Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PAI

Tata Cara Berpakaian dalam Islam

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Catur Prasetyo
2. Sadam Yohan
3. Jarwanto
4. Nur Fajri
5. Miftakhul Ikhsan

SMK MUHAMMADIYAH BAWANG


Tahun Pelajaran 2017 / 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai cara menjadi seorang
muslim sejati dengan berpakaian sesuai dengan etika dan adab dalam Islam.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
sumber juga beberapa pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai seorang muslim kita harus melihat kaidah-kaidah berpakaian yang sesuai
dengan syariat islam, supaya apa yang kita kenakan dapat dipertanggungjawabkan di
akhirat kelak dan tidak memicu hal-hal yang tidak diinginkan. Berbeda dengan zaman
sekarang banyak dikenal model yang tidak sesuai dengan syariat islam, sebagai contoh
adalah model pakaian yang dikenal dengan istilah you can see yang artinya kamu boleh
melihat, atau bahkan ada yang rela mati-matian untuk menaikan bagian bawahnya ke atas
dan yang atas rela diturunkan kebawah, atau ada yang mengenangkan baju yang tidak
semestinanya dipakai oleh anak TK/SD (pakaian super ketat) hingga terlihatlah apa yang
seharusnya tidak terlihat. Naudzubillah min dzalik.
Oleh karena itu pada makalah ini akan membahas pula tentang cara berpakaian
yang baik menurut ajaran Islam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang kami ambil adalah
sebagai berikut :
1. Apa itu pakaian ? Apa tujuan dan fungsi berpakaian ?
2. Bagaimana etika berpakaian untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?
3. Bagaimana tata cara berpakaian yang baik dan benar menurut ajaran Islam ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian, tujuan dan fungsi dari pakaian.
2. Mengetahui etika berpakaian untuk seorang muslim dalam hukum Islam.
3. Mengetahui tata cara berpakaian yang baik dan benar menurut ajaran Islam untuk
wanita ataupun untuk pria.
BAB II
ISI

A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Berpakaian


Istilah pakaian merupakan terjemahan dari kata libas atau tsiyab dalam
bahasa Arab. Dalam Al-Quran kata libas digunakan untuk menunjukan pakaian lahir
maupun batin, sedangkan kata tsiyab (pakaian) digunakan untuk menunjukan pakaian
lahir. Kata ini diambil dari kata tsub yang berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu
pada keadaan semula, atau pada keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide pertamanya.
Sejarah pakaian lahir seiring dengan sejarah peradaban manusia itu sendiri.
Oleh katenanya pakaian sudah ada sejak manusia diciptakan. Pakaian memilki
fungsi yang banyak, yakni menutup anggota tertentu dari tubuh hingga penghias tubuh
sebagaimana yang telah diterangkan pula dalam Al-Quran yang mengisyaratkan akan
fungsi pakaian. Ide dasar tentang pakaian adalah kembalinya manusia pada keadaan
semula, yaitu tertutup aurat, namun karena godaan setan, aurat manusia terbuka. Hal ini
dapat dicermati secara jelas dalam firman Allah SWT (QS. Al-Araf : 20) :

Dari ayat diatas tampaklah bahwa pada keadaan semua manusia itu dalam
keadaan tertutup auratnya, dan yang manusia dengan tipu daya untuk melepas dan
membuka auratnya adalah setan, dan tanda-tanda kehadiran setan adalah keterbukaan
aurat manusia. Sebuah riwayat yang dikemukakan oleh al-BaqaI dalam bukunya
Shubbhat Waraqoh menyatakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW belum
memperoleh keyakinan tentang apa yang dialaminya di Gua Hira apakah dari malaikat
atau dari setan- beliau menyampaiakan hal tersebut pada istrinya Khadijah. Khadijah
bekata Jika engkau melihatnya lagi, beritahu aku. Ketika di saat lain Nabi Muhammad
SAW melihat (malaikat) yang dilihatnya di Gua Hira, Nabi Muhammad SAW
menyampaikan kepada istrinya Khadijah, kemudian Khadijah membuka pakaiannya
sambil bertanya, Sekarang apakah engkau masih melihatnya ? Nabi Muhammad SAW
menjawab, Tidak, da pergi. Khadijah dengan penuh keyakinan berkata, Yakinlah yang
datang bukan setan(karena hanya setan yang senang melihat aurat). Dalam hal ini
Allah SWT mengingatkan kepada umat manusia (QS. Al-Araf : 27) :
Oleh karena itu, persoalan bukan hanya persoalan yang menyangkut hobi, mode,
trend, budaya maupun kesukaan dari seseorang, akan tetapi lebih merupakan upaya yang
sesungguhnya untuk mengembalikan manusia pada fitrah dirinya sebagai makhluk yang
mulia, beradab dan berbeda dengan makhluk yang lain.
Konsekuensi sebagai manusia agamis adalah berusaha semaksimal mungki untuk
melaksanakan segala perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangan-Nya. Salah
satu bentuk perintah agama Islam adalah perintah untuk mengenakan pakaian yang
menutup seluruh aurat yang tidak layak untuk ditampakan pada orang lain yang bukan
muhrim.
Pakaian merupakan ciri khas orang yang beradab. Pakaian merupakan identitas,
status bahkan kumpulan nilai dari nuansa nilai-nilai kemanusiaan. Pakaian muncul dari
peradaban yang menjelma menjadi suatu budaya sekalipun pada arti yang sesungguhnya
pakaian bukan suatu budaya, akan tetapi pakaian lebih dekat dengan seruan ajaran agama
guna menutup aurat, untuk mengembakikan manusia pada ide dan hakekat manusia
sebenarnya yang berbeda dengan hewan.
Adapaun nilai budaya menyentuh pada aspek pakaian terletak pada mode dan
gaya, atau potongan yang menambah kesan indah dalam . Dalam konteks ini munculah
pakaian (berpakaian) yang lebih dekat dengan nilai-nilai keindahan yang promosinya
ditekankan pada modis secara lahiriyah belaka. Sedangkan istilah pakaian () lebih pada
nilai-nilai kemanusiaan yang dekat dengan nilai peradaban manusia, karena mengandung
makna fitrah manusia yang utuh lahir dan batin. Dalam Al-Quran Allah SWT
menjelaskan kepada manusia tentang tujuan dan fungsi pakaian yang sebenarnya (QS.
Al-Araf : 26) :

Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 81 :
Dari firman Allah SWT di atas dapat dimengerti bahwa tujuan utama pakaian
adalah untuk menutup aurat, sedangkan fungsi pakaian eraneka ragam, misalnya untuk
perhiasan dan perlindungan dari panas matahari, perlindungan dari sesuatu yang
membahayakan (baju besi untuk peperangan) untuk meambah percaya diri, tampil
menarik. Bisa saja orang apa adanya (minim) menonjolkan aurat dan orang akan
mengatakan sebagai keindahan (bahkan ada yang menafsirkan suatu kemajuan), dan itu
bisa disebut perhiasa, akan tetapi tujuan utama tidak terpenuhi yaitu menutup aurat.
Istilah aurat identik dengan kata sauat sebagaimana terdapat pada Al-Quran surat
Al-Araf ayat 26. Sauat yang berarti buruk tidak menyenangkan, sedangkan aurat berarti
aib, sesuatu yang tercela. Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam arti sesuatu pada
dirinya buruk, tetapi bisa juga karena ada faktor lain yang mengakibatkannya buruk.
Tidak satupun dari bagian tubuh itu buruk, karena semuanya baik dan bermanfaat
termasuk aurat.

B. Tata Cara Berpakaian yang baik dan benar dalam Hukum Islam
Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai karena pakaian sopan dan
menutup aurat adalah cermin seseorang itu muslim sebenarnya. Islam tidak menetapkan
bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah atau di luar ibadah. Islam
hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih, menutup aurat, sopan dan sesuai
dengan akhllak seorang Muslim.
Pakaian sebagai kebutuhan dasar bagi setiap orang dalam berbagai zaman dan
keadaan. Islam sebagai ajaran yang sempurna, telah mengajarkan kepada pemeluknya
tentang bagaimana tata cara . menurut Islam tidak hanya sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi setiap orang, tetapi sebagai ibadah untuk mendapatkan ridha Allah. Oleh
karena itu setiap orang muslim wajib sesuai dengan ketentuan yang ditetap Allah. Untuk
memberikan gambaran yang jelas tentang adab dalam Islam, berikut ini akan dijelaskan
pengertian adab , bentuk akhlak , nilai positif dan cara membiasakan diri sesuai ajaran
Islam.
Pakaian adalah kebutuhan pokok bagi setiap orang sesuai dengan situasi dan
kondisi dimana seorang berada. Pakaian memiliki manfaat yang sangat besar bagi
kehidupan seorang, guna melindungi tubuh dari semua kemungkinan yang merusak
ataupun yang menimbulkan rasa sakit. Dalam Bahasa Arab pakaian disebut dengan kata
Libaasun-tsiyaabun. Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, pakaian diartikan
sebagai barang apa yang biasa dipakai oleh seorang baik berupa baju, jaket, celana,
sarung, selendang, kerudung, jubah, surban dan lain sebagainya. Hakekat dalam syareat
islam adalah menutup aurat dan melindungi badan dari rasa dingin dan sengatan
panasserta keindahan.
Di dalam Islam ada garis panduan tersendiri mengenai adab (untuk lelaki dan
wanita) yaitu :
1. Setiap memulai sesuatu pekerjaan hendaknