuan, sikap, motivasi, supervisi,
ketersediaan sarana.

Abstract
HIV/AIDS cases in Tanjungpinang city were suffered by women at reproductive ages. 925 HIV/AIDS cases
trough 2013, 502 cases were suffered by women while 423 cases were men. This women may become pregnant and
deliver their babies at midwives assistance. Midwives are at high risk of HIV/AIDS tramsmission while assisting
delivery. Prevention risk of HIV/AIDS transmission in normal delivery assistance reflected from their behaviour by
implementing standard precaution. This study aimed to analyze factors related to midwives behaviour toward
prevention risk of HIV/AIDS transmission in normal delivery assistance in Tanjungpinang city year 2014.This is
analytical observasional study with cross sectional approach to 39 midwives using self administered questionare and
observasional guided forms. Data were analyzed using chi square test and multiple logistic regression. Factors related
to midwives bahaviour were knowledge (p=0,027), attitude (p=0,004), motivation (p=0,047), supervision (p=0,001) and
avaibility of equipment (p=0,002). Dominant factor was supervision (p=0,000).This study concluded that midwives will
have good behaviour towards prevention risk of HIV/AIDS transmission in normal delivery assistance if they are having
good knowledge, positive attitude, high motivation, frequently supervised and supported by complete equipment.
Keywords: Behaviour, HIV/AIDS prevention, normal delivery assistance, knowledge, attitude, motivation, supervision,
availability of equipment.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 507

Affiliasi penulis : 1. Program Studi Magister Kebidanan Fakultas karena kurang berhati-hati mengelola benda tajam
Kedokteran Universitas Andalas Padang, 2. Bagian Obstetri dan
saat prosedur pertolongan persalinan maupun saat
Gynekologi RSUP DR. M Djamil Padang, 3. Program Studi Kebidanan
7-14
Poltekkes Kemenkes Padang memproses alat setelah persalinan. Upaya untuk
Korespondensi: Rahmadona, email : rdona81@yahoo.com, Telp: mencegah penularan HIV/AIDS pada petugas
08127624251
kesehatan terutama bidan saat menolong persalinan
9,10,14
adalah dengan mematuhi kewaspadaan standar.
PENDAHULUAN
Mengingat HIV/AIDS umumnya tidak mem-
HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/
perlihatkan gejala dan penderitanya tidak tampak
Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan
seperti orang yang terinfeksi, maka prinsip
pandemik yang sedang dialami seluruh negara. Setiap
kewaspadaan standar diterapkan dengan
tahun jumlah orang yang terinfeksi HIV/AIDS secara
1
menganggap bahwa setiap darah dan cairan tubuh
kumulatif terus meningkat.
yang berasal dari pasien berpotensial menularkan
Menurut estimasi World Health Organization pada
infeksi terlepas apakah mereka positif HIV atau
tahun 201, menyebutkan ada sekitar 34 juta orang 7,9,10
tidak.
terinfeksi HIV di seluruh dunia, 1,7 juta sudah
Kewaspadaan standar sebagai bagian dari
meninggal karena AIDS, 16,7 juta atau hampir 50%
pencegahan penularan HIV/AIDS harus diterapkan
diantaranya adalah perempuan dan 2,1 juta adalah
1
bidan dalam setiap pertolongan persalinan untuk
anak berusia kurang dari 15 tahun.
melindungi pasien, bidan, keluarga dan orang lain dari
HIV/AIDS merupakan penyebab utama kematian
risiko paparan darah dan cairan tubuh yang mungkin
perempuan usia reproduksi di negara-negara 9,10,14
2
terinfeksi HIV.
berkembang. Indonesia, berdasarkan data dari
Kepatuhan bidan terhadap kewaspadaan
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
standar tersebut menjadi aspek penting untuk
Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL)
memutus rantai transmisi penularan HIV dan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, pada
mencerminkan perilaku yang diharapkan untuk
bulan Maret tahun 2013, kasus HIV/AIDS lebih 9
menjaga mutu pelayanan kesehatan.
banyak diderita perempuan (57.8%) dibandingkan laki-
3
Perilaku bidan sebagai penolong persalinan sangat
laki (42.2%). Sebagian besar (90%) kasus HIV/AIDS
2,4
penting dalam menghasilkan pertolongan persalinan
tersebut terjadi dalam rentang usia reproduksi.
yang aman bagi ibu dan bayi serta bagi bidan itu
Provinsi Kepulauan Riau, prevalensi kasus 8
sendiri.
HIV/AIDS terus meningkat setiap tahunnya dan di
Untuk dapat memperlihatkan perilaku yang baik
ibukotanya Tanjungpinang, berdasarkan data Dinas
dalam upaya pencegahan risiko penularan HIV/AIDS
Kesehatan Kota hingga tahun 2013, dari 925 kasus
pada persalinan persalinan normal, bidan harus
HIV/AIDS, proporsi perempuan yang terinfeksi lebih
mematuhi prinsip dan langkah kewaspadaan standar
banyak (502 kasus) dibandingkan laki-laki (423 kasus)
5,6
secara benar dan konsisten.
dan berada pada rentang usia 15-29 tahun (65%).
Pembentukan perilaku yang baik akan dipengaruhi
Perempuan usia reproduksi mungkin saja tertular
oleh berbagai faktor baik dari dalam (internal) maupun
HIV dari hubungan seksual yang tidak aman dengan
dari luar diri (eksternal) bidan tersebut. Faktor internal
pasangannya. Apabila terjadi kehamilan, perempuan
yang diteliti dalam penelitian ini mencakup
tersebut berisiko menularkan infeksi pada janinnya dan
pengetahuan, sikap, motivasi dan pelatihan,
bila melahirkan, juga ada risiko menularkan pada
7
sementara faktor eksternal mencakup supervisi dan
petugas kesehatan yang menolong persalinannya.
ketersediaan sarana.
Petugas kesehatan, termasuk bidan, berisiko tinggi
tertular HIV saat menolong persalinan karena terjadi
METODE
kontak dengan darah dan cairan tubuh pasien melalui
Penelitian ini merupakan penelitian analitik
percikan pada mukosa mata, mulut, hidung. Penularan
observasional dengan pendekatan cross sectional
juga bisa melalui luka akibat tertusuk jarum atau

