Anda di halaman 1dari 20

NICO SEPTIAN

F 111 14 016
TUGAS I
PONDASI DANGKAL

1. Pengertian Pondasi
Pondasi adalah bagian dari bangunan bawah yang meneruskan beban ke tanah
pendukung.

2. Persyaratan Pondasi
Kekuatan Kapasitas Daya dukung
Deformasi penurunan ( Batasbatas yang diperbolehkan berdasarkan struktur dan
arsitektur).
Perbedaan penurunan S antar kolom 1/150L hingga 1/300L.Agar syarat
terpenuhi,dapat digunakan balok sloof struktur (saran dari struktur).Tetapi menjadi tidak
ekonomis pada bangunan 5-6 lantai karena dimensi balok sloof struktur dapat mencapai
150 cm.Sehingga selama ini sloof hanya direncanakan terhadap beban aksialtarik yang
nilainya adalah 10% beban kolom.Selain itu dapat digunakan rekayasa daya dukung tanah
dengan didasarkan kapasitas daya dukung dengan penurunan 1 inchi.

3. Jenis Pondasi Berdasarkan Rasio D/B


a) Pondasi dangkal (kriteria D/B1)
Telapak :Individual spread footing (murah),Continious footing (belum tentu
lebih murah dibandingkan mini piles),Combine footing,mat footing/raft,Pondasi batu
kali.
b) Pondasi Dalam (kriteria D/B 4-5)
Tiang pancang,tiang bor (digali mesin),sumuran/kaison (digali manusia dan
lebih murah dibandingkan Continious footing).
4. Jenis Pondasi Berdasarkan Jenis Bangunan
Pondasi untuk Gedung
Gedung Sederhana :Continious footing batu kali.
Tingkat tinggi : Dengan atau tanpa basement.Kegunaan basement yang biasanya 2-3
lantai adalah :
Segi fungsi sub-base.

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
Kepentingan stabilitas bangunan (tertahan lebih baik terhadap goyangan).
Mengurangi settlement jika beban tanah yang diambil sama denganbeban
bangunan diatasnya (p=0).Sedangkan masalah yang dihadapi adalah rembesan
yang dapat diatasi dengan kedap air atau drainase.

Pondasi untuk Mesin direncanakan terhadap getaran


Pondasi untuk Menara Tugu,cerobong asap,pemancar radio/TV,tower lisrtik
(gaya aksial kecil,gaya horizontal besar).
Pondasi di Bawah Air Jembatan dan Dermaga (gaya tarik aksial dan horizontal
besar).

Pondasi harus mempertimbangkan erosi,korosi,gaya luar (ombak/arus


air),scouring (penggerusan tanah dasar).

5. Kapasitas Dukung Tanah untuk Beban Statik

Gambar 1. Penyebaran Beban

Sumber : Buku Harry Christady (Hal 108)

Daya dukung batas (qult) didefenisikan sebagai tekanan terkecil yang dapat
menyebabkan keruntuhan geser pada tanah pendukung tepat dibawah dan disekeliling
pondasi.Ada 3 kemungkinan pola keruntuhan kapasitas pendukung tanah,yakni :

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
General Shear Failure(Keruntuhan Geser Umum)
Kondisi kesetimbangan plastis terjadi penuh
diatas failure plane.
Muka tanah disekitar mengembang (naik).
Keruntuhan (slip) terjadi disatu sisi sehinggan
pondasi miring.
Gambar 2. General Shear Failure Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas

Sumber : Buku Harry Christady (hal 109) rendah (padat atau kaku).
Kapasitas ultimit (qult) bisa diamati dengan
baik.

Local Shear Failure(Keruntuhan Geser Lokal)


Muka tanah disekitar kurang berarti
pengembangannya, karena cukup besar
desakan kebawah pondasi.
Kondisi kesetimbangan plastis hanya terjadi
pada sebagian tanah saja.
Miring pada pondasi diperkirakan tidak akan
Gambar 3. Local Shear Failure terjadi.
Kapasitas ultimit (qult) sulit dipastikan
Sumber : Buku Harry Christady (hal 109)
sehingga sulitdianalisis, hanya bisa dibatasi
settlementnya saja.

