PENDAHULUAN
tentang permasalahan yang akan dikupas dan diberikan solusinya oleh penulis.
A. Judul
attack) adalah defisit neurologis mendadak susunan saraf pusat yang disebabkan oleh
peristiwa iskemik atau hemoragik sehingga stroke dibedakan menjadi dua macam yaitu
Pada stroke non hemoragik suplai darah ke bagian otak terganggu akibat
aterosklerosis atau bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah. Penyumbatan bisa
terjadi disepanjang jalur arteri yang menuju ke otak. Misalnya suatu ateroma(endapan
aliran darah. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di
menyadari bahwa dia terkena stroke . Tiba-tiba saja penderita merasakan dan mengalami
kelainan seperti kelumpuhan pada sebagian sisi tubuhnya, bicara pelo, pandangan
kabur, dan lain sebagainya tergantung bagian otak yang mana yang terkena.
Dahulu memang penyakit ini sering diderita oleh orang tua terutama usia 60 tahun
keatas, karena usia juga merupakan salah satu faktor resiko terkena penyakit jantung
dan stroke. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh pasien dibawah
usia 40 tahun. Hal ini terjadi karena adanya perubahan gaya hidup terutama pada orang
menunjukkan, stroke menyerang pria 30% lebih tinggi daripada wanita dan setiap tahun
di Amerika Serikat ada sekitar 15.000 pria di bawah usia 45 tahun yang terkena stroke.
Pada stroke non hemoragik ini, memungkinkan sekali adanya masalah kesehatan
Melihat kompleksnya dan komplikasi dari stroke non hemoragik, maka penulis
mengambil judul karya tulis ilmiah ini yaitu Stroke Non Hemoragik untuk dapat
meminimalkan dampak negatif dari Stroke Non Hemoragik dan sebagai kasus
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini ada dua macam yaitu :
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran hasil asuhan keperawatan pada klien dengan Stroke Non
Hemoragik.
2. Tujuan Khusus
Hemoragik.
Hemoragik .
Hemoragik.
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan Stroke Non
Hemoragik.
Hemoragik .
3. Pengumpulan Data
Karya tulis ilmiah ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan proses
a. Interview
klien dan keluarga yang meliputi: biodata, riwayat kesehatan klien, data biologi,
b. Observasi
Yaitu pengamatan langsung pada klien mulai dari pengkajiian, pemeriksaan
c. Studi Dokumenter
d. Studi Kepustakaan
BAB II
KONSEP DASAR
1. Definisi
Stroke adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi serebral, baik fokal
maupun global, yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau
arteri sehhingga suplai oksigen ke otak berkurang yang mengakibatkan iskemia atau
infark (smeltzer,2001)
adalah sindrom klinis yang awalnya timbul mendadak, progresif, cepat berupa defisit
neurologis lokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih yang dapat
Stroke yang diakibatkan oleh obstruksi vaskuler (thrombus dan emboli) yang
menyebabkan iskemia atau infark. Stroke karena embolus dapat merupakan akibat
dari bekuan darah, plak, lemak atau cidera. Emboli pada otak kebanyakan berasal
dari jantung yang sekunder terhadap infark miokard, fibrilasi atrium , dengan
stroke trombolitik atau embolik dapat juga terjadi edema serebral positif dan
meningkatkan tekanan intra cranial (TIK) pada titik herniasi dan kematian
2. Etiologi
Gangguan aliran darah ke otak yang mengakibatkan stroke dapat disebabkan
lemak atau udara, emboli berasal dari thrombus jantung yang terlepas dan
menyumbat arteri.
c. Perdarahan intra kranial akibat pecahnya pembuluh darah serebral, terjadi karena
akibatnya otak akan membengkak dan jaringan otak internal tertekan sehingga
menyebabkan infark.
1) A terosklerosis
yang kadarnya berlebihan dalam pembuluh darah. Selain dari endapan lemak ,
2). Infeksi
Peradangan juga menyebabkan menyempitnya pembuluh darah, terutama
3). Obat-obatan
Ada beberapa jenis obat-obatan yang justru dapat menyebabkan stroke seperti:
otak.