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 508

untuk mengetahui hubungan faktor internal dan eksternal dengan perilaku serta uji regresi logistik
eksternal terhadap perilaku bidan dalam pencegahan berganda untuk mengetahui faktor dominan yang
risiko penularan HIV/AIDS pada pertolongan berhubungan dengan perilaku bidan dalam
persalinan normal. Lokasi penelitian adalah di kota pencegahan risiko penularan HIV/AIDS pada
Tanjungpinang. Data dikumpulkan dari 25 Maret pertolongan persalinan normal.
hingga 18 Mei 2014.
Populasi penelitian ini adalah semua bidan praktek HASIL
swasta (BPS) yang tersebar di 6 wilayah kerja Penelitian telah dilakukan dengan mengunjungi 39
Puskesmas se-kota Tanjungpinang. Subjek penelitian klinik Bidan Praktek Swasta di 6 wilayah kerja
yang dipilih adalah semua populasi yang memenuhi Puskesmas se-Kota Tanjungpinang yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam kriteria inklusi dan ekslusi.
penelitian ini adalah Bidan yang sudah praktik lebih Bidan diberikan kuisioner dan dilakukan observasi
dari 1 tahun, 1 tahun terakhir masih aktif menolong saat menolong persalinan. Data faktor internal dan
persalinan, pertolongan persalinan yang dilakukan eksternal yang diperoleh kemudian dihubungkan
adalah persalinan normal dan bersedia jadi dengan perilaku bidan dalam pencegahan risiko
responden. penularan HIV/AIDS pada pertolongan persalinan
Kriteria eksklusi adalah bidan yang sedang normal.
mengikuti pendidikan formal atau pelatihan,tidak
berada di tempat untuk waktu labih dari 2 bulan, Tabel 1. Hubungan Faktor Internal terhadap Perilaku Bidan
pertolongan persalinan normal yang dilakukan dalam Pencegahan Risiko Penularan HIV/AIDS

mengalami komplikasi atau memerlukan rujukan. pada Pertolongan Persalinan Normal


Perilaku
Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan
15-18 Faktor Internal Baik Kurang Nilai p
rumus proporsi untuk populasi yang diketahui.
f % f %
Berdasarkan rumus tersebut, diperoleh jumlah sampel Pengetahuan
sebesar 39 orang. Baik 11 55 9 45 0,027
Kurang Baik 3 15.8 16 84.2
Sikap
Positif 13 56.5 10 43.5 0,004
Negatif 1 6.3 15 93.7
Keterangan : Motivasi

n : besar sampel Tinggi 11 52.4 10 47.6 0,047


Rendah 3 16.7 15 83.3
N : besar populasi yang diketahui
Pelatihan
2
Z(1-/2) : Nilai sebaran normal baku pada tingkat Pernah 14 38.9 22 61.1 0,540
kepercayaan 95% = 1.96 Tidak pernah 0 0 3 100

P : Proporsi kejadian, bila tidak diketahui (0,5)


d : Besar penyimpangan 0,1 Tabel 1 menunjukkan bahwa perilaku bidan dalam
pencegahan risiko penularan HIV/AIDS pada
Pengambilan sampel menggunakan metode simple pertolongan persalinan normal pada bidan yang
random sampling dan secara proporsional dibagi di pengetahuannya baik, ternyata lebih banyak yang
masing-masing wilayah kerja Puskesmas. menunjukkan perilaku baik (55%) sementara perilaku
Instrumen yang digunakan adalah kuisioner untuk yang kurang baik lebih banyak pada bidan yang
data tentang pengetahuan, sikap, motivasi pelatihan pengetahuannya juga kurang baik (84.2%)
dan supervisi, serta pedoman observasi untuk data Bidan yang sikapnya positif juga lebih banyak yang
ketersediaan sarana dan perilaku. menunjukkan perilaku baik (56.5%), sementara bidan
Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi yang perilakunya kurang baik lebih banyak pada bidan
dan dianalisis dengan uji statistik chi square untuk yang bersikap negatif (93.7%). Begitu juga dengan
mengetahui hubungan antara faktor internal dan bidan yang motivasinya tinggi, perilaku yang

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 509

ditunjukkan juga lebih banyak yang baik (52.4%), berhubungan sangat bermakna dengan perilaku bidan
sementara bidan yang motivasinya rendah juga lebih dimana nilai p yang diperoleh untuk variabel supervisi
banyak yang menunjukkan perilaku kurang baik = 0,001 (< 0,005) dan untuk variabel ketersediaan
(83.3%). sarana = 0,002 (< 0,005).
Hal tersebut tidak terlihat pada bidan yang pernah Dari hubungan faktor-faktor internal dan eksternal
ikut pelatihan terkait pencegahan infeksi termasuk dengan perilaku bidan dalam pencegahan risiko
pencegahan HIV/AIDS justru menunjukkan hal penularan HIV/AIDS pada pertolongan persalinan
sebaliknya karena dari 36 bidan yang pernah ikut normal, penelitian dilanjutkan untuk mengetahui faktor
pelatihan hanya (38.9%) yang menunjukkan perilaku apa yang paling dominan berhubungan dengan
baik, sementara tidak satupun bidan yang tidak pernah perilaku bidan. Hal tersebut diketahui dengan
ikut pelatihan yang berperilaku baik. melakukan analisis regresi logistik ganda pada uji
Setelah dilakukan analisis bivariat dengan uji chi- multivariat.
square, diperoleh hubungan yang bermakna antara Faktor internal dan eksternal yang memenuhi
pengetahuan dengan perilaku dengan nilai p = 0,027 kemaknaan <0,25 dimasukkan dalam seleksi
(<0,005), begitu juga dengan sikap p= 0,004 (< 0,005), multivariat antara lain pengetahuan, sikap, motivasi,
dan motivasi p=0,047 (< 0,005). Variabel pelatihan ketersediaan sarana dan supervisi.
tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan
perilaku karena nilai p yang diperoleh 0,540 (> 0,05). Tabel 3. Faktor Dominan Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Bidan Dalam Pencegahan Risiko

Tabel 2. Hubungan Faktor Eksternal terhadap Perilaku Penularan HIV/AIDS pada Pertolongan Persalinan

Bidan dalam Pencegahan Risiko Penularan Normal


Tahap Variabel Log Nilai p
HIV/AIDS Pada Pertolongan Persalinan Normal
Seleksi Likelihood
Perilaku
Nilai p Tahap 1 Pengetahuan 0,738 0,390
Faktor Eksternal Baik Kurang
Sikap 3,819 0,051
f % f %
Motivasi 0,000 1,000
Supervisi
Ketersediaan Sarana 14,492 0,000
Pernah 12 66.7 6 33.3 0,001
Supervisi 20,293 0,000
Tidak Pernah 2 9.5 19 90.5
Tahap 2 Pengetahuan 4,132 0,042
Ketersediaan Sarana
Sikap 5,236 0,022
Lengkap 14 56 11 44 0,002
Ketersediaan Sarana 14,712 0,000
Tidak Lengkap 0 0 14 100
Supervisi 20,312 0,000

Tabel 2 menunjukkan bahwa bidan yang klinik


Tabel 3 menunjukkan, pada tahap awal seleksi,
bersalinnya pernah disupervisi 1 tahun terakhir oleh
variabel pengetahuan, sikap, motivasi, ketersediaan
institusi pemerintah (Dinas Kesehatan/Puskesmas)
sarana dan supervisi, dimasukkan bersamaan ke
maupun dari organisasi profesi (IBI) lebih banyak
dalam analisis regresi logistik ganda, kemudian pada
memperlihatkan perilaku yang juga baik (66.7%),
tahap kedua, variabel motivasi dikeluarkan dari
sementara bidan yang tidak pernah disupervisi
analisis karena memiliki nilai p paling besar.
perilaku yang ditunjukkan juga lebih banyak yang
Pada tahap kedua ini terlihat variabel ketersediaan
kurang baik (90.5%).)
sarana dan supervisi memiliki nilai p yang bermakna
Hal serupa juga terlihat pada bidan yang memiliki
yaitu 0,000 (< 0,05) namun variabel supervisi memiliki
sarana lengkap, perilaku yang ditunjukkan juga lebih
nilai log likelihood lebih besar daripada variabel
banyak yang baik (56%), sementara seluruh bidan
ketersediaan sarana.
yang sarananya tidak lengkap semuanya bahkan
Kesimpulan hasil uji multivariat adalah supervisi
menunjukkan perilaku yang kurang baik (100%).
merupakan faktor paling dominan yang berhubungan
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi
dengan perilaku bidan dalam pencegahan risiko
square, ditemukan kedua faktor eksternal tersebut
penularan HIV/AIDS pada pertolongan persalinan
normal.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 510

PEMBAHASAN formal maupun informal. Bermaknanya hubungan


Pada penelitian ini diperoleh hubungan faktor- variabel pengetahuan dengan perilaku pada penelitian
faktor internal mencakup pengetahuan, sikap, motivasi ini dikarenakan semua bidan yang diteliti memiliki latar
dan pelatihan, faktor eksternal mencakup supervisi belakang pendidikan formal D3 (diploma) Kebidanan.
dan ketersediaan sarana serta faktor dominan yaitu Kewaspadaan standar untuk pencegahan infeksi
supervisi terhadap perilaku bidan dalam pencegahan termasuk pencegahan penularan HIV/AIDS pada
risiko penularan HIV/AIDS pada pertolongan pertolongan persalinan normal sudah diajarkan
persalinan normal di Kota Tanjungpinang. sehingga diasumsikan bidan-bidan sudah memiliki
a. Hubungan Faktor Internal dengan Perilaku dasar pengetahuan tentang hal tersebut.
Hubungan pengetahuan dengan perilaku dalam Para bidan juga sudah mendapatkan informasi
penelitian ini memperlihatkan bahwa bidan yang mengenai pencegahan penularan HIV/AIDS dari
pengetahuannya baik, perilaku yang ditunjukkan juga pendidikan informal melalui pelatihan-pelatihan,
lebih banyak yang baik, sementara perilaku yang seminar atau sosialisasi kewaspadaan standar yang
kurang baik lebih banyak ditunjukkan oleh bidan yang sering dilakukan secara berkala di Kota
pengetahuannya juga kurang baik. Dari uji statistik chi Tanjungpinang baik dari institusi pemerintah maupun
square kedua variabel ini juga menunjukkan hubungan LSM (lembaga swadaya masyarakat) khususnya yang
bermakna dengan nilai p=0,027 (0,05). bergerak di bidang pencegahan dan penanggulangan
Hasil ini sejalan dengan penelitian di Nigeria yang HIV/AIDS.
membuktikan ada hubungan yang bermakna antara Pemberian informasi melalui pendidikan, pelatihan
pengetahuan dengan pencegahan penularan HIV atau seminar tersebut akan meningkatkan
19-21 pengetahuan seseorang dan selanjutnya akan
secara vertical (p= 0,001).
Hal sama juga dibuktikan oleh penelitian di menimbulkan kesadaran untuk berperilaku sesuai
Surakarta yang menunjukkan ada hubungan antara dengan pengetahuan yang dimilikinya. Tanpa
pengetahuan dan perilaku pencegahan penularan dari pengetahuan, seseorang tidak mempunyai dasar
22 untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan
klien HIV/AIDS (p= 0.003), penelitian di Zambia yang
26
mendapatkan hubungan bermakna (p=0,001) antara terhadap masalah yang dihadapi.
pengetahuan dan kepatuhan petugas kesehatan Hubungan sikap dengan perilaku bidan
dalam penggunaan Pedoman Pencegahan pada berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
23 bidan yang bersikap positif perilakunya lebih banyak
Pelaksanaan Pencegahan Infeksi. Begitu juga
dengan penelitian di Pekanbaruyang membuktikan yang baik, demikian juga dengan bidan yang sikapnya
ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan negatif, perilaku yang ditunjukkan juga lebih banyak
perilaku pencegahan infeksi bidan pada pertolongan yang kurang baik. Analisis chi square keduanya
24 memiliki hubungan bermakna, nilai p=0,004 (p<0.05).
persalinan normal (p=0,041).
Hal tersebut juga membuktikan teori bahwa Hasil ini sejalan dengan beberapa penelitian
pengetahuan merupakan domain penting dan faktor sebelumnya antara lain ada hubungan bermakna
25-26 (p=0,038) antara sikap dengan pelaksanaan universal
awal seseorang untuk berperilaku. Pengetahuan
27
dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga precaution), sikap berhubungan bermakna (p=0,026)
seseorang dapat berperilaku sesuai keyakinan dengan kepatuhan petugas kesehatan dalam
tersebut, termasuk perilaku pencegahan risiko penggunaan Pedoman Pencegahan pada
23
penularan HIV/AIDS pada pertolongan persalinan pelaksanaan Pencegahan Infeksi.
normal dalam penelitian ini. Penelitian lain juga membuktikan bahwa sikap
Selain itu, perilaku yang didasari oleh pengetahuan yang negatif tentang HIV/AIDS berhubungan dengan
28
akan lebih melekat dan tahan lama dibandingkan rendahnya pelaksanaan kewaspadaan universal,
25-26 sikap yang negatif terhadap pasien HIV positif
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan berdampak pada tidak konsistennya penerapan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 511

29
kewaspadaan standar. statistik menunjukkan hubungan bermakna antara
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih keduanya dimana nilai p=0,047 (p<0,05).
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian di
objek, bersifat seperti evaluasi pribadi seseorang Maluku yang mendapatkan hubungan bermakna
26,30 31
terhadap stimulus yang diterima. (p=0,000) antara motivasi dan kinerja bidan di desa,
Sikap juga merupakan suatu kesiapan untuk penelitian di Medan yang membuktikan ada hubungan
bereaksi secara positif atau negatif terhadap suatu bermakna (p< 0,05) antara motivasi intrinsik dengan
objek dengan cara tertentu. Sikap tidak dapat dilihat kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap
32
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari RSUD dr. Pirngadi Medan.
26,30
perilaku yang tertutup (covert behavior). Pada dasarnya, motivasi tidak terlepas dari
Menurut Allport tahun 1954, menyatakan bahwa kebutuhan serta merupakan interaksi seseorang
komponen sikap ada 3 komponen, yaitu kognitif dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Bagaimana
(pengetahuan, keyakinan), afektif (emosional, cara seseorang menghubungkan antara kebutuhan
evaluasi) dan konatif (kecenderungan bertindak). dan situasi yang dihadapinya akan menjadi alasan
Ketiga komponen ini bersama-sama akan membentuk seseorang tersebut untuk bertindak memenuhi
26,30 26,30
sikap yang utuh (total attitude). kebutuhan hidupnya.
Dalam penelitian ini, bermaknanya hubungan Kebutuhan untuk aman dari risiko penularan
antara sikap dan perilaku bidan dalam pencegahan HIV/AIDS meningkat dan meningkatkan pula motivasi
risiko penularan HIV/AIDS pada pertolongan untuk berperilaku baik terhadap pencegahan risiko
persalinan normal, kemungkinan disebabkan bidan penularan HIV/AIDS pada pertolongan persalinan
tersebut sudah memiliki pengetahuan yang benar normal.
tentang HIV/AIDS, cara penularan dan cara mencegah Menurut teori Frederick Herzberg tahun 1950,
penularan HIV/AIDS khususnya pada pertolongan motivasi dapat timbul dari dalam diri (intrinsik) dan dari
persalinan normal. luar diri seseorang (ekstrinsik). Motivasi yang timbul
Pengetahuan ini akan membawa bidan tersebut dari dalam diri lebih kuat dari motivasi yang timbul dari
26,30
untuk berfikir dan berusaha supaya diri, pasien dan luar diri seseorang.
keluarganya tidak tertular dan menularkan HIV/AIDS. Pada penelitian ini, motivasi intrinsik mencakup
Pada proses berfikir tersebutlah komponen emosi prestasi kerja, tanggungjawab kerja dan kepuasan
dan keyakinan bahwa pencegahan penularan kerja itu sendiri, sementara motivasi ekstrinsik
HIV/AIDS tersebut penting dan bermanfaat bagi diri mencakup kondisi kerja, kompensasi dan
dan pasiennya sehingga menimbulkan sikap yang penghargaan serta mutu supervisi teknis.
positif terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS dan Apabila faktor-faktor yang menimbulkan kedua
selanjutnya timbul niat untuk melakukan langkah- motivasi tersebut terpenuhi dan tercapai kepuasan,
langkah kewaspadaan yang sesuai dengan standar di maka akan timbul motivasi yang kuat untuk bertindak
setiap pertolongan persalinan normal. atau bekerja dan menghasilkan kinerja yang tinggi
Namun begitu, suatu sikap belum otomatis khususnya untuk mencegah risiko penularan
terwujud dalam suatu perilaku terbuka (overt HIV/AIDS pada pertolongan persalinan normal.
behaviour), karena faktor lain yang juga turut Bermaknanya hubungan variabel motivasi dengan
berpengaruh seperti ketersediaan sarana, dukungan perilaku bidan pencegahan risiko penularan HIV/AIDS
atasan/organisasi profesi, atau situasi lingkungan yang pada pertolongan normal kemungkinan karena bidan-
26,30
tidak memungkinkan. bidan menyadari bahwa dirinya berisiko tinggi tertular
Hubungan motivasi dan perilaku bidan dalam HIV terlebih lagi di wilayah kota Tanjungpinang yang
penelitian ini menunjukkan bahwa bidan yang banyak sekali terjadi kasus HIV/AIDS dan
motivasinya tinggi lebih banyak yang berperilaku baik, kecenderungannya mengenai perempuan usia
sementara yang motivasinya rendah lebih banyak reproduksi yang kemungkinan untuk hamil tinggi serta
yang menunjukkan perilaku yang kurang baik. Uji melahirkan ke klinik bidan.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 512