Punching Shear Faliure (Keruntuhan Geser Penetrasi)


Terjadi jika terdapat desakan pada tanah
dibawah pondasi yang disertai pergeseran
arah vertikal disepanjang tepi.
Tidak terjadi kemiringan dan pengangkatan
pada permukaan tanah.
Penurunan relatif besar.
Gambar 4. Punching Shear Failure

Sumber : Buku Harry Christady


NICO SEPTIAN
F 111 14 016 (hal 109)
Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas
tinggi dan kompresibilitas rendah jika
pondasi agak dalam.
Kapasitas ultimit (qult) tidak bisa dipastikan.

6. Cara Keruntuhan Secara Umum Tergantung pada Komprebilitasnya dan


Kedalaman Pondasi Relatif Terhadap Lebarnya.
Analisis kapasitas dukung didasarkan pada kondisi general shear failure, gaya-
gaya yang bekerja dapat dianalisis.

Gambar 5. Mekanisme Keruntuhan Untuk Pondasi Menerus

Sumber : Buku Harry Christady (hal 108)

Gambar diatas adalah mekanisme keruntuhan untuk pondasi menerus dengan lebar
b dan panjang tak terbatas,memikul suatu tekanan merata (q ult) diatas permukaan tanah
yang homogen dan isotropik. Parameter kekuatan geser tanah adalah c dan tetapi berat
isi tanah diasumsikan sama dengan nol.Pondasi akan tertekan kebawah dan
menghasilakn suatu kesetimbangan plastis dalam bentuk zona segi tiga dibawah pondasi
dengan sudut ABC = BAC = 450 + /2.
Gerakan bagian tanah ABC kebawah mendorong tanah disampingnya ke
samping.Zona rankine pasif ADE kebawah terbentuk dengan sudut
DEA = GFB = 450 - /2.
Transisi antara gerakan kebawah bagian ABC dan gerakan lateral bagian ADE dan
BGF akan terjadi disepanjang zona geser radial ACD dan BCG. Kesetimbangan plastis
akan terjadi pada permukaan EDCGF sedangkan sisa tanah lainnya berada dalam

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
kesetimbangan elastis. Biasanya pondasi tidak diletakkan pada permukaan tanah, dalam
praktek diasumsikan kenaikan geser tanah antara permukaan dan kedalaman Df
diabaikan, tanah tersebut hanya diperhitungkan sebagai beban yang menambah tekan
merata q pada elevasi pondasi, hal ini disebabkan tanah diatas elevasi pondasi biasanya
lebih lemah, khususnya jika diurung, dari pada tanah ditempat yang lebih dalam.
Kapasitas dukung ultimit dibawah pondasi menerus dapat dinyatakan dengan
persamaan Terzaghi (1943)
qult = c Nc + q Nq + b N
,c, nilainya diambil dibawah pondasidengan :
q = .Df
nilainya diambil diatas elevasi pondasi.
dimana :
c = kohesi
q = tegangan efektif dibawah pondasi
= berat isi tanah
B = lebar pondasi ( jika pondasi lingkaran B=diameter)
Untuk pondasi telapak berbetuk bujur sangkar (B = L) :
qult = 1,3 c Nc + q Nq + 0,4 b N

Untuk pondasi telapak berbetuk lingkaran :


qult = 1,3 c Nc + q Nq + 0,3 b N

Untuk pondasi telapak berbentuk empat persegi panjang memakai factor


modifikasi Meyerhof (1963) (B L) dari Terzaghi :
Persamaan sebelumnya tidak memperhitungkan pondasi persegi (0<B/L<1) juga
tahanan geser sepanjangpermukaan runtuh pada tanah di atas dasar pondasi. Beban
pondasi pun mungkin miring.
qult = c Nc Fcs Fcd Fci + qNq Fqs Fqd Fqi + BFsFdFi

dimana,
Fcs,Fqs,Fs = Faktor Bentuk
Fcd,Fqd,Fd = Faktor Kedalaman
Fci,Fqi,Fi = Faktor Kemiringan Beban

