Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KOMUNIKASI DATA

TEKNIK ENCODING

Disusun oleh :

Nama Kelompok : 1. Andreas (151041008)


2. Enrico Colif A.R (151041039)
Jurusan : Teknik Elektro
Tugas 2 : Sistem Telekomunikasi

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND


YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan


rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis yang
berbentuk makalah ini dengan judul DATA ENCODING Walaupun masih
banyak kekurangannya. Penyusunan Makalah ini untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Sistem Telekomunikasi dan Tugas ini dapat terselesaikan karena
adanya dukungan dari berbagai pihak.

Penyusun mengharap kritik yang bersifat membangun dari berbagai


pihak demi penyempurnaan penyusunan karya tuulis pada masa menadatang
Harapan penyusun, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi
penyusun pada khususnya dan pembaca pada umunya yang berhubungan
dengan transmisi data digital dan media transmisinya.

Yogyakarta, 7 September 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Encoding (Pengkodean) ........................................................... .... 3


2.2 Tujuan Pengkodean (Encoding) .................................................................... 3
2.3 Macam-macam kode yang digunkan dalam Komunikasi data ....................... 3
2.4 Pengkodean Data/ Data Enconding ................................................................ 7
2.5 Teknik Encoding ............................................................................................ 8

BAB III. PENUTUP ............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada sistem komunikasi (Komunikasi data), proses pengiriman


informasi dari sumber ke tujuan dapat dikatakan baik apabila informasi yang
dikirim sama dengan informasi yang diterima. Akan tetapi, pada kenyataannya
selama proses pengiriman informasi tersebut, mengalami gangguan yang dapat
menyebabkan kesalahan pada data. Beberapa studi mengatakan, jika sistem
komunikasi (Data) menggunakan pengkodean.

Kesalahan (error) merupakan masalah pada sistem komunikasi, sebab


dapat mengurangi kinerja dari sistem. Untuk mengatasi masalah tersebut
diperlukan suatu sistem yang dapat mengkoreksi error. Oleh karena itu pada
sistem komunikasi diperlukan sistem pengkodean. Untuk maksud tersebut,
banyak kode yang dapat digabungkan antara lain : Kode BCH, kode Reed
Salomon, kode Hamming, kode konvolusi dan lain-lain. Pemilihan kode
Konvolusi karena kemampuannya yang dapat mengkoreksi semua acak dari
t error dengan algoritma decoding yang sederhana. Pentingnya kode Reed
Salomon disebabkan kemampuannya untuk mengkoreksi kesalahan jamak
(multiple error). Kode Hamming mampu untuk mengkoreksi semua kesalahan
tunggal dalam satu blok. Kode Konvolusi memiliki algoritma encoding yang
efisien.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud dengan encoding?

b. Kode apa saja yang digunakan dalam encoding?

c. Bagaimakan Teknik dalam penulisan encoding?

d. Teknik apa saja yang terdapat dalam encoding?

1
1.3 Tujuan Penulisan

a. Mengetahui Apa itu Encoding

b. Untuk mengetahui jenis kode dalam encoding

c. Untuk mengetahui tujuan dari Encoding beseta proses dalam encoding

1.4 Manfaat Penulisan

2.2 Agar pembaca Dapat mengetahui Encoding dengan lebih jelas

3.2 Agar pembaca dapat mengetahui jenis kode yang digunakan dalam
encoding

4.2 Agar pembaca mengetahui tujuan dan proses dalam encoding

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Encoding (Pengkodean)

Pengkodean (Encoding) adalah proses perubahan karakter data yang akan


dikirim dari suatu titik ke titik lain dengan kode yang dikenal oleh setiap
termianal yang ada, dan menjadikan setiap karakter data dalam sebuah
informasi digital ke dalam bentuk biner agar dapat ditransmisikan. Suatu
terminal yang berbeda menggunakan kode biner yang berbeda untuk mewakili
setiap karakter.