4). Hipotensi
c. Kadar hematokrit normal jadi tinggi (yang berhubungan dengan infark serebral).
e. Penurunan tekanan darah yang berlebhan atau dalam jangka panjang dapat
g. Konsultan individu yang muda untuk mengontrol lemak darah, tekanan darah,,
Penyumbatan pembuluh darah otak dapat dibagi men adi trombotik dan
dan dapat ter adi baik dari arteri karotis interna pada percabangan karotis dekat leher
Stroke karena terbentuknya thrombus biasanya ter adi pada saat tidur atau saat
setelah bangun tidur. Hal ini ter adi pada orang tua atau usia yang mengalami
merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh karena bekuan darah, lemak,
atau udara. pada umumnya emboli berasal dari thrombus di antung yang terlepas
dam menyumbat sistem arteri serebral. Emboli serebral pada umumnya berlangsung
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan oksigen.
Bila ter adi anoksia seperti halnya yang ter adi pada Cerebral V ascular A ccident
kerusakan permanen dapat ter adi dalam 3 10 menit. Tiap kondisi yang
Hipoksia mnyebabkan iskemia otak, iskemia dalam waktu lama sel mati permanen
dan berakibat ter adi infark otak yang disertai edema otak (Harsono, 2000).
4. Manifestasi Klinis
Gejala neurologis yang timbul tergantung pada berat ringannya gangguan
pembuluh darah otak dan lokasinya. Menurut smeltzer,2001 manifestasi stroke dapat
berupa :
kehilangan kontrol volunter. Gangguan kontrol volunteer pada salah satu sisi
tubuh dapat menunjukkan kerusakan pada neuron atas pada sisi yang berlawanan
dari otak.
b. Disfungsi otak paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) dan
hemisensorik).
5. Penatalaksanaan
pada:
a. Mempertahankan perfusi jaringan serebral adekuat: misalnya dengan tirah baring,
6. Pemeriksaan Penunjang
a. A ngiografi
Untuk menunjukan hematoma, infark dan perdarahan. Scan CT ini juga dapat
mengalami gangguan.
d. Fungsi lumbal
vena (MVA ).
7. Pathway
Iskemik otak
ketidakefe
ktifan perfusi
jaringan
Infark otak serebral
Terganggu N XII
Imobilisasi
Perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Defisit
pengetahuan D efisit
Motilitas usus perawatan diri
menurun
Hamb
a tan
mobilitas
fisik Konsti
pasi
(Sumber: Harsono:Price,2003)
B. Asuhan Keperawatan
berupa riwayat merokok, adanya batuk, kesukaran bernafas, adanya suara nafas
tambahan (ronchi). Nutrisi atau cairan berupa adanya riwayat diabetes militus,
keluhan kehilangan nafsu makan. Eliminasi berupa adanya anuria inkontinensia urin,
Adanya gangguan aktifitas pergerakan, ekstremitas lemah atau paralisis, tidak dapat
karena ke ang otot atau kelemahan secara umum. Panas sering ter adi karena
kekurangan cairan akibat dari kesukaran untuk menelan. Ter adi perubahan status
mental tidak dapat bicara, bicara pelo, berkurangnya komunikasi secara verbal.
Kenyamanan atau nyeri, berupa nyeri kepala tindakan yang selalu berhati hati,
gelisah, ekspresi wa ah, tegang atau tention, kecemasan karena kehilangan peker aan,
darah ke otak.
massa otot.
anggota gerak.
pencernaan.
