Anda di halaman 1dari 27

Mengenal OJK & Lembaga Keuangan Mikro

Bakohumas Information & Communication Expo 2014, Bandung, 29 November 2014

Lucky Fathul Hadibrata


DEPUTI KOMISIONER MANAJEMEN STRATEGIS
OTORITAS JASA KEUANGAN
Agenda

1 2

Mengenal
Mengenal Otoritas
Lembaga Keuangan
Jasa Keuangan
Mikro

2
Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan
sebagai Regulator Bidang Perbankan, Pasar Modal, dan IKNB

Regulator & Pengawas Bank


Perbankan Indonesia

Regulator & Pengawas


Industri Pasar Modal Integrated Supervision
dan IKNB

3
Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan

Mengapa OJK Penting ...

Perkembangan OJK terbentuk Permasalahan


Sistem sebagai respons atas di Sektor
Keuangan kompleksitas di sektor Keuangan
jasa keuangan

Konglomerasi bisnis Moral hazard


Hybrid products Perlindungan konsumen
Regulatory arbitrage Koordinasi lintas sektoral

UU Bank Indonesia mengamanatkan


pembentukan lembaga pengawasan sektor
jasa keuangan

4
Visi dan Misi Otoritas Jasa Keuangan

Menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi


kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan
menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat memajukan
kesejahteraan umum

Misi 1: Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam


sektor jasa keuangan secara teratur, adil, transparan, dan
akuntabel;

Misi 2: Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara


berkelanjutan dan stabil

Misi 3: Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat

5
Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan

Perbedaan Utama
dengan regulator sebelumnya

Integrated Market Conduct Wewenang


1 Supervision 2 Supervision 3 Tambahan 4 FKSSK

Melakukan fungsi Menerapkan model Penyidikan Ketua DK OJK


pengaturan dan pengawasan 2 pilar Memberikan merupakan anggota
pengawasan yang dalam 1 atap yaitu perintah tertulis Forum Koordinasi
terintegrasi terhadap pilar prudensial serta Melakukan Stabilitas Sistem
keseluruhan kegiatan pilar business conduct penunjukkan dan Keuangan (FKSSK)
di dalam sektor jasa penggunaan
keuangan pengelola statuter

6
Ruang Lingkup Pengawasan
Otoritas Jasa Keuangan

REGULATOR & PENGAWAS LEMBAGA


JASA KEUANGAN YANG TERINTEGRASI

Total Nilai Kapitalisasi yang Diawasi Rp 11,000 T

Perbankan Pasar Modal IKNB

Perasuransian :
Bank Umum Perusahaan Efek : 139 Jumlah : 141 Perusahaan
Jumlah Bank : 120 Emiten : 567 Perusahaan Aset (2013): Rp 612,16 T
Jumlah Kantor : 17.089 Market Cap : Rp 4,251T Perusahaan Pembiayaan
Total Aset: Rp 4.313,83 T
Jumlah: 202 Perusahaan
BPR Jumlah RD: 809 unit Aset : Rp 380,28 T
Jumlah BPR: 1.653 BPR Total NAB : Rp 191,8T Dana Pensiun
Jumlah Kantor : 4.425
Jumlah: 267 DP
Total Aset: Rp 68,65 T
Aset (2013): Rp 158,5 T

7
Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan

KEBERADAAN KANTOR OJK DI DAERAH

Jakarta
Bandung
Surabaya
Semarang
Medan
Makassar

Kantor Regional II Bandung


Jl. Braga No.108
Bandung 40111
Telp: (022) 423 0223

8
Fungsi Edukasi
dan Perlindungan Konsumen

Amanat UU OJK tentang


Edukasi dan Perlindungan Konsumen

Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30

Pencegahan Kerugian Pelayanan Pengaduan Pembelaan Hukum


Masyarakat Konsumen

Perlindungan Konsumen merupakan kebutuhan mendasar


Kepercayaan Konsumen merupakan prasyarat dalam menjaga stabilitas dan
pertumbuhan dalam jangka panjang

