Anda di halaman 1dari 17

Akuntansi Syariah

dan Isu-Isu Terkait


Dr. H. M. Dawud Arif Khan, S.E., M.Si., Ak., CPA
THEMES

• Understanding
• Implementation
• Development
• Problem solver
Memahami Akuntansi Syariah

• Menjawab pertanyaan pokok, “Adakah Akuntansi Syariah?”


• Apabila ada, “Apa perbedaannya dengan Akuntansi Konvensional?”
• Memahami isu-isu mendasar:
• Isu menyangkut asumsi: Cash Basis VS Accrual Basis
• Isu menyangkut elemen:
• Perlu tidaknya Laporan khusus untuk Investasi Terikat
• Arti penting Dana Syirkah Temporer
• Pemisahan Kas umum dengan Kas Dana Kebajikan (Dana Sosial)
• Isu menyangkut atribut: Historical Cost VS Fair Value
Adakah Akuntansi Syariah?

• Sebagai alat, semestinya Akuntansi harus netral dan tidak mempolarisasikan diri pada
suatu kutub tertentu, baik itu negara, budaya, politik, atau pun agama.
• Eichner menyebutkan bahwa salah satu sifat sains itu adalah bebas nilai (value-free).
• Ilmu sosial yang bebas nilai adalah a doctrine of hypocrisy and irresponsibility
(doktrin yang munafik dan tak bertanggung jawab) – (David J. Gray)
• Fakta dan studi empiris membuktikan bahwa akuntansi ternyata tidak bebas nilai.
• Schultz dan Lopez, sebagaimana dikutip oleh Chen (2002), menyatakan bahwa standar akuntansi
suatu negara dipengaruhi oleh infrastruktur, budaya, ketentuan perundang-undangan, dan sistem
sosioekonomi dan politik.
• Hofstede (1983) dan Gray (1998) menyebutkan bahwa “culture (i.e. religion) influences
accounting.”
• Iwan Triyuwono (2001) menyebutkan adanya pengaruh ideologi termasuk agama, dalam
pembentukan infrastruktur akuntansi.
Akuntansi Dipengaruhi dan Mempengaruhi
Lingkungannya

• Akuntansi sebagai anak dari budaya di mana akuntansi itu berada (Tricker, 1978).
• Akuntansi sebagai alat rasionalitas ekonomi dan sebagai alat dari sistem kapitalis
(Karl Marx).
• Akuntansi menyajikan konsep dan kerangka kerja yang dapat menyusun pikiran
(thought), percakapan (conversation), persepsi dan pengambilan keputusan,
khususnya untuk mendukung kapitalisme (Morgan, 1988).
• Karena Islam itu berbeda dengan kapitalisme, maka ia juga harus punya sistem
akuntansi tersendiri yang berbeda dengan kapitalis (Gambling dan Karim, 1986).
• Namun, perlu dipahami bahwa tidak semua hal dalam kapitalisme itu buruk.
Akuntansi, dan proses Audit terkait, boleh jadi adalah salah satu hal positif
dalam kapitalisme.
Interaksi Akuntansi dengan Budaya dan Agama

• Berkaitan pengakuan kerugian kontrak konstruksi, akuntan Jerman


lebih konservatif daripada akuntan Amerika (Doupuile, 2006).
• Akuntan Amerika lebih konservatif daripada akuntan Jerman dalam
hal terkait masalah hukum (Tsakumis).
• Sistem akuntansi Jerman yang cenderung kaku adalah karena mereka
kurang toleran terhadap fleksibilitas (Mac Arthur).
• Terdapat pengaruh budaya, bahkan agama, terhadap akuntansi
(Hamid, Craig, dan Clark)
REKONSTRUKSI DAN DEKONSTRUKSI AKUNTANSI SYARIAH

• Gagasan Ilmu Sosial Profetik dan gagasan Dekonstruksi Post


Modernism menghendaki adanya pijakan nilai dalam ilmu
pengetahuan
• Pendekatan Rekonstruksi juga memungkinkan dilakukan, dengan
pertimbangan bahwa tujuan pelaporan keuangan itu pada dasarnya
adalah baik (maslahah)
• Seluruh karakteristik kualitatif dalam pelaporan keuangan
konvensional juga baik, sehingga bisa diadopsi penuh ke dalam
akuntansi syariah
• Hal-hal yang dikhawatirkan membawa kepada dampak negatif dari
praktik akuntansi, dikunci melalui pengembangan tujuan.
KERANGKA UMUM TEORITIS

Objectives

Qualitative Elements
Characteristics

Recognition and Measurement Concepts:


Recogniton Criteria
Measurement Attributes
Assumptions
Perbedaan Akuntansi Syariah dengan
Akuntansi Konvensional
• Tujuan umum akuntansi adalah tersedianya informasi kuantitatif yang bermanfaat untuk
pengambilan keputusan ekonomis.
• Akuntansi juga menghendaki kejujuran, transparansi, netralitas, pruden, dan substance over
form.
• Semua hal di atas itu sesuai dengan maqashid Syariah, sehingga secara inheren akuntansi itu
sebenarnya sudah syar’i.
• Tujuan tambahan, yakni memenuhi kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Syariah, memberikan
kejelasan perbedaan:
• Keharusan adanya Laporan ZIS dan Laporan Dana Kebajikan
• Pemisahan Dana Tabarru dari Dana Pengelola
• Adanya unsur Dana Syirkah Temporer
• Pengakuan dan pencatatan penerimaan yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan.
• Dan lain-lain
• Akad-akad Syariah kemudian membutuhkan standar pencatatan khusus
Cash Basis atau Accrual Basis