3. Fokus Intervensi
ke otak.
dengan indikator berikut (sebutkan nilai 1 5: ekstrem, berat, sedang, ringan, atau
tidak ada gangguan) dengan kriteria hasil: tekanan sistolik dan diastolik dalam
dan reaktivitas pupil untuk mengetahui status neurologis, pantau TIK dan respon
neurologis pasien terhadap aktivitas perawatan, letakkan kepala dengan posisi
o
agak tinggi, sudut 30 dan dalam posisi anatomis, kolaborasi pemberian oksigen
massa otot.
membutuhkan bantuan orang lain dan alat, 3: membutuhkan bantuan orang lain
penuh) dengan kriteria hasil: pergerakan sendi dan otot, melakukan perpindahan,
Intervensi (NIC) adalah: ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif
otot, ajarkan teknik perpindahan atau pergeseran yang aman, anjurkan pasien
tidak sakit, awasi seluruh kegiatan mobilitas dan bantu pasien jika diperlukan,
lakukan dan bantu perpindahan gerak minimal 2 jam sekali jika memungkinkan
bisa sering diletakkan dalam posisi bagian yang terganggu, konsultasikan dengan
secara individual. Timbang berat badan secara teratur sesuai dengan kebutuhan
dengan rasional intervensi nutrisi atau pilihan rute makan ditentukan oleh faktor-
faktor ini, letakkan pasien pada posisi duduk atau tegak selama dan setelah makan
mekanisme makan tanpa adanya distraksi atau gangguan dari luar, anjurkan
otot fasial dan otot menelan dan menurunkan terjadinya resiko tersedak,
pertahankan masukan dan keluaran dengan akurat, catat jumlah kalori yang masuk
dengan rasional jika usaha menelan tak memadai untuk memenuhi kebutuhan
cairan dan makanan yang harus dicarikan metode alternatif untuk makan.
(Wilkinson, 2007).
anggota gerak.
berikan lingkungan yang nyaman dan menjaga privasi pasien, berikan peralatan
bantu yang diperlukan, bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri,
dekatkan semua peralatan yang mendukung dalam perawatan diri, berikan umpan
balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau keberhasilannya.
(Wilkinson, 2007).
pencernaan
bantuan/penggunaan obat.
BAB III
RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Rabu tanggal 25 Juli 2012 pukul 15.00 WIB
pada klien Ny.S dan anaknya di Ruang Kenanga Kamar B8 Rumah Sakit Umum
Daerah Kebumen.
1. Identitas Klien
pekerjaan sehari-harinya sebagai Ibu rumah tangga, dengan tingkat pendidikan SD.
Masuk rumah sakit pada tanggal 21 Juli 2012 pukul 20.21 WIB, nomor registrasi
844084.
2. Riwayat Keperawatan
Keluhan utama klien pada saat dilakukan pengkajian adalah lemas dan sulit
untuk bicara. Klien masuk Rumah Sakit Umum Daerah Kebumen pada tanggal 21
Juli 2012 pukul 20.21 WIB karena keluhan sejak 2 jam sebelumnya, tiba-tiba lemas,
sulit untuk berjalan dan sulit bicara. Di IGD keadaan umum klien cukup, kesadaran
3. Pengkajian Fokus
Saat dikaji pada tanggal 25 Juli 2012 pukul 15.00 WIB, klien bisa bicara
namun ucapannya tidak jelas,klien sulit untuk diajak berkomunikasi, klien lebih
sering diam. Klien tampak berbaring di tempat tidur saja, dalam melakukan aktivitas
klien di bantu oleh anaknya dan perawat ruangan. Klien terpasang DC dengan ukuran
14, klien juga terpasang NGT. Kebutuhan nutrisi klien dimasukkan melalui selang
Hasil dari pemeriksaan fisik saat di lakukan pengkajian keadaan umum lemah,
kesadaran somnolen dengan GCS 12( E2 M6 V4), kekuatan otot ekstremitas atas
kotor, tidak terdapat luka jahit, tidak ada lesi di kepala, bentuk kepala mesochepal,
konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, ukuran pupil kanan 3 mm, kiri 3 mm,
reflek cahaya positif 2 mm, Hidung tidak terdapat polip, tidak ada sekret, tidak
terdapat cuping hidung, mulut kotor, lidah kotor, mukosa bibir kering, tidak terdapat
4,33 10 6/ul nilai normalnya 3,80 5,90 10 6/ul, Trombosit 225 10 3/ul nilai
" " "
Pada pemeriksaan rekam jantung pada tanggal 21 Juli 2012 di dapatkan hasil
1 x 75 miligram.
