OLEH;
HABIB TARMIZI
61411A0109
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2015/2016
A. Pengertian Umum Badan Penasehatan Pembinaan Pelestarian dan Perkawinan
(BP4)
BP4 adalah singkatan dari Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian
Perkawinan. Sebuah lembaga yang yang bersifat profesi sebagai pengembangan tugas
dan mitra Kementrian Agama dalam mewujudkan keluarga sakinah mawadah
warahmah. Tujuan di bentuknya BP4 adalah untuk pelestarian perkawinan dan
mewujudkan keluarga sakinah menurut ajaran Islam serta untuk mencapai masyarakat
dan bangsa Indonesia yang maju, mandiri sejahtera materil dan spiritual.22
BP4 berada dalam struktur Kementrian Agama, khususnya di bawah Direktorat
Urusan Agama dan Pembinaan Syariah. Pada Kementrian Agama, terdapat BP4
pusat yang mengawali BP4 tingkat Provinsi, kemudian BP4 tingkat kota, dan lingkup
terkecil adalah BP4 tingkat Kecamatan yang berada di Kantor Urusan Agama.
C. Landasan Hukum
1) UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.
Landasan hukum BP4 yang menyelesaikan penasehatan pembinaan dan pelestarian
perkawinan merujuk pada UU Perkawinan No. 1 Tahun
2) PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan.
3) PERMA No. 1 Tahun 2008
Landasan formil mengenai integrasi mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya,
tetap bertitik tolak dari ketentuan Pasal 130 HIR Pasal 145 RBG. Namun untuk lebih
memberdayakan dan mengefektifkannya, MA memodifikasinya ke arah yang lebih
bersifat memaksa (compulsory). Semula diatur dalam SEMA No. 1 Tahun 2002 yang
berjudul pemberdayaan pengadilan tingkat pertama menerapkan lembaga damai.
Disempurnakan dalam PERMA No. 2 Tahun 2003 berjudul prosedur mediasi di
pengadilan.
Dalam pasal 4 PERMA No. 1 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa semua perkara
perdata yang diajukan ke pengadilan tingkat pertama wajib lebih dahulu diupayakan
penyelesian melalui perdamaian dengan mediator.
Mediasi adalah cara menyelesaikan sengketa melalui proses perundingan untuk
memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator. Dalam suatu
sengketa antara dua pihak atau beberapa pihak, maka dapat diupayakan untuk
perdamaian. Perdamaian dapat dilakukan diluar pengadilan dan di dalam pengadilan.
Perdamaian bisa pula dilakukan oleh pihak-pihak sendiri di luar
persidangan. Perdamaian semacam ini hanya berkekuatan sebagai persetujuan kedua
belah piahk belaka, yang apabila tidak ditaati oleh salah satu pihak, maka harus
diajukan melalui suatu proses di Pengadilan. Persoalanya hanya selesai untuk
sementara dan sama sekali tidak dapat dijamin bahwa suatu ketika tidak akan meletus
lagi dan mungkin lebih hebat dari semula.
4. Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia Tahun 1961 jo No. 30 Tahun 1977 tentang
penegasan pengakuan BP4 pusat.
Keputusan Mentri Agama No. 30 Tahun 1977 tentang penegasan pengakuan badan
penasehatan perkawinan, perselisihan, dan percerain. Dalam keputusan ini telah ditegaskan
bahwa kedudukan BP4 sebagai badan semi resmi pemerintah yang bertugas membantu
Kementrian Agama di bidang pemberian penasihatan perkawinan, perselihan rumah tangga
dan perceraian.
5. Dalam konsideran Munas BP4 ke XIV 2009
Kemudian dalam konsiderans munas BP4 ke-XIV tahun 2009 poin a-c disebutkan:
a) Bahwa BP4 sebagai lembaga mitra Kementrian Agama bertugas membantu dalam
meningkatkan mutu perkawinan dengan mengembangkan gerakan keluarga sakinah.
b) Bahwa di era pasca reformasi saat ini peran BP4 sangat diperlukanuntuk menciptakan
iklim yang kondusif dalam upaya mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah
warahmah.
c) Bahwa untuk melaksanakan misi tersebut, upaya BP4 memberikan pelayanan
langsung kepada masyarakat berupa penasihatan, pembinaan, pelestarian, mediasi dan
advokasi perkawinan serta memberikan dorongan kepada segenap tokoh masyarakat,
ormas Islam, konselor dan penasihat perkawinan untuk lebih proaktif memberikan
bimbingan dan penyuluhan tentang pentingnya eksistensi keluarga yang bahagia kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
6. Keputusan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1999 tentang pembinaan gerakan keluarga
sakinah
Sejak BP4 di dirikan pada tanggal 3 Januari 1960 dan dikukuhkan oleh Keputusan Menteri
Agama No. 85 tahun 1961 diakui bahwa BP4 adalah satu-satunya badan yang berusaha
dibidang penasihatan perkawinan dan pengurangan perceraian. Fungsi dan tugas BP4 tetap
konsisten melaksanakan UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan peraturan perundang
lainnya tentang perkawianan, oleh karenanya fungsi dan peranan BP4 sangat diperlukan
masyarakat dalam mewujudkan kualitas perkawinan.
Masalah-masalah yang muncul akhir-akhir ini terkait dengan perkawinan dan keluarga
berkembang pesat antara lain, tingginya angka perceraian, kekerasan dalam rumah tangga,
kasus perkawinan sirri, perkawinan mutah, poligami, dan perkawinan di bawah umur
meningkat tajam yang sangat berpengaruh terhadap eksistensi kehidupan sebuah keluarga.
Oleh sebab itu, dan seiring dengan meningkatnya populasi penduduk dan keluarga, maka BP4
perlu menata kembali peran dan fungsinya agar lebih sesuai dengan kondisi dan
perkembangan terkini. Untuk menjawab persoalan tersebut, BP4 harus menyiapkan seluruh
perangkat pelayanan termasuk SDM, sarana dan prasarana yang memadai.
Tuntutan BP4 ke depan peran dan fungsinya tidak sekedar menjadi lembaga penasehatan
tetapi juga berfungsi sebagai lembaga mediator dan advokasi. Selain itu BP4 perlu mereposisi
organisasi demi kemandirian organisasi secara profesional, independen, dan bersifat profesi
sebagai pengemban tugas dan mitra kerja Kementerian Agama dalam mewujudkan keluarga
sakinah, mawaddah, warahmah.
Sebagai konsekwensi dari kemandirian dan profesionalitas, maka BP4 mengemban tugas
yang tidak kecil serta mempunyai tantangan yang besar terhadap permasalahan keluarga yang
semakin berkembang, perlu sumberdaya manusia yang dibutuhkan terkait dengan mediasi,
advokasi dan konsultan
perkawinan.
2. Fungsi BP4
Fungsi dari pada BP4 adalah:
a) Memberikan nasehat dan penerangan tentang pernikahan dan rujuk kepada pihak yang
bermasalah.
b) Menurunkan terjadinya perselisihan serta perceraian.
c) Memberikan bantuan dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitan perkawinan dan
perselisihan rumah tangga menurut ajaran Islam.
d) Menyelenggarakan kursus-kursus, penataran, diskusi, seminar dan sebagainya.
e) Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi nikah dan rujuk.
Kewajiban BP4 untuk mendamaikan para pihak sejalan dengan tuntutan ajaran Islam, yang
memerintahkan menyelesaikan setiap perkara dengan jalan perdamaian (Islah).
Peranan BP4 dalam usaha menyelesaikan perkara secara damai adalah sangat penting.
Perdamaian mempunyai arti yang sangat baik bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya
bagi orang yang mencari keadilan. Perdamaian banyak mendatangkan keuntungan baik bagi
konselor ataupun bagi yang berperkara.
Berdasarkan pada fungsi dan tugas yang telah dibebankan oleh Kementrian Agama yang
menaungi BP4, maka disusunlah sebuah program kerja yang berisikan tentang tugas pokok,
tanggung jawab dan wewenang masing-masing bidang.
1. Bidang pendidikan keluarga sakinah dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
a) Menyelenggarakan orientasi pendidikan agama dalam keluarga, kursus calon
pengantin, pendidikan konseling untuk keluarga, pembinaan remaja usia nikah,
pemberdayaan ekonomi keluarga, upaya peningkatan gizi keluarga, reproduksi sehat,
sanitasi lingkungan, penanggulangan penyakit menular seksual (PMS) dan
HIV/AIDS.
b) Menyiapkan kader motivator keluarga sakinah dan mediator.
c) Menyempurnakan buku-buku pedoman pembinaan keluarga sakinah.
2. Bidang konsultasi hukum dan penasihatan perkawinan dan keluarga.
a) Meningkatkan pelayanan konsultasi hukum, penasihatan perkawinan dan keluarga di
setiap tingkat organisasi.
b) Melaksanakan pelatihan tenaga mediator perkawinan bagi perkara-perkara di
Pengadilan Agama.
c) Mengupayakan kepada Mahkamah Agung (MA) agar BP4 ditunjuk menjadi lembaga
pelatih mediator yang terakreditasi.
d) Melaksanakan advokasi terhadap kasus-kasus perkawinan.
e) Mengupayakan rekruitmen tenaga profesional di bidang psikologi,psikiatri, agama,
hukum, pendidikan, sosiologi dan antropologi.
f) Menyusun pola pengembangan sumber daya manusia yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan BP4.
g) Menyelenggarakan konsultasi jodoh.
h) Menyelenggarakan konsultasi perkawinan dan keluarga melalui telepon dalam
saluran khusus (hotline), tv, radio, media cetak dan media elektronika lainnya.
i) Meningkatkan kerjasama dengan lembaga lain yang bergerak pada bidang
Penasihatan Perkawinan dan Keluarga.
j) Menerbitkan buku tentang Kasus-kasus Perkawinan dan Keluarga.
3. Bidang penerangan, komunikasi dan informasi.
a. Mengadakan diskusi, ceramah, seminar/temu karya dan kursus serta penyuluhan tentang
1) Penyuluhan keluarga sakinah.
2) Undang-undang, perkawinan, hukum munakahat, kompilasi hukum Islam, undang-
undang PKDRT dan undang-undang terkait lainnya.
3) Pendidikan keluarga sakinah.
b. Meningkatkan kegiatan penerangan dan motivasi pembinaan keluarga sakinah melalui:
1) Media cetak.
2) Media elektronikal.
3) Media tatap muka.
4) Media percontohan/keteladanan.