Spo Penyakit Dalam
Spo Penyakit Dalam
SPO
2/2
RSUD BERKAH
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang
Prosedur 1. Terapi :
1.1. Infeksi diberantas dengan antibiotika spectrum
luas, diberikan 7-10 hari
1.2. Bronkodilator simpatomimetik dan antikolinergik
dapat memperbaiki simtom, dengan mengurangi
tonus bronkus.
1.3. Obat stimulasi beta 2 selektif, misalnya albuterol,
dan metaproterenol 2 puff setiap 4 6 jam (metered
dose inhaler) Ipratropium (anticholinergik) 2 puff 6-8
jam
1.4. Prednison 30 mg sehari dengan dosis diturunkan
secara perlahan hingga dosis terendah yang efektif.
1.4.1 Boleh juga diberikan glukokortikoid dalam
bentuk inhalasi.
1.5 Oksigen diberikan bila terjadi hipoksia (PO2 < 55
mmhg) atau ada tanda-tanda kor pulmonale
1.6 Pemberian suplemen
1.7. Fisioterapi
2. Bila dalam Penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai
denganpengalamannya.
1/2
RSUD BERKAH
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang
Prosedur 3. Penatalaksanaan :
3.1. Bila syok, infus NaCl fisiologis, segera tranfusi
dengan darah segar. Bila Hb kurang dari 7 gr/dl,
cairan koloid atau frozen plasma sebelum tranfusi
darah.
3.2. Pipa nasogastrik untuk kontrol perdarahan dan
pengobatan seperti asoirasi darah.
3.3. Injeksi vit.K10 mg sc, atau iv, vasopresin 0,4
0,9 U/m iv, Sengstaken Blakemore tamponade,
ligasi dan sclerosis endoskopik pada pasien
dengan perdarahan dan varises gastro
esophageal karena sirosis hati.
3.4. Sirup antasida : 3-4 kali sehari, 1-2 sendok
makan, penyekat reseptor H2 injeksi iv, 150 mg/
12 jam bila menggunakan ranitidine atau 400 mg/
12 jam dengan cimetidin.
4. Injeksi asam tranexamide 250-500 mg/ 8 jam iv.
5. Bila dalam Penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
SPO
SPO
Prosedur 1. Pemeriksaan
1.1. Analisis cairan sinovial
1.2. Asam urat serum meningkat
1.3. Asam urat urin > 800 mg/dl
1.4. Radiologi sendi, IVP
2. Terapi
2.1. Analgesik
2.2. NSAID
2.3. Colchinin (hanya efektif 24 jam pertama serangan )
dengan dosis 0,6 mg 4 x/hari, diberikan < 7 hari
2.4. Glukokortikoid intra artikuler
2.5. Glukokortikoid sistemik
2.6. Allupurinol 300 mg/ hari
3. Bila dalam Penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Unit Terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
4. UGD
PENANGANAN DEMAM TIFOID
2/2
RSUD BERKAH
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang
SPO
PROSEDUR PENANGANAN
DYSPEPSIA
Prosedur 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
3.1. Pemeriksaan Endoskopi
3.2. Foto Esofagus
3.3. Pemeriksaan EKG
4. Terapi
4.1. Diet lunak, rendah asam, tidak merangsang
4.2. Obat antibiotika
4.3. Obat H2 Antaginis, Omeprazol dll
5. Bila dalam Penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Prosedur 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
3.1. Laboratorium
3.1.1. Darah rutin
3.1.2. Sputum BTA
3.2 Radiologi : Rontgen Torak PA
4. Terapi
4.1. Rawat jalan, rawat inap
4.2. Diet TKTP
4.3. Medikantosa OAT
TBC Istirahat BB BB BB
Makan < 30 kg 30-60 kg > 60 kg
Bergizi
Streptomycin 2x50 mg 1x750 mg 1x1 gr
2-3 bln I
Rifampisin 1x300 mg 1x300 mg 1x600 mg
3-6 bln I
INH 1x300 mg 1x300-400mg 1x400 mg
12 bln penuh
Etambutol 1x500 mg 1x750 mg 2x500 mg
6 bln I
Pirazinamid 1x750 mg 2x500 mg 3x500 mg
2 bln I
5. Bila dalam Penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Unit Terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
4. UGD
PROSEDUR PENANGANAN
ASMA BRONKIAL
Prosedur
1. Kriteria diagnosis
1.1. Riwayat batuk-batuk dan pilek atau flu like
sundrom
1.2. Sters psikologik
1.3. Sesak napas berulang
1.4. Takipnoe
1.5. Eksperium memanjang
1.6. Whezing
2. Pemeriksaan penunjang
2.1. Laboratorium
Eosinofilia > 350/cu ml
IgE meningkat
2.2. Radiologi
2.2.1. Radioluscen
2.2.2. Penampakan emfisematous
3. Konsultasi : -
4. Perawatan
4.1. Rawat jalan untuk Asthma kategori ringan
4.2. Rawat inap untuk Asthma kategori berat
5. Terapi
5.1. Oksigen
5.2. Fisioterafi
5.3. Medikamentose
5.3.1. Bronkhodilator
5.3.1.1 Adrenalin 1 : 1000 dosisi 0,2
05 cc SK dapat diulang setiap
20-30 menit sampai 3 dosis
pemebrian
5.3.1.2 Beta a gonist tarbutalin dosis -
1 Amp SK, dapat diluang 30 60
menit kemudian
PROSEDUR PENANGANAN
ASMA BRONKIAL
2. Pemeriksaan Penunjang
UL, Test fungsi ginjal, gula darah, elektrolit, profil lipid,
foto thorax, EKG.