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
Faktor Bentuk(Shape Factor)

Faktor Kedalaman (Depth Factor)

Untuk =0

-Fcd =1+ 0.4( )


- Fqd = 1
- Fd = 1
Untuk >0

Fcd=Fqd-

Untuk =0

-Fcd =1+ 0.4tan-1 ( )(dalam Radians)


- Fqd = 1
- Fd = 1
Untuk >0

Fcd = Fqd -

(dalam Radians)

NICO SEPTIAN
F 111 14 016

Faktor Kemiringan Beban(Inclination Factor)


merupakan sudut yang dibentuk akibat kemiringan beban diukur dari garis vertikal
pada pusat pondasi. (Sumber Braja M Das (Principles of Foundation Engineering))

7. Pengaruh Air Terhadap Kapasitas Dukung Tanah


Air dapat mengurangi kapasitas dukung tanah hingga setengahnya (Terzaghi), untuk
pasir pendapat ini terlalu kecil dan untuk lempung pendapat ini terlalu besar. Berdasarkan
elevasi MAT (muka air tanah) terhadap pondasi nilai qult menjadi :
0 D1Df

q = D1 b + D2

qult= c Nc + q Nq + b N
= sat - w
D1 > Df,0d B
q = Df.
qult= c Nc + q Nq + b N
= + d/B ( - )
= sat - w
d b
Pada kedalaman tersebut , air tidak memberikan pengaruh terhadap daya dukung ultimit.

Sebenarnya perlu juga koreksi nilai dan c senilai akibat adanya M.A.T. namun
dilapangan didapat nilai dan c terlemah.

8. Kapasitas Dukung Tanah diatas Tanah Berlapis

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
Gambar 6. Kapasitas Tanah di atas Tanah Berlapis
Sumber : Buku Braja M. Das
Tanah tak padat diatas tanah yang lebih padat :
Jika tanah kurang padat lebih tebal gunakan kapasitas dukung lapisan tersebut.
Jika tanah kurang padat lebih tipis pengaruh lapisan yang lebih padat.
Tanah lebih padat diatas tanah kurang padat :
Jika tanah lebih padat tebal kapasitas dukung tanah yang lebih padat dan cek
settlement lapisan kurang padat.
Jika tanah lebih padat tipis pertimbangkan patah pons (pada lapisan cadas) jika
pondasi diletakkan diatas lapisan cadas sehingga gunakan kapasitas dukung
lapisan kurang padat.

9. Definisi Faktor Keamanan (FS)


Nilai FS tidak ada batasannya,namun karena banyak ketidakpastian nilai dan c,
maka secara umum FS diambil minimum = 3 dengan pertimbangan tanah tidak homogen,
dan tidak isotropis.

Tiga definisi kapasitas dukung izin pada pondasi dangkal.

Groos Allowable Bearing Capacity.


qall = qult / FS
Diharapkan tidak akan terjadi kegagalan bearing capacity (bukan
kegagalan settlement ), beban yang bekerja pada pondasi :
Beban Hidup (WL)
Beban Mati ( WD )
Berat sendiri pondasi ( WS )
Berat tanah diatas pondasi ( WS )

( WS + WD + WF + WS ) qall
A
Net Allowable Bearing Capacity.
Beban tambahan yang di ijinkan persatuan luas selain berat sendiri tanah
( tegangan yang telah ada ) pada level dasar pondasi
q(Net) u = qu q = C.Nc.Fcs.Fcd

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
qall(Net)= (qu q)/ FS
Dalam praktek qall(Net) digunakan terhadap beban bangun diatas saja,
berat pondasi dan tanah diatasnya dianggap berat tanah saja.

( WL + WD ) qall (NET)
A
Secara teoritis jika Wbangunan = Wtanah yang digali, maka penurunan
tidak terjadi.