9
Fungsi Edukasi

Pasal 28 Strategi Nasional


UU No. 21 tahun 2011 Literasi Keuangan

OJK berwenang memberikan


informasi dan edukasi kepada Telah diluncurkan
masyarakat atas karakteristik
Presiden Republik
sektor jasa keuangan, layanan,
dan produknya.
Indonesia pada
tanggal 19
November 2013
POJK No.1/POJK.07/2013
26 Juli 2013
PUJK wajib menyelenggarakan Pedoman bagi otoritas di bidang
edukasi dalam rangka keuangan, lembaga jasa keuangan
meningkatkan literasi keuangan dan pemangku kepentingan
kepada konsumen dan/atau lainnya.
masyarakat

10
Fungsi Perlindungan Konsumen

Pasal 29 Layanan Konsumen


UU No. 21 tahun 2011 Terintegrasi OJK

OJK melakukan pelayanan pengaduan


Konsumen yang meliputi penyiapan
perangkat yang memadai, membuat
mekanisme pengaduan Konsumen, dan
memfasilitasi penyelesaian pengaduan

POJK No.1/POJK.07/2013
26 Juli 2013
Telah diluncurkan Ketua Dewan
Komisioner OJK pada tanggal 6
Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib
Februari 2014
memiliki unit kerja atau fungsi untuk
menangani dan menyelesaikan
pengaduan yang diajukan Konsumen

11
Fungsi Perlindungan Konsumen

POJK No. 01/POJK.07/2013


Perlindungan Penerbitan Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
Konsumen POJK No. 1
Payung Hukum bagi Pengaturan
1 Perlindungan Konsumen Sektor Jasa
Keuangan di Indonesia

5 MASALAH UTAMA
2



Mengatur Prinsip Perlindungan
Konsumen

Prinsip Transparansi
Prinsip Perlakuan yang Adil
Prinsip Keandalan
Prinsip Perlindungan Data Konsumen
Prinsip Penanganan Pengaduan dan
Penyelesaian Sengketa Konsumen

12
Mengenal Lembaga Keuangan Mikro
Latar belakang
Pasal 16 Ayat (1) UU No 7 Tahun Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari
1 1992 Tentang Perbankan jo. UU masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu
No 10 Tahun 1998 memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan
Rakyat dari Pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan
menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan
Undang-Undang tersendiri.

Pasal 58, UU No 7 Tahun 1992 Lembaga Dana Kredit Pedesaan (Bank Desa, Lumbung Desa, Bank
2 Tentang Perbankan Perbankan Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari, dan/atau lembaga-
jo. UU No 10 Tahun 1998 lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu) diberikan status
sebagai Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan Undang-undang ini
dengan memenuhi persyaratan tata cara yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Lembaga-lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 yang
3 Pasal 19, Peraturan Pemerintah belum memperoleh izin usaha sebagai BPR wajib mengajukan izin
No.71 Tahun 1992 tentang BPR usaha selambat-lambatnya tanggal 30 Oktober 1997. Sampai
dengan batas waktu tersebut, masih banyak LKM yang belum
memenuhi syarat untuk dikukuhkan sebagai BPR, bahkan banyak
yang tidak ingin dikukuhkan sebagai BPR seperti LPD Bali.

Pada tanggal 8 Januari 2013 Pemerintah mengundangkan UU Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Lembaga Keuangan Mikro.

