Anda di halaman 1dari 26

PENANGANAN

APPENDICITIS AKUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
1/2
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian 1. Timbul akibat radang pada apendiks yang dapat
diakibatkan oleh sumbatan pada lumen apendiks, seperti
misalnya faecolith, biji-bijian, pembesaran folikel-folikel
limfoid, cacing atau inflamasi granulomatosa.
2. Apendicitis dapat menyerang baik pria maupun wanita, dari
berbagai usia. Kesulitan dalam penegakan diagnosa timbul
ketika berhadapan dengan penderita-penderita berusia
lanjut, sangat muda dan yang sedang hamil.

Tujuan Agar penderita Apendicitis mendapat pelayanan yang optimal

Kebijakan Penatalaksanaan Appendisitis Akut berdasarkan standar


pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD Berkah
Pandeglang.
Kasus Appendisitis Akut dapat di tangani oleh Dokter
Bedah dan bila diperlukan konsultasi dengan dokter
spesialis lain yang terkait.

Prosedur 1. Kriteria Diagnosis


1.1 Peningkatan suhu sub febris, 37,7 - 38,3 derajat
Celcius
1.2 Terasa nyeri tekan pada daerah Mc. Bourney. Lebih
lanjut pada Apendicitis akut dapat dijumpai adanya
nyeri kontralateral dan nyeri lepas.
1.3 Pada appendicitis akut yang telah berlangsung
untuk selang beberapa waktu maka dapat dijumpai
adanya ileus paralitik, sehingga bising usus juga
akan melemah atau juga bahkan menghilang sama
sekali.
1.4 Rectal toucher : nyeri tekan daerah lingkungan
rectum jam : 9-12.
2. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Hb, Lekositos biasanya > 15.000,
diff.count,LED.
Urine Rutin, pada appendicitis akut yang letaknya
overlying diatas ureter dapat menimbulkan proteinuria,
lekositoria dan sel-sel eri positif.
Gula Darah
Ureum Darah
Radiologi
PENANGANAN
APPENDICITIS AKUT

No. No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
Dokumen
KABUPATEN PANDEGLANG
2/2
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

Foto abdomen polos (BNO).


Barium enema. dapat dipertimbangkan sebagai
alternatif apabila diagnosa appendicitis akut masih
belum bisa dipastikan. Adanya gambaran non filling
apendiks pada foto tersebut sangat bermanfaat
untuk memperkuat pemastian diagnosa.
3. Diagnosa banding :
3.1 Kelainan ginekologi
3.2 Kolesititis
3.3 Pyelonefritis akut kanan.
4. Perawatan Rumah Sakit : Harus dirawat
5. Terapi :
5.1 Pra Bedah
5.1.1. Puasakan
5.1.2. Balance cairan
5.2 Pasca Bedah
5.2.1. Puasakan hingga flatus, kemudian
relimentasi perlahan.
5.2.2. Antibiotika profilaksis tergantung pd
pendapat operator.
5.2.3. Awasi hidrasi untuk pasien.
5.2.4. Upayakan mobilisasi pasca bedah sedini
mungkin.
6. Penyulit :
6.1. Perforasi appendis.
6.2. Abses appendix
6.3. Infiltrat appendix.
7. Inform Consent : perlu apabila akan dilakukan tindak
operatif.
8. Lama perawatan : 2 7 hari.
8.1. Indikasi pemulangan :
8.2. Luka bedah penyembuh
8.3. Tanpa adanya komplikasi
9. Output : sembuh total.
10. P.A. : perlu
11. Otopsi risalah kasus : dilakukan pada kasus meninggal
12. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.

Unit Terkait 1. Rekam Medik


2. Komite Medik
3. SMF Bedah
4. UGD
PENANGANAN
BATU SALURAN KEMIH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
1/2
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya batu atau kristal dalam saluran kemih.

Tujuan Agar penderita Batu Saluran Kemih mendapat penanganan


yang optimal.

Kebijakan Penatalaksanaan Batu saluran kemih berdasarkan standar


pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD Berkah
Pandeglang.
Kasus Batu Saluran Kemih dapat di tangani oleh Dokter
Bedah dan bila diperlukan konsultasi dengan dokter
spesialis lain yang terkait.

Prosedur 1. Kriteria Diagnosis.


Anamnese :
1.1. Nyeri pinggang
1.2. Nyeri kolik pinggang
1.3. Disarua, hematuria
1.4. Riwayat operasi batu
1.5. Nyeri tekan sudut, kostovertebre, nyeri ketok.
2. Diagnosa banding :
2.1. Penyempitan syaraf spinal.
2.2. Kolik sebab lain : Usus, bilier.
3. Pemeriksaan Penunjang :
3.1. Pemeriksaan urine.
3.1.1. Sedimen : eritrosit > 10/LPB
3.1.2. Kulture Urine
3.2. Pemeriksaan darah.
3.2.1. Fungsi ginjal : ureum, kreatinin, asam urat.
3.3. Radiology : BNO IVP, bila perlu USG.
4. Perawatan Rumah Sakit : Rawat Inap
5. Terapi :
5.1. Terapi konservatif
5.2. untuk kolik yang hebat persiapan operasi.
6. Lama Perawatan : 1 2 minggu bila dioperasi
7. Masa pemulihan : 3 4 minggu bila dioperasi
PENANGANAN
BATU SALURAN KEMIH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
RSUD BERKAH
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

8. Output :
8.1. Bebas batu
8.2. Ada sisa batu
Angka residif batu ginjal lebih kurang 40 %
9. P.A. : tidak ada.
10. Otopsi / risalah kasus.
Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Unit Terkait 1. Rekam Medik.
2. Komite Medik
3. SMF Bedah.
4. UGD
PENANGANAN
PEMBESARAN KELENJAR PROSTAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH 1/2
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur Rumah Sakit

SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya kesulitan untuk buang air kecil pada laki-laki manula
yang datangnya berangsur-angsur, disertai dengan adanya
residual urine.

