Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Sistem Bilangan.
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
ICT. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kelompok III
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Simpulan ............................................................................................................................ 13
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Struktur dapat diartikan dengan susunan, bangunan, komposisi, dan sebagainya. Kata
struktur juga mengartikan bahwa elemen-elemen pembentuk susunan, bangunan dan komposisi
di atas saling terkait sebagaimana jika kita mengartikan kata sistem.
Kata data dalam bahasa Inggris berasal dari kata datum dari bahasa Latin yang berarti
fakta. Kata tersebut bersifat plural, sebagaimana kata air, udara, dan semacamnya. Karenanya,
kata data akan salah jika disebut atau ditulis dengan data-data, banyak data, dan semacamnya.
Bagi manusia, data dapat merupakan segala sesuatu (stimulus) yang dapat ditangkap oleh
indera manusia. Berbeda dengan manusia, data bagi komputer adalah segala sesuatu yang dapat
dilambangkan, dikodekan, atau didigitalisasikan ke dalam lambang-lambang atau kode-kode
yang dimengerti oleh komputer. Dalam makalah ini akan di bahas mengenai sistem bilangan atau
data yang dikonversikan oleh sistem dalam komputer.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud denga bit dan byte?
b. Apa saja sistem bilangan dalam komputer?
c. Bagaimana cara meng-konversikan bilangan tersebut?
3. Tujuan
a. Mengetahui perbedaan bit dan byte,
b. Mengetahui system bilangan dalam computer,
c. Mengetahui cara meng-konversi bilangan tersebut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
perhitungan : 28 dengan nilai 0 sampai 255). Seperti halnya standar yang digunakan untuk
komputer IBM System/360. Ada juga yang menggunakan 4 bit (disebut nibble, nybble,
semioctet, atau hex digit), ada pula yang menggunakan 2 bit (disebut crumb).
Istilah lain selain byte yang digunakan dari sekumpulan bit adalah kata (word). Hanya,
pada word tidak ada standar besaran banyaknya bit. Besaran itu tergantung dari ukuran sebuah
regi ster di dalam CPU (Central Processing Unit) komputer. Sebagai contoh, di dalam
arsitektur komputer IA-32 (prosesor Intel 8086) digunakan 16 bit untuk sebuah word,
sehingga 32 bit disebut dengan double word atau dword. Ada juga arsitektur komputer lain
yang menyatakan sebuah word terdiri atas bit sebanyak 4, 8, 32, 64, dan sebagainya.
Dalam hal lain, ada standar penyebutan untuk ukuran bit yang besar, misalkan kilobit
(Kbit), megabit (Mbit), gigabit (Gbit), dan sebagainya. Di ilmu komputer, byte juga
digunakan sebagai ukuran dari storage (tempat menyimpan data), dan dijadikan dasar dari
penetapan tipe data di berbagai bahasa pemrograman. Tipe data itu antara lain, numeric (dan
lebih spesifik lagi integer atau real), character atau string, boolean, dan sebagainya.
Pada Tabel 1 diperlihatkan penamaan dari ukuran byte :
Dalam pemberian nama singkatan dari besaran data antara bit dan byte juga kadang
membingungkan. Oleh beberapa badan standardisasi, misalkan IEEE 1541 dan Metric-
Interchange-Format, sepakat untuk byte digunakan huruf B besar, seperti MB untuk
megabyte. Sedangkan untuk bit, IEEE 1541 menggunakan b huruf kecil, tetapi Metric-
Interchange-Format dan IEC 60027 menggunakan kata yang lengkap bit jadi IEEE 1541
menuliskan Mb untuk megabit, sedangkan Metric-Interchange-Format dan IEC 60027
menuliskan dengan Mbit.
