1 2
Mengenal
Mengenal Otoritas
Lembaga Keuangan
Jasa Keuangan
Mikro
2
Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan
sebagai Regulator Bidang Perbankan, Pasar Modal, dan IKNB
3
Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan
4
Visi dan Misi Otoritas Jasa Keuangan
5
Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan
Perbedaan Utama
dengan regulator sebelumnya
6
Ruang Lingkup Pengawasan
Otoritas Jasa Keuangan
Perasuransian :
Bank Umum Perusahaan Efek : 139 Jumlah : 141 Perusahaan
Jumlah Bank : 120 Emiten : 567 Perusahaan Aset (2013): Rp 612,16 T
Jumlah Kantor : 17.089 Market Cap : Rp 4,251T Perusahaan Pembiayaan
Total Aset: Rp 4.313,83 T
Jumlah: 202 Perusahaan
BPR Jumlah RD: 809 unit Aset : Rp 380,28 T
Jumlah BPR: 1.653 BPR Total NAB : Rp 191,8T Dana Pensiun
Jumlah Kantor : 4.425
Jumlah: 267 DP
Total Aset: Rp 68,65 T
Aset (2013): Rp 158,5 T
7
Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan
Jakarta
Bandung
Surabaya
Semarang
Medan
Makassar
8
Fungsi Edukasi
dan Perlindungan Konsumen
9
Fungsi Edukasi
10
Fungsi Perlindungan Konsumen
POJK No.1/POJK.07/2013
26 Juli 2013
Telah diluncurkan Ketua Dewan
Komisioner OJK pada tanggal 6
Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib
Februari 2014
memiliki unit kerja atau fungsi untuk
menangani dan menyelesaikan
pengaduan yang diajukan Konsumen
11
Fungsi Perlindungan Konsumen
5 MASALAH UTAMA
2
Mengatur Prinsip Perlindungan
Konsumen
Prinsip Transparansi
Prinsip Perlakuan yang Adil
Prinsip Keandalan
Prinsip Perlindungan Data Konsumen
Prinsip Penanganan Pengaduan dan
Penyelesaian Sengketa Konsumen
12
Mengenal Lembaga Keuangan Mikro
Latar belakang
Pasal 16 Ayat (1) UU No 7 Tahun Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari
1 1992 Tentang Perbankan jo. UU masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu
No 10 Tahun 1998 memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan
Rakyat dari Pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan
menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan
Undang-Undang tersendiri.
Pasal 58, UU No 7 Tahun 1992 Lembaga Dana Kredit Pedesaan (Bank Desa, Lumbung Desa, Bank
2 Tentang Perbankan Perbankan Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari, dan/atau lembaga-
jo. UU No 10 Tahun 1998 lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu) diberikan status
sebagai Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan Undang-undang ini
dengan memenuhi persyaratan tata cara yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Lembaga-lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 yang
3 Pasal 19, Peraturan Pemerintah belum memperoleh izin usaha sebagai BPR wajib mengajukan izin
No.71 Tahun 1992 tentang BPR usaha selambat-lambatnya tanggal 30 Oktober 1997. Sampai
dengan batas waktu tersebut, masih banyak LKM yang belum
memenuhi syarat untuk dikukuhkan sebagai BPR, bahkan banyak
yang tidak ingin dikukuhkan sebagai BPR seperti LPD Bali.
Pada tanggal 8 Januari 2013 Pemerintah mengundangkan UU Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Lembaga Keuangan Mikro.
13
Asas & Tujuan LKM
Tujuan
LKM
Meningkatkan
Membantu peningkatan pendapatan dan
pemberdayaan ekonomi & kesejahteraan
produktivitas masyarakat masyarakat
14
Pokok-pokok Pengaturan
Definisi LKM adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan
jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui
pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota
dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa
konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari
keuntungan.
Kegiatan Usaha Kegiatan usaha LKM meliputi jasa pengembangan usaha dan
pemberdayaan masyarakat, melalui:
Pinjaman/Pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada
anggota dan masyarakat;
Pengelolaan Simpanan; dan
Pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha
Suku Bunga Ketentuan mengenai suku bunga Pinjaman atau imbal hasil
Pinjaman atau Pembiayaan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
imbal hasil
Pembiayaan
(Pasal 11 ayat 2)
1 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank
Pegawai, Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat
Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD),
Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP), Baitul Maal wa Tamwil (BMT), Baitul Tamwil
Muhammadiyah (BTM), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan
itu tetap dapat beroperasi sampai dengan 1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang
ini berlaku.
2 Lembaga-lembaga tersebut wajib memperoleh izin usaha dari OJK paling lama 1
(satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini berlaku.
Lembaga Perkreditan Desa dan Lumbung Pitih Nagari serta lembaga sejenis yang telah
4
ada sebelum Undang- Undang ini berlaku, dinyatakan diakui keberadaaannya
berdasarkan hukum adat dan tidak tunduk pada Undang-Undang ini.
Sumber : Naskah Akademik RUU LKM inisiatif DPR-RI dan GTZ (2000)
23
Langkah-Langkah Persiapan UU LKM (1)
Peraturan Pemerintah.
PP 89 Tahun 2014 tentang Suku Bunga Pinjaman atau Imbal
Hasil Pembiayaan dan Luas Cakupan Wilayah Usaha LKM, telah
diundangkan.
POJK tentang LKM telah ditetapkan sebagai berikut:
1. POJK Nomor 12 Tahun 2104 tentang Perizinan Usaha dan
Kelembagaan LKM;
2. POJK Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Usaha LKM;
3. POJK Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pembinaan dan
Pengawasan LKM.
24
Langkah-Langkah Persiapan UU LKM (2)
25
Time Line UU LKM
+ 2 tahun + 3 tahun
26
TERIMA KASIH
www.ojk.go.id