2.2 Tujuan Pengkodean (Encoding)

Tujuan dari Pengkodean (Encoding) adalah menjadikan setiap karakter data


dalam sebuah informasi digital ke dalam bentuk biner agar dapat
ditransmisikan dan bisa melakukan komunikasi data. Kode-kode yang
digunakan dalam komunikasi data pada system computer memiliki perbedaan
dari generasi ke generasinya, karena semakin besar dan kompleksnya data
yang akan dikirim / digunakan. Dalam penyaluran data antar komputer, data
yang disalurkan harus dimengerti oleh masing-masing perangkat baik oleh
pengirim maupun penerima. Untuk itu digunakan system sandi sesuai
standard. Suatu karakter didefinisikan sebagai huruf, angka, tanda aritmetik
dan tanda khusus lainnya.

2.3 Macam-macam kode yang digunkan dalam Komunikasi data:

a) Kode Baudot

Berawal dari kode morse. Ada kode 4-an, 5-an, 6-an, dan 8-an yang
digunakan untuk pengiriman telegraph yang disimpan di pita berupa lubang

3
tutup. Untuk lubang sebanyak 6x berturut-turut disebut sebagai kode 6-an.
Begitu juga yang lainya. Kode ini juga digunakan sebagai satuan kecepatan
pengiriman data. Kode baudot ini ada sejak 1838 ditemukan oleh
Frenchman Emile Baudot sebagai bapak komunikasi data. Terdiri dari 5 bit
perkarakter (sehingga dapat dibuat 32 karakter) dan untuk membedakan
huruf dengan gambar dipakai kode khusus, yakni 111111 untuk letter dan
11011 untuk Kode ASCII. (William Stalling, 2000)

Tabel 1 : Boudout

4
b) Kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange)

Kode ASCII memiliki 128 bit kombinasi yang selalu digunakan. Dari
128 kombinasi tersebut 32 kode diantaranya digunakan untuk fungsifungsi
kendali seperti SYN, STX. Sisa karakter lain digunakan untuk karakter-
karakter alphanumerik dan sejumlah karakter khusus seperti =, / . ? Pada
dasarnya kode ASCII merupakan kode alfanumerik yang paling popular
dalam teknik komunikasi data. Kode ini menggunakan tujuh bit untuk
posisi pengecekan bit secara even atau odd parity adalah 4 bit 1 dan 4
bit 0 sehingga dapat dibuat kombinasi 70 karakter. (William Stalling,
2000)

Tabel 2 : Kode ASCII :

5
c) Kode BCD (binary code desimal).

BCD merupakan kode biner yang digunakan untuk hanya mewakili


nilai digit decimal dari 0-9. BCD menggunakan kombinasi 4 bit, sehingga
ada 16 kombinasi yang bisa diperoleh dan hanya 10 kombinasi yang bisa
digunakan. BCD tidak dapat mewakili huruf atau symbol karakter khusus,
sehingga jarang digunakan untuk komputer dan transmisi data sekarang.
Karena BDC hanya digunakan pada komputer generasi pertama. (William
Stalling, 2000)

Tabel 3 : Binary

d) Kode EBCID (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code)


EBCDID adalah kode 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili karakter
256 kombinasi karakter. Pada EBCDID, high order bits atau 4 bit pertama
disebut Zone bits dan low order bits atau 4 bit kedua disebut dengan
numeric bit. (William Stalling, 2000)

6
Tabel 4 : EBCDIC

2.4 Pengkodean Data/ Data Enconding

Dalam proses kerja komputer mengolah data secara digital, melalui


sinyal listrik yang diterima atau dikirimkan, pada prinsipnya komputer hanya
mengenal dua arus, yaitu on atau off, atau istilah dalam angkanya sering juga
dikenal dengan 1 (satu) atau 0 (nol).

Kombinasi dari arus on atau off inilah yang yang mampu membuat
komputer melakukan banyak hal, baik dalam mengenalkan huruf, gambar,
suara, bahkan film menarik yang anda tonton dalam format digital. Sistem
yang merubah sinyal analog menjadi sinyal digital disebut Sistem Akuisisi
Data. Dalam Sistem Akuisisi data ada 4 komponen yang penting yaitu :
Input analog yaitu mengubah sinyal input analog dari sensor menjadi
bentuk bit.

7
Output analog yaitu mengubah data digital yang tersimpan dalam
komputer menjadi sinyal digital.

Input / output digital yaitu untuk masukan dan keluaran nilai digital
(tingkat logika) kedua dari perangkat keras.

