Spo Bedah
Spo Bedah
APPENDICITIS AKUT
2/2
RSUD BERKAH
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang
8. Output :
8.1. Bebas batu
8.2. Ada sisa batu
Angka residif batu ginjal lebih kurang 40 %
9. P.A. : tidak ada.
10. Otopsi / risalah kasus.
Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Unit Terkait 1. Rekam Medik.
2. Komite Medik
3. SMF Bedah.
4. UGD
PENANGANAN
PEMBESARAN KELENJAR PROSTAT
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya kesulitan untuk buang air kecil pada laki-laki manula
yang datangnya berangsur-angsur, disertai dengan adanya
residual urine.
3. Pemeriksaan Penunjang
3.1 BNO + IVP
3.2. Foto post mictie tampak sisa kencing.
3.3 Laboratorium : rutin persiapan operasi
4. Konsultasi : -
5. Perawatan Rumah Sakit : untuk persiapan operasi.
6. Terapi :
6.1. Keluhan iritatif + obstruktif, ada sisa kencing < 50 cc
terapi konservatif.
6.2. Adrenergik bloking agent.
6.3. Obat Parasimpatomimetik.
6.4. Inhibitor reduktase.
6.5. Pertolongan Pertama.
6.5.1. Memasang kateter pada retensio urine
totalis.
6.5.2. Prostataktomy terbuka > dokter ahli bedah.
7. Penyulit :
7.1. Perdaharan
7.2. Kebocoran
7.3. Inconentia sementara atau bila kecelakaan
mengenai
spineter incotinentia menetap.
7.4. Refrograde ejakulasi 60-90 pada operasi terbuka :
TUR.
7.5. Impotensi 4 40 pada operasi terbuka > TUR
8. Inform Consent :
Diperlukan ijin tertulis yang ditandatangani oleh pasien
setelah dijelaskan mengenai terapi dan kemungkinan
penyulit.
9. Lama perawatan : bila perlu penyulit 7 10 hari
10. Masa pemulihan : 3 4 hari.
11. Output :
11.1. Sembuh mictie spontan
11.2. Kemungkinan retrograde ejakulasi + impotensi.
11.3. Kemungkinan residif rendah.
12. P.A. : Jaringan prostat dan spesimen operasi.
13. Otopsi/risalah kasus : jarang diperlukan kecuali bila
terjadi kematian dan jelas penyebabnya
14. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Tanggal Ditetapkan
Terbit Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya benjolan pada daerah anus yang bisa dimasukkan
kedalam atau harus dimasukkan bisa teraaba diluar anus
ataupun didalam anus.
Tujuan Agar penderita Haemoroid mendapat pelayanan yang
optimal.
Kebijakan Penatalaksanaan Haemoroid berdasarkan standar
pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD Berkah
Pandeglang.
Kasus Haemoroid dapat di tangani oleh Dokter Bedah
bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain
yang terkait
Prosedur 1. Kriteria Diagnosis
1.1. Buang air besar berdarah segar tanpa nyeri/lendir.
1.2. Darah tidak bercampur dengan feses atau darah
menetes.
1.3. Benjolan yang besar di anus, bila BAB masuk atau
dimasukkan secara manual.
1.4. Pemeriksaan colok dubur tidak ada kelainan
kecuali haemoroid interna.
2. Diagnosa banding :
2.1 .Carsinomarecti
2.2. Polip recti
2.3. Prolaps ani.
3. Pemeriksaan Penunjang
3.1. Anuskopi atau prostokopi
4. Konsultasi : Spesialis Bedah
5 .Perawatan Rumah Sakit :
Dirawat elektif untuk derajat III, darurat segera untuk
derajat
IV .