13
Asas & Tujuan LKM

Asas LKM : keadilan, kebersamaan, kemandirian, kemudahan,


keterbukaan, pemerataan, keberlanjutan, dan kedayagunaan
dan kehasilgunaan.
Tujuan LKM :
Meningkatkan
akses
pendanaan

Tujuan
LKM
Meningkatkan
Membantu peningkatan pendapatan dan
pemberdayaan ekonomi & kesejahteraan
produktivitas masyarakat masyarakat

14
Pokok-pokok Pengaturan

UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 2013


tentang
LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
UU No.1 Tahun POJK No. 12 Tahun
2013 Tentang 2014 Tentang
Perizinan Usaha
PP 89 Tahun
2014 Tentang
LKM dan Kelembagaan
LKM
SUKU
BUNGA
PINJAMAN POJK No. 13
ATAU IMBAL Dasar Tahun 2014
HASIL Tentang
PEMBIAYAAN Hukum Penyelenggaraan
DAN LUAS Peraturan Usaha LKM
CAKUPAN
Pemerintah Peraturan OJK
WILAYAH POJK No.14
USAHA Tahun 2014
LEMBAGA
KEUANGAN
Tentang
MIKRO Pembinaan dan
Pengawasan LKM
16
16
DEFINISI DAN BENTUK BADAN HUKUM

Definisi LKM adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan
jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui
pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota
dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa
konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari
keuntungan.

Bentuk Koperasi; atau


Badan Hukum LKM Perseroan Terbatas.
(Pasal 5)
Jika berbadan hukum PT, maka sahamnya paling sedikit 60% dimiliki oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau badan usaha milik
desa/kelurahan. Sisanya dapat dimiliki oleh WNI dan/atau koperasi.
Kepemilikan saham oleh setiap WNI paling banyak 20%.
KEPEMILIKAN DAN PERIZINAN LKM

Kepemilikan LKM WNI;


(Pasal 8) Badan usaha milik desa/kelurahan;
Pemda Kabupaten/Pemkot; dan/atau
Koperasi

Perizinan LKM LKM harus memiliki izin usaha dari OJK


(Pasal (9) Untuk memperoleh izin usaha harus memenuhi persyaratan paling
sedikit mengenai:
Susunan organisasi dan kepengurusan;
Permodalan;
Kepemilikan; dan
Kelayakan rencana kerja
KEGIATAN USAHA LKM

Kegiatan Usaha Kegiatan usaha LKM meliputi jasa pengembangan usaha dan
pemberdayaan masyarakat, melalui:
Pinjaman/Pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada
anggota dan masyarakat;
Pengelolaan Simpanan; dan
Pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha

Suku Bunga Ketentuan mengenai suku bunga Pinjaman atau imbal hasil
Pinjaman atau Pembiayaan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
imbal hasil
Pembiayaan
(Pasal 11 ayat 2)

Cakupan Wilayah Cakupan wilayah LKM adalah satu wilayah desa/kelurahan,


Usaha LKM kecamatan, atau kabupaten/kota yang disesuaikan dengan skala
(Pasal 16) usaha LKM.
PENJAMINAN SIMPANAN DAN TRANSFORMASI LKM

Penjaminan Untuk menjamin Simpanan masyarakat pada LKM, Pemda


Simpanan dan/atau LKM dapat membentuk lembaga penjamin simpanan
(Pasal 19) LKM.
Dalam hal diperlukan, Pemerintah bersama Pemda dan LKM
dapat mendirikan LPS LKM.
Ketentuan lebih lanjut mengenai LPS LKM diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Transformasi LKM wajib bertransformasi menjadi bank jika :


(Pasal 27) melakukan kegiatan usaha melebihi 1 wilayah kab/kota tempat
kedudukan LKM; atau
telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan
OJK
PEMBINAAN PENGATURAN DAN PENGAWASAN
LKM

1 Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan LKM dilakukan oleh Otoritas Jasa


Keuangan.

2 Dalam melakukan pembinaan, Otoritas Jasa Keuangan melakukan koordinasi


dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan koperasi dan Kementerian
Dalam Negeri.

3 Pembinaan dan pengawasan LKM didelegasikan kepada pemerintah


kabupaten/kota.

4 Dalam hal pemerintah kabupaten/kota belum siap, Otoritas Jasa Keuangan


dapat mendelegasikan pembinaan dan pengawasan LKM kepada pihak lain
yang ditunjuk.