Groos Allowable Bearing Capacity Dengan factor aman pada kuat geser
tanah
Hanya Untuk memuaskan dan jarang digunakan
Cd = C / FS
Tan d = tan / FS
qall = Cd Nc + q Nq + by Ny

FS pada penyelesaian ini antara 2-3 kira kira sama dengan hasil FS 3-4
untuk dua metode sebelumnya.
Catatan :

Daya dukung batas (qult) belum memperhatikan settlement, jari FS biasa 4,5,
. Untuk mengatursettlement.
Jika menggunakan rumus qult settlementyang terjadi 5-25 % x b untuk tanah
pasir dan 3 15 % pada tanah lempung. pondasi matfooting / raft memiliki
settlement relatif besar karena b besar.

10. Penurunan Pada Tanah


Penambahan beban di atas suatu permukaan tanah dapat menyebabkan lapisan
tanah dibawahnya mengalami pemampatan. Pemampatan tersebut disebabkan oleh adanya
deformasi partikel tanah, relokasi tanah, keluarnya air atau udara dari dalam pori. Secara
umum, penurunan pada tanah yang disebabkan oleh pembebanan yaitu :

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
1. Penurunan Konsolidasi (Consolidation Settlement), yang merupakan hasil dari
penurunan volume tanah jenuh air sebagai akibat dari keluarnya air yang menempati
pori-pori tanah.

2. Penurunan Segera (immediate Settlement), yang merupakan akibat dari deformasi


elastik tanah kering, basah, dan jenuh air tanpa adanya perubahan kadar air.
Perhitungan penurunan segera umumnya didasarkan pada penurunan yang
diturunkan dari teori elastisitas.

,Diperoleh dari tabel angka poisson


,Diperoleh dari tabel faktor pengaruh untuk pondasi kaku
Es,Diperoleh dari tabel perkiraan Modulus Elastisitas

11. Langkah Kerja Perhitungan


a. Menentukan nilai dimensi Df, L dan B dengan cara trial and error.
b. Menghitung nilai daya dukung batas (qu)
qu= c Nc Fcs Fcd Fci + qNq Fqs Fqd Fqi + BNFsFdFi
dimana,
Nc,Nq, N = Diperoleh dari tabel factor daya dukung tanah oleh after Vesic

Fcs,Fqs,Fs = Faktor Bentuk


Fcd,Fqd,Fd = Faktor Kedalaman
Fci,Fqi,Fi = Faktor Kemiringan Beban

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
Faktor Bentuk(Shape Factor)

Faktor Kedalaman (Depth Factor)


Untuk =0

-Fcd =1+ 0.4( )


- Fqd = 1
- Fd = 1
Untuk >0

Fcd = Fqd -


Untuk =0

-Fcd =1+ 0.4tan-1 ( )(dalam Radians)


- Fqd = 1
- Fd = 1
Untuk >0

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
Fcd = Fqd -

(dalam Radians)

Faktor Kemiringan Beban(Inclination Factor)

c. Menghitung qmaks

d. Menentukan nilai Faktor Keamanan

e. Menghitung Penurunan yang terjadi pada pondasi


Penurunan Segera

Dimana,

,Diperoleh dari tabel angka poisson


,Diperoleh dari tabel faktor pengaruh untuk pondasi kaku
Es,Diperoleh dari tabel perkiraan Modulus Elastisitas

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
Penurunan Konsolidasi

Dimana :

Maka, Penurunan total yang terjadi yaitu : S = Si + Sc

Penurunan yang diizinkan (Sijin) yaitu 1 inci (2,54 cm), dimensi pondasi diperbesar jika
penurunan yang terjadi melebihi penurunan yang diizinkan.

