Indikasi EEG:
Tidak terdapat indikasi pemeriksaan EEG pada kejang demam, kecuali
jika ditemukan keragu-raguan apakah ada demam sebelum kejang.
Indikasi pencitraan ( CT-scan / MRI kepala ):
Pemeriksaan pencitraan hanya dilakukan jika tidak terdapat kejang
demam yang bersifat fokal atau ditemukan defisit neurologi pada
pemeriksaan fisik.
Kriteria Rujukan :
1. Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat
antikonvulsan sampai lini ketiga ( fenobarbital)
2. Jika diperlukan pemeriksaan penunjang EEG dan pencitraan
( lihat indikasi EEG dan pencitraan )
6. Diagram Alir
Anamnesa Bebaskan jl napas, pasang
Psgs cuci tangan
sudip lidah dan O2
& pasang APD
Pemberian Farmakotherapi :
a. Berikan diazepam IV 0,3 0,5 mg/kg BB perlahan-lahan dosis maksimal 20 mg
b. Jika sukar mencari vena berikan diazepam perectal dengan dosis 0,5 0,75
mg/kg BB (5 mg untuk BB < 10 kg dan 10 mg untuk BB > 10 kg)
c. Jika dengan 2 kali pemberian diazepam rektal/intravena masih terdapat kejang
dapat diberikan fenitoin IV dengan dosis inisial 20mg/kgBB, diencerkan dalam
NaCl 0.9% dengan pengenceran 10 mg fenitoin dalam 1 ml NaCl 0.9%, dengan
kecepatan pemberian 1mg/kgBB/menit, maksimum 50 mg/menit, dosis inisial
maksimum 1000mg. Jika degan fenitoin masih terdapat kejang, dapat diberikan
fenobarbital IV dengan dosis inisial 20 mg/kgBB, tanpa pengenceran dengan
kecepatan pemberian 20mg/menit Jika pasien sudah sadar berikan anti piretik
dan antibiotika sesuai penyebabnya
d. Anti konvulsan profilaksis berikan diazepam 0,3 mg/kg BB/x pemberian
diberikan 3 kali/hari selama demam biasanya 2 3 hari Deferensial diagnostik :
meningitis, epilepsi
Dokumentasikan n
Pet . melepas sarung tangan lalu catat di buku RM &
cuci tangan entri data Selesai