PEMBAHASAN
A. Pendidikan Dan Kebudayaan
1. Hakikat Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan baik secara teoritik maupun secara praktis tidak
terlepas dari kebudayaan. Kebudayaan bersifat dinamis dan terus
berkembang karena adanya proses pendidikan. Sebagai proses
transformasi, proses pendidikan mentransformasikan nilai-nilai satu
generasi kepada generasi lain dan membentuk pribadi-pribadi yang
kreatif yang menjadi penggerak serta pengembang dari jaringan
kebudayaan dimana ia hidup. Pribadi yang tidak kreatif dan tidak
produktif akan menjadi beban kebudayaan atau beban dari
masyarakatnya.
Pendidikan tidak mungkin terlepas dari budaya karena kebudayaan
memberikan rambu-rambu, nilai-nilai, memberikan reward and
punishment dalam perkembangan pribadi seseorang. Proses pendidikan
bukan hanya sekedar merupakan transmisi kebudayaan tetapi juga
penciptaan atau pengembangan kebudayaan itu sendiri. Demokratisasi
dan desentralisasi pendidikan menekankan hubungan antara praksis
pendidikan dengan kebudayaan. Kebudayaan mempunyai aspek-aspek
yang luas dan bukan hanya aspek intelektual atau teknologi. Kebudayaan
meliputi nilai-nilai moral dan agama, nilai-nilai estetika, nilai-nilai
emosional, nilai-nilai keterampilan, nilai-nilai luhur yang telah hidup
berabad-abad di dalam suatu masyarakat. Oleh sebab itu praksis
pendidikan haruslah mengembangkan seluruh nilai-nilai kebudayaan
tersebut. Jika tidak demikian kebudayaan akan mati, atau pendidikan
hanya akan menghasilkan manusia-manusia yang pintar dan cerdas tetapi
tidak berbudaya. (Tilaar, A.R, 2004)
Ahli Antropologi Geertz dalam Tilaar, A.R. (2004) menyatakan
bahwa manusia adalah makhluk yang terkungkung dalam jaringan-arti
yang ditentukannya sendiri. Artinya, manusia tidak dapat menjadi dewasa
apabila dia tercabut dari masyarakatnya yang mempunyai kebudayaannya
sendiri. Namun demikian, manusia bukanlah semata-mata hasil
kungkungan nilai-nilai kebudayaannya. Kreatifitas, inovasi, enkulturasi,
akulturasi di dalam transmisi kebudayaan menunjukkan bahwa manusia
adalah makhluk yang aktif. Kemampuan kreatifitas dan aktivitas tersebut
adalah hasil dari proses pendidikan.
Kebudayaan bangsa akan tetap bertahan jika setiap individu
ataupun masyarakatnya masih menghargai dan menjunjung tinggi arti
keberadaan budaya tersebut. Upaya penumbuhan sikap menghargai
budaya ini dapat dimunculkan melalui proses pendidikan. Pendidikan
pada dasarnya adalah bertujuan untuk membantu pengembangan
kepribadian peserta didik seutuhnya dalam konteks lingkungan alamiah
dan kebudayaan yang berkeadaban. Di dalam lingkungan kebudayaan
inilah terjadi proses pendidikan anak manusia. Hal yang diinginkan
sebagai output pendidikan ialah educated and civilized human being, dan
manusia seperti itu hanya dapat dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan
yang berakar dalam kebudayaannya
Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Tim Kreatif LKM UNJ (2011),
proses pendidikan perlu menggali nilai-nilai kebudayaan yang luhur dari
kebudayaan lokal sebagai kebijaksanaan lokal. Menurutnya, proses
pendidikan terjadi di dalam habitus yang sentripetal yang berpusat dari
budaya lokal menuju budaya nasional dan global. Menurut Romo
Mangunwijaya, ramuan kekayaaan sosial dan budaya membantu
pengembangan kepribadian dan kemampuan peserta didik. Hal senada
juga diungkapkan John Dewey, bahwa pendidikan merupakan alat bagi
generasi muda untuk memperkenalkannya pada warisan budaya, tidak
sekedar untuk proses transmisi, tetapi juga kemungkinan untuk
mengubahnya.