Hubungan antara pelatihan dan perilaku bidan pertolongan persalinan normal sesuai yang diberikan
berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelatihan.
bidan yang pernah ikut pelatihan justru lebih banyak b. Hubungan Faktor Eksternal dengan Perilaku
yang menunjukkan perilaku kurang baik, sementara Bidan
bidan yang tidak pernah ikut pelatihan semuanya Hubungan supervisi dengan perilaku bidan dari
menunjukkan perilaku yang kurang baik juga. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bidan yang
analisis statistik hubungan keduanya tidak bermakna, kliniknya pernah di supervisi 1 tahun terakhir lebih
karena diperoleh nilai p=0,540 (>0,05). banyak yang berperilaku baik, sementara yang tidak
Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian pernah di supervisi lebih banyak yang menunjukkan
Mukwanto KP dkk, tahun 2007 yang justru perilaku kurang baik. Dari analisis statistik kedua faktor
membuktikan bahwa pelatihan berhubungan dengan ini berhubungan sangat bermakna dengan nilai
kepatuhan petugas kesehatan dalam menggunakan p=0,001(<0,05).
pedoman pencegahan dalam pelaksanaan Hasil ini sejalan dengan penelitian oleh Karim
pencegahan infeksi atau penelitian Suryani pada tahun 2002 di Jambi yang membuktikan hubungan
tahun 2011 yang membuktikan pelatihan berpengaruh bermakna (p= 0,003) antara supervisi dengan kinerja
33
terhadap perilaku bidan dalam melakukan bidan di desa, serta penelitian Suryani tahun 2011 di
23-24
pencegahan Infeksi. Pekanbaru yang memperoleh hubungan bermakna (p
Pelatihan seyogyanya dapat meningkatkan = 0,008) antara supervisi dengan perilaku pencegahan
24
pengetahuan dan keterampilan bidan, membentuk infeksi oleh bidan.
sikap positif dan meningkatkan motivasi untuk Deskripsi di atas memperlihatkan bahwa pernah
berperilaku baik, khususnya perilaku bidan dalam atau tidaknya bidan disupervisi akan berhubungan
pencegahan risiko penularan HIV/AIDS pada dengan baik atau kurang baiknya perilaku bidan dalam
pertolongan persalinan normal. pencegahan risiko penularan HIV/AIDS pada
Pelatihan menurut Gomez tahun 2001, akan pertolongan persalinan normal.
memperbaiki kinerja pekerja pada suatu pekerjaan Menurut Azwar pada tahun 1996, supervisi
tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya merupakan salah satu bentuk motivasi yang datang
atau suatu pekerjaan yang ada kaitannya dengan dari luar diri bidan (ekstrinsik).
pekerjaannya. Dengan pelatihan diharapkan Dengan adanya supervisi, bidan merasa
seseorang dapat lebih mudah melaksanakan mempunyai kewajiban untuk melakukan pencegahan
24
tugasnya. risiko penularan HIV/AIDS pada pertolongan
Tidak bermaknanya hubungan pelatihan dengan persalinan normal sesuai standar yang ditelah
perilaku bidan dalam pencegahan risiko penularan ditetapkan dan waspada terhadap risiko terkena
HIV/AIDS pada pertolongan persalinan normal dalam sanksi apabila tidak melaksanakannya.
penelitian ini kemungkinan disebabkan pelatihan yang Dalam Permenkes no. 21 tahun 2013 tentang
diikuti seringnya hanya merupakan program dinas penanggulangan HIV dan AIDS pasal 42 ayat 1 dan 2
kesehatan yang secara berkala mengikutsertakan menyatakan, Setiap fasilitas pelayanan kesehatan
bidan, bukan karena minat bidan itu sendiri untuk wajib melaksanakan tindakan preventif untuk
mengikutinya sehingga perubahan perilaku hanya mencegah penularan infeksi termasuk HIV. Tindakan
terjadi pada saat pelatihan saja, dan setelah bidan preventif tersebut meliputi kewaspadaan umum
kembali ke tempat tugasnya, perilaku bidan kembali (universal precaution), kepatuhan terhadap program
pada kebiasaan lama yang kurang baik. pencegahan infeksi sesuai dengan standar,
Ada faktor lain yang mungkin juga penting, bahwa penggunaan darah yang aman dari HIV dan
34
pelatihan yang telah dilaksanakan perlu ada komunikasi, informasi dan edukasi kepada pasien.
monitoring dan evaluasi untuk memastikan bidan tetap Klinik Bidan Praktek Swasta (BPS) juga
melaksanakan kewaspadaan standar untuk merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
pencegahan risiko penularan HIV/AIDS pada berkewajiban melaksanakan pencegahan infeksi

