Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Problem Based
Learning.
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan syarat untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika. Dalam penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Simpulan ..........................................................................................................................10
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada proses pembelajaran di kelas hingga saat ini masih juga ditemukan pengajar yang
memposisikan peserta didik sebagai objek belajar, bukan sebagai individu yang harus
dikembangkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat mematikan potensi peserta didik. Dan
dalam keadaan tersebut peserta didik hanya mendengarkan pidato guru di depan kelas,
sehingga mudah sekali peserta didik merasa bosan dengan materi yang diberikan. Akibatnya,
peserta didik tidak paham dengan apa yang baru saja disampaikan oleh guru.
Pada model pembelajaran berbasis masalah berbeda dengan model pembelajaran yang
lainnya, dalam model pembelajaran ini, peranan guru adalah menyodorkan berbagai masalah,
memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog. Guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menetapkan topik masalah yang akan dibahas,
walaupun sebenarnya guru telah menetapkan topik masalah apa yang harus dibahas. Hal yang
paling utama adalah guru menyediakan perancah atau kerangka pendukung yang dapat
meningkatkan kemampuan penyelidikan dan intelegensi peserta didik dalam berpikir. Proses
pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah secara sistematis
dan logis. Model pembelajaran ini dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas
yang terbuka dan jujur, karena kelas itu sendiri merupakan tempat pertukaran ide-ide peserta
didik dalam menanggapi berbagai masalah.
Jika dilihat dari sudut pandang psikologi belajar, model pembelajaran ini berdasarkan
pada psikologi kognitif yang berakar dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman. Melalui model pembelajaran ini peserta didik dapat
berkembang secara utuh, artinya bukan hanya perkembangan kognitif, tetapi peserta didik juga
akan berkembang dalam bidang affektif dan psikomotorik secara otomatis melalui masalah
yang dihadapi. Lebih lanjutnya akan dibahas dalam makalah ini.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah?
b. Bagaimanakah ciri-ciri PBL?
c. Apa saja komponen yang mendukung PBL?
d. Bagaimanakah karakteristik PBL?
e. Bagaimanakah langkah dan sintaks (implementasi/pelaksanaan) dalam PBL?
f. Bagaimanakah penilaian serta evaluasi PBL?
g. Apa kelebihan serta kekurangan PBL?
1
3. Tujuan
a. Mengetahui pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah,
b. Mengidentifikasi ciri-ciri PBL,
c. Mengetahui komponen yang mendukung PBL,
d. Mengetahui karakteristik PBL,
e. Mengetahui langkah dan sintaks (implementasi/pelaksanaan) dalam PBL,
f. Mengetahui penilaian serta evaluasi PBL,
g. Mengidentifikasi kelebihan serta kekurangan PBL.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
b. Fokus interdisipliner : Dimaksudkan agar peserta didik belajar berpikir struktural dan
belajar menggunakan berbagai perspektif keilmuan.
c. Pengamatan autentik : Hal ini dimaksudkan untuk menemukan solusi yang nyata. Peserta
didik diwajibkan untuk menganalisis dan menetapkan masalahnya, mengembangkan
hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan
eksperimen, membuat inferensi, dan menarik kesimpulan.
d. Produk : Peserta didik dituntut untuk membuat produk hasil pengamatan, produk bisa
berupa kertas yang dideskripsikan dan didemonstrasikan kepada orang lain.
e. Kolaborasi : Dapat mendorong penyelidikan dan dialog bersama untuk mengembangkan
keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.
5
5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika memaparkan 6 langkah
dalam pembelajaran berbasis masalah ini :
a. Merumuskan masalah : Guru membimbing peserta didik untuk menentukan masalah yang
akan dipecahkan dalam proses pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan
masalah tersebut.
b. Menganalisis masalah : Langkah peserta didik meninjau masalah secara kritis dari berbagai
sudut pandang.
c. Merumuskan hipotesis : Langkah peserta didik merumuskan berbagai kemungkinan
pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
d. Mengumpulkan data : Langkah peserta didik mencari dan menggambarkan berbagai
informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
e. Pengujian hipotesis : Langkah peserta didik dalam merumuskan dan mengambil kesimpulan
sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan
f. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah : Langkah peserta didik menggambarkan
rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan
kesimpulan.