5 Ketentuan mengenai hal yang berkaitan dengan pembinaan dan pengawasan


yang didelegasikan kepada pemerintah kabupaten/kota dan pihak lain yang
ditunjuk diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
KETENTUAN PERALIHAN

1 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank
Pegawai, Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat
Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD),
Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP), Baitul Maal wa Tamwil (BMT), Baitul Tamwil
Muhammadiyah (BTM), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan
itu tetap dapat beroperasi sampai dengan 1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang
ini berlaku.
2 Lembaga-lembaga tersebut wajib memperoleh izin usaha dari OJK paling lama 1
(satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini berlaku.

3 Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang tentang Lembaga Keuangan Mikro harus sudah


ditetapkan paling lambat 2 tahun sejak Undang-Undang diundangkan.

Lembaga Perkreditan Desa dan Lumbung Pitih Nagari serta lembaga sejenis yang telah
4
ada sebelum Undang- Undang ini berlaku, dinyatakan diakui keberadaaannya
berdasarkan hukum adat dan tidak tunduk pada Undang-Undang ini.

Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian yang menyelenggarakan urusan koperasi, dan


5
Kementerian Dalam Negeri harus melakukan inventarisasi LKM yang belum berbadan
hukum.
6 Dalam melakukan inventarisasi LKM sebagaimana dimaksud pada angka (5) Otoritas Jasa
Keuangan, Kementerian yang menyelenggarakan urusan Koperasi, dan Kementerian Dalam
Negeri dapat bekerja sama dengan pihak lain yang memiliki infrastruktur memadai.
Data LKM yang
Belum Berbadan Hukum
1 Lembaga ex. Pasal 58 UU Perbankan
Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan (LDKP) 1.626

Badan Kredit Desa (BKD) 5.345

2 LKM yang didirikan atas inisiatif masyarakat 24.392


(BMT, Credit Union, LSM)

3 LKM pendukung program Pemerintah 606.475


637.838

Sumber : Naskah Akademik RUU LKM inisiatif DPR-RI dan GTZ (2000)

23
Langkah-Langkah Persiapan UU LKM (1)

Peraturan Pemerintah.
PP 89 Tahun 2014 tentang Suku Bunga Pinjaman atau Imbal
Hasil Pembiayaan dan Luas Cakupan Wilayah Usaha LKM, telah
diundangkan.
POJK tentang LKM telah ditetapkan sebagai berikut:
1. POJK Nomor 12 Tahun 2104 tentang Perizinan Usaha dan
Kelembagaan LKM;
2. POJK Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Usaha LKM;
3. POJK Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pembinaan dan
Pengawasan LKM.

24
Langkah-Langkah Persiapan UU LKM (2)

Pelatihan bagi SDM Pemda Kabupaten/Kota dan bagi Pengurus


LKM.
Tahun 2014 ini dilakukan pelatihan pembinaan dan
pengawasan LKM kepada pejabat/pegawai Pemda
Kab/Kota (Semarang, Yogyakarta, Purwokerto, Bandung,
Bogor, Surabaya, Kediri dan Makassar)
Tahun 2015 akan dilakukan pelatihan lanjutan
Penyiapan infrastruktur IT
Mengintensifkan program inventarisasi LKM

25
Time Line UU LKM

+ 2 tahun + 3 tahun

Penyusunan peraturan pelaksanaan UU


LKM dan Pedoman Pelaksanaan/Petunjuk
Teknis pembinaan dan pengawasan LKM yang ada
tetap dapat beroperasi
dan wajib
memperoleh izin
Inventarisasi LKM yang belum berbadan
usaha
hukum dan sosialisasi UU LKM
Pemetaan dan capacity building SDM
Pemerintah Kabupaten/Kota

UU LKM UU LKM mulai Batas waktu kewajiban


diundangkan berlaku memperoleh izin usaha
8-1-2013 8-1-2015 8-1-2016

26
TERIMA KASIH

www.ojk.go.id

Anda mungkin juga menyukai