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 513

termasik HIV sebagaimana diatur dalam pasal 42 ayat terakhir, dan dari observasi lebih banyak juga bidan
1 dan 2 Permenkes tersebut. yang memiliki perilaku kurang baik (90.2%) dalam
Apabila bidan tidak melaksanakan tindakan pencegahan risiko penularan HIV/AIDS pada
preventif tersebut, akan dikenai sanksi sebagaimana pertolongan persalinan normal.
diatur pada pasal 42 ayat 3 Permenkes no 21 yaitu Ketika hal ini dikonfirmasi ke puskesmas, alasan
berupa sanksi administrative mencakup teguran lisan, supervisi tidak rutin dilaksanakan dikarenakan
34
teguran tertulis hingga pencabutan izin praktek. keterbatasan anggaran sehingga kegiatan supervisi
Supervisi adalah melakukan pengamatan secara hanya difokuskan pada bidan-bidan yang bermasalah
langsung dan berkala oleh atasan terhadap bawahan dan pengawasan hanya dalam bentuk laporan bulanan
untuk kemudian apabila ditemukan masalah segera yang dibuat bidan serta dikirim secara berkala ke
diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat puskesmas dan organisasi profesi tentang keadaan
35
langsung guna mengatasinya. tempat praktek dan pasien yang dilayaninya.
Supervisi bisa berupa dorongan, bimbingan dan Hubungan antara ketersediaan sarana dengan
kesempatan bagi pertumbuhan dan keahlian. perilaku bidan berdasarkan hasil penelitian ini
Supervisi yang dilakukan dengan baik akan memperlihatkan bahwa bidan yang memiliki sarana
memperoleh banyak manfaat antara lain peningkatan lengkap lebih banyak yang menunjukkan perilaku baik,
pengetahuan, keterampilan bawahan serta akan dan bidan yang tidak memiliki sarana lengkap bahkan
35
mengetahui kesalahan yang dilakukan bawahan. seluruhnya menunjukkan perilaku kurang baik. Uji
Kegiatan supervisi yang dilakukan secara baik dan statistik juga menunjukkan hubungan bermakna antara
berkala oleh instansi pemerintah maupun dari keduanya yaitu dengan nilai p= 0,002(<0,05).
organisasi profesi adalah untuk memastikan tindakan Hasil penelitian tersebut sejalan dengan beberapa
bidan khususnya pencegahan penularan infeksi penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa
termasuk HIV tetap sesuai dengan standar dan ketersediaan sarana berhubungan dengan perilaku
24,29,38-40
apabila ditemukan masalah yang memerlukan pencegahan infeksi.
bantuan, supervisor dapat memfasilitasinya untuk Hasil penelitian tersebut didukung oleh teori bahwa
meminimalisir terjadinya kesalahan yang dapat sarana merupakan salah satu faktor pendukung yang
41
merugikan pasien. tidak boleh dilupakan dalam pelayanan.
Tujuan supervisi yaitu untuk perbaikan dan Setiap prosedur kewaspadaan standar yang
perkembangan proses belajar mengajar secara total, ditujukan untuk pencegahan penularan HIV/AIDS`pada
tidak hanya memperbaiki mutu petugas semata, pertolongan persalinan normal mulai dari cuci tangan,
melainkan juga untuk membina pertumbuhan profesi penggunaan APD, pengelolaan benda tajam,
dalam arti luas, termasuk di dalamnya pengadaan pemprosesan alat dan pengelolaan sampah atau
fasilitas yang menunjang kelancaran pelaksanaan limbah sisa persalinan membutuhkan sarana
tugas, peningkatan pengetahuan dan keterampilan, pendukung yang harus disediakan bidan agar
pembinaan, pemilihan serta penggunaan metode dan pelaksanaanya sesuai standar yang telah ditetapkan.
35-37
sebagainya. Teori Green yang dikutip dari Notoatmodjo tahun
Dari uraian di atas, jika dihubungkan dengan 2011, menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi
penelitian ini, jelas bahwa supervisi yang dilakukan perilaku sehat yaitu faktor pendukung yang mencakup
dengan baik dan berkala akan meningkatkan perilaku tersedianya fasilitas kesehatan, tersedianya prasarana
bidan dalam pencegahan risiko penularan HIV/AIDS fasilitas kesehatan yang memudahkan untuk
pada pertolongan persalinan normal tetap sesuai mencapai perilaku kesehatan individu dalam
26
dengan standar dan meningkatkan mutu pelayanan. bertindak.
Namun begitu, dari penelitian ini diketahui bahwa Jaminan ketersediaan sarana, peralatan dan
lebih banyak bidan yang tidak pernah mendapatkan pasokan yang memadai adalah syarat untuk
supervisi (53.8%) baik dari dinas kesehatan, melaksanakan pelayanan kesehatan agar sesuai
puskesmas, maupun organisai profesi dalam setahun dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 514

persyaratan ini tidak terpenuhi maka hal tersebut akan KESIMPULAN


menimbulkan kesenjangan antara kinerja dan kualitas Ada hubungan faktor internal dengan perilaku
42
pelayanan. bidan dalam pencegahan risiko penularan HIV/AIDS
Sekompeten apapun seorang petugas kesehatan, pada pertolongan persalinan normal yaitu
tidak akan dapat melakukan unjuk kinerja yang pengetahuan (p=0,027), sikap (p=0,004) dan motivasi
memadai apabila sarana dan pasokan untuk (p=0,047).
menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, tidak Ada hubungan faktor eksternal dengan perilaku
dapat dipenuhi oleh pemilik dan pengelola fasilitas bidan dalam pencegahan risiko penularan HIV/AIDS
42
kesehatan tersebut. pada pertolongan persalinan normal yaitu supervisi
Teori tersebut memperjelas hasil penelitian (p=0,001) dan ketersediaan sarana (p=0,002).
bahwa ketersediaan sarana merupakan faktor yang Ada faktor dominan yang berhubungan dengan
penting untuk memastikan perilaku bidan dalam perilaku bidan dalam pencegahan risiko penularan
melaksanakan pencegahan risiko penularan HIV/AIDS pada pertolongan persalinan normal yaitu
HIV/AIDS pada pertolongan persalinan normal supervisi (p=0,000).
tetap sesuai dengan standar yang ditetapkan.
c. Faktor dominan yang berhubungan dengan UCAPAN TERIMA KASIH
perilaku bidan Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Setelah dilakukan uji regresi logistik ganda, Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang atas kesempatan
variabel paling dominan berhubungan dengan yang diberikan untuk melanjutkan pendidikan. Kepada
perilaku bidan dalam pencegahan risiko penularan Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Kepala
HIV/AIDS pada pertolongan persalinan normal adalah Puskesmas se-Kota Tanjungpinang serta ibu-ibu
variabel supervisi dengan nilai p= 0,000 (p< 0,05) Bidan Praktek Swasta yang terlibat dan memfasilitasi
Kesimpulan yang mungkin bisa dari uji ini, apabila penulis dalam melakukan penelitian.
seorang bidan pernah dilakukan supervisi yang baik Terimakasih juga diucapkan kepada DR. dr. H.
dan berkala, bidan tersebut berpeluang untuk Joserizal Serudji, SpOG(K) dan Hj. Erwani, SKM.
berperilaku yang baik pula terhadap pencegahan M.Kes sebagai pembimbing atas masukan dan
risiko penularan HIV/AIDS pada pertolongan bimbingan dalam menyelesaikan tesis ini serta semua
persalinan normal. pihak yang telah membantu dan bekerjasama namun
Seperti yang dibahas sebelumnya, supervisi tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dalam artikel
adalah melakukan pengamatan secara langsung dan ini.
berkala oleh atasan terhadap bawahan untuk
kemudian apabila ditemukan masalah segera DAFTAR PUSTAKA
diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat
1. World Health Organization. HIV/AIDS in South
35
langsung guna mengatasinya.
East Asia Region: Progress Report 2011. India:
Supervisi juga merupakan salah satu bentuk
WHO Regional Region; 2012. hal. 1-85.
motivasi yang datang dari luar diri bidan (ekstrinsik).
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Supervisi bisa berupa dorongan, bimbingan dan
Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke
35
kesempatan bagi pertumbuhan dan keahlian.
Anak. Jakarta: Kemenkes RI; 2011. hal 2-7.
Supervisi yang dilakukan dengan baik dan berkala
3. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
akan meningkatkan perilaku bidan dalam pencegahan
Penyehatan Lingkungan. Laporan Perkembangan
risiko penularan HIV/AIDS pada pertolongan persalinan
HIV/AIDS Triwulan I Tahun 2013. Jakarta: Dirjen
normal tetap sesuai dengan standar dan meningkatkan
PP dan PL Kemenkes RI; 2013.
35
mutu pelayanan.
4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 515