B. Analisa Data
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 25 Juli 2012 pukul 15.00
Kesadaran klien somnolen, GCS: E2 M6 V4 total nilai 12, EKG gambaran atrial
fibrilasi, tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 86x/menit, respirasi 24x/menit, bicara tidak
jelas (pelo). Penyebabnya adalah gangguan aliran darah arteri, sehingga bisa di
otot ekstremitas kanan atas bawah 5, ekstremitas kiri atas bawah 4,hemiparese
Dari masalah yang muncul pada Ny. S dengan gangguan sistem persyarafan:
darah arteri.
hasil yang diharapkan antara lain adalah tingkat kesadaran klien menjadi
normal (normal sinus ritm )dan tanda-tanda vital dalam batas normal (120/70
mmHg).
tindakan, antara lain kaji status neurologik klien, catat status neurologic klien, pantau
tanda-tanda vital klien setiap jam, kaji ulang GCS klien, pertahankan klien dengan
posisi bedrest, berikan klien lingkungan yang tenang, posisikan kepala klien 30 -
45 dan leher tidak menekuk, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat.
perfusi jaringan serebral adalah pada tanggal 26 Juli 2012 pada pukul 07.00 WIB
Mengkaji ulang GCS. Respon klien pada saat dilakukan kaji ulang GCS klien tidak
dipanggil,belum bisa membuka mata dengan rangsang nyeri namun klien berusaha
membuka mata, motorik pasien baik bisa mengerti akan perintah yang diberikan,
verbal klien tidak jelas. Pada pukul 10.00 WIB memberikan injeksi ceftriaxone 2
gram intravena, ninjeksi citicolin 250 miligram intravena, injeksi vometos 1 gram
intravena. Respon klien saat di berikan injeksi ceftriaxone,, injeksi citicolin, injeksi
vometos, injeksi lasik, klien tampak tenang. Pada pukul 12.00 WIB mengukur tanda-
tanda vital. Respon klien TD 140/70 mmHg, nadi 96x/menit, pernafasan 24x/menit,
suhu tubuh 37C. Pada pukul 12.30 WIB memposisikan kepala klien 30 -45.
Respon klien posisi kepala 30. Pada pukul 13.30 WIB memberikan obat oral
inpepsa dan CPG 75 miligram. Respon klien menolak obat yang di berikan, namun
Pada tanggal 27 Juli 2012 pukul 05.00 WIB mengukur tanda-tanda vital.
Respon klien TD 130/80 mmHg, nadi 86x/menit, pernafasan 22x/menit, suhu 37C.
pukul 07.00 WIB memposisikan kepala klien 30. Respon klien posisi kepala 30.
Pada pukul 08.00 WIB memberikan obat peroral Inpepsa, Q-ten, Amdixal, Monecto,
Noperten. Respon klien obat masuk. Pada pukul 10.00 WIB memberikan obat
parenteral ceftriaxone 2 gram, citicolin 250 miligram, vometos 1 gram. Respon
pasien tenang, obat ceftriaxone, citicolin, vommetos masuk. Pada pukul 12.00 WIB
pernafasan 24x/menit. Pada pukul 13.00 WIB memberikan obat peroral inpepsa dan
Evaluasi dilakukan pada tanggal 26 Juli 2012 pada pukul 14.00 WIB. Klien
mengatakan masih sulit untuk bicara. Bicara pelo, obat parenteral dan peroral sudah
masuk, GCS E2 M6 V4 total nilai 12. Tanda-tanda vital TD 140/70 mmHg, nadi
96x/menit, respirasi 24x/menit, suhu tubuh 37C. Pada tanggal 27 juli 2012 pada
pukul 14.00 WIB klien mengatakan masih sulit bicara, bicarra pelo, obat parenteral
dan oral masuk, GCS E2 M6 V4 total nilai 12, tanda-tanda vital TD: 140/70 mmHg,
defisit perawatan diri makan, toileting, personal hygiene, dan berpakaian dapat
Defisit perawatan diri makan: Mampu menunjukkan asupan makanan dan cairan
yang adekuat, menerima suapan dari pemberi perawatan, mampu makan secara
mandiri.