Tujuan Agar penderita pembesaran kelenjar prostat mendapat


pelayanan optimal.

Kebijakan Penatalaksanaan Pembesaran kelanjar prostat berdasarkan


standar pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD
Berkah Pandeglang.
Kasus pembesaran kelenjar prostat dapat di tangani oleh
Dokter Bedah bila diperlukan konsultasi dengan dokter
spesialis lain yang terkait.

Prosedur 1. Kriteria Diagnosis.


1.1. Pria umur > 50 tahun, tanda-tanda iritasi :
1.2. Frekwensi Mictie bertambah
1.3. Nocturia
1.4. Dysuria
1.5. Urgency
1.6. Terakhir mictie belum puas
1.7. Tanda-tanda obstruksi :
1.7.1. Hestancy
1.7.2. Pancaran lemah
1.7.3. Waktu mictie memanjang
1.7.4. Sulit mictie
1.8. Pemeriksaan colok dubur :
Prostat teraba membesar, permukaannya licin,
kenyal tidak berbenjol-benjol.
1.9. Pengukuran sisa kencing.
2. Diagnosis banding :
2.1. Batu kecil di Vesica Urinaria
2.2. Strikture
2.3. Bekuan darah di Vesika
2.4. Tumor di leher Vesika
2.5. Ca Prostat.
PENANGANAN
PEMBESARAN KELENJAR PROSTAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
KABUPATEN PANDEGLANG 2/2
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

3. Pemeriksaan Penunjang
3.1 BNO + IVP
3.2. Foto post mictie tampak sisa kencing.
3.3 Laboratorium : rutin persiapan operasi
4. Konsultasi : -
5. Perawatan Rumah Sakit : untuk persiapan operasi.
6. Terapi :
6.1. Keluhan iritatif + obstruktif, ada sisa kencing < 50 cc
terapi konservatif.
6.2. Adrenergik bloking agent.
6.3. Obat Parasimpatomimetik.
6.4. Inhibitor reduktase.
6.5. Pertolongan Pertama.
6.5.1. Memasang kateter pada retensio urine
totalis.
6.5.2. Prostataktomy terbuka > dokter ahli bedah.
7. Penyulit :
7.1. Perdaharan
7.2. Kebocoran
7.3. Inconentia sementara atau bila kecelakaan
mengenai
spineter incotinentia menetap.
7.4. Refrograde ejakulasi 60-90 pada operasi terbuka :
TUR.
7.5. Impotensi 4 40 pada operasi terbuka > TUR
8. Inform Consent :
Diperlukan ijin tertulis yang ditandatangani oleh pasien
setelah dijelaskan mengenai terapi dan kemungkinan
penyulit.
9. Lama perawatan : bila perlu penyulit 7 10 hari
10. Masa pemulihan : 3 4 hari.
11. Output :
11.1. Sembuh mictie spontan
11.2. Kemungkinan retrograde ejakulasi + impotensi.
11.3. Kemungkinan residif rendah.
12. P.A. : Jaringan prostat dan spesimen operasi.
13. Otopsi/risalah kasus : jarang diperlukan kecuali bila
terjadi kematian dan jelas penyebabnya
14. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.

Unit Terkait 1. Rekam Medik


2. Komite Medik
3. SMF Bedah
4. UGD
PENANGANAN HAEMOROID

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
1/2
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

Tanggal Ditetapkan
Terbit Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya benjolan pada daerah anus yang bisa dimasukkan
kedalam atau harus dimasukkan bisa teraaba diluar anus
ataupun didalam anus.
Tujuan Agar penderita Haemoroid mendapat pelayanan yang
optimal.
Kebijakan Penatalaksanaan Haemoroid berdasarkan standar
pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD Berkah
Pandeglang.
Kasus Haemoroid dapat di tangani oleh Dokter Bedah
bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain
yang terkait
Prosedur 1. Kriteria Diagnosis
1.1. Buang air besar berdarah segar tanpa nyeri/lendir.
1.2. Darah tidak bercampur dengan feses atau darah
menetes.
1.3. Benjolan yang besar di anus, bila BAB masuk atau
dimasukkan secara manual.
1.4. Pemeriksaan colok dubur tidak ada kelainan
kecuali haemoroid interna.
2. Diagnosa banding :
2.1 .Carsinomarecti
2.2. Polip recti
2.3. Prolaps ani.
3. Pemeriksaan Penunjang
3.1. Anuskopi atau prostokopi
4. Konsultasi : Spesialis Bedah
5 .Perawatan Rumah Sakit :
Dirawat elektif untuk derajat III, darurat segera untuk
derajat
IV .
6.Terapi
6.1.Medik :
6.1.1.Diit tinggi serat
6.1.2.Diit ringan kalau ada riwayat laserasi
6.1.3.Supositoria
6.1.4. Sit bath (dengan larutan permanganas kalikus)
6.1.5. Sclerosing
6.2 Bedah : Hemoroidectomi pada haemoroid derajat III
dan IV
PENANGANAN HAEMOROID