6.Terapi
6.1.Medik :
6.1.1.Diit tinggi serat
6.1.2.Diit ringan kalau ada riwayat laserasi
6.1.3.Supositoria
6.1.4. Sit bath (dengan larutan permanganas kalikus)
6.1.5. Sclerosing
6.2 Bedah : Hemoroidectomi pada haemoroid derajat III
dan IV
PENANGANAN HAEMOROID
7.Penyulit :
7.1 Infeksi
7.2.Fissura atau stenosis ani
8.Inform Consent : perlu
9.Lama Perawatan : pada tindakan pembedahan rata-rata 3-
5 hari
11. Masa Pemulihan : 3 minggu pasca bedah
12. Output : sembuh total
13. PA. : tidak diperlukan
14. Otopsi/risalah kasus.
15. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Ileus obstruktivus adalah sumbatan pada usus yang dapat
dibagi :
Berdasarkan lokasi :
Small intestinal obsrtruction
Hight bowel Obstruction
Colonic Obstruktion
Low bowel obstruction
Berdasarkan sifat :
Closed loop Obstruction
Loop usus tidak dapat maju baik adoral maupun aboral
Strangulation Obstruction
Aliran darah ke segmen usus yang tersumbat terputus
Tujuan Agar penderita Ileus obstruktivus mendapat pelayanan yang
optimal.
Kebijakan Penatalaksanaan Ileus obstruktive berdasarkan standar
pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD Berkah
Pandeglang.
Kasus Ileus obstruktive dapat di tangani oleh Dokter Bedah
bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain yang
terkait
1. Kriteria Diagnosis
1.1 Rasa sakit abdominal
Pada awalnya bersifat episodik dan kolik, pada ileus
strangulata rasa sakit abdomila berkembang menjadi
lebih berat dan konstan.
1.2. Vomitus, semakin proksimal letak abstraksi, muntah
menjadi lebih sering dan billious, semakin distal letak
obstruksi muntah timbul menjadi lebih lambat dan
bau muntah mungkin tidak ditemukan.
1.3. Obstipasi
1.4. Distensi tampak mendominasi pada : Chronic large
bowell obstruction, volvulus colon sigmoid
1.5. Dihidrasi
1.6. Defance muskuler apabila telah berkembang menjadi
peritinitis
1.7. Masa abdominal pada strangulasi
1.8. Bising usus meningkat, bahkan tidak jarang dijumpai
metalic siund
1.9. Darm steifung atau visible peristaltik
1.10. Rectal Toucher ; pemastian adanya hemotosezia
1.11. Perhatikan adanya jaringan ikat pasca bedah dan
adakah tanda-tanda hernia
PENANGANAN
ILEUS OBSTRUKTIVUS
6. Terapi : Hemiotomi
7. Penyulit.
7.1. Incarserata atau strangula
7.2. Hematoma
8. Inform Consent : perlu apabila pasien mau dioperasi
9. Lama Perawatan :
Apabila tanpa komplikasi diperkirakan sekitar 5-7 hari
10. Output : sembuh total
11. Otopsi/risalah kasus : dilaksanakan apabila pasien
meninggal.
12. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Tanggal Ditetapkan
Terbit Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya trauma benda tumpul yang menembus dinding
abdomen
Tujuan Agar penderita trauma tumpul/tembus abdomen mendapat
pelayanan yang optimal
Kebijakan Penatalaksanaan Trauma Tumpul/Tembus Abdomen
berdasarkan standar pelayanan medis yang disusun oleh
SMF RSUD Berkah Pandeglang.
Kasus Trauma Tumpul/Tembus Abdomen dapat di
tangani oleh Dokter Bedah bila diperlukan konsultasi
dengan dokter spesialis lain yang terkait
Prosedur 6. Terapi :
6.1. Bed rest 1 minggu
6.2. Puasa 1 X 24 jam
6.3. Infus RL maintenance
6.4. Analgetik kuat parenteral
6.5. Anti perdarahan (hemostatik Agent)
6.6. Pemeriksaan BNO-IVP cito untuk dapat segera
membedakan variant diagnosis.
6.7. Bila pasien shock untuk kedua kalinya atau ada
hambatan untuk BNO-IVP, maka bisa langsung operasi
7. Terapi spesifik dengan variant diagnosis :
7.1. Terapi konservatif sampai urine jernih
7.2. Operasi segera untuk eksplorasi ginjal
7.3. laparatomi medianan
7.4. Partial afrektomi bila hilus masih utuh dan jaringan
ginjal masih baik.
7.5. Total nefrektomi bila hilus ginjal rusak atau jaringan
ginjal tidak sehat.
8. Penyulit :
8.1. Irrevelsible shok karena perdarahan masih aktif
(pada kasus dimana terjadi shock tidak perlu BNO-
IVP, langsung operasi)
8.2. Prolonged hemataria
8.3. Pyeolonefrosis.
9. Rehabilitasi : Latihan mobilisasi bertahap setelah urine
jernih secara mikroskopik.
10. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Unit Terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. UGD
4. SMF Bedah
PENANGANAN
TRAUMA TAJAM/ TEMBUS GINJAL
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya trauma tajam yang menembus ginjal
RSUD BERKAH
No. No. Revisi Halaman
KABUPATEN PANDEGLANG
Dokumen
Jl. Raya Labuan Km. 05
1/1
Cikoneng Pandeglang
Tanggal Ditetapkan
Terbit Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya trauma benda tajam yang menembus buli-buli
Tanggal Ditetapkan
Terbit Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adalah terjadinya kerusakan kulit dan atau jaringan serta
darah atau elemen darah akibat dari efek panas yang
ditimbukan oleh api atau benda lain.
Luka bakar dibedakan atas :
1. Luka bakar derajat I
Yang terkena hanya lapisan luar epidermis saja,
didapatkan eritem rasa nyeri dan sedikit ederma.
2. Luka bakar derajat II
2.1. Superticial second deree burn, mengenai seluruh
lapisan dermis kecuali startum germinativum.
2.2. Deep dermal burn mengenai seluruh lapisan
dermis, dengan lapisan stratum germinativum dan
dibeberapa tempat dapat pula mengenai kornita.
3. Luka bakar derajat III
Seluruh permukaan kulit mati, permukaan kering
berwarna putih pucat atau hitam, rasa nyeri hilang oleh
karena ujung- ujung saraf sensibelnya rusak.
4. Luka bakar derajat IV
Bila telah mengenai otot bahkan luka bakar. Penentuan
luas luka bakar adalah dengan sistim rule of nine yaitu
permukaan badan dibagi atas beberapa daerah yang
luasnya 99 % atau kelipatannya, yaitu : Kepala dan leher
9 % dada dan perut 18 % punggung hingga pantat 18 %,
anggota gerak atas masing-masing 9 %, anggota gerak
bawah masing-masing 18 % perineum 1 %
Tujuan Agar penderita luka bakar mendapat pelayanan yang
optimal.
Kebijakan Penatalaksanaan Luka Bakar berdasarkan standar
pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD Berkah
Pandeglang.
Kasus Luka Bakar dapat di tangani oleh Dokter Bedah
bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain
yang terkait
PENANGANAN
LUKA BAKAR
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adalah adanya benjolan pada payudara yang secara
patologi anatomi dinyatakan ganas, adanya multiple
dengan macam-macam stadium.
Tujuan Agar penderita tumor ganas/kanker payudara mendapat
pelayanan yang optimal.
Kebijakan Penatalaksanaan Tumor ganas/kanker payudara
berdasarkan standar pelayanan medis yang disusun
oleh SMF RSUD Berkah Pandeglang.
Kasus Tumor ganas/kanker payudara dapat di tangani
oleh Dokter Bedah bila diperlukan konsultasi dengan
dokter spesialis lain yang terkait
Prosedur 6. Penyulit :
6.1 Hematoma
6.2 Flap yang nekrosis
6.3 Lymphedema
6.4 Gangguan gerakan sendi batu sisi yang dioperasi
7. Inform Consent : perlu
8. Standar terapi : spesialis bedah
9. Lama perawatan :
9.1. Untuk stadium I + II + III yang dioperasi minimal 2
minggu
9.2. Untuk stadium IV tergantung pada keluhan
penderita yang berhubungan dengan metastase
jauh dan kelainan lokal.
10. Masa pemulihan :
10.1.Untuk mastectomy radikal klasik : 14 hari
10.2.Untuk mastectomy radikal modifikasi : 30 hari
11. Out put :
Ketahanan hidup 5 tahun dan 10 tahun pada stadium I
dan II lebih baik dari stadium III dan IV.
12. PA : perlu untuk penilaian stadium pasca bedah, jika
dafasilitas frozen section.
13. Otopsi/ risalah kasus
14. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.