Anda di halaman 1dari 5

EKSTRAKSI CAIR-CAIR

Pre- Liminary Study


Pembimbing : Ir. Umar Chayam
Oleh:
Thomas Adi Cahyono NIM 161411093

Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih komponenn dari suatu campuran homogen
menggunakan pelarut cair (solven) berdasarkan prinsip beda kelarutan. Ekstraksi dapat dipakai
untuk memisahkan dari kadar rendah sampai dengan kadar tinggi. Ekstraksi cair-cair atau sering
disebut ekstraksi saja. (Biyantoro, 2010)

Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction) adalah proses pemisahan solut (zat
terlarut) dari cairan pembawa (diluen) menggunakan solven cair. Campuran diluen dan solven ini
adalah heterogen (immiscible, tidak saling campur), jika dipisahkan terdapat 2 fasa, yaitu fase
diluen (rafinat) dan fase solven (ekstrak). (Sukma, 2012)

Perbedaan konsentrasi solute di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada keadaan setimbang
merupakan pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan) solute dari larutanyang ada. Gaya dorong
(driving force) yang menyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapat ditentukan dengan mengukur
jarak system dari kondisi setimbang.

Fase rafinat = fase residu, berisi diluen dan sisa solut.

Fase ekstrak = fase yang berisi solut dan solven.

Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak
mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan azeotrop atau karena kepekaannya terhadap
panas) atau tidak ekonomis. Dalam aplikasi di industri digunankan ekstraksi cair-cair dengan
menggunakan alat mixer-settler, seperti dibawah ini:
(a)

(b)
Gambar 1. (a) dan (b) Sketsa mixer settler.
Pada gambar 1.(b) menggambarkan ekstraksi cair-cair yang akan dilakukan dalam percobaan

Menurut Ladda (1976), ekstraksi cair cair digunakan jika pemisahan dengan operasi
lainnya tidak dapat dicapai seperti : distilasi, evaporasu, kristalisasi dan lain lain. ekstraksi cair
cair adalah proses pemisahan suatu komponen dari fasa cair ke fasa cair lainnya. Operasi
ekstraksi cair cair terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :

1. Kontak antara pelarut (solvent) dengan fasa cair yang mengandung komponen akan
diambil oleh solute, kemudia solute akan berpindah dari fasa umpan (diluen) ke fasa
pelarutnya.
2. Pemisahan dua fasa yang tidak saling melarutkan yaitu fasa yang banyak mengandung
pelarut disebut fasa ekstrak dan fasa yang banyak umpan disebut fassa rafinat (Ladda,
1976). Untuk proses ekstraksi yang baik pelarut harus memenuhi kriteria pelarut sebagai
berikut (Treybal, 1985) :

a. Koefisien distribusi yang besar.


b. Selektivitas tinggi.
Faktor ini diperlukan jika terdapat lebih dari satu zat terlarut, karena umumnya
hanya diingin mengurangi satu zat terlarut saja.
c. Solvent harus mudah diregenerasi.
d. Kelarutan dalam larutan umpan rendah.
e. Perbedaan densitas dengan umpan cukup besar.
f. Tegangan antar muka menengah. Tegangan antar muka yang terlalu tinggi
menyebabkan kesulitan pembentukan tetes (cairan), sedangkan tegangan antar muka
yang terlalu rendah dapat menyebabkan terbentuknya emulsi.
g. Mudah diperoleh dan harganya cukup murah.
h. Tidak korosif, tidak mudah terbakar dan tidak beracun.

Koefisien Distribusi

Pada percobaan ini digunakan sistem (tri khloro etilena asam propionat- air). Pelarut (air)
dan larutan (TCE/asam propionate) dicampur bersama dan kemudian dibiarkan membentuk dua
lapisan terpish, fasa ekstrak dan fasa rafinat. Fasa ekstrak merupakan air dan asam propionate,
sedangkan rafinat merupakan campuran TCE dengan sedikit sisa asam propionate.

Koefisien distribusi , K, didefinisikan sebagai perbandingan

()
()

Dalam hal ini diasumsikan bahwa kesetimbangan berada antara dua fasa. Pada konsentrasi
rendah, koefisien distribusi tergantung pada konsentrasi, sehingga Y = KX.
Neraca Massa dan Koefisien Perpindahan Massa

Simbol dan rumus untuk sistem trikloroetilen-asam propionate-air

Vo = laju alir air (l/detik)

Vw = laju alir TCE (l/detik)

X = konsentrasi asam propionate dalam fasa organik (Kg/l)

Y = konsentrasi asam propionate dalam fasa air (Kg/l)

Indeks 1 = pada puncak kolom 2 = pada dasar kolom

1. Neraca Massa
Asam propionate yang terekstraksi dari fasa organik (rafinat)
= Vo (X1-X2)
Asam propionate yang terekstraksi dari fasa air (ekstrak)
= Vw (Y1-0)
Maka,
Vo (X1-X2) =Vw (Y1-0)

2. Efisiensi Ekstraksi
Koefisien Perpindahan Massa

koefisien transfer massa =

1 2
=

ln 1
2

Dengan :

X1 = driving force pada kolom atas = (X2 - 0)

X2 = driving force pada dasar kolom = (X1 - X1*)

X1* adalah konsentrasi dalam fasa organik yang setimbang dengan konsentrasi Y1
pada fasa cair. Angka kesetimbangan dapat diperoleh menggunakan koefisien
distribusi yang didapat dari percobaan pertama.
Daftar Pustaka
Biyantoro, D. (2010). Kajian Pemisahan ZrHf dengan Proses Ekstraksi Cair-Cair. Yogyakarta: Pusat
Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN.

Robert E. Treybal, Mass Transfer Operations, Mc. Graw-Hill Book Company, 1981.
Sukma, I. W. (2012). ekstraksi-cairindra-wibawa-tkim-unila.pdf. Retrieved from indrawibawads.files:
https://indrawibawads.files.wordpress.com/2012/01/ekstraksi-cairindra-wibawa-tkim-unila.pdf

Tonapa, Y. (2016). Ekstraksi Cair-Cair. dalam H. Budiastuti, Buku I Bahan Ajar Laboratorium Teknik Kimia
1. Bandung: Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.

Anda mungkin juga menyukai