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
2/2
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

7.Penyulit :
7.1 Infeksi
7.2.Fissura atau stenosis ani
8.Inform Consent : perlu
9.Lama Perawatan : pada tindakan pembedahan rata-rata 3-
5 hari
11. Masa Pemulihan : 3 minggu pasca bedah
12. Output : sembuh total
13. PA. : tidak diperlukan
14. Otopsi/risalah kasus.
15. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.

Unit Terkait 1.Rekam Medik


2.Komite Medik
3.SMF Bedah
4.UGD.
PENANGANAN
ILEUS OBSTRUKTIVUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
KABUPATEN PANDEGLANG
1/2
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit

SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Ileus obstruktivus adalah sumbatan pada usus yang dapat
dibagi :
Berdasarkan lokasi :
Small intestinal obsrtruction
Hight bowel Obstruction
Colonic Obstruktion
Low bowel obstruction

Berdasarkan sifat :
Closed loop Obstruction
Loop usus tidak dapat maju baik adoral maupun aboral
Strangulation Obstruction
Aliran darah ke segmen usus yang tersumbat terputus
Tujuan Agar penderita Ileus obstruktivus mendapat pelayanan yang
optimal.
Kebijakan Penatalaksanaan Ileus obstruktive berdasarkan standar
pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD Berkah
Pandeglang.
Kasus Ileus obstruktive dapat di tangani oleh Dokter Bedah
bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain yang
terkait
1. Kriteria Diagnosis
1.1 Rasa sakit abdominal
Pada awalnya bersifat episodik dan kolik, pada ileus
strangulata rasa sakit abdomila berkembang menjadi
lebih berat dan konstan.
1.2. Vomitus, semakin proksimal letak abstraksi, muntah
menjadi lebih sering dan billious, semakin distal letak
obstruksi muntah timbul menjadi lebih lambat dan
bau muntah mungkin tidak ditemukan.
1.3. Obstipasi
1.4. Distensi tampak mendominasi pada : Chronic large
bowell obstruction, volvulus colon sigmoid
1.5. Dihidrasi
1.6. Defance muskuler apabila telah berkembang menjadi
peritinitis
1.7. Masa abdominal pada strangulasi
1.8. Bising usus meningkat, bahkan tidak jarang dijumpai
metalic siund
1.9. Darm steifung atau visible peristaltik
1.10. Rectal Toucher ; pemastian adanya hemotosezia
1.11. Perhatikan adanya jaringan ikat pasca bedah dan
adakah tanda-tanda hernia
PENANGANAN
ILEUS OBSTRUKTIVUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
2/2
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

Prosedur 2. Pemeriksaan Penunjang


2.2. Laboratorium
2.2.1 Darah rutin : Lekositosis > 20.000/mm3,
diff, count shift to the left, Ht meningkat.
2.2.2 Urine rutin : protein urine meningkat
positif
2.2.3 Kimia darah : ureum dapat meningkat
2.3. Radiologi : Foto abdomen 3 posisi, foto barium
enema untuk melihat lokasi sumbatan.
3. Diagnosa banding :
3.1. Gastro enteritis akut
3.2. Pankreatitis akut
3.3. Kolesistitis akut
3.4. Ulkus peptikum perforasi
3.5. Renal Kolik
4. Terapi :
4.1. Konservatif
4.1.1. Koreksi balance cairan
4.1.2. Pemasangan maag slang untuk
dekompresi
5. Tindakan dekompresi dengan menggunakan NGT
dilakukan untu 12 jam pertama
6. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.

Unit Terkait 1. Rekam Medik


2. Buku Standar pelyanan medis
3. Rujukan
PENANGANAN
HERNIA LIPAT PAHA (INGUINALIS)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
KABUPATEN PANDEGLANG
1/2
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang
Tanggal Ditetapkan
Terbit Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Merupakan prostusi viscus atau bagian viscus melalui cincin
inguinal (hernia inguinal) atau canal femoral (hernia femoral),
yang dapat bersifat reducible, Irreducible & atrangulated.

