Anda di halaman 1dari 3

Sang Pewaris Bisyarah

Resentator : Nabilah Nurhidayanti

Kelas : XII IPA 2


Sang Pewaris Bisyarah

Judul : Muhammad Al-Fatih 1453

Penulis : Felix Y. Siauw

Penerbit : Khilafah Press

Cetakan : Maret 2013

Harga : Rp. 70.000

Ukuran : 14,5 cm x 21 cm x 2,2 cm

Tebal : Tebal + ix halaman

Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan oleh kalian. Maka sebaik-baiknya


pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baiknya pasukan adalah pasukan yang
menaklukkannya (H.R. Ahmad)

Bagi kaum Muslim, nama Konstantinopel berarti kemuliaan yang telah dijanjikan
oleh Allah dan Rasul-Nya dalam bisyarah mereka. Konstantinopel adalah penantian
825 tahun dan para syuhada telah menyirami tanah ini dengan darah suci mereka.

Buku ini mengisahkan secara detail salah satu pertempuran penting dalam
sejarah Islam dan sejarah dunia. Pertempuran yang membuktikan kebenaran bisyarah
Rasulullah SAW dan panglima terbaik yang dijanjikan.

Adalah Mehmed II Al-Fatih, seorang Sultan Turki Utsmani yang digambarkan


memiliki kecerdikan akal, kecepatan gerak dan keberanian yang kelak diingat oleh
setiap kawan dan lawan. Bukan hanya kepribadiannya yang menjadi rahasia
kemenangannya, keyakinannya pada bisyarah Rasulullah SAW dan kulitas amal
salehnya adalah kunci yang paling utama dalam penaklukannya, Mehmed meyakini
pemimpin sebaik-baiknya adalah pemimpin yang paling dekat dengan yang Maha
Memenangkan dan Maha Menolong.
Kehadiran buku ini, mematahkan argument yang beranggapan bahwa
pengepungan dan pembebasan Konstantinopel dikarenakan faktor geografis
keberadaan Konstantinopel yang merupakan ancaman bagi Turki Utsmani. Ataupun
argument lain yang beranggapan bahwa penaklukan ini dikarenakan ambisi Sultan
demi nama baik negaranya. Buku ini menjelaskan kepada kita bahwa momen
penaklukan ini merupakan momen yang menjadi wadah pembuktian kaum Muslim
bahwa agama islam adalah agama yang benar dan pembuktian kebenaran janji Allah
dan Rasul-Nya.

Dari segi penulisan, Felix Y. Siauw menyajikannya dalam bahasa yang mudah
dimengerti dan enak dibaca sehingga tidak membuat pembaca merasa bosan seperti
halnya membaca buku sejarah pada umumnya.

Dari segi isi, buku ini bukan hanya berisi kisah penaklukan Konstantinopel, tetapi
juga memuat banyak hikmah dan teladan yang patut dicontoh oleh kaum Muslim zaman
sekarang. Isinya menceritakan peritiwa demi peristiwa secara detail dan teratur. Selain
itu, adanya ilustrasi gambar membuat pembaca dapat membayangkan secara jelas
bagaimana kejadian saat itu.

Walaupun memiliki kelebihan, buku ini juga memiliki kelemahan pada kurangnya
keterangan didalam ilustrasi gambar sehingga beberapa gambar sukar dipahami
dengan penuturan yang diberikan penulis.

Buku ini sangatlah bagus untuk dibaca oleh semua golongan karena isinya yang
sangat inspiratif sehingga membuat para pembaca termotivasi untuk meneladani
karakter ahlu bisyarah yang digambarkan sang penulis. Buku ini juga menyadarkan kita
akan pentingnya jihad dan perjuangan dakwah yang pada zaman ini terdengar sebagai
suatu hal yang dianggap biasa.

Anda mungkin juga menyukai