Anda di halaman 1dari 8

SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Imunisasi

Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun, yaitu:
1. Bacillus Calmette Guerin (BCG);
2. Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-
Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib);
3. Hepatitis B pada bayi baru lahir;
4. Polio; dan
5. Campak.
Imunisasi lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat
kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan yang diberikan pada anak usia
bawah tiga tahun (Batita); anak usia sekolah dasar; dan wanita usia subur. Jenis imunisasi
lanjutan yang diberikan yaitu:
Pada anak usia bawah tiga tahun (Batita) terdiri atas Diphtheria Pertusis Tetanus-
Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus
Influenza type B (DPT-HB-Hib) dan Campak.
Pada anak usia sekolah dasar diberikan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
yaitu Diphtheria Tetanus (DT), Campak, dan Tetanus diphteria (Td).
Pada wanita usia subur berupa Tetanus Toxoid (TT).
Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling berisiko terkena
penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu (imunisasi ini tidak
menghapuskan kewajiban pemberian imunisasi rutin.
Imunisasi khusus
Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk melindungi
masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu, seperti persiapan
keberangkatan calon jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan menuju negara endemis
penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar biasa. Sedangkan jenis imunisasi khusus antara
lain imunisasi Meningitis Meningokokus, demam kuning, dan Anti Rabies (VAR).
Prosedur Kerja
1. Penyiapan Pelayanan Imunisasi
2. Persiapan Tempat Pelayanan Imunisasi
3. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
4. Pemantauan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi
Penyiapan Pelayanan Imunisasi, meliputi peralatan logistik imunisas. Logistik yang
dimaksud antara lain meliputi vaksin, Auto Disable Syringe, safety box, emergency kit, dan
dokumen pencatatan status imunisasi. Peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pelayanan
imunisasi tergantung pada perkiraan jumlah sasaran yang akan diimunisasi. Jenis peralatan
yang diperlukan untuk pelayanan imuniasi secara lengkap antara lain:
1. Termos/Vaksin carrier
2. Cool Pack / Kotak dingin cair
3. Vaksin, Pelarut dan penetes (dropper)
4. Alat suntik
5. Safety box (kotak pengaman)
6. Pemotong/kikir ampul pelarut
7. Formulir
8. Kapas dan wadah
9. Bahan penyuluhan (poster, leaflet, dan lainnya)
10. Alat tulis (kertas, pensil dan pena)
11. Kartu-kartu Imunisasi (KMS, kartu TT)
12. Buku register bayi dan WUS
13. Tempat sampah
14. Sabun untuk cuci tangan
Prosedur Pengeluaran vaksin dan pelarut dari lemari es
1. Sebelum membuka lemari es, tentukan seberapa banyak vial vaksin yang dibutuhkan
untuk pelayanan.
2. Catat suhu di dalam lemari es.
3. Pilih dan keluarkan vaksin sesuai ketentuan yang telah ditetapkan untuk VVM dan
tanggal kedaluarsa (EEFO, FIFO).
Prosedur pemeriksaan keamanan vaksin
Sebelum melakukan imunisasi, kita harus yakin bahwa vaksin telah aman untuk
diberikan, dengan prosedur sebagai berikut:
1. Periksa label vaksin dan pelarut.
2. Periksa alat pemantau botol vaksin (VVM).
3. Periksa tanggal kadaluarsa.
4. Periksa alat pemantau suhu beku dalam lemari es. Jika indikator ini menunjukkan
adanya pembekuan atau anda menduga bahwa vaksin yang sensitif beku (vaksin-
vaksin DTP, DT, TT, HepB, DTP-HepB ) telah membeku.
Penting diperhatikan, bahwa selama proses pelayanan imunisasi harus diperhatikan
pemeliharaan cold chain, dengan beberapa poin penting berikut:
1. Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam vaccine carrier
dengan menggunakan cool pack, agar suhu tetap terjaga pada temperature 20-80 C dan
vaksin yang sensitive terhadap pembekuan tidak beku.
2. Hindari vaccine carrier yang berisi vaccine dari cahaya matahari langsung.
3. Sebelum sasaran datang vaksin dan pelarut harus tersimpan dalam vaccine carrier
yang tertutup rapat.
4. Jangan membuka vaccine atau melarutkan vaccine bila belum ada sasaran datang.
5. Pada saat pelarutan suhu pelarut dan vaksin harus sama.
6. Petugas imunisasi tidak diperbolehkan membuka vial baru sebelum vial lama habis.
7. Bila sasaran belum datang, vaksin yang sudah dilarutkan harus dilindungi dari cahaya
matahari dan suhu luar, seharusnya dengan cara diletakkan di lubang busa yang
terdapat diatas vaksin carrier (lihat gambar di bawah).
8. Dalam setiap vaccine carrier sebaiknya terdapat empat cool pack.
9. Bila vaksin yang sudah dilarutkan sudah habis, pelarutan selanjutnya dilakukan bila
telah ada anak yang hendak diimunisasi.
Penyiapan Tempat Pelayanan Imunisasi
- Mudah diakses
- Tidak terkena langsung oleh sinar matahari, hujan atau debu;
- Cukup tenang
- Jika di dalam gedung maka harus cukup terang dan cukup ventilasi
- Jika di tempat terbuka dan di dalam cuaca yang panas, tempat itu harus teduh.
Dalam mengatur tempat imunisasi, kita juga harus memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Pintu masuk terpisah dari pintu keluar sehingga orang-orang dapat masuk dan keluar
dari pelayanan dengan lebih cepat dan mudah;
2. Bersih, nyaman dan dalam cuaca yang panas tidak terkena sinar matahari;
3. Mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan
4. Melaksanakan kegiatan system 5 meja yaitu pelayanan terpadu yang lengkap yang
memberikan pelayanan 5 program (KB, KIA, Diare, Imunisasi dan Gizi);
5. Jumlah orang yang ada di tempat imunisasi atau tempat lain dibatasi sehingga tidak
penuh sesak;
6. Segala sesuatu yang anda perlukan berada dalam jangkauan atau dekat dengan meja
imunisasi anda.
SOP IMUNISASI DPT
Nama Kegiatan : Pemberian Imunisasi DPT-Hb Combo
Tujuan : DPT agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Dipteri, Pertusis,
Tetanus dan Hepatitis B
Ruang Lingkup : Semua pasien yang akan melakukan imunisasi DPT di Posyandu pada
anak berumur 2-11 bln
Alat dan Bahan
1. Vaksin DPT
2. Spuit disposible
3. Kapas alcohol
Langkah Kerja :
1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin yang akan di gunakan
3. Jelaskan kepada ibu anak tersebut, umur anak (2-11 bulan) jumlah suntikan 3x untuk
imunisasi DPT.
4. Ambil 0,5 cc vaksin DPT
5. Bersihkan 1/3 paha bagian luar dengan kapas steril (air panas)
6. Suntikan secara intra muskuler (im)
7. Terangkan kepada ibu anak tersebut, tentang panas akibat DPT, berikan obat penurun
panas / antipiretik kepada ibu anak tersebut.
8. Anjurkan kompres hangan di lokasi penyuntikan.
9. Rapikan alat-alat
10. Petugas mencuci tangan
11. Mencatat dalam buku
Indikator Kinerja
Mendapatkan hasil yang tepat dan benar