Tujuan Agar penderita Hernia Inguinalis mendapat pelayanan yang


optimal

Kebijakan Penatalaksanaan Hernia Lipat Paha berdasarkan standar


pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD Berkah
Pandeglang.
Kasus Hernia Lipat Paha dapat di tangani oleh Dokter
Bedah bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis
lain yang terkait

Prosedur 1. Kriteria Diagnosis :


1.1. Riwayat benjolan pada lipat paha yang hilang
timbul.
1.2. Masa di daerah lipat paha yang dapat dimasukkan
kembali kedalam rongga perut.
1.3. Anuluis inguinalis eksternus yang melebar
1.4. Impuls teraba pada jari bila Os mengedan
2. Diagnosis banding :
2.1. Hidrokel
2.2. Tumor Inguinalis
2.3. Pembesaran kelenjar limfe
3. Pemeriksaan Penunjang :
3.1. Laboratorium rutin untuk persiapan operasi
Hb lekosit, LED, diif. Count
Urine rutin
Bleeding mekanisme : bleeding time, clotting
time
Gula darah
Fungsi ginjal : Ureum, kreatinin, asam urat.
4. Konsultasi : -
5. Perawatan Rumah Sakit :
5.1. Rawat inap untuk tindakan pembedahan :
5.1.1. Segera bila hernia incarserata (cito)
5.1.2.Terencana bila hernia reponibilitis (elektif)
PENANGANAN
HERNIA LIPAT PAHA (INGUINALIS)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
2/2
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

6. Terapi : Hemiotomi
7. Penyulit.
7.1. Incarserata atau strangula
7.2. Hematoma
8. Inform Consent : perlu apabila pasien mau dioperasi
9. Lama Perawatan :
Apabila tanpa komplikasi diperkirakan sekitar 5-7 hari
10. Output : sembuh total
11. Otopsi/risalah kasus : dilaksanakan apabila pasien
meninggal.
12. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.

Unit terkait 1. Rekam Medis


2. Komite Medik
3. UGD
4. SMF Bedah
PENANGANAN
TRAUMA TAJAM/ TEMBUS TORAKS

No. No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH Dokumen
KABUPATEN PANDEGLANG 1/1
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang
Tanggal Ditetapkan
Terbit Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya trauma benda tajam yang menembus dinding dada.

Tujuan Agar penderita trauma tajam/ tembus toraks mendapat


pelayanan yang optimal.
Kebijakan Penatalaksanaan trauma tajam/tembus toraks
berdasarkan standar pelayanan medis yang disusun oleh
SMF RSUD Berkah Pandeglang.
Kasus trauma tajam/tembus toraks dapat di tangani oleh
Dokter Bedah bila diperlukan konsultasi dengan dokter
spesialis lain yang terkait

Prosedur 1. Kriteria Diagnosis :


1.1. Adanya perlukaan pada daerah toraks baik pada
bagian depan, samping atau belakang
1.2. Kedalaman luka melewati subcutis
1.3. Dasar luka tidak terlihat/ tidak terdeteksi
1.4. Kadang-kadang ada udara keluar dari luka
1.5. Ada keluhan sesak nafas
2. Pemeriksaan penunjang : Foto toraks tegak AP.
3. Perawatan Rumah sakit :
3.1. Rawat inap segera
3.2. Observasi ketat selama 24 jam
3.3. Luka tidak boleh dijahit, hanya ditutup kassa
bethadine, sebelum diyakini kedaan pleura.
4. Terapi
4.1. Puasa 1 X 24 jam
4.2. O2 3 1/ menit
4.3. infus maintenance
4.4. WSD dipasang bila ada pneumotoraks atau pada
sucking chest wound.
5. Penyulit
5.1. Prolonged atelekstasis paru
5.2. Pyotoraks
6. Konsultasi : spesialis bedah
7. Lama perawatan :
7.1. Satu sampai dua hari bila tanpa WSD
7.2. Dua sampai lima hari bila dengan WSD
8. Rehabilitasi : Latihan pernafasan/ aktif deep breathing
9. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Unit terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. UGD
4. SMF Bedah
PENANGANAN
TRAUMA TUMPUL TORAKS

No. No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
Dokumen
KABUPATEN PANDEGLANG
1/1
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang
Tanggal Ditetapkan
Terbit Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya suatu trauma tumpul pada toraks.

Tujuan Agar penderita trauma tumpul pada toraks mendapat


pelayanan yang optimal
Kebijakan Penatalaksanaan Trauma Tumpul Toraks berdasarkan
standar pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD
Berkah Pandeglang.
Kasus Trauma Tumpul Toraks dapat di tangani oleh
Dokter Bedah bila diperlukan konsultasi dengan dokter
spesialis lain yang terkait

Prosedur 1.Kriteria Diagnosis


Adanya benturan pada dinding dada yang adekwat
Ada sesak nafas
Respirasi rata-rata lebih dari 20 X/
Hemitoraks yang bersangkutan tertinggal dalam
pernafasan.
Ada pernafasan paradoksal
Suara nafas melemah/ negatif
Shok Hipovolemik
Pasien gelisah/ delirium
2.Pemeriksaan penunjang :
2.1. Foto toraks
2.2. Laboratorium darah rutin
3.Perawatan Rumah Sakit : rawat inap segera
4.Konsultasi : spesialis bedah toraks
5.Terapi
5.1. Puasa 1 X 24 jam
5.2. Oksigen 3 1/ menit
5.3. Infus maintenance
5.4. Tidak boleh diberi obat penenang
5.5. Diberikan analgetik kuat parenteral
5.6. Dipasang WSD bila ada pneumotoraks atau
hematotoraks
5.7. Dipasang traksi iga bila ada pernafasan
paradoksal
5.8. Antiinflamasi
5.9. Ekspektoran
6. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Unit terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. UGD
4. SMF Bedah
PENANGANAN
TRAUMA TAJAM/ TEMBUS ABDOMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
KABUPATEN PANDEGLANG
1/1
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya trauma benda tajam yang menembus dinding abdomen

Tujuan Agar penderita trauma tajam abdomen mendapat pelayanan


yang optimal

Kebijakan Penatalaksanaan Trauma Tajam/Tembus Abdomen


berdasarkan standar pelayanan medis yang disusun oleh
SMF RSUD Berkah Pandeglang.
Kasus Trauma Tajam/Tembus Abdomen dapat di tangani
oleh Dokter Bedah bila diperlukan konsultasi dengan dokter
spesialis lain yang terkait

Prosedur 1.Kriteria Diagnosis:


1.1. Perlukaan pada daerah abdomen
Kedalaman luka melewati subcutis
Dasar luka tidak terdeteksi
Kadang-kadang didapat amentum prolaps atau visceral prolaps
2. Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium : Hb, Leukosit, Ht
3. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap segera
4. Terapi :
4.1. Luka tidak boleh dijahit
4.2. Infus maintenance dengan ringer lactate
4.3. Dilakukan eksplorasi luka dalam narkose
4.4. Bila tidak menembus peritonium, luka dijahit
4.4. Bila menembus peritonium luka dieksplorasi
5. Penyulit :
5.1. Perforasi usus
5.2. Perdarahan hebat dari usus atau omentum atau
mesenterium atau organ.
6. Lama perawatan :
6.1. 1-2 hari tanpa laparotomi
6.2. 5-7 hari pada laparotomi
7. Konsultasi : spesialis bedah
8. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Unit terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. UGD
4. SMF Bedah
PENANGANAN
TRAUMA TUMPUL/ TEMBUS ABDOMEN

No. No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
Dokumen
KABUPATEN PANDEGLANG
1/1
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

Tanggal Ditetapkan
Terbit Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya trauma benda tumpul yang menembus dinding
abdomen
Tujuan Agar penderita trauma tumpul/tembus abdomen mendapat
pelayanan yang optimal
Kebijakan Penatalaksanaan Trauma Tumpul/Tembus Abdomen
berdasarkan standar pelayanan medis yang disusun oleh
SMF RSUD Berkah Pandeglang.
Kasus Trauma Tumpul/Tembus Abdomen dapat di
tangani oleh Dokter Bedah bila diperlukan konsultasi
dengan dokter spesialis lain yang terkait

Prosedur 1. Kriteria Diagnosis :


1.1. Ada riwayat trauma yang adekwat pada daerah
Abdomen
1.2. Adanya jejak kekerasan pada daerah abdomen
1.3. kadang-kadang disertai gangguan sirkulasi sampai
dengan shock hipovolemik.
2. Pemeriksaan penunjang :
2.1. Laboratorium
2.1.1. Hb, Ht, biasanya menurun
2.1.2. Leneo biasanya meningkat
2.1.3. Urine sedimen kadang-kadang ada
2.1.4. Eritrosit
2.2. Rontgen : Foto abdomen 3 posisi kadang-kadang
ada udara bebas
3. Perawatan Rumah sakit :
3.1. Rawat inap segera
3.2. Persiapan untuk operasi laparotomi darurat
4. Terapi :
4.1. Preoperatif dilakukan rehidrasi dengan cairan RL
sampai urine 1 cc/kg BB/ jam
4.2. Dipasang kateter
4.3. Antibiotik parenteral
4.4. Transfusi darah bila Hb < 8,9 gr %
4.5. Pemasangan pipa lambung
4.6. Dilakukan laparotomi eksplorasi
5. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Unit terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. UGD
4. SMF Bedah
PENANGANAN
TRAUMA TUMPUL GINJAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
1/2
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya trauma benda tumpul yang mengenai ginjal

Tujuan Agar penderita trauma tumpul ginja mendapat pelayanan yang


optimal.
Kebijakan Penatalaksanaan Trauma Tumpul Ginjal berdasarkan
standar pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD
Berkah Pandeglang.
Kasus Trauma Tumpul Ginjal dapat di tangani oleh Dokter
Bedah bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis
lain yang terkait

Prosedur 1. Kriteria Diagnosis :


1.1. Adanya benturan pada daerah pinggang yang
adekwat
1.2. Kadang-kadang menyertai trauma tumpul dada
dimana terjadi fraktur tulang iga belakang.
1.3. Ada keluhan nyeri hebat didaerah pinggang dan
perut
1.4. Kadang-kadang disertai gangguan sirkulasi sampai
shock hipovolemik
1.5. Didapatkan hematuria mikroskopik atau gross
hematuria
1.6. Terdapat pembengkakan atau hematoma pada
daerah pinggang.
2. Varian Diagnosis :
2.1. Contusio renis (memar ginjal)
2.2. Hematom subcapsulari
2.3. Ruptul ginjal
3. Pemeriksaan penunjang :
3.1 Laboratorium :
Hb. Dan Leukosit serial tiap jam sebanyak tiga kali
Urine sedimen
3.2. Rontgen BNO-IVP
3.3. USG
4. Perawatan Rumah Sakit :
4.1. Rawat inap segera
4.2. Observasi ketat tanda-tanda vital dalam 24 jam
4.3. Observasi hematoma pada pinggang
5. Konsultasi : spesialis bedah
PENANGANAN
TRAUMA TUMPUL GINJAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
2/2
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

Prosedur 6. Terapi :
6.1. Bed rest 1 minggu
6.2. Puasa 1 X 24 jam
6.3. Infus RL maintenance
6.4. Analgetik kuat parenteral
6.5. Anti perdarahan (hemostatik Agent)
6.6. Pemeriksaan BNO-IVP cito untuk dapat segera
membedakan variant diagnosis.
6.7. Bila pasien shock untuk kedua kalinya atau ada
hambatan untuk BNO-IVP, maka bisa langsung operasi
7. Terapi spesifik dengan variant diagnosis :
7.1. Terapi konservatif sampai urine jernih
7.2. Operasi segera untuk eksplorasi ginjal
7.3. laparatomi medianan
7.4. Partial afrektomi bila hilus masih utuh dan jaringan
ginjal masih baik.
7.5. Total nefrektomi bila hilus ginjal rusak atau jaringan
ginjal tidak sehat.
8. Penyulit :
8.1. Irrevelsible shok karena perdarahan masih aktif
(pada kasus dimana terjadi shock tidak perlu BNO-
IVP, langsung operasi)
8.2. Prolonged hemataria
8.3. Pyeolonefrosis.
9. Rehabilitasi : Latihan mobilisasi bertahap setelah urine
jernih secara mikroskopik.
10. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Unit Terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. UGD
4. SMF Bedah
PENANGANAN
TRAUMA TAJAM/ TEMBUS GINJAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
1/1
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur Rumah Sakit

SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya trauma tajam yang menembus ginjal

Tujuan Agar penderita trauma tajam/tembus ginja mendapat pelayanan


yang optimal..
Kebijakan Penatalaksanaan Trauma Tajam / Tembus Ginjal
berdasarkan standar pelayanan medis yang disusun oleh
SMF RSUD Berkah Pandeglang.
Kasus Trauma Tajam / Tembus ginjal dapat di tangani oleh
Dokter Bedah bila diperlukan konsultasi dengan dokter
spesialis lain yang terkait
Prosedur 1. Kriteria Diagnosis :
1.1. Adanya perlukaan didaerah pinggang baik luka sayat,
bacok atau luka tusuk.
1.2. Adanya hematuria gross atau mikroskopik
2. Pemeriksaan penunjang :
2.1. Laboratorium
2.1.1. Urine sedimen
2.1.2. Hb, Leukosit, Ht
3. Perawatan Rumah Sakit :
3.1. Rawat inap segera
3.2. Dilakukan eksplorasi luka dalam narkose, posisi ginjal
4. Terapi :
4.1. Puasa
4.2. Infus maintenance dengan cairan RL
4.3. Dipasang kateter dauer
4.4. Antibiotik parenteral
4.5. Analgetik parenteral
4.6. Haemostatik agent parenteral
5. Penyulit
5.1. Prolonged hematuria
5.2. Pyelonfrosis
5.3. Kalau terjadi penyulit terpaksa dilakukan nefrektomi
6. Lama perawatan : 7 10 hari bila tanpa penyulit
7. Rehabilitasi : Mobilisasi dilakukan 3 minggu trauma
8. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Unit terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. UGD
4. SMF Bedah
PENANGANAN
TRAUMA TAJAM BULI-BULI

RSUD BERKAH
No. No. Revisi Halaman
KABUPATEN PANDEGLANG
Dokumen
Jl. Raya Labuan Km. 05
1/1
Cikoneng Pandeglang
Tanggal Ditetapkan
Terbit Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya trauma benda tajam yang menembus buli-buli

Tujuan Agar penderita trauma tajam buli-buli mendapat pelayanan


yang optimal.
Kebijakan Penatalaksanaan Trauma tajam buli-buli berdasarkan
standar pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD
Berkah Pandeglang.
Kasus Trauma Tajam Buli-buli dapat di tangani oleh
Dokter Bedah bila diperlukan konsultasi dengan dokter
spesialis lain yang terkait
Prosedur 1. Kriteria Diagnosis :
1.1. Ada trauma yang adekwat pada perut bagian
bawah
1.2. Biasanya terjadi pada sopir yang mengalami
kecelakaan lalu lintas
1.3. Ada riwayat kencing berwarna merah atau tidak
kencing
1.4. Biasanya menyertai fraktur pubis/ pelvis
2. Pemeriksaan penunjang :
2.1. Laboratorium
2.2. Gross hematuria
2.3. BNO
2.4. Cystogram
3. Variant Diagnosis :
3.1. Hematoma buli-buli
3.2. Ruptur buli-buli
4. Terapi :
4.1. Tidak perlu operasi
4.1.1. Dipasang kateter dauer 5 hari
4.1.2. Buli-buli kateter 5 hari
5. Medikamentiosa :
5.1. Antibiotik parenteral
5.2. Analgetik parenteral
6. Penyulit :
6.1. Infeksi, cystitis pyurria
6.2. Kebocoran buli-buli
7. Rehabilitasi :
7.1. 5-7 hari bila tanpa penyulit
7.2. 5-10 hari pasca kateterisasi
8. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Unit terkait 1. Rekam Medik
2. UGD
3. Komite Medik
4. SMF Bedah
PENANGANAN
TRAUMA URETRA

No. No. Revisi Halaman


Dokumen
RSUD BERKAH
1/1
KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang
Tanggal Ditetapkan
Terbit Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adanya trauma yang mengenai uretra.

Tujuan Agar penderita trauma uretra mendapat pelayanan yang optimal.


Kebijakan Penatalaksanaan trauma uretra berdasarkan standar
pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD Berkah
Pandeglang.
Kasus trauma uretra dapat di tangani oleh Dokter Bedah bila
diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain yang terkait
Prosedur 1. Kriteria Diagnosis :
1.1. Ada trauma di daerah perineum (stradle injury)]
1.2. Biasanya menyertai fraktur pubis
1.3. Penderita mengeluh tidak bisa kencing setelah trauma
1.4. Keluar darah segar dari penis atau uretra
1.5. Tanda-tanda retensio urine
2. Pemeriksaan penunjang :
2.1. Uretrocystografi (cyto)
2.2. Foto pelvis
2.3. Laboratorium : Hb, leukosit
3. Perawatan Rumah sakit :
3.1 Rawat inap segera
3.2 Tidak boleh dipasang kateter
3.3 Puasa
4. Variant Diagnosa :
4.1. Ruptur uretra anterior
4.2. Ruptur uretra posterior
5. Terapi :
5.1 Operasi segera, uretroplasty
5.1.1. Dengan approach perineal
5.1.2. Dipasang cystostomi selama 5 hari
5.1.3. Antibiotik parenteral
5.1.4. Analgetik parenteral
6. Penyulit : Fistel uretrocutaneus
7. Lama Perawatan : 2 minggu
8. Rehabilitasi :
8.1. Blader training 1 minggu post operasi
8.2. Boursinasi setelah cabut kateter
8.3. Bousinasi sampai 2 bulan pasca bedah
9. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP dapat
melakukan pengobatan sesuai dengan pengalamannya.
Unit terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. UGD
4. SMF Bedah
PENANGANAN LUKA BAKAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD BERKAH 1/2


KABUPATEN PANDEGLANG
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

Tanggal Ditetapkan
Terbit Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adalah terjadinya kerusakan kulit dan atau jaringan serta
darah atau elemen darah akibat dari efek panas yang
ditimbukan oleh api atau benda lain.
Luka bakar dibedakan atas :
1. Luka bakar derajat I
Yang terkena hanya lapisan luar epidermis saja,
didapatkan eritem rasa nyeri dan sedikit ederma.
2. Luka bakar derajat II
2.1. Superticial second deree burn, mengenai seluruh
lapisan dermis kecuali startum germinativum.
2.2. Deep dermal burn mengenai seluruh lapisan
dermis, dengan lapisan stratum germinativum dan
dibeberapa tempat dapat pula mengenai kornita.
3. Luka bakar derajat III
Seluruh permukaan kulit mati, permukaan kering
berwarna putih pucat atau hitam, rasa nyeri hilang oleh
karena ujung- ujung saraf sensibelnya rusak.
4. Luka bakar derajat IV
Bila telah mengenai otot bahkan luka bakar. Penentuan
luas luka bakar adalah dengan sistim rule of nine yaitu
permukaan badan dibagi atas beberapa daerah yang
luasnya 99 % atau kelipatannya, yaitu : Kepala dan leher
9 % dada dan perut 18 % punggung hingga pantat 18 %,
anggota gerak atas masing-masing 9 %, anggota gerak
bawah masing-masing 18 % perineum 1 %
Tujuan Agar penderita luka bakar mendapat pelayanan yang
optimal.
Kebijakan Penatalaksanaan Luka Bakar berdasarkan standar
pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD Berkah
Pandeglang.
Kasus Luka Bakar dapat di tangani oleh Dokter Bedah
bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain
yang terkait
PENANGANAN
LUKA BAKAR

No. No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
Dokumen
KABUPATEN PANDEGLANG
2/2
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang
Prosedur 1. Kriteria Diagnosis
Adanya riwayat trauma benda panas
Pemeriksaan fisik tergantung derajat luka bakar
2. Perawatan Rumah Sakit :
Rawat inap segera pada luka bakar derajat II dan
derajat I apabila akan dilakukan skin graft.
3. Terapi :
3.1 Bebas jalan nafas
3.2 Atasi keadaan shock
3.3 Hitung luasnya luka bakar
3.4 Bila penderita kesakitan diberi analgetik
3.5 Pasang kateter
3.6 Berikan antibiotik
3.7 Berikan ATS 3000 unit untuk orang dewasa dan
separuhnya pada anak-anak
3.8 Terapi cairan berdasarkan berat badan dan
luasnya luka bakar. Untuk 24 jam pertama
4. Penyulit : Shock irreversible, pneumonia, penekanan
pembuluh darah ekstremitas tukak curling kontraktur.
5. Lama Perawatan : tergantung berat ringan luka bakar
6. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Unit terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. UGD
4. SMF Bedah
PENANGANAN
TUMOR GANAS/ KANKER PAYUDARA

No. No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
Dokumen
KABUPATEN PANDEGLANG
1/2
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang
Tanggal Ditetapkan
Terbit Direktur Rumah Sakit

SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adalah adanya benjolan pada payudara yang secara
patologi anatomi dinyatakan ganas, adanya multiple
dengan macam-macam stadium.
Tujuan Agar penderita tumor ganas/kanker payudara mendapat
pelayanan yang optimal.
Kebijakan Penatalaksanaan Tumor ganas/kanker payudara
berdasarkan standar pelayanan medis yang disusun
oleh SMF RSUD Berkah Pandeglang.
Kasus Tumor ganas/kanker payudara dapat di tangani
oleh Dokter Bedah bila diperlukan konsultasi dengan
dokter spesialis lain yang terkait

Prosedur 1. Kriteria Diagnosis :


Anamnesa dan pemeriksaan fisik :
Benjolan pada payudara batas tidak jelas, keras
permukaan tidak rata, discharge (+), warna
kemerahan.
2. Pemeriksaan penunjang :
Untuk membuat stadium klinik
Mannuografi
Laboratorium rutin
Foto toraks
Pada stadium lanjut : bone survei
3. Konsultasi
3.1. Spesialis bedah tumor
3.2. Internist/ kardiologist untuk :
3.2.1. Penilaian sistim kardiovaskuler
3.2.2. Persiapan operasi
4. Perawatan Rumah Sakit : rawat inap segera
5. Terapi :
5.1. Stadium I-II operasi radikal
Prosedur :
5.1.1. Mastectomy radikal klasik (Halted)
5.1.2. Mastectomy radikal modifikasi (patey)
5.2. Pada stadium III A, jika operable, kombinasi
mastectomy simple + radioterapi
5.3. Pada stadium III B + IV :
Kemoterapi + radiasi atau Kemoterapi dapat
berbentuk sitostatika, Hermonal, Imunoterapi, Ctt
: pada operasi radikal perlu tandur kulit untuk
m/kosmetika.
PENANGANAN
TUMOR GANAS/ KANKER PAYUDARA

No. No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
Dokumen
KABUPATEN PANDEGLANG
2/2
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang

Prosedur 6. Penyulit :
6.1 Hematoma
6.2 Flap yang nekrosis
6.3 Lymphedema
6.4 Gangguan gerakan sendi batu sisi yang dioperasi
7. Inform Consent : perlu
8. Standar terapi : spesialis bedah
9. Lama perawatan :
9.1. Untuk stadium I + II + III yang dioperasi minimal 2
minggu
9.2. Untuk stadium IV tergantung pada keluhan
penderita yang berhubungan dengan metastase
jauh dan kelainan lokal.
10. Masa pemulihan :
10.1.Untuk mastectomy radikal klasik : 14 hari
10.2.Untuk mastectomy radikal modifikasi : 30 hari
11. Out put :
Ketahanan hidup 5 tahun dan 10 tahun pada stadium I
dan II lebih baik dari stadium III dan IV.
12. PA : perlu untuk penilaian stadium pasca bedah, jika
dafasilitas frozen section.
13. Otopsi/ risalah kasus
14. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.

Unit terkait 1. Rekam Medik


2. Komite Medik
3. UGD
4. SMF Bedah
PENANGANAN
TUMOR JINAK PAYUDARA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD BERKAH
KABUPATEN PANDEGLANG
1/1
Jl. Raya Labuan Km. 05
Cikoneng Pandeglang
Tanggal Ditetapkan
Terbit Direktur Rumah Sakit
SPO
Dr.Hj.Susi Badrayanti, MPd
Pembina/ Nip 140 337 376
Pengertian Adalah adanya benjolan pada payudara yang secara
patologi anatomi dinyatakan ganas, adanya multiple dengan
macam-macam stadium.
Tujuan Agar penderita tumor jinak payudara mendapat pelayanan
yang optimal.
Kebijakan Penatalaksanaan Tumor Jinak Payudara berdasarkan
standar pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD
Berkah Pandeglang.
Kasus Tumor Jinak Payudara dapat di tangani oleh
Dokter Bedah bila diperlukan konsultasi dengan dokter
spesialis lain yang terkait
Prosedur 1. Kriteria Diagnosis :
Benjolan pada payudara batas tidak jelas, keras
permukaan tidak rata, discharge (+), warna
kemerahan.
Untuk membuat stadium klinik
Mannuografi
Laboratorium rutin
Foto toraks
Pada stadium lanjut : bone survei
2. Konsultasi
3.1. Spesialis bedah tumor
3.2. Internist/ kardiologist untuk :
2.2.1 Penilaian sistim kardiovaskuler
2.2.2 Persiapan operasi
3. Perawatan Rumah Sakit : rawat inap segera
4. Terapi :
4.1. Stadium I-II operasi radikal Prosedur :
4.1.1. Mastectomy radikal klasik (Halted)
4.1.2. Mastectomy radikal modifikasi (patey)
4.1.3. Pada stadium III A, jika operable,
kombinasi mastectomy simple + radioterapi
4.2. Pada stadium III B + IV :
Kemoterapi + radiasi atau Kemoterapi dapat
berbentuk sitostatika, Hermonal, Imunoterapi, Ctt
: pada operasi radikal perlu tandur kulit untuk
/kosmetika.
5. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP
dapat melakukan pengobatan sesuai dengan
pengalamannya.
Unit Terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Bedah

Anda mungkin juga menyukai