Tabel 1.Bearing Capacity Factors

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
Nc Nq N Nc Nq N

0 5.14 1.00 0.00 26 22.25 11.85 12.54

1 5.38 1.09 0.07 27 23.94 13.20 14.47

2 5.63 1.20 0.15 28 25.80 14.72 16.72

3 5.90 1.31 0.24 29 27.86 16.44 19.34

4 6.19 1.43 0.34 30 30.14 18.40 22.40

5 6.49 1.57 0.45 31 32.67 20.63 25.99

6 6.81 1.72 0.57 32 35.49 23.18 30.22

7 7.16 1.88 0.71 33 38.64 26.09 35.19

8 7.53 2.06 0.86 34 42.16 29.44 41.06

9 7.92 2.25 1.03 35 46.12 33.30 48.03

10 8.35 2.47 1.22 36 50.59 37.75 56.31

11 8.80 2.71 1.44 37 55.63 42.92 66.19

12 9.28 2.97 1.69 38 61.35 48.93 78.03

13 9.81 3.26 1.97 39 67.87 55.96 92.25

14 10.37 3.59 2.29 40 75.31 64.20 109.41

15 10.98 3.94 2.65 41 83.86 73.90 130.22

16 11.63 4.34 3.06 42 93.71 85.38 155.55

17 12.34 4.77 3.53 43 105.11 99.02 186.54

18 13.10 5.26 4.07 44 118.37 115.31 224.64

19 13.93 5.80 4.68 45 133.88 134.88 271.76

20 14.83 6.40 5.39 46 152.10 158.51 330.35

21 15.82 7.07 6.20 47 173.64 187.21 403.67

22 16.88 7.82 7.13 48 199.26 222.31 496.01

23 18.05 8.66 8.20 49 229.93 265.51 613.16

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
24 19.32 9.60 9.44 50 266.89 319.07 762.89

25 20.72 10.66 10.88

* After Vesic (1973)

Sumber : Braja M. Das, General Bearing Equation

Tabel 2. Perkiraan Angka Poison ( ) (Bowles, 1968)

Macam Tanah

Lempung Jenuh 0,4 - 0,5

Lempung Tak Jenuh 0,1 - 0,3

Lempung Berpasir 0,2 - 0,3

Lanau 0,3 - 0,35

Pasir Padat 0,2 - 0,4

Pasir Kasar ( angka pori, e = 0,4 - 0,7 ) 0,15

Pasir Halus ( angka pori, e = 0,4 - 0,7 ) 0,25

Batu ( agak tergantung dari macamnya ) 0,1 - 0,4

Loess 0,1 - 0,3

( Teknik pondasi I, Hary Christady Hardiyatmo )

Tabel 3. Perkiraan Modulus Elastisitas ( E ) (Bowles,1977)

Macam Tanah E ( kN/m2 )

Lempung

Sangat Lunak 300 3000

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
Lunak 2000 4000

Sedang 4500 9000

Keras 7000 20000

Berpasir 30000 42500

Pasir

Berlanau 5000 20000

tidak padat 10000 25000

Padat 50000 100000

Pasir dan Kerikil

Padat 80000 200000

Tidak padat 50000 140000

Lanau 200 20000

Loess 15000 60000

Serpih 140000 1400000

( Teknik Pondasi I , Hary Christady Hardiyatmo )

Tabel 4. Faktor Pengaruh Im (Lee, 1962) dan Ip (Schleicher, 1962) untuk fondasi kaku,

dan faktor pengaruh untuk fondasi fleksibel (Terzaghi, 1943)

Bentuk Pondasi Fleksibel Kaku

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
Pusat Sudut Rata - rata Ip Im

Lingkaran 1,00 0,64 0,85 0,88

Bujur Sangkar 1,12 0,36 0,95 0,82 3,70

Empat Persegi Panjang

L/B = 1,5 1,36 0,68 1,20 1,06 4,12

2,0 1,53 0,77 1,31 1,20 4,38

5,0 2,10 1,05 1,83 1,70 4,82

10,0 2,52 1,26 2,25 2,10 4,93

100,0 3,38 1,69 2,96 3,40 5,06

( Teknik Pondasi I, Hary Christady Hardiyatmo )

Tabel 5. Terzaghis Modified Bearing Capacity Factors

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
Sumber Braja M Das (Principles of Foundation Engineering) hal. 128

