Bentuk: solid
Elektron: 34
Proton: 34
Neutron: 46
Selenium ada dalam beberapa bentuk allotropik. Bentuk paling stabil, kristal selenium
heksagonal, berwarna abu-abu metalik. Kristla selenium monoklinik berwarna merah tua.
Selenium amorf berwarna merah dalam bentuk bubuk dan hitam dalam bentuk vitreous.
Selenium ‘logam’ abu-abu kristal menghantarkan listrik lebih baik dalam cahaya
daripada di gelap (fotokonduktif) dan dapat mengkonversi cahaya langsung menjadi listrik
(fotovoltaik).
Dengan cara yang sama seperti belerang membentuk sulfida, sulfat, dan sulfit, selenium
bergabung dengan logam dan oksigen untuk membentuk selenida, (seperti seng selanida, ZnSe),
selenat, (seperti kalsium selenat, CaSeO4), dan selenit (seperti perak selenit, Ag2SeO3).
Meskipun gas hidrogen selenide (SeH2) sangat beracun, tidak mungkin kita akan bertahan
cukup lama untuk diracuni, karena gas ini memiliki bau yang menjijikkan. Oliver Sacks berkata,
“Hidrogen selenida, saya katakan, mungkin adalah bau yang paling buruk di dunia.” (8)
Kegunaan Selenium
1. Selenium digunakan dalam industri kaca untuk mendekolorisasi kaca dan untuk membuat
kacamata berwarna merah dan enamel.
2. Logam selenium Ini digunakan sebagai katalis dalam banyak reaksi kimia.
3. Selenium digunakan dalam sel surya dan fotosel, sebenarnya sel surya pertama dibuat
menggunakan selenium. Ini juga digunakan sebagai toner fotografi.
4. Selenium digunakan dengan bismuth pada kuningan dan sebagai aditif untuk stainless
steel. Ketika selenium ditambahkan ke besi dan tembaga dasar logam tersebut, makda itu dapat
meningkatkan machinability mereka.
8. Kekurangan selenium pada hewan dapat menyebabkan pertumbuhan lambat dan disfungsi
reproduksi.
Selenium kadang-kadang terjadi bebas di alam, tetapi lebih sering terjadi sebagai selenida besi,
timah, perak, atau tembaga. Secara komersial, selenium diperoleh terutama dari limbah lumpur
anoda yang dihasilkan dalam pemurnian tembaga elektrolit. Kacang brazil adalah sumber
makanan yang mengandung selenium yang paling dikenal.
Rata-rata, setiap kacang brazil mengandung 180 quadrillion atom selenium atau sama dengan 1,8
x 1017 atom Selenium.
Isotop:
Selenium memiliki 24 isotop yang waktu paruhnya diketahui, dengan massa nomor 67 hingga
91. Selenium yang terjadi secara alami adalah campuran dari enam isotop dan mereka ditemukan
dalam persentase yang ditunjukkan: 74Se (0,9%), 76Se (9,4%), 77Se (7.6%), 78Se (23.8%), 80Se
(49.7%) dan 82Se (8.7%).
Kelimpahan dalam kerak bumi : 50 bagian per miliar berat, 10 bagian per miliar per mol
Kelimpahan dalam tata surya: bagian per miliar berat, bagian per miliar per mol
Daftar Pustaka
1. Conor Reilly, Selenium in food and health, 1996, p2, Blackie Academic and Professional
2. Francie Bauer, Selenium and Soils in the Western United States., 1997, Electronic Green
Journal, UCLA Library, UC Los Angeles.
3. Alastair Baxter, A Survey of the Occult., Edited by Julian Franklyn, 2005, p32, The
Electric Book Company.
4. Jöns J. Berzelius, Additional Observations on Lithion and Selenium, Annals of
Philosophy, 1818, Volume 11, p373.
5. Johan Erik Jorpes, Berzelius: his life and work.,1970 , p61, University of California
Press.
6. Mary Elvira Weeks, The discovery of the elements. VI. Tellurium and selenium, J.
Chem. Educ., 1932, 9 (3), p474.
7. Vivi Ringnes, Origin of the Names of Chemical Elements., J. Chem. Educ., 1989, 66 (9),
p731.
8. Oliver Sacks, Uncle Tungsten: Memories of a Chemical Boyhood, 2001, Knopf.
9. Toxicological profile for selenium., 2003, p6, Agency for Toxic Substances and Disease
Registry.
https://www.slideshare.net/VinaWidyaPutri/golongan-via-kimia-sulfur
https://sainskimia.com/sifat-pembuatan-kegunaan-dan-sumber-dari-unsur-kimia-selenium/
Selenium menunjukkan sifat fotovoltaik, yakni mengubah cahaya menjadi listrik, dan sifat
fotokonduktif, yakni menunjukkan penurunan hambatan listrik dengan meningkatnya cahaya
dari luar (menjadi penghantar listrik ketika terpapar cahaya dengan energi yang cukup).
Sifat-sifat ini membuat selenium sangat berguna dalam produksi fotosel dan exposuremeter
untuk tujuan fotografi, seperti sel matahari. Di bawah titik cairnya, selenium adalah
semikonduktor tipe p dan memiliki banyak kegunaan dalam penerapan elektronik .
Selenium telah dikatakan non toksik, dan menjadi kebutuhan unsur yang penting dalam
jumlah sedikit. Namun asam selenida dan senyawa selenium lainnya adalah racun, dan
reaksi fisiologisnya menyerupai arsen.
Isotop Selenium
Selenium di alam mengandung enam isotop stabil. Lima belas isotop lainnya pun telah
dikenali. Unsur ini termasuk dalam golongan belerang dan menyerupai sifat belerang baik
dalam ragam bentuknya dan senyawanya.
Properti[sunting | sunting sumber]
SeO2 padat merupakan senyawa polimer satu dimensi dan molekulnya berbentuk seperti rantai.
Senyawa ini juga dianggap sebagai oksida asam: senyawa ini jika dilarutkan ke dalam air akan
membentuk asam selenit.[3] Jika direaksikan dengan basa, senyawa ini akan membentuk
garam selenit yang mengandung anion SeO2−3. Contohnya adalah dalam reaksi dengan natrium
hidroksida yang menghasilkan natrium selenit:
SeO2 + 2 NaOH → Na2SeO3 + H2O
Preparasi[sunting | sunting sumber]
Selenium dioksida dapat disiapkan dengan berbagai cara, seperti dengan
mengoksidasi selenium, mereaksikannya dengan asam nitrat, atau mereaksikannya
dengan hidrogen peroksida. Namun cara yang paling praktis adalah dengan
mendehidrasikan asam selenit.
3 Se + 4 HNO3 + H2O → 3 H2SeO3 + 4 NO
2 H2O2 + Se → SeO2 + 2 H2O
H2SeO3 ⇌ SeO2 + H2O
Kemunculan[sunting | sunting sumber]
Bentuk alami selenium dioksida (downeyit) merupakan mineral yang sangat langka. Mineral ini
hanya dapat ditemukan di beberapa sampah pembakaran batu bara.[4]
Kegunaan[sunting | sunting sumber]
SeO2 merupakan reagen yang penting dalam proses sintesis organik.
Oksidasi paraldehida dengan SeO2 akan menghasilkan glioksal[5] dan
oksidasi sikloheksanona akan menghasilkan sikloheksana-1,2-dione.[6] Bahan awal selenium
direduksi menjadi selenium dan mengalami pengendapan. Endapannya yang berwarna merah
dapat dengan mudah disaring.[6] Reaksi semacam ini disebut oksidasi Riley.