3. Therapi :
Hipertensi stage I :
- Gol diuretik Tiazid
- Pertimbangkan : Antagonis
Penghambat EKA
Antagonis reseptor all
Reseptor
PROSEDUR PENANGANAN
HIPERTENSI
4. Komplikasi
- Hipertensi ventrikel kiri
- Gangguan fungsi ginjal
- Stroke / TIA
- Infark Myocard
- Angina Pectoris
- Gagal Jantung
Prosedur 1. Anamnesa
Riwayat Hipertensi
Tekanan darah pada kedua extremitas
2. Pemeriksaan Penunjang
DPL, UL, Ureum, Kreatinin, Gula Darah, Elektrolit,
EKG, Foto Thorax, Echocardiograpi
3. Therapy
Hipertensi Urgency
- Captropil 6,25 50 mg sublingual
- Penyekat adrenergik
- Klonidin : dosis awal 0,1 mg selanjutnya 0,15
mg
Dosis total 0,9 mg
- Labetalol : 100 200 mg per oral
- Diuretik Furosemide : 20 40 mg per oral
Hipertensi Emergency
- Diuretik : Furosemide 20 40 mg
- Vasodilator :
- Nitrogliserin : Infus 5 100 meg/mt
Dosis awal 5 meg/mt
Dapat dilanjutkan 5 meg
tiap 3-5 mnt
- Nitroprusid : Infus 0,25 10 meg/Kg
BB/mt
- Antagonis Kalsium
- Diltiazem : Bolus iv 10 mg/0,25 mg/kg BB
Dilanjutkan 5 10 mg /jam
PROSEDUR PENANGANAN
KRISIS HIPERTENSI
Prosedur 1. Anamnesa
Demam akut antara 2-7 hari biasanya bifasik.
Terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan
sbb :
- Uji torniquet positif ( > 20 petekie)
- Petekie, ekimosis atau purpura
- Perdarahan mukosa, saluran cerna
- Hematemisis atau melena
Trombositopenia < 100.000 / mm 3
Minimal 1 tanda plasma leakage
- Hematokrit meningkat > 20%
- Hematokrit turun hingga > 20%
- Terdapat effusi pleura, effusi perikard, acites
dan hipoproteinemia.
Derajat :
I. Demam disertai gejala konstitusional yang
tidak khas, uji torniquet positif.
II. Derajat I disertai perdarahan spontan.
III. Terdapat kegagalan sirkulasi, nadi cepat dan
lemah atau hipotensi, kulit dingin serta gelisah.
IV. Renjatan : tekanan darah dan nadi tak teratur
2. Pemeriksaan Penunjang :
Hb, Ht, Lekosit, Trombosit, serologi dengue.
3. Terapi
Nonfarma kologis : Tirah baring, makan lunak
PROSEDUR PENANGANAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Prosedur Farmakologis :
- Simptomatis : anti piretik bila demam
- Cairan intravena : ringer lactat/ringer acetat 4-
6 jam/kolf
- Cairan koloid/plasma expander pada DBD
stadium III dan IV.
- Tranfusi trombosit sesuai indikasi
- Pertimbangkan heparinisasi pada DBD
stadium III, IV