Data Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011. 19. Ndikom, CM and Onibokun, A. Knowledge and
Jakarta: Kemenkes RI; 2012. Behaviour of Nurse / Midwives in The Prevention of
5. Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. Profil vertical Transmission of HIV In Oweri, Imo State,
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011. Nigeria: A Cross Sectional Study. Journal of BMC
Tanjungpinang: Dinkes Prov. Kepri; 2012. Nursing. 2007; 6(9):1-9.
6. Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang. Data KIA 20. Atulomah NO, Oladepo, O. Knowledge, Perception
dan KB Tahun 2012. Tanjungpinang: Kesga and Practice with Regard to Occupational Risk of
Dinkes Kota Tanjungpinang; 2013. HIV/AIDS among Nursing and Midwifery Student in
7. Maryunani, A. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ibadan, Nigeria. Journal Leadership in Health
ke Anak. Jakarta : Trans Info Media; 2009. Services 2002; 31(3):223-7.
8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku 21. Bassey, E.B, Elemuwa, C.O, Anukam, K.C.
Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Knowledge of, and Attitudes to, Acquired Immune
Jakarta: Dirjen BinKesMas; 2008. hal 1-32, 37-118. Deficiency Syndrome (AIDS) among Traditional
9. Tietjen L, Bossenmeyer D, Mcintosh N. Panduan Birth Attendants (TBAs) in Rural Communities in
Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Cross River State, Nigeria. International Nursing
Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Review. 2007; 54(6): 354-8.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono 22. Mahardini dan Maliya. Hubungan Antara Tingkat
Prawirohardjo; 2010. hal 3-1-6-1,8-1,10-1-14-1. Pengetahuan Perawat dengan Perilaku
10. Nasronudin. HIV & AIDS. Pendekatan Biologi Pencegahan Penularan Dari Klien HIV/AIDS di
Molekuler, Klinis dan Sosial. Surabaya: Airlangga Ruang Melati 1 RSUD DR Moewardi Surakarta.
University Press; 2007. Berita Ilmu Keperawatan. 2009; 2(6):75-80.
11. World Health Organization. Infections and 23. Mukwanto KP, Ngoma CM, Maimbolwa.
Infectious Diseases: A`Manual for Nurses and Compliance with Infection Prevention Guidelines
Midwives. WHO: Regional Office for Europe; 2001. By Health Care Workers At Ronald Ross General
12. Communicable Disease Network Australia. 2010. Hospital Mufulira Distric. Med Journal of Zambia.
Infection Control Guidelines For the Prevention of 2010;35(3):110-6.
Transmission of Infectious Diseases in The Health 24. Suryani L. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Care Setting. Canberra: CDNA; 2010. (diunduh 10 Perilaku Bidan Dalam Pencegahan Infeksi Pada
Oktober 2013). Tersedia dari URL: HYPERLINK Pertolongan Persalinan (tesis). Bandung:
www.icg.health.gov.au. Universitas Padjadjaran Bandung; 2011.
13. Royal College of Nursing. Essential Practice for 25. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Infection Prevention and Control. Guidance for Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
Nursing Staff. London: RCN; 2012. 26. Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:
14. Maryunani, A. Pencegahan Infeksi Dalam Rineka Cipta; 2011.
Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media; 2011. 27. Mukti AG, Treloar C, Suprawimbarti, Asdie AH,
15. Riyanto, A. Aplikasi Metode Penelitian Kesehatan. Este KD, Higginbotham N, et al. A Universal
Yogyakarta: Nuha Medika; 2011. Precautions Education Intervention For Health
16. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Workers In Sardjito And PKU Hospital
Jakarta: Rineka Cipta; 2010. Indonesia. Southeast Asian J Trop Med Public
17. Santjaka A. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan: Health. 2000; 31(2):171-81.
Multivariat dan Non Parametrik. Yogyakarta: Nuha 28. Mahat G and Eller LS. HIV/AIDS and Universal
Medika; 2011. Precaution: Knowledge and Attitudes of Nepalese
18. Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Nursing Student. Journal of Advance Nursing.
Kesehatan Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika; 2009; 65(9):1907-15.
2009.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 516

