Anda di halaman 1dari 2

KARAKTERISTIK

Karakteristik Selenium
Nomor Atom 34
Massa Atom 78,96
Titik Leleh 217 C
Titik Didih 688 C
Berat Jenis 4.79 g.cm-3 pada 20C

Selenium adalah unsur non-logam dengan nomor atom 34 dan massa atom 78,96. Selenium
termasuk dalam kelompok 6 (Group VIA) dari tabel periodik, yang terletak di antara belerang
dan telurium, dan menyerupai belerang dalam berbagai bentuk dan senyawanya.. Selenium ada
dalam beberapa bentuk allotropik. Bentuk stabil pada suhu kamar adalah berbentuk heksagonal
dan berwarna abu-abu dengan titik leleh 220,5 oC. Dua bentuk penting lainnya berwarna merah
(monoklinik) dengan titik leleh 221 oC dan selenium amorf, yang berwarna bentuk hitam dan
merah. Selenium amorf merah bersifat koloid dan terbentuk dalam reaksi reduksi. Oksidasi
selenium penting adalah -2, 0, +4, dan +6.

Sifat kimia selenium mirip dengan sulfur. Selenium bergabung dengan logam dan non logam
secara langsung dalam bentuk cairan. Selenida menyerupai sulfida dalam hal komposisi, dan
sifat. Selenium dapat membentuk halida dengan bereaksi secara kuat dengan fluorin dan klorin,
namun reaksi dengan brom dan iodida tidak begitu cepat. Selenium tidak bereaksi secara
langsung dengan hidrogen fluorida atau hidrogen klorida, namun menguraikan hidrogen iodida
untuk melepaskan yodium dan menghasilkan hidrogen selenida. Selenium bereaksi dengan
oksigen untuk membentuk sejumlah oksida, yang paling stabil yaitu selenium dioksida.

KONTRIBUSI SELENIUM DI UDARA

Atmosfer memainkan peran penting dalam siklus biogeokimia selenium. Kehadiran selenium
berhubungan dengan aktivitas alam seperti erosi tanah, vulkanisme dan kebakaran hutan. Hal ini
juga terkait dengan aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan insinerasi
sampah, ban dan kertas. Membakar batubara dan minyak merupakan sumber utama emisi
senyawa selenium di udara. Tiga kelompok senyawa selenium dapat dibedakan di atmosfer
sesuai dengan tingkah laku mereka: senyawa organik volatil (DMSe, DMDSe dan
methaneselenol), senyawa anorganik volatil (selenium dioksida), dan unsur selenium, terkait
dengan abu atau partikel. Dimetil selenida adalah senyawa yang stabil. Selenida hidrogen dan
selenium dioksida tidak stabil di udara. Selenida hidrogen dioksidasi menjadi selenium dan H2O.
Selenium dioksida ditransformasikan menjadi asam seledri dalam kondisi lembab.

Selenium dilepaskan ke udara sebagai hidrogen selenide, diproduksi secara metabolisme oleh
tumbuhan, dan sebagai unsur selenium, selenit dan selesida dalam bentuk partikel. Tingkat
selenium di sebagian besar udara perkotaan berkisar antara 0,1 sampai 10 ng m-3, namun kadar
yang lebih tinggi dapat ditemukan di daerah-daerah tertentu, seperti di sekitar peleburan
tembaga.

Menurut pedoman yang disajikan oleh ATSDR (2002), konsentrasi Se di udara dapat bervariasi
dari 160 sampai 1000 g m-3. Nilai ambang batas yang direkomendasikan untuk Se di tempat
kerja adalah 200 g m-3. Selenium dilepaskan saat pembakaran bahan bakar fosil. Emisi
tahunannya dari semua sumber di Eropa (hanya) adalah 420 t pada tahun 1979. Emisi globalnya
adalah> 6 kt thn-1, baik partikel kecil maupun senyawa volatil yang menghasilkan sekitar 40%
dari total kelimpahan udara.

Daftar Pustaka :

Mehdi, Youcef. 2013. Selenium in the Environment, Metabolism and Involvement in Body
Functions. Molucules, 18.

U.S. Department Of Helath And Human Services. 2003. Toxicological Profile for Selenium.
https://www.atsdr.cdc.gov/ToxProfiles/tp92.pdf accessed on 13 Sept 2017, 06.25.

Lenntech. Chemical properties of selenium. http://www.lenntech.com/periodic/elements/se.htm


accessed on 13 Sept 2017, 06.36.

Anda mungkin juga menyukai