Counter / timer dignakan pada saat perhitungan, pengukuran frekwensi


dan perioda, pembangkit pulsa. (William Stalling, 2000)

2.5 Teknik Encoding

Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal carrier
dengan frekuensi. Empat kombinasi yang muncul dari komunikasi adalah:

Data digital, sinyal digital

Data analog, sinyal digital

Data digital, sinyal analog

Data analog, sinyal analog

Sinyal digital merupakan deretan pulsa voltase terputus-putus yang


berlainan dan masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri , Setiap pulsa
merupakan sebuah elemen sinyal. Elemen sinyal merupakan data yang
ditranmisikan melalui pengkodean bit data, dimana biner 0 = level voltase
lebih rendah dan biner 1 = level voltase yang lebih tinggi. Sinyal digital ini
memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat ditemukan pada
teknologi analog, yaitu:

Mampu mengirikan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat


membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.

Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi


kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri.

Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam


berbagai bentuk.

8
Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan
mengirimnya secara interaktif. (William Stalling,133 : 2000)

Ketentuan Dalam Proses Encoding :

1) Unipolar : Semua elemen-elemen sinyal dalam bentuk yang sama

2) Polar : Satu state logic dinyatakan oleh tegangan positif dan sebaliknya
oleh tegangan negatif.

3) Rating Data : Rating data transmisi data dalam bit per secon 4. Durasi atau
panjang suatu bit Waktu yang dibutuhkan pemancar untuk memancarkan
bit.

4) Rating modulasi : Rating dimana level sinyal berubah dan diukur dalam
bentuk baud=elemen-elemen sinyal per detik

5) Tanda dan ruang : Biner 1 dan biner 0 berturut-turut

Elemen sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary
ditransmisikan dengan meng-encode-kan tiap bit data menjadi elemenelemen
sinyal. Sinyal unipolar adalah semua elemen sinyal yang mempunyai tanda
yang sama, yaitu positif semua atau negatif semua. Sinyal polar adalah
elemen-elemen sinyal dimana salah satu logic statenya diwakili oleh level
tegangan positif dan yang lainnya oleh level tegangan negatif. Durasi atau
lebar suatu bit adalah waktu yang diperlukan oleh transmitter untuk
memancarkan bit tersebut. Modulation rate adalah kecepatan dimana level
sinyal berubah, dinyatakan dalam bauds atau elemen sinyal per detik.

Lima faktor yang perlu dinilai atau dibandingkan dari berbagai teknik
komunikasi:

1) Spektrum sinyal : disain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan


kekuatan transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi.

2) Clocking : menentukan awal dan akhir dari tiap posisi bit dengan
mekanisme synchronisasi yang berdasarkan pada sinyal transmisi.

9
3) Interferensi sinyal dan Kekebalan terhadap noise

4) Deteksi error : dibentuk dalam skema fisik encoding sinyal.

5) Biaya dan kesulitan : semakin tinggi kecepatan pensinyalan untuk


memenuhi data rate yang ada, semakin besar biayanya. (William
Stalling,136 : 2000)

Format Pengkodean Sinyal Digital NONRETURN TO ZERO (NRZ)

1) Nonreturn-to-Zero-Level (NRZ-L) suatu kode dimana tegangan negatif


dipakai untuk mewakili suatu binary dan tegangan positif dipakai untuk
mewakili binary lainnya.

Dua tegangan yang berbeda antara bit 0 dan bit 1


Tegangan konstan selama interval bit
Tidak ada transisi yaitu tegangan no return to zero Contoh: Lebih
sering, tegangan negatif untuk satu hasil dan tegangan positif untuk
yang lain Ini adalah NRZ-L (William Stalling,137 : 2000)

2) Nonreturn to Zero Inverted (NRZI) yaitu suatu kode dimana suatu transisi
(low ke high atau high ke low) pada awal suatu bit time akan dikenal
sebagai binary 1 untuk bit time tersebut; tidak ada transisi berarti binary
0. Nonreturn to Zero Inverted (NRZI) dalam kesatuan, pulsa tegangan
konstan untuk durasi bit, data dikodekan / diterjemahkan sebagai
kehadiran(ada) atau ketiadaan sinyal transisi saat permulaan bit time, 0 =
tanpa tranmisi pada permulaan interval(satu bit waktu) dan 1 = tranmisi
pada permulaan interval.