29. Ferrer LM, Cianelli R, Noor KF, Cabieses B, Araya Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas
A, Irarrazabal L, et al. Observed Use of Standar Pegawai. Jakarta: PT. Grasindo; 2007. hal 167-92.
Precaution in Chilean Community Clinics. Journal 37. Mulianto S, Cahyadi ER, Widjadjakusuma MK.
of Public Health Nursing. 2009; 26(5): 440-8. Panduan Lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif
30. Azwar S. Sikap Manusia (Teori dan Pengukuran) Syariah. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo;
Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2007. 2006. hal 3-16.
31. Palutturi S, Nurhayani, Mandak N. Determinan 38. Vaz K, Growder DM, Alexander R, Gordon R,
Kinerja Bidan di Puskesmas Tahun 2006. Jurnal Brown P, Irving R. Knowledge, Awareness and
Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2007; 10(4): Compliance with Universal Precaution Among
195-200. Health Care Workers at The University Hospital of
32. Juliani. Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap The West Indies Jamaica. International Journal of
Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap Emergency Medicine. 2010; 1(4): 171-81.
RSU dr. Pirngadi Medan (tesis). Medan: 39. Simbar M, Menesh MS, Nahidi F, Zadeh AA.
Universitas Sumatera Utara; 2007. Health Beliefs of Midwives About HIV/AIDS
33. Karim, O. Hubungan Antara Supervisi Dengan Protection and The Barriers To Reducing Risk of
Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Merangin Infection: An Iranian Study. Journal Leadership in
Provinsi Jambi Tahun 2001 (tesis). Program Studi Health Services. 2011; 24(2): 106-17.
Ilmu Kesehatan Masyarakat Jakarta: Universitas 40. Reda AA, Vanderweerd JM, Syre TR, Egata G.
Indonesia; 2002. HIV/AIDS and Exposure of Health Care Workers to
34. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Body Fluids in Ethiopia: Attitudes Toward Universal
No. 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan HIV Precaution. Journal of Hospital Infection. 2009;
dan AIDS. 71(11): 163-9.
35. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 41. Sota. Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Pedoman Bidan Koordinator.Tingkat Puskesmas. Surabaya: Airlangga University Press; 2003.
Jakarta: Dirjen BinKesMas Depkes RI; 2008. hal 9- 42. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
14. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Ibu di Fasilitas
36. Hariandja MTE. Manajemen Sumber Daya Kesehatan. Jakarta: Dirjen BinKesMas Direktorat
Manusia Pengadaan Pengembangan Bina Kesehatan Ibu Kemenkes RI; 2010.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)

Anda mungkin juga menyukai

  • KLJDFKJKJDGFKLDF
    KLJDFKJKJDGFKLDF
    Dokumen7 halaman
    KLJDFKJKJDGFKLDF
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tilik - asliJHGGHJJH
    Daftar Tilik - asliJHGGHJJH
    Dokumen10 halaman
    Daftar Tilik - asliJHGGHJJH
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Makalah Lemak
    Makalah Lemak
    Dokumen19 halaman
    Makalah Lemak
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Soal Ujian - Asli
    Soal Ujian - Asli
    Dokumen5 halaman
    Soal Ujian - Asli
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Sap Asuhan Kehamilan
    Sap Asuhan Kehamilan
    Dokumen6 halaman
    Sap Asuhan Kehamilan
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • New RPS
    New RPS
    Dokumen7 halaman
    New RPS
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • New RPS
    New RPS
    Dokumen7 halaman
    New RPS
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Makalah Lemak
    Makalah Lemak
    Dokumen19 halaman
    Makalah Lemak
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Kkoklkllklk
    Kkoklkllklk
    Dokumen7 halaman
    Kkoklkllklk
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Tuyhyjui
    Tuyhyjui
    Dokumen12 halaman
    Tuyhyjui
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Malaria Dalam Kehamilan U Presentase
    Malaria Dalam Kehamilan U Presentase
    Dokumen39 halaman
    Malaria Dalam Kehamilan U Presentase
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • 392KJEHDJHKFNMDN
    392KJEHDJHKFNMDN
    Dokumen9 halaman
    392KJEHDJHKFNMDN
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Lemak
    Lemak
    Dokumen34 halaman
    Lemak
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Wa0016
    Wa0016
    Dokumen21 halaman
    Wa0016
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Persalinan April
    Persalinan April
    Dokumen1 halaman
    Persalinan April
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • WA0015dgsvg
    WA0015dgsvg
    Dokumen17 halaman
    WA0015dgsvg
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Laktasi
    Pemeriksaan Laktasi
    Dokumen2 halaman
    Pemeriksaan Laktasi
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • DSJHJFDKJGFDJKFL
    DSJHJFDKJGFDJKFL
    Dokumen5 halaman
    DSJHJFDKJGFDJKFL
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Laporantidurbayi
    Laporantidurbayi
    Dokumen9 halaman
    Laporantidurbayi
    arradhisis
    Belum ada peringkat
  • Kjdjkfdijfi
    Kjdjkfdijfi
    Dokumen1 halaman
    Kjdjkfdijfi
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • FGFHGHGHGH
    FGFHGHGHGH
    Dokumen2 halaman
    FGFHGHGHGH
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Hkhgvkulko
    Hkhgvkulko
    Dokumen3 halaman
    Hkhgvkulko
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • 23 Edhjnhjhukuipkml, L
    23 Edhjnhjhukuipkml, L
    Dokumen5 halaman
    23 Edhjnhjhukuipkml, L
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Ldklekldkl
    Ldklekldkl
    Dokumen3 halaman
    Ldklekldkl
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • Uraian Tugas Penanggunga Jawab Ukm
    Uraian Tugas Penanggunga Jawab Ukm
    Dokumen1 halaman
    Uraian Tugas Penanggunga Jawab Ukm
    Rhy memosa paduca
    100% (1)
  • Isi DokNKJHDFKHSDGHSDHJGSDJHJH
    Isi DokNKJHDFKHSDGHSDHJGSDJHJH
    Dokumen1 halaman
    Isi DokNKJHDFKHSDGHSDHJGSDJHJH
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • SDJKHJFKDHLJHGFFJKLFKJF
    SDJKHJFKDHLJHGFFJKLFKJF
    Dokumen2 halaman
    SDJKHJFKDHLJHGFFJKLFKJF
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • DNGKJKJKGJKJF
    DNGKJKJKGJKJF
    Dokumen3 halaman
    DNGKJKJKGJKJF
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat
  • JHDKJHDFKJHDFKJ
    JHDKJHDFKJHDFKJ
    Dokumen4 halaman
    JHDKJHDFKJHDFKJ
    Rhy memosa paduca
    Belum ada peringkat