Tabel 6.TerzaghisBearing Capacity Factors

Nc Nq N Nc Nq N

0 5.70 1.00 0.00 26 27.09 14.21 9.84

1 6.00 1.10 0.01 27 29.24 15.90 11.60

2 6.30 1.22 0.04 28 31.16 17.81 16.72

3 6.62 1.35 0.05 29 34.24 19.98 16.18

4 6.97 1.49 0.10 30 37.16 22.46 19.13

5 7.34 1.64 0.14 31 40.41 25.28 22.65

6 7.73 1.81 0.20 32 44.04 28.52 26.87

7 8.15 2.00 0.27 33 48.09 32.23 31.94

8 8.60 2.21 0.35 34 52.64 36.50 38.04

NICO SEPTIAN
F 111 14 016
9 9.09 2.44 0.44 35 57.75 41.44 45.41

10 9.61 2.69 0.56 36 63.53 47.16 54.36

11 10.16 2.98 0.69 37 70.01 53.80 65.27

12 10.76 3.29 0.85 38 77.50 61.55 78.61

13 11.41 3.63 1.04 39 85.97 70.61 95.03

14 12.11 4.02 1.26 40 95.66 81.27 115.31

15 12.86 4.45 1.52 41 106.81 93.85 140.51

16 13.68 4.92 1.82 42 119.67 108.75 171.99

17 14.60 5.45 2.18 43 134.58 126.50 211.56

18 15.12 6.04 2.59 44 151.95 147.74 261.60

19 16.56 6.70 3.07 45 172.28 173.28 325.34

20 17.69 7.44 3.64 46 196.22 204.19 407.11

21 18.92 8.26 4.31 47 224.55 241.80 512.84

22 20.27 9.19 5.09 48 258.28 287.85 650.67

23 21.75 10.23 6.00 49 298.71 344.63 831.99

24 23.36 11.40 7.08 50 347.50 415.14 1072.80

25 25.13 12.72 8.34

* Kumbhojkar (1993)

Sumber : Braja M. Das, General Bearing Equation

NICO SEPTIAN
F 111 14 016

Anda mungkin juga menyukai

  • Teori Lapter
    Teori Lapter
    Dokumen71 halaman
    Teori Lapter
    LP SiXth Sense
    Belum ada peringkat
  • Tugas PDF
    Tugas PDF
    Dokumen5 halaman
    Tugas PDF
    LP SiXth Sense
    Belum ada peringkat
  • Teori Turap Mas
    Teori Turap Mas
    Dokumen22 halaman
    Teori Turap Mas
    LP SiXth Sense
    Belum ada peringkat
  • TB Maulidia
    TB Maulidia
    Dokumen104 halaman
    TB Maulidia
    LP SiXth Sense
    Belum ada peringkat
  • Penetrasi
    Penetrasi
    Dokumen7 halaman
    Penetrasi
    LP SiXth Sense
    Belum ada peringkat
  • Rekayasa Pondasi
    Rekayasa Pondasi
    Dokumen33 halaman
    Rekayasa Pondasi
    LP SiXth Sense
    Belum ada peringkat
  • Derajat Ketidaktentuan
    Derajat Ketidaktentuan
    Dokumen14 halaman
    Derajat Ketidaktentuan
    LP SiXth Sense
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi L
    Daftar Isi L
    Dokumen7 halaman
    Daftar Isi L
    LP SiXth Sense
    Belum ada peringkat
  • Els 1
    Els 1
    Dokumen6 halaman
    Els 1
    Anonymous 6bKfDkJmKe
    Belum ada peringkat
  • Els 1
    Els 1
    Dokumen6 halaman
    Els 1
    Anonymous 6bKfDkJmKe
    Belum ada peringkat
  • Secret Document
    Secret Document
    Dokumen7 halaman
    Secret Document
    LP SiXth Sense
    Belum ada peringkat
  • Secret Document
    Secret Document
    Dokumen7 halaman
    Secret Document
    LP SiXth Sense
    Belum ada peringkat
  • Luas Galian N Timbunan
    Luas Galian N Timbunan
    Dokumen13 halaman
    Luas Galian N Timbunan
    LP SiXth Sense
    Belum ada peringkat