Delegasi
Delegasi merupakan pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ
pemerintah kepada organ pemerintahan lainnya. Dalam konteks pela-yanan
kesehatan wewenang melakukan tugas medis, dari dokter dilimpahkan kepada
perawat. Pemberi wewenang disebut delegans. Penerima wewenang disebut
delegataris.
3. Mandat
Mandat merupakan pelimpahan wewenang kepada bawahan. Mandat terjadi ketika
pemilik wewenang, baik berdasar atribusi maupun delegasi, mengizinkan
wewenangnya dijalankan oleh orang/petugas lain. Hal ini tidak perlu diatur dengan
ketentuan peraturan perundangan yang melandasinya, karena mandat merupakan
hal rutin dalam hubungan intern-hierarkis.
Penggunaan wewenang tunduk kepada norma hukum baik tertulis maupun tidak
tertulis.
Mengacu pada paparan di atas (teori wewenang dalam ilmu hukum), tindakan medis
oleh perawat pada pelayanan kesehatan di rumah sakit bukanlah termasuk dalam
wewenang yang diperoleh karena delegasi, (sehingga disebut delegasi wewenang),
karena pertama, apabila perawat melakukan tindakan medis persis seperti yang
dikehendaki dokter, maka segala atas segala akibat merugikan yang kemudian
muncul perawat dapat tidak memikul beban tanggung jawab dan tanggung gugat,
(karena) kedua perawat, dewasa ini sedang memperjuangkan posisinya sebagai
tenaga profesi.
Dalam UU No. 38 tahun 2014 secara jelas dijelaskan yang mana tindakan keperawatan
delegasi dan tindakan keperawatan mandat.
Pasal 32 ayat (3) Pelimpahan wewenang secara delegatif untuk melakukan sesuatu
tindakan medis diberikan oleh tanaga medis (dokter) kepada perawat dengan disertai
PELIMPAHAN TANGGUNG JAWAB. TINDAKAN HANYA DAPAT DIBERIKAN
PADA PERAWAT PROFESI/VOKASI TERLATIH SESUAI KOMPETENSI YANG
DIBUTUHKAN. Ini berarti tanggung jawab ada pada PERAWAT YANG MELAKUKAN
TINDAKAN MEDIS. Dalam penjelasan UU No. 38 tahun 2014 pasal 32 ayat (4) dijelaskan
bahwa tindakan medis yang dapat dilimpahkan secara delegatif, antra lain menyuntik,
memasang infus, dan memberikan imunisasi dasar sesuai dengan program pemerintah.
Pasal 32 ayat (5) pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh tenaga medis
(dokter) kepada perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis DIBAWAH
PENGAWASAN.
tanggung jawab berada pada pemberi mandat. Tindakan medis yang dapat dilimpahkan
secara mandat, antara lain adalah pemberian terapi parenteral dan penjahitan luka.
Jadi perawat harus mengerti dan sadar mana tindakan medis secara delegatif dan mana
tindakan medis yang diberikan secara mandat. Ketentuan tugas perawat delegasi dan mandat
akan diatur lebih lanjut pada peraturan menteri kesehatan (belum diterbitkan). < Beranda
Referensi:
Keterbatasan tenaga medis (dokter) menimbulkan situasi yang mengharuskan perawat melakukan
tindakan pengobatan atau melakukan tindakan medis yang bukan wewenangnya. Tindakan tersebut
dilakukan dengan atau tanpa adanya pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain termasuk
dokter, sehingga dapat menimbulkan permasalahan hukum terkait dengan tanggung jawab yang
dibebankan sepihak dan bisa merugikan perawat. Hal ini berarti bahwa pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan mengenal adanya pelimpahan wewenang, yang biasa dikenal dengan delegasi
wewenang. Praktik pelimpahan wewenang (delegasi wewenang) tersebut melibatkan komunitas
perawat, yang terjadi baik pada pelayanan keperawatan maupun praktik pelayanan kesehatan.
Delegasi wewenang tersebut dipahami sebagai pelimpahan dari dokter kepada perawat untuk
melaksanakan tugas medis tertentu.