Keuntungan differensial encoding : lebih kebal noise, tidak


dipengaruhi oleh level tegangan. Kelemahan dari NRZ-L maupun NRZI :
keterbatasan dalam komponen dc dan kemampuan synchronisasi yang
buruk. (William Stalling,137 : 2000)

10
Gambar 1 : Bentuk sinyal kode NRZ-L dan NRZI

3) MULTILEVEL BINER

a. Bipolar-AMI (Alternate Mark Inversion) yaitu suatu kode dimana


binary 0 diwakili dengan tidak adanya line sinyal dan binary 1
diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif. Zero menggambarkan
tidak adanya line signal. Satu menggambarkan positif atau negatif
sinyal. (William Stalling,139 : 2000)

b. Pseudoternary yaitu suatu kode dimana binary 1 diwakili oleh


ketiadaan line sinyal dan binary 0 oleh pergantian pulsa-pulsa positif
dan negatif. Satu menggambarkan adanya jalur sinyal. Zero
menggambarkan perwakilan dari positif dan negatif. (William
Stalling,139 : 2000)

11
Gambar 2 : Bentuk sinyal kode Multilevel Binary dari Bipolar-AMI dan
Pseudoternary (William Stalling,136 : 2000)

4) BIPHASE

a. Manchester yaitu suatu kode dimana ada suatu transisi pada setengah
dari periode. Tiap bit : transisi low ke high mewakili 1 dan high ke
low mewakili 0. Zero dari tinggi ke rendah di pertengahan interval.
Satu dari rendah ke tinggi di pertengahan interval. (William
Stalling,140 : 2000)

Gambar 3 : Bentuk sinyal kode Biphase Manchester (William


Stalling,140 : 2000)

12
b. Differential manchester yaitu suatu kode dimana binary 0 diwakili
oleh adanya transisi di awal periode suatu bit dan binary 1 diwakili
oleh ketiadaan transisi di awal periode suatu bit. Zero Transisi di
pertengahan interval. Satu tidak ada transisi di permulaan interval.
(William Stalling,141 : 2000)

Gambar 4 : Bentuk sinyal kode Biphase Differential manchester


(William Stalling,136 : 2000)

Keuntungan rancangan biphase :

Synchronisasi : karena adanya transisi selama tiap bit time, receiver


dapat men-synchron-kan pada transis tersebut atau dikenal sebagai
self clocking codes.

Tidak ada komponen dc.

Deteksi terhadap error : ketiadaan dari transisi yang diharapkan,


dapat dipakai untuk mendeteksi error.

Kekurangannya :

memakai bandwidth yang lebih lebar dari pada multilevel binary.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam sistem komunikasi (Komunikasi Data) agar tidak terjadi kesalahan


atau error maka perlu adanya pengkodean data. Macam pengkodean data
diantaranya Kode Baudot, Kode ASCII, Kode BCD, Kode EBCID. Dan juga
duperlukan Teknik dalam pengkodean data agar dapat mempermudah, Teknik
tersebut diantaranya: nonreturn to zero-level (nrz-l), nonreturn to zero inverted .

(nrzi), bipolar ami, pseudoternary, Manchester, differential Manchester.

Gambar 5 : Bentuk-bentuk sinyal kode (William Stalling,136 :


2000)

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hafedh, Thamirn, 2001, Dasar-dasar Komunikasi Data,Salemba Teknika :


jakarta

http://siraith.files.wordpress.com/2009/10/pengkodean-data.pdf (Diakses pada 6


September 2017, 19.30).

http://teknikinformatika.com/sistempengkodean/rkanFungsiSistemhttp://viamol.bl
ogspot.com/2009/04/sistem.html (Diakses pada 6 September 2017, 19.45).

https://hazky.wordpress.com/2008/03/28/teknik-endcoding/ (Diakses pada 6


September 2017, 20.20).

http://haris-ti.blogspot.co.id/2012/04/teknik-encoding-data-digital-sinyal.html
(Diakses pada 6 September 2017, 21.00).

http://alvindioti09.blogspot.co.id/2011/01/teknik-encoding-macam2
tekniklainnya.html (Diakses pada 6 September 2017, 21.30).

Stalling, William, 2000, Data and Computer Communication,6th ed Stallings,moc


willliam.

15

Anda mungkin juga menyukai