Defisit perawatan diri toileting: mampu membersihkan diri setelah toileting, mampu
untuk pergi dan keluar dari toilet, mampu mengenali atau mengetahui kebutuhan
Deisit perawatan diri personal hygiene : Mampu melakukan mandi secara mandiri,
tindakan, antara lain berikan asupan nutrisi, bantu untuk eliminasi, bantu untuk
berpakaian.
Tindakan yang dilakukan terhadap klien Ny. S pada masalah defisit perawatan
diri pada tanggal 26 Juli 2012 pada pukul 09.00 WIB membantu dalam memberikan
diet melalui selang NGT. Respon klien tenang dan tidak tersedak. Pada pukul 10.30
WIB membantu klien dalam eliminasi. Respon klien merasa nyaman. Pada pukul
12.30 WIB membantu klien dalam memberikan diet cair melalui NGT. Respon
klientenang dan diet masuk 250 cc serta air hangat masuk 30 cc.
Pada tanggal 27 Juli 2012 pukul 07.30 WIB membantu klien dalam mengganti
pakaian. Respon klien merasa nyaman. Pada pukul 09.00 membantu klien makan
dengan diet cair. Respon klien menghabiskan 250 CC diet yang diberikan. Pada
pukul 09.30 WIB melakukan vulva hygiene. Respon klien tenang dan merasa
nyaman.
Evaluasi dilakukan pada tanggal 26 Juli 2012 pada pukul 14.00 WIB klien
mengatakan kalau dirinya merasa risih. klien menghabiskan diet yang disediakan
rumah sakit, klien BAB dan BAK dibantu oleh perawat. Pada tanggal 27 Juli 2012
pukul 14.00 WIB klien mengatakan kalau dirinya merasa nyaman. Klien
menghabiskan diit yang diberikan dari rumah sakit, klien BAB dan BAK di bantu
keluarga dan perawat. Penulis menyimpulkan kalau masalah defisit perawatan diri
belum teratasi, dan merencanakan tetap melanjutkan intervensi yang telah dilakukan
dan motivasi keluarga untuk membantu klien dalam pemenuhan nutrisi serta
toileting.
orang lain dan alat, 3: membutuhkan bantuan orang lain untuk pengawasan, 4:
mandiri dengan pertolongan alat bantu, dan 5: mandiri penuh) dengan kriteria hasil:
mobilitas fisik pada tanggal 26 Juli 2012 pada pukul 07.00 WIB mengkaji ulang
kekuatan otot. Respon klien ekstremitas kanan atas bawah 5, ekstremitas kiri atas
untuk melakukan ROM. Respon klien senang dan keluarga mengerti. Pada pukul
11.00 WIB mengkaji ulang kekuatan otot. Respon klien ekstremitas kanan atas
bawah 5, ektremitas kiri atas bawah 4. Pada pukul 12.30 melakukan alih baring.
otot. Respon klien ekstremitas kanan atas bawah 5, ekstremitas kiri atas bawah 4.
Pada pukul 09.00 WIB mellakukan alih baring. Respon klien merasa nyaman dan
posisi menghadap kanan. Pada pukul 09.30 WIB melakukan alih baring. Respon
klien menghadap posisi kiri. Pada pukul 10.00 WIB melakukan ROM. Respon klien
kekuatan otot ekstremitas kanan atas bawah, ekstremitas kiri atas bawah 4.
Evaluasi dilakukan pada tanggal 26 Juli 2012 pada pukul 14.00 WIB klien
dan mengerti. Keluarga dapat melakukan ROM secara mandiri. Pada tanggal 27 Juli
2012 pukul 14.00 WIB klien mengatakan dapat menggerakkan ekstremitas kiri,
ekstremitas kiri sudah tidak lemas. Keluarga sudah melakukan ROM sehari 3x.
intervensi alih baring dan ROM tetap perlu dilakukan setiap hari agar anggota
ekstremitas klien tidak kaku serta integritas kulit klien tetap terjaga.