Anda di halaman 1dari 4

Treatment

Satu sinyal klinis yang jelas yang muncul dalam banyak penelitian tentang sepsis
adalah bahwa tingkat mortalitas sepsis dan syok septik telah menurun secara
substansial selama 15 tahun terakhir (48). Alasan mengapa hal ini terjadi tidak jelas tapi
jelas sangat menarik. Hipotesis terdepan saat ini adalah bahwa kombinasi pemberian
antibiotik awal, resusitasi dini dan efektif, perhatian awal pada manajemen ventilator,
dan lain-lain berkontribusi pada kecenderungan ini. Publikasi pedoman konsensus dan
penerapan pedoman yang beraneka macam yang telah tersusun adalah langkah
penting (49).

Ketika didirikan melalui inisiatif peningkatan kualitas dalam sistem layanan kesehatan,
Miller dan rekan (50) berusaha untuk menentukan apakah kepatuhan terhadap sepsis
dikaitkan dengan hasil yang lebih baik.
Mereka menemukan bahwa pemenuhan pengobatan sepsis meningkat dari tahun 2004
sampai 2010, dan kelangsungan hidup meningkat secara paralel. Analisis regresi
disesuaikan untuk pembaur potensial mengidentifikasi yang kuat hubungan antara
kepatuhan dan bertahan hidup. Kepatuhan dengan awal unsur resusitasi dari kumpulan
ini mengakibatkan lebih sedikit pasien yang cukup sakit untuk memicu masuk ke
elemen selanjutnya bundel sepsis ini Pengamatan ini memberikan dukungan tambahan
untuk Hipotesis bahwa perawatan yang diatur secara dini mungkin memperhitungkan
hasil sepsis yang lebih baik.

Protein C aktif, drotrecogin aktif, satu-satunya obat yang disetujui untuk sepsis diluar
penggunaan antibiotik standar, ditarik dari pasar pada tahun 2011 karena kurangnya
kemanjuran dalam studi lanjutan. Perdebatan sengit sering terjadi sepanjang umur
protein aktif C. Annane dan rekannya (51) menulis sebuah permintaan yang tidak
disengaja untuk terapi ini. Sebuah studi faktorial dua per dua dari aktivasi protein C dan
kortikosteroid dipotong pendek dengan penarikan drotrecogin a dari pasar. Dalam hal
ini lebih awal dari perkiraan analisis, tidak ada manfaat dari drotrecogin a ditemukan
dalam hal ini dilakukan dengan baik secara acak uji coba terkontrol di Perancis yang
berpengalaman ICUs.
PENDAHULUAN
Sepsis merupakan respon sistemik pejamu terhadap infeksi dimana patogen
atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi aktivasi proses
inflamasi. (Chen et.al,2009). Hal ini merupakan masalah kesehatan dunia karena
patogenesisnya yang sangat kompleks dan pengobatannya yang sulit serta angka
mortalitas yang tinggi meskipun selalu terjadi perkembangan antibiotik yang baru.
Sepsis terjadi di beberapa Negara dengan angka kejadian yang tinggi dan kejadiannya
masih terus meningkat. Sepsis berkontribusi pada lebih dari 200.000 kematian pertahun
di Amerika Serikat. Insideni sepsis, sepsis berat dan syok septik meningkat selama 20
tahun terakhir, dan jumlah kasus >700.000 per tahun (3 per 1000 penduduk). Sekitar
dua pertiga kasus terjadi pada pasien dengan penyakit terdahulu. Kejadian sepsis dan
angka kematian meningkat pada penderita usia lanjut dan sudah adanya komorbiditas
sebelumnya. Meningkatnya insiden sepsis berat di Amerika Serikat disebabkan oleh
usia penduduk, meningkatnya pasien usia lanjut menyebabkan meningkatnya pasien
dengan penyakit kronis, dan juga akibat berkembangnya sepsis pada pasien AIDS.
Meluasnya penggunaan obat antimikroba, obat imunosupresif, pemakaian kateter
jangka panjang dan ventilasi mekanik juga berperan. Infeksi bakteri invasif adalah
penyebab kematian yang paling sering di seluruh dunia, terutama pada kalangan anak-
anak (Munford, 2008).

Sindrom sepsis mulai dari Sistemic inflammatory response syndrome (SIRS)


sampai sepsis yang berat (disfungsi organ yang akut) dan syok sepsis (sepsis yang
berat ditambah dengan hipotensi yang tak membaik dengan resusitasi cairan). Sepsis
parah atau septic shock ditandai dengan adanya respons inflamasi yang berlebihan
terhadap patogen infeksius.
Di bidang paru komplikasi yang paling serius dari sepsis dan syok sepsis adalah
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). dimana pasien memiliki angka mortalitas
tinggi. Sepsis dan ARDS memiliki mekanisme yang mendasari yang mirip, ditandai
dengan inflamasi dan disfungsi endotel. Sebagai tambahan, sepsis parah merupakan
etiologi paling umum dari ARDS, dan pasien dengan sepsis yang disebabkan ARDS
memiliki kasus kematian lebih tinggi daripada pasien dengan ARDS karena faktor
resiko lain Kemajuan dalam modalitas terapi termasuk lung protective ventilation, posisi
tengkurap, penggunaan blokade neuromuscular, dan extracorporeal membrane
oxygenation, telah meningkatkan outcome dari beberapa tahun terakhir, akan tetapi
angka mortalitas tetap tinggi. Treatment yang tepat waktu pada penyebab sepsis dan
identifikasi awal pada pasien dengan resiko ARDS dapat membantu menurunkan
terbentuknya ARDS. Sebagai tambahan, penelitian lebih lanjut dibutuhkan tentang
patogenesis dan terapi dengan tujuan untuk menunjukkan treatment yang lebih
menjanjikan di masa depan pada sepsis yang disebabkan ARDS.

Anda mungkin juga menyukai