Sedangkan menurut Barret (2005) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan PBM sebagai
berikut :
a. Siswa diberi permasalahan oleh guru (atau permasalahan diungkap dari pengalaman siswa)
b. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-hal berikut.
1) Mengklarifikasi kasus permasalahan yang diberikan
2) Mendefinisikan masalah
3) Melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki
4) Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
5) Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah
c. Siswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang harus
diselesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara mencari sumber di perpustakaan,
database, internet, sumber personal atau melakukan observasi
d. Siswa kembali kepada kelompok PBL semula untuk melakukan tukar informasi,
pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasaman dalam menyelesaikan masalah.
e. Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan
f. Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh kegiatan
pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana pengetahuan yang sudah diperoleh oleh siswa
serta bagaimana peran masing-masing siswa dalam kelompok.
6
Secara umum langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a. Menyadari Masalah : Dimulai dengan kesadaran akan masalah yang harus dipecahkan.
Kemampuan yang harus dicapai peserta didik adalah peserta didik dapat menentukan atau
menangkap kesenjangan yang dirasakan oleh manusia dan lingkungan sosial.
b. Merumuskan Masalah : Rumusan masalah berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan
persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data yang harus dikumpulkan.
Diharapkan peserta didik dapat menentukan prioritas masalah.
c. Merumuskan Hipotesis : Peserta didik diharapkan dapat menentukan sebab akibat dari
masalah yang ingin diselesaikan dan dapat menentukan berbagai kemungkinan
penyelesaian masalah.
d. Mengumpulkan Data : Peserta didik didorong untuk mengumpulkan data yang relevan.
Kemampuan yang diharapkan adalah peserta didik dapat mengumpulkan data dan
memetakan serta menyajikan dalam berbagai tampilan sehingga sudah dipahami.
e. Menguji Hipotesis : Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan menelaah dan membahas
untuk melihat hubungan dengan masalah yang diuji.
f. Menetukan Pilihan Penyelesaian : Kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang
memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang dapat
terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya.
7
Tahap-5 Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi
Menganalisis dan mengevaluasi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-
proses pemecahan masalah proses yang mereka gunakan.
8
3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya
tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan
menghafal atau menyimpan informasi
4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari perpustakaan,
internet, wawancara dan observasi
6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri
7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan
diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka
8) Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam
bentuk peer teaching
b. Kekurangan PBL
1) PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan
aktif dalam menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut
kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah
2) Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi
kesulitan dalam pembagian tugas
3) PBL kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah kemampuan
bekerja dalam kelompok. PBL sangat cocok untuk mahasiswa perguruan tinggi atau
paling tidak sekolah menengah
4) PBL biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga dikhawatirkan tidak
dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan walapun PBL berfokus pada
masalah bukan konten materi
5) Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam
kelompok secara efektif, artinya guru harus memilki kemampuan memotivasi siswa
dengan baik
6) Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap
9
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem-based
Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu
masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu siswa memerlukan pengetahuan baru
untuk dapat menyelesaikannya.
Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menekankan
padaproses penyelesaian masalah
Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran
yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi
tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks
sekarang ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
Akmar, S. N., Sew, Lee. Integrating Problem-Based Learning (PBL) in Mathematics Method
Course. Spring. Vol. 4, no. 2
Muhson, A. 2009. Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan
Problem-Based Learning. Jurnal Kependidikan. Vol. 39, No. 2. PP. 171-182.
Suci, N. M. 2008. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Partisipasi
Belajar dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksha. Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Vol. 2 no. 1. PP. 74-86.
http://iqbalpgrismg.blogspot.co.id/2012/12/makalah-pbl-problem-based-learning.html