• Tujuan pokoknya adalah penyediaan informasi untuk pengambilan


keputusan. Accrual Basis lebih rasional dan maslahah.
• Accrual Basis memperhatikan tuntasnya proses laba (earned), yang
ditandai dengan perpindahan hak milik barang, selesainya pemberian
jasa, dan telah berjalannya masa sewa.
• Pendapatan diakui pada saat terjadinya, baik pembayaran telah
diterima atau belum. Demikian pula, beban diakui pada saat
terjadinya, baik pembayaran telah diberikan atau belum.
• Apabila tujuan utamanya dirubah, misalnya untuk penghitungan bagi
hasil dan zakat saja, maka Cash Basih akan lebih rasional dan
maslahah.
Isu-isu Mendasar Lainnya

• Persamaan Akuntansi: Aset = Liabilitas + DST + Ekuitas


• Dana Syirkah Temporer adalah dana yang diterima entitas Syariah
berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah
• Dengan adanya DST, Lap khusus investasi terikat tidak lagi
diperlukan.
• Penerimaan yang tak dapat diakui sebagai pendapatan, harus
dicatat terpisah dari Lap Posisi Keuangan maupun Lap Laba Rugi,
yakni dalam Lap Dana Kebajikan.
• Pengakuan Laba menurut fiqih, pada dasarnya boleh kapan saja,
namun akuntansi mengatur metode yang rasional dan sistematis: a.
Proporsional, b. Annuitas.
Historical Cost atau Fair Value?

• Fair Value adalah standar tertinggi, sehingga harus diprioritaskan.


• Namun, FV kadang tidak tersedia, atau membutuhkan biaya besar
untuk mendapatkannya.
• Historical Cost dengan berbagai modifikasinya menjadi makhaarij
(jalan keluar) atas tidak tersedianya FV.
• Atribut pengukuran dalam Akuntansi Syariah:
• Fair Value
• Historical Cost
• Net Realizable Value
• LCNRV
Implementasi Standar Akuntansi Syariah

• Akuntan perlu belajar dan menguasai Kerangka Konseptual


Akuntansi Syariah
• Akuntan perlu menguasai PSAK Syariah (PSAK 101 – 112)
• Format Pelaporan Akuntansi Syariah dalam PSAK 101 harus
diterapkan secara konsisten
• Sistem Informasi Akuntansi harus disesuaikan dengan Standar
Akuntansi Syariah
Pengembangan Standar

• Standar Akuntansi Syariah adalah hasil Ijtihad yang bisa saja


dievaluasi.
• Perubahan dan pengembangan standar harus memperhatikan
Kerangka Konseptual dan Fatwa terkait.
• Pelibatan Ulama (DSN-MUI) dalam Dewan Standar Akuntansi
Syariah (DSAS) mutlak diperlukan.
• Fatwa DSN-MUI harus menjadi rujukan utama untuk menjaga
kesesuaian standar dengan prinsip syariah
Problem Solver

• Akuntan, utamanya yang mendalami akuntansi Syariah, akan menjadi tempat


bertanya mengenai pencatatan keuangan yang sesuai dengan Syariah.
• Persoalan-persoalan baru akan terus bermunculan dan memberi tantangan
kepada Lembaga profesi untuk berpacu dalam perumusan standar yang
sesuai.
• Perkembangan dan pertumbuhan Lembaga keuangan Syariah dan industri
berbasis Syariah menuntut para akuntan untuk belajar lebih giat dan
beradaptasi:
• Inovasi transaksi keuangan Syariah
• Pertumbuhan RS Syariah
• Pertumbuhan pariwisata halal
• Pertumbuhan industry Fintech
Masalah-masalah baru yang dihadapi

• Definisi operasional yang mungkin berbeda antara fatwa dengan


praktik bisnis konvensional, seperti dalam kasus ijarah dan sukuk
• Prinsip akuntansi kadang lebih kaku dibandingkan dengan “keluwesan”
dalam fiqih, sehingga ditemukan fatwa yang menjadi tidak aplikatif
karena dipandang “melanggar prinsip akuntansi”. Masalah Ijarah jasa
dan al-ijarah al-maushufah fi adz-dzimmah menarik untuk dikaji
• Sedikitnya praktik akad istishna’ dalam industri juga diindikasikan
karena masalah akuntansi.
• Akuntansi syariah masih gamang dalam mengkombinasikan antara:
• ‫العبرة فى العقود بالمقاصد والمعاني ال لأللفاظ والمباني‬
• ‫العبرة فى العقود لأللفاظ والمباني ال بالمقاصد والمعاني‬
Change or You will left behind

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai