Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN
A. Sifat fisika dan kimia daari golongan VI A

Pada golongan VI A terdapat 6 unsur. Unsur golongan VIA terdiri dari tiga buah unsur non
logam (oksigen, belerang dan selenium), dua buah unsur metaloid (telurium, polonium) serta
sebuah unsur logam (ununhexium).
1. Sifat Fisis Golongan VI A.
Unsur gologan VI A terdiri atas 6 unsur, yaitu Oksigen, Belerang dan Selenium (unsur non
logam) serta telenium dan polonium (unsur metalloid) serta ununheksium (unsur logam).
Unsur tersebut memiliki sifat fisika diantaranya jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
electron, dan keelektronnegatifan.
a. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom dalam satu golongan makin ke atas makin kecil, atau sebaliknya. Ini berarti
makin keatas ukuran molekul makin kecil, maka gaya tarik menarik antar molekul akan makin
kecil. Perhtikan juga titik didih dan titik lelehnya.
b. Keelektronnegatifan
Keelektronnegatifan dalam satu golongan makin ke atas makin besar.
c. Energi Ionisasi
Semakin besar nomor atom dari suatu atom maka energi ionisasi semaki besar. Artinya
semakin keatas energi ionisasi dari suatu atom semakin kecil.
Berikut adalah sifat fisis dari unsur golongan VI A, yaitu:
a. Oksigen (O).
Oksigen adalah unsur terbanyak dalam kulit bumi. Terdapat sebagai unsur bebas tetapi lebih
banyak sebagai persenyawaan. Sebagai unsur bebas, Oksigen terdapat dalam udara yaitu sekitar
21%

dari

volume

atau

23%

dari

massa

udara.

Oksigen pertama kali ditunjukkan secara ilmiah oleh Joseph Priestle, pada temuannya dengan
mengarahkan sinar matahari pada raksa (II) oksida sehingga mengurai membentuk air raksa dan
gas Oksigen. Priestley menemukan bahwa nyala lilin lebih terang dalam gas Oksigen daripada
dalam udara biasa.

Sifat fisika unsur Oksigen (O).

3
6

ohm-1cm-1

rmasi Entalpi: 0.222 kJ/mol


-1

K-1

-2
-1

K-1

b. Belerang (S).
Sulfur atau belerang adalah unsur kimia di dalam tabel periodik unsur memiliki simbol S
dengan nomor atom 16. Unsur bukan non-logam berwarna kuning muda, padatannya
mengkilap, tidak berbau, tidak larut dalam air tetapi larut dalam CS2. Pada berbagai keadaan
baik, padat, cair ataupun gas unsure ini mempunyai beberapa bentuk alotrop. Pada suhu
kamar, bentuknya yng stabil dalam bentuk rombik, dan di atas 96,5 0C berunah bentuknya
sebagai monoklin (kedua padatan ini mengandung cincin S8). Bentuk lainnya adalah belerang
yang mengandung cincin S6 dengan struktur heksagonal, dan dapat diperoleh dengan
menambahkan natrium tiosulfat (Na2S2O8) ke dalam larutan HCl, atau pengkristalan
pengkristalan belerang dalam toluene.
Sifat fisika unsur Belerang (S)

Simbol

:S

Nomor atom

: 16

Keelektronegatifan

: 2.58

Wujud

: padatan

Warna

Titik leleh:

: kuning

Rombik

: 112,80C

Monoklin

: 1190C

Mempunyai konfigurasi elektron 2 8 6

Dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi -2, +2, +4 dan +6

Mempunyai volum atom 15,50 cm3/mol

Mempunyai struktul kristal orthorombik

Mempunyai titik didih 717, 82 K atau 444,70C

Mempunyai titik lebur 392,2

Mempunyai massa jenis 2,07 gram / cm3

Mempunyai kapasitas panas 0,710 J/g

Mempunyai potensial ionisasi 10,360 volt

Mempunyai elektronegativitas 2,58

Mempunyai konduktivitas listrik 5 x 10-10 ohm-1 cm-1

Mempunyai konduktivitas kalor 0,269 W/mK

c. Selenium (Se)
Selenium berada dalam beberapa bentuk allotrop, walaupun hanya dikenal tiga bentuk.
Selenium bisa didapatkan baik dalam struktur amorf maupun kristal. Selenium amorf bisa
berwarna merah (bentuk serbuk) atau hitam (dalam bentuk seperti kaca). Selenium kristal
monoklinik berwarna merah tua. Sedangkan selenium kristal heksagonal, yang merupakan jenis
paling stabil, berwarna abu-abu metalik.
Selenium menunjukkan sifat fotovoltaik, yakni mengubah cahaya menjadi listrik, dan
sifat fotokonduktif, yakni menunjukkan penurunan hambatan listrik dengan meningkatnya
cahaya dari luar (menjadi penghantar listrik ketika terpapar cahaya dengan energi yang cukup).
Sifat-sifat ini membuat selenium sangat berguna dalam produksi fotosel dan exposuremeter
untuk tujuan fotografi, seperti sel matahari. Di bawah titik cairnya, selenium adalah
semikonduktor tipe p dan memiliki banyak kegunaan dalam penerapan elektronik .

Selenium telah dikatakan non toksik, dan menjadi kebutuhan unsur yang penting dalam
jumlah sedikit. Namun asam selenida dan senyawa selenium lainnya adalah racun, dan reaksi
fisiologisnya menyerupai arsen.
Sifat fisika selenium (Se)

Simbol: Se

Massa Atom: 78.96

Titik Didih: 958 K

Struktur Kristal: Heksagonal

Elektronegativitas: 2.55

Konfigurasi Elektron: [Ar]3d10 4s2p4

Potensial Ionisasi: 9.752 V

Titik Lebur: 494 K

Bilangan Oksidasi: -2,4,6


d. Teluurium
e. Telurium memiliki warna putih keperak-perakan, dan dalam keadaan murninya
menunjukkan kilau logam. Cukup rapuh dan bisa dihaluskan dengan mudah. Telurium
amorf ditemukan dengan pengendapan telurium dari larutan asam tellurat. Bentuk dari
senyawa ini adalah amorf atau terbentuk dari Kristal. Pada dasarnya telurium merupakan
unsur yang stabil, tidak dapat larut dalam air dan dalam asam hidroklorik tetapi dapat
larut dengan baik dalam asam sitrat dan air raja (aqua regia).
f. Unsur telurium dapat bereaksi dengan unsur-unsur lain yang membentuk beberapa
senyawa, seperti telurium diklorida (TeCl2), telurium dioksida (TeO2), telurium
tetraklorida (TeCl4), hidrogen telurida (H2Te), natrium telurida (Na2Te), dan beberapa
senyawa lainnya. Telurium adalah semikonduktor tipe-p, dan menunjukkan daya hantar
yang lebih tinggi pada arah tertentu, tergantung pada sifat kerataan atom. Daya hantarnya
bertambah sedikit ketika unsur ini terpapar dengan sinar matahari. Telurium bisa diberi
dopan perak, tembaga, emas, timah atau unsur lainnya. Di udara, telurium terbakar
dengan nyala biru kehijau-hijauan, membentuk senyawa dioksida. Telurium cair
mengkorosi besi, tembaga dan baja tahan karat.

Sifat fisika Telurium (Te)

Simbol

: Te

Titik Didih

: 1261 K

Struktur Kristal

: Heksagonal

Massa Jenis

: 6.24 g/cm3

Elektronegativitas

: 2.1

Konfigurasi Elektron

: [Kr]4d10 fs2p4

Potensial Ionisasi

: 9.009 V

Titik Lebur

: 722.72 K

Bilangan Oksidasi

: -2,4,6

Polonium
Polonium 210 memiliki titik cair yang rendah, logam yang mudah menguap, dengan 50%
polonium menguap di udara dalam 45 jam pada suhu 55oC. Merupakan pemancar alpha dengan
masa paruh waktu 138,39 hari. Satu milligram memancarkan partikel alfa seperti 5 gram radium.
Energi yang dilepaskan dengan pancarannya sangat besar (140 W/gram), dengan sebuah
kapsul yang mengandung setengah gram polonium mencapai suhu di atas 500oC. Kapsul ini juga
menghasilkan sinar gamma dengan kecepatan dosisnya 0,012 Gy/jam. Sejumlah curie (1 curie =
3.7 x 1010Bq) polonium mengeluarkan kilau biru yang disebabkan eksitasi di sekitar gas.
Polonium mudah larut dalam asam encer, tapi hanya sedikit larut dalam basa. Garam
polonium dari asam organik terbakar dengan cepat, halida amina dapat mereduksi nya menjadi
logam.
Sifat Fiska Polonium (Po)

Simbol: Po

Mempunyai nomor atom 84

Mempunyai jari-jari atom 1,67 A

Mempunyai konfigurasi elektron 2 8 18 32 18 6

Dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi +4, +2, dan +6

Konfigurasi Elektron: [Xe]4f14 5d10 6s2p4

Mempunyai struktur kristal monoklinik

Mempunyai titik lebur 527 K

Mempunyai potensial ionisasi 8,42 volt

Mempunyai elektronegativitas 2,0


2. Sifat Kimia Golongan VI A.
Selain memiliki sifat fisika, unsur golongan VI A juga memiliki sifat-sifat kimia. adapun

sifat kimia dari unsur golonhgan VI A adalah:


a. Oksigen (O).
Sifat-sifat kimia oksigen dan senywa oksigen dapat bereaksi dengan unsur logam dan
nonlogam mebentuk pksida. Senyawa oksida yang dihasilkan dapat dikelompokkan menjadi:
1. Oksida asam, yaiyu oksida yang ketika bereaksi dengan air akan menghasilkan suatu zat
asam. Reaksi : SO3(g) + H2O(i)

H2SO4

2. Oksida basa, yaitu oksida yang ketika bereaksi dengan air akan menghasilkan suatu zat
basa. Reaksi:
CaO(s) + H2O(I)

2NaOH(aq)

b. Belerang (S).
Belerang dapat membentuk senyawa dengan unsur-unsur lain, seperti besi sulfida (FeS),
belerang dioksida (SO2), barium sulfat (BaSO4), hidrogen sulfida (H2S), belerang monoklorida
(S2CI2), asam sulfat (H2SO4), kalium sulfit (K2SO3) dan lain-lain. Di alam, belerang terdapat
dalam bentuk unsur bebas dan dalam bentuk senyawa-senyawa sulfida, seperti timbal sulfida
atau galena (PbS), zinc blende (ZnS), tembaga pyrit (Cu,Fe)S2), cinnabar (HgS), stibnit (Sb2S3)
dan besi pyrit (FeS2). Selain itu juga terdapat dalam bentuk senyawa-senyawa sulfat seperti barit
(BaSO4) celestit (SrSO4), dan grypsum (CaSO42H2O) serta dalam bentuk molekul-molekul pada
beberapa bahan organik, mustard, telur, rambut, protein dan bawang putih.
c. Selenium
1. Selenium berada dalam beberapa bentuk allotrop, walaupun hanya dikenal
tiga bentuk. Selenium bisa didapatkan baik dalam struktur amorf maupun
kristal. Selenium amorf bisa berwarna merah (bentuk serbuk) atau hitam
(dalam bentuk seperti kaca). Selenium kristal monoklinik berwarna merah
tua. Sedangkan selenium kristal heksagonal, yang merupakan jenis paling
stabil, berwarna abu-abu metalik.

2. Selenium menunjukkan sifat fotovoltaik, yakni mengubah cahaya menjadi


listrik, dan sifat fotokonduktif, yakni menunjukkan penurunan hambatan
listrik dengan meningkatnya cahaya dari luar (menjadi penghantar listrik
ketika terpapar cahaya dengan energi yang cukup). Sifat-sifat ini membuat
selenium sangat berguna dalam produksi fotosel dan exposuremeter untuk
tujuan fotografi, seperti sel matahari. Di bawah titik cairnya, selenium
adalah semikonduktor tipe p dan memiliki banyak kegunaan dalam
penerapan elektronik .
3. Selenium telah dikatakan non toksik, dan menjadi kebutuhan unsur yang
penting dalam jumlah sedikit. Namun asam selenida dan senyawa
selenium lainnya adalah racun, dan reaksi fisiologisnya menyerupai arsen.
d. Telurium (Te).
1. Bentuk dari senyawa ini adalah amorf atau terbentuk dari Kristal. Pada dasarnya
telurium merupakan unsur yang stabil, tidak dapat larut dalam air dan dalam asam
hidroklorik tetapi dapat larut dengan baik dalam asam sitrat dan air raja (aqua
regia).
2. Unsur telurium dapat bereaksi dengan unsur-unsur lain yang membentuk
beberapa senyawa, seperti telurium diklorida (TeCl2), telurium dioksida (TeO2),
telurium tetraklorida (TeCl4), hidrogen telurida (H2Te), natrium telurida (Na2Te),
dan beberapa senyawa lainnya. Telurium adalah semikonduktor tipe-p, dan
menunjukkan daya hantar yang lebih tinggi pada arah tertentu, tergantung pada
sifat kerataan atom. Daya hantarnya bertambah sedikit ketika unsur ini terpapar
dengan sinar matahari. Telurium bisa diberi dopan perak, tembaga, emas, timah
atau unsur lainnya. Di udara, telurium terbakar dengan nyala biru kehijau-hijauan,
membentuk senyawa dioksida. Telurium cair mengkorosi besi, tembaga dan baja
tahan karat.
e. Polonium (Po).
1. Polonium 210 memiliki titik cair yang rendah, logam yang mudah menguap, dengan 50%
polonium menguap di udara dalam 45 jam pada suhu 55oC. Merupakan pemancar alpha
dengan masa paruh waktu 138,39 hari. Satu milligram memancarkan partikel alfa seperti 5
gram radium.

2. Energi yang dilepaskan dengan pancarannya sangat besar (140 W/gram), dengan sebuah
kapsul yang mengandung setengah gram polonium mencapai suhu di atas 500oC. Kapsul
ini juga menghasilkan sinar gamma dengan kecepatan dosisnya 0,012 Gy/jam. Sejumlah
curie (1 curie = 3.7 x 1010Bq) polonium mengeluarkan kilau biru yang disebabkan eksitasi
di sekitar gas.
3. Polonium mudah larut dalam asam encer, tapi hanya sedikit larut dalam basa. Garam
polonium dari asam organik terbakar dengan cepat, halida amina dapat mereduksi nya
menjadi logam.

B. Kelimpahan Unsur Golongan VI A di Alam.


Selain sifat fisika dan kimia dari unsur VI A, golongan VI A meliki kelimpahan dialam atau
keberadaanya di alam. Adapun kelimpahannya di alam adalah sebagai berikkut:
a. Kelimpahan oksigen atau keberadaan oksigen di alam.
Oksigen dapat dihasilkan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis.
Dapat ditemukan berlimpah di sekitar matahari.
Merupakan unsur gas yang menyusun 21% volume atmosfer dan dapat diperoleh dengan
cara pencairan dan penyulingan bertingkat.
Terdapat dalam kandungan 49,2% berat pada lapisan kerak bumi.
Di dalam laboratorium, oksigen dapat dibuat dengan elektrolisis air atau dengan
memanaskan KClO3 dengan MnO2 sebagai katalis.
b. Kelimpahan belerang atau keberadaan belerang di alam.
Belerang dapat terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis.
Belerang yang berbentuk Sulfir dapat tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar,
stibnite, gipsum, garam epsom, selestit, barit dan lain-lain.
Belerang dapat dihasilkan secara bebas dari sumber mata air hingga endapan garam yang
melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat yaitu dengan menggunakan proses
Frasch, ketika air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air untuk mencairkan
belerang, lalu kemudian belerang tersebut terbawa ke permukaan.
Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah.

c. Kelimpahan selenium atau keberadaan selenium di alam


Selenium ditemukan dalam beberapa mineral yang cukup langka seperti kruksit dan
klausthalit. Selenium dapat dihasilkan dari debu cerobong asap yang tersisa dari proses
bijih tembaga sulfida.
Serta dapat dihasilkan dari pemurnian kembali logam anoda dari proses elektrolisis
tembaga. Selenium juga dapat diperoleh dari memanggang endapan hasil elektrolisis
dengan soda atau asam sulfat, atau dengan meleburkan endapan tersebut dengan soda dan
niter (mineral yang mengandung kalium nitrat)
d. Kelimpahan unsur Telurium di alam, yaitu :
elurium dapat ditemukan di alam bebas yaitu dengan bentuk sebagai senyawa tellurida dari
emas (kalaverit) dan bergabung dengan logam lainnya.
Telurium didapatkan secara bebas dari lumpur anod
e. Kelimpahan unsur Polonium di alam, yaitu:
Polonium adalah unsur alam yang sangat jarang. Dalam bijih uranium hanya mengandung
sekitar 100 mikrogram unsur polonium per tonnya.
Ketersediaan polonium hanya sekitar 0.2% dari radium.
Para ahli menemukan bahwa ketika menembak bismut alam (209bi) dengan neutron,
diperoleh 210bi yang merupakan induk polonium.
Sejumlah milligram polonium dapat dihasilkan dengan menggunakan tembakan neutron
berintensitas tinggi dalam reaktor nuklir.

Anda mungkin juga menyukai