K E PA N I T E R A A N K L I N I K I L M U P E N YA K I T K U L I T D A N K E L A M I N
U N I V E R S I TA S YA R S I R S U D C I L E G O N
PERIODE 20 NOVEMBER 23 DESEMBER 2017
DEFINISI
Reaksi peradangan kulit akut ataupun kronik yang disebabkan oleh kontak dengan
alergen tertentu yang terjadi pada seseorang yang sudah tersensitisasi sebelumnya
Bahan kimia
Toxin pada Bahan pengawet
Perhiasan Obat topikal
tumbuhan tinggi pada usia
4160 th
PATOGENESIS
Hipersensitivitas tipe IV (lambat/ cell mediated)
Dermatitis kontak iritan tidak membutuhkan proses sensitisasi untuk memicu reaksi inflamasi pada kulit
PATOGENESIS
Terdapat dua fase yang
berbeda dalam
pengembangan DKA:
HLA-DR
APC APC
CD4+
HLA-DR Berjalan menuju
Th1 naive antigen- nodus limfatikus
APC
CD8+ type 1
specific T cells regional
cytotoxic T cells
Bermigrasi ke sirkulasi darah dan bertindak sebagai sel T efektor
pada sel target yang mempresentasikan antigen pada fase elisitasi
2. FASE ELISITASI
Reeksposure pada antigen dapat terjadi melalui
Eritema
Edema
Papul
Vesikel
Kalor
Papula eritematosa dan vesikel adalah karakteristik
alergi kontak pada stadium akut
MANIFESTASI KLINIS
Erupsi pada kulit muncul setelah 48 jam reekposure terhadap antigen
Durasi penyakit bervariasi antara 1-2 minggu, tapi akan semakin parah selama alergen terus
bersentuhan dengan kulit.
Papul
Vesikel
Gatal yang intens, disertai rasa pedis dan nyeri
Eksposure berulang menyebabjkan erupsi kulit yang lebih parah
Statis dermatitis meningkatkan resiko terjadinya dermatitis kontak alergi,
disebabkan oleh seringnya penggunaan produk yang mengandung allergen kontak
MANIFESTASI KLINIS
Erupsi kulit yang terjadi tidak selalu bilateral,
walaupun paparan antigen bersifat bilateral
(ex. alergi sepatu atau sarung tangan)
AKUT
Eritema dan edema dengan batas yang tegas
Papula atau vesikel (Papul pada allergen lemah; vesikel pada allergen kuat)
Eritema papulovesikel vesikel vesikel/bula pecah erosi krusta scalling
Papul hanya terjadi pada dermatitis kontak alergi (not iritan)
MANIFESTASI KLINIS:
PERJALANAN PENYAKIT
Subakut
Plak dengan dasar
eritema
Dry scalling
Papul merah kecil
(pointed papul)
Allergic phytodermatitis of leg: poison ivy Linear Allergic phytodermatitis of the face: poison ivy Extremely
vesicular lesions with erythema and edema on the pruritic, erythema, edema, and microvesiculation in the
calf at sites of direct contact of the skin 5 days after periorbital and perioral area in a previously sensitized
exposure with the poison ivy leaf. young man, occurring 3 days after exposure.
MANIFESTASI KLINIS:
Allergic Contact Dermatitis Syndrome
Erupsi kulit yang terjadi akibat
respons sistemik (nontopikal) pada
alergen
Oleh karena itu, aplikasi dari alergen ke area dari kulit normal manapun akan
memprovokasi sebuah reaksi eksim.
Uji patch positif menunjukkan gambaran eritema, papula, dan juga mungkin
vesikula terbatas pada lokasi uji.
Patch tes harus ditunda sampai dermatitis mereda setidaknya 2 minggu dan
seharusnya dilakukan di daerah kulit yang sebelumnya tidak terdapat lesi
Tes patch positif multiple relevan terhadap bacitracin, kloroksilenol, dan 2-hidroksietil metakrilat
yang mana mengarah ke dermatitis berat
DIAGNOSIS BANDING
TERAPI
Identifikasi dan hindari agen penyebab
Terapi Topikal
Glukokortikoid topical ointment / gel
Wet dressing dengan rendaman NaCl (larutan burow) diganti tiap 2-3 jam
Terapi sistemik
Untuk DKA berat atau airborne DKA
Prednisone dimulai pada dosis 70 mg (dewasa), tapering off 5-10 mg / hari
selama 1 sampai 2 minggu.
Untuk airborne DKA Imunosupresi dengan siklosporin oral mungkin
diperlukan.
PROGNOSIS
Semakin lama seorang individu mengalami dermatitis yang parah,
semakin lama dermatitis dapat disembuhkan setelah penyebabnya
terindentifikasi.
Masalah yang khusus adalah neurodermatitis (lichen simpleks
chronicus), di mana individu berulang kali menggosok atau menggaruk
daerah awalnya terpengaruh oleh dermatitis kontak alergi.
Tes TRUE dapat memberikan informasi dasar yang akurat tentang
alergen yang sering menyebabkan DKA.
PROGNOSIS
Individu dengan dermatitis kontak alergi dapat memiliki
dermatitis persisten atau kambuh, terutama jika bahan
yang mereka alergi tidak dapat diidentifikasi atau jika
mereka terus menggunakan perawatan kulit yang tidak
lagi sesuai (yaitu, mereka terus menggunakan bahan
kimia untuk mencuci kulit mereka dan tidak
menggunakan emolien untuk melindungi kulit mereka).