Bagaimana patofisiologi nyeri dan bengkak pada lutut, batuk tapi tidak demam
dan nafsu makan menurun pada skenario?
a. Nyeri dan bengkak pada lutut Secara alamiah aliran darah ke otot berkurang sebanding dengan bertambahnya umur. Hal ini menyebabkan jumlah oksigen, nutrisi dan energi yang tersedia untuk otot ikut menurun, sehingga menurunkan kekuatan otot manusia. Penurunan pencapaian suplai tersebut juga di pengaruhi oleh serat otot rangka yang berdegenerasi, sehingga terjadinya fibrosis ketika kolagen menggantikan otot. Sendi merupakan bagian yang menghubungkan antar tulang sehingga tulang bisa di gerakkan. Komponen terpenting pada sendi adalah tulang rawan sendi yaitu jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang dan berfungsi sebagai bantalan. Matriks ekstraseluer pada jaringan ini terdiri dari kolagen padat dan proteoglikan yang menyebabkan permukaannya menjadi licin dan tahan terhadap gesekan. Adanya kolagen dan proteoglikan memfasilitasi gerakan dan mencegah pembengkakan pada tulang rawan sendi. Kolagen dan proteoglikan bekerja dengan cara menarik kation menghasilkan tekanan osmolaritas yang tinggi, akibatnya air tertarik kedalam tulang rawan sendi. Permukaan menjadi licin sehingga pada saat terjadi pergerakan/biomekanis pada sendi, tidak terjadi gesekan. Dengan bertambahnya usia tulang rawan sendi akan berdegradasi menyebabkan keretakan matriks. Hal ini yang menyebabkan pembengkakan (inflamasi) yang jika dibiarkan berkepanjangan akan terjadi kerusakan sendi yang parah.1 Referensi : Zhang W, Moskowitz RW, Nuki G, Abramson S, Altman RD, Arden N, et al. OARSI Recommendation For The Management of Hip and Knee Osteoarthritis, part II:OARSI Evidence- based. Expert Concensus Guidelines, Osteoarth, Cartil.2008 Feb;16(2):137-62 b. Batuk tapi tidak demam Gizi yang kurang dan timus yang mengalami resorbsi akan menyebabkan mudah terkena infeksi. Infeksi saluran napas menyebabkan batuk. Batuk disebabkan karena perubahan anatomi dan penurunan fungsi fisiologis dari system respirasi. Perubahan anatomi diantaranya peningkatan diameter trachea dan saluran napas utama, membesarnya duktus alveolaris, berkurangnya elastisitas penyangga parenchyma paru, penurunan massa jaringan massa paru, berkurangnya kekuatan otot-otot pernapasan, dan kekakuan dinding thoraks. Sedangkan penurunan fungsi fisiologis yaitu kekuatan otot pernapasan menurun, ventilasi dan perfusi paru menurun, menurun (CV, FVC, FEV1), meningkat (FRC, RV). Keadaan tersebut dapat menyebabkan penurunan system imun sehingga mudah terkena infeksi dan menyebabkan batuk. Demam/panas yang tidak muncul pada usia tua karena penurunan respons interleukin-1, faktor nekrosis tumor dan interleukin-6 terhadap adanya pirogen endogen. Hasil penelitian dari Norman dan Yoshikawa (1996) mengusulkan kriteria baru untuk panas pada lansia yaitu; 1) peningkatakan suhu badan lebih atau sama dengan 2o fahrenheit yang menetap dari suhu normal 2) temperatur oral > 37,2o C setelah pengukuran berulang, 3) temperatur rektal >37,5oC pada pengukuran berulang.2 c. Nafsu makan menurun Dengan makin lanjutnya usia seseorang maka kemungkinan terjadinya penurunan anatomik dan fungsional atas organnya masih besar. Penurunan anatomik dan fungsional dari organ tersebut akan menyebabkan lebih mudah timbulnya penyakit pada organ tersebut. Salah satunya pada system gastrointestinal. Mulai dari gigi sampai anus terjadi perubahan morfologik degenerative, antara lain perubahan atrofik pada rahang, sehingga gigi lebih mudah tanggal. Perubahan atrofik juga terjadi pada mukosa, kelenjar dan otot-otot pencernaan. Berbagai perubahan morfologik akan menyebabkan perubahan fungsional sampai perubahan patologik, diantaranya gangguan mengunyah dan menelan, serta perubahan nafsu makan.2 Referensi : Setiati,Siti et al.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III.Edisi VI.2014.Jakarta:Interna Publishing.hal 3673,3674,3686.