SOP IMUNISASI POLIO


Tujuan : Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak mempunyai daya
tahan terhadap penyakit polio.
Ruang Lingkup : Semua pasien yang akan melakukan imunisasi polio di unit pelayanan
Posyandu pada anak berumur 0 - 11 bln.
Uraian Umum : Imunisasi polio diberikan pada bayi mulai umur 0 11 bulan dalam ruang
lingkup Posyandu dan 0 59 bulan untuk kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
Imunisasi polio di Puskesmas diberikan sampai 4 kali dengan selang waktu 1 bulan
Alat dan bahan
1. Pinset
2. Vaksin polio dan pipet
Langkah kerja
1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik (perhatikan nomor , kadaluarsa dan vvm )
3. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset / gunting kecil
4. Pasang pipet diatas botol vaksin
5. Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
6. Buka mulut anak dan teteskan vaksin volio sebanyak 2 tetes
7. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang diimunisasi
8. Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak, ulangi lagi penetesan
9. Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin tetap dalam kondisi steril
10. Rapikan Alat
11. Petugas mencui tangan
Indikator kinerja : Mendapatkan hasil yang baik dan efektif

SOP IMUNISASI BCG


Tujuan : Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG ) agar
anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC)
Ruang Lingkup : Semua pasien yang akan di imunisasi BCG di unit pelayanan statis pada
anak berumur kurang dari 2 bulan.
Uraian Umum
- Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosa.
- Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam
Alat dan Bahan
1. Vaksin BCG
2. Pelarut vaksin
3. Spuit disposible 0,05 cc
4. Disposibel 5 cc untuk melarutkan
5. Kapas steril (air panas)
6. Kartu imunisasi
Langkah Kerja
1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin dan spuit yang akan di gunakan
3. Larutkan vaksin dengan cairan pelarut BCG 1 ampul ( 4 cc )
4. Pastikan anak belum pernah di BCG dengan menanyakan pada orang tua anak
tersebut
5. Ambil 0.05 cc vaksin BCG yang telah kita larutkan tadi
6. Bersihkan lengan dengan kapas yang telah dibasahi air bersih, jangan
menggunakan alkohol / desinfektan sebab akan merusak vaksin tersebut
7. Suntikan vaksin tersebut sepertiga bagian lengan kanan atas (tepatnya pada
insertio musculus deltoideus) secara intrakutan (ic) / dibawah kulit
8. Rapikan alat-alat
9. Petugas mencuci tangan
10. Mencatat dalam buku
Indikator Kinerja : Mendapatkan hasil yang baik , tepat dan akurat

SOP IMUNISASI CAMPAK


Tujuan : Sebagai acuan dalam pemberian imunmsasi campak agar anak mempunyai daya
tahan terhad penyakit campak.
Ruang Lingkup : Unit pelayanan posyandu padi anak berumur 9 bulan
Alat dan Bahan
1. Pinset
2. Disposible spuit
3. Vaksin Pelarut
Langkah kerja
1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin dalam keadaan baik
3. Buka tutup vaksin denggunakan Pinset
4. Larutkan dengan cairan pelarut campak yang sudah ada (5 cc)
5. Pastikan umur anak tepat untuk di imunisasi campak (9 bulan)
6. Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah dilarutkan tadi
7. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas steril (air panas).
8. Suntikan secara sub (sc)
9. Rapikan alat
10. Cuci tangan petugas
SOP IMUNISASI TT
Nama Pekerjaan : Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid
Tujuan : Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT untuk pemberian kekebalan
aktif terhadap tetanus.
Ruang lingkup : Petunjuk kerja ini mencakup unit pelayanan di ruang tindakan, unit
pelayanan KIA yang diberikan pada ibu hamil dan calon penganten.
Uraian Umum
- Imunisasi Tetanus Toxoid terbukti sebagai satu upaya pencegahan penyakit Tetanus.
- Diberikan pada usia kehamilan trimester pertama, dengan interval waktu 4 minggu.
- Disuntikan pada lengan atas secara intra muscular (im) sebanyak 0,5 ml, Intra
Muskular atau subcutan
- Sebelumnya lengan dibersihkan dengan kapas steril (air panas).
- Kontra indikasi : gejala gejala berat karena dosis pertama TT
- Referensi : pedoman teknis Imunisasi tingkat Puskesmas.
Alat dan Bahan
1. Vinset
2. Kapas steril (air panas).
3. Spuit 0,5 cc
4. Vaksin TT
Instruksi Kerja
1. Lakukan identifikasi dan anamnesa dengan menanyakan pada pasien : Nama, Umur
dan alamat. Apakah ada alergi terhadap obat-obatan
2. Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehat
3. Siapkan bahan dan alat suntik
4. Ambil vaksin dengan jarum dan semprit disposible sebanyak 0,5 ml
5. Persilahkan pasien duduk
6. Oleskan kapas alkohol pada lengan kiri bagian atas
7. Suntik pada lengan kiri bagian atas secara intra muscular
8. Buang jarum bekas suntikan ke dalam kotak
9. Persilahkan pasien menunggu 15 menit di luar, dan jika tidak terjadi efek samping
pasien boleh pulang
10. Catat pada buku status dan KMS ibu hamil
Indikator Kinerja
Tidak dak terjadi tetanus toxoid pada saat melahirkan
Daftar Pustaka

hukor.kemkes.go.id/uploads/.../PMK_No._12_ttg_Penyelenggaraan_Imunisasi_.pdf
www.indonesian-publichealth.com/sop-imunisasi/
https://dlscrib.com/.../kumpulan-protap-puskesmas_58b2e1e76454a78934b1e932_pdf
bidan.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/IMUNISASI-DASAR.pdf

Anda mungkin juga menyukai