2. Sistem Bilangan
a. Sistem Bilangan Desimal
Sistem bilangan desimal menggunakan 10 macam simbol bilangan berbentuk 10 digit
angka, yaitu 0, 1 , 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Sistem bilangan desimal menggunakan basis atau
3
radiks 10. Bentuk nilai suatu bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer)
atau pecahan desimal (fraction decimal). Integer desimal adalah nilai desimal yang bulat,
misalnya nilai 8598. Yang dapat diartikan:
8 x 103 = 8000
5 x 102 = 500
9 x 101 = 90
8 x 100 = 8
+
8598
Absolut value merupakan nilai muilak dari masing-masing digit di bilangan. position
value (nilai tempat) merupakan penimbang atau bobot dan masing-masing digit
bergantung pada posisinya,yaitu bemilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya.
1.
Tabel 1.2 Bilangan Desimal
Posisi digit ( dari kanan ) Nilai Tempat
0
1 10 = 1
2 101 = 10
3 102 = 100
4 103 = 1000
5 104 = 10000
Oleh karena itu, nilai 8598 dapat juga diartikan dengan (8 X 1000) + (5 X 100) + (9 x10)
+ (8x 1). Pecahan desimal adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan di belakang
koma, misalnya nilal 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan:
1 x 102 = 100
8 x 101 = 80
3 x 100 = 3
7 x 10-1 = 0,7
5 x 10-2 = 0,05
+
183,75
Baik integer desimal maupun pecahan desimal dapat ditulis dengan bentuk eksponensial.
Misalnya nilai 82,15 dapat dituliskan 0,8215 X 102. Setiap nilai desimal yang bukan nol
dapat dituliskan dalam bentuk eksponensial standar (standard exponential form), yaitu
ditulis dengan mantissa dan eksponen. Mantissa merupakan nilai pecahan yang digit pertama
di belakang koma bukan benilai nol.
b. Sistem Bilangan Biner
Bilangan biner adalah bilangan yang berbasis 2 yang hanya mempunyai 2 digit yaitu 0
dan 1. 0 dan 1 disebut sebagai bilangan binary digit atau bit. Bilangan biner ini
digunakan sebagai dasar kompetensi digital. Bobot faktor untuk bilangan biner adalah
pangkat / kelipatan 2.
Sistem bilangan biner menggunakan 2 macam simbol bilangan berbentuk 2 digit
4
angka, yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner menggunakan basis 2 .
Nilai tempat sistem bilangan biner merupakan perpangkatan dari nilai 2 sebagai
berikut.
Tabel 1.3 Bilangan Biner
Posisi digit ( dari kanan ) Nilai Tempat
1 20 = 1
2 21 = 2
3 22 = 4
4 23 = 8
5 24 = 16
Contoh soal
Berapakah nilai bilangan decimal dan bilangan biner berikut ini :
a. 10012 = .10
b. 1011012 = ...10
c. 111001102 = .10
Penyelesaian :
a. 10012 =
8 4 2 1
1 0 0 1
Maka : 8 + 1 = 910
atau
10012 = 20 + 21
=1 + 8
= 9 10
b. 1011012 = a5 x 25 + a4 x 24 + a3 x 23 + a2 x 22 + a1 + a0
= 1 x 32+0 x 16 +1 x 8 + 1 x 4 + 0 x 2 + 1
= 32 + 0 + 8 + 4 + 0 + 1
= 45 10
c. 111001102 =
128 64 32 16 8 4 2 1
1 1 1 0 0 1 1 0
= 128 + 64 + 32 + 4 + 2
= 23410
5
d.
Tabel 1.4 Bilangan Oktal
Posisi Digit ( Dari Kanan) Nilai tempat
1 80 =1
2 81 = 8
3 82 = 64
4 83 = 512
5 84 = 4096
6
3. Konversi Bilangan
Sebelumnya sudah dibahas mengenai system bilangan dengan basis tertentu. Bila suatu nilai
telah dinyatakan dalam suatu bilangan tertentu dan untuk mengetahui nilai tersebut dalam system
bilangan lain, maka harus di konversikan terlebih dahulu pada system bilangan yang di inginkan.
Angka angka pada system bilangan dapat di konversikan ke dalam bilangan lain. Dalam
pengkonversian diperlukan ketelitian, ketekunan dan kecermatan. Perhatikan table konversi
decimal, biner, octal dan heksadesimal berikut :
Tabel 1.6 Sistem Bilangan
Desimal Biner Oktal Hexadesimal
0 0 0 0
1 1 1 1
2 10 2 2
3 11 3 3
4 100 4 4
5 101 5 5
6 110 6 6
7 111 7 7
8 1000 10 8
9 1001 11 9
10 1010 12 A
11 1011 13 B
12 1100 14 C
13 1101 15 D
14 1110 16 E
15 1111 17 F
Bila bilangan desimal yang akan dikonversikan berupa pecahan desimal, maka
bilangan tersebut harus dipecah menjadi dua bagian, yaitu bilangan yang utuh dan yang
7
pecahan. Misalnya bilangan desimal 125,4375 dipecah menjadi 125 dan 0,4375. Bilangan
yang utuh, yaitu 125 dikonversikan terlebih dahulu ke bilangan biner, sebagal berikut :
125 : 2 = 62 + sisa 1
62 : 2 = 31 + sisa 0
31 : 2 = 15 + sisa 1
15 : 2 = 7 + sisa 1
7 : 2 = 3 + sisa 1
3 : 2 = 1 + sisa 1
Oleh karena itu, bilangan decimal 125 dalam bentuk bilangan biner adalah 101111.
Kemudian bilangan yang pecahan dikonversikan ke bilangan biner dengan cara yang berbeda
seperti bilangan yang utuh, yaitu sebagai berikut :
0,4375 x 2 = 0,875
0,875 x2 = 1 ,75
0,75 x2 = 1 ,5
0,5 x2 =1
Hasil biner
pecahan
Jadi, bilangan decimal pecahan 0,4375 di dalam biner adalah 0,111. Hasil dari bilangan
125,4375 dalam bilangan biner adalah : Desimal ke Sistem Bilangan Oktal
125 = 101111
0,4375 = 0,111
+
125,437510 = 101111,111
1583 : 16 = 98 + sisa 15 = F
98 : 16 = 6 + sisa 2 = 2
8
6 2F
Jadi, 158310 = 62F16
d. Bilangan Biner ke Sistem Bilangan Desimal
Dari bilangan biner dapat dikonversikan ke bilangan desimal dengan cara
mengalikan masing - masing bit dalam bilangan dengan nilai tempatnya.
Contoh Soal :
a. 1011012 = 1 x 25 + 0 x 24 + 1 x 23 + 1 x 22 + 0x21 + 1 x 20
= 1 x 32 + 0 x 16 + 1 x 8 + 1 x 4 + 0 x 2 + 1 x 1
= 32 + 0 + 8 + 4 + 0 + 1
= 4510
Maka bilangan biner 1011012 yang di konversikan ke dalam desimal adalah 4510
e. Bilangan Biner ke Sistem Bilangan Oktal
Konversi dari bilangan biner ke bilangan oktal dapat dilakukan dengan mengkonversikan
tiap- tiap tiga buah digit biner. Misalnya, bilangan biner 11010100 dapat dikonversikan ke
oktal dengan cara :
11 010 100
3 2 4
Hubungan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.7 Konversi Bilangan Oktal
Digit Oktal 3 bit
0 000
1 001
2 010
3 011
4 100
5 101
6 110
7 111
f. Bilangan Biner ke Sistem Bilangan Heksadesimal
Konversi dari bilangan biner ke bilangan heksadesimal dapat dilakukan dengan
mengkonversikan tiap-tiap empat buah digit biner.Misalnya bilangan biner 11010100 dapat
dikonversikan ke bilangan heksadesimal dengan cara :
1101 0100
4
Hubungan ini dapat dilihat pada tabel berikut:
9
Tabel 1.8 Konversi bit bilangan Heksadesimal
Digit heksadesimal 4 bit Digit heksadesimal 4 bit
0 0000 A 1010
1 0001 B 1011
2 0010 C 1100
3 0011 D 1101
4 0100 E 1110
5 0101 F 1111
6 0110
7 0111
8 1000
9 1001
g. Bilangan Oktal ke Sistem Bilangan Desimal
Bilangan oktal dapat dikonversikan ke bilangan desimal dengan cara mengalikan
masing-masing bit dalam bilangan dengan nilai tempatnya.
Contoh Soal :
3248 = 3x82 +2x81+4x80
= 3x64+2x8+4x1
= 192+16+4
= 21210
5 5 F
Jadi, bilangan oktal 2537 adalah 55F dalam bilangan heksadesimal.
10
j. Bilangan Heksadesimal ke Sistem Bilangan Desimal
Dari bilangan heksadesimal dapat dikonversikan ke bilangan desimal dengan cara
mengalikanmasing-masing digit bilangan dengan nilai tempatnya.
B6A16 = 11 x 162 + 6x161 + 10x160
= 11 x 256 + 96 + 10
= 292210
Untuk mengkonversikan bilangan heksadesimal ke bilangan desimal, dapat dengan
bantuan table berikut :
Tabel 1.9 Hubungan nilai heksadesimal di posisi tertentu dengan nilai desimal
Posisi 4 Posisi 3 Posisi 2 Posisi 1
Heksa Desimal Heksa Desimal Heksa Desimal Heksa Desimal
0 0 0 0 0 0 0 0
1 4096 1 256 1 16 1 1
2 8192 2 512 2 32 2 2
3 12288 3 768 3 48 3 3
4 16384 4 1024 4 64 4 4
5 20480 5 1280 5 80 5 5
6 24576 6 1536 6 96 6 6
7 28672 7 1792 7 112 7 7
8 32768 8 2048 8 128 8 8
9 36864 9 2304 9 144 9 9
A 40960 A 2560 A 160 A 10
B 45056 B 2816 B 176 B 11
C 49152 C 3072 C 192 C 12
D 53248 D 3328 D 208 D 13
E 57344 E 3584 E 224 E 14
F 61440 F 3840 F 240 F 15
1101 0100
Berarti bilangan heksadesimal D4 adalah 11010100 dalam bilangan biner.
l. Bilangan Heksadesimal ke Sistem Bilangan Oktal
Konversi dari bilangan heksadesimal ke bilangan oktal dapat dilakukan dengan cara
mengubah dari bilangan heksadesimal menjadi bilangan biner terlebih dahulu, baru
dikonversikan ke bilangan oktal. Misalnya bilangan heksadesimal 55F, akan dikonversikan
ke oktal dengan Iangkah-Iangkah:
1) Dikonversikan terlebih dahulu ke bilangan biner
5 5 F
11
2) Dari bilangan biner baru dikonversikan ke bilangan oktal
010 101 011 111
2 5 3 7
Jadi, bilangan heksadesimal 55F adalah 2537 dalam bilangan oktal.
12
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Sistem bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base/radix) yang tertentu.
Dalam hubungannya dengan computer, ada 4 jenis sistem bilangan yang dikenal yaitu : Desimal
(Basis 10), Biner (Basis 2), Oktal (Basis 8), dan Hexadesimal (Basis16). Teknik Informatika
sangat menjadi alat utama dalam dunia matematika terutama mempelajari sistem bilangan dan
sebaliknya, matematika sangat dibutuhan dalam juruan teknik informatika. Untuk itu kedua hal
ini sangat erat kaitannya satu sama lain dan menciptakan suatu hubungan yang memberi
keuntungan yang timbal balik satu sama lain.
13
DAFTAR PUSTAKA
Tri, Agus Haryanto dan Taufiq Lilo Adi Sucipto. 2013. Sistem Komputer SMK/MAK Kelas X. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Wahyudi, Bambang dan Andi Offset. 2007. Konsep Sistem Informasi: dari Bit sampai ke Database.
Jakarta.
Gerson Feoh, S.Kom. Sistem Bilangan dan Konversi Bilangan. Diambil dari internet
lulu_mawadah.staff.gunadarma.ac.id/.../sistem_bilangan_dan_konversi_bilangan1.pdf pada 02 Maret
2017
betty_s.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../FILOSOFI+STRUKTUR+DATA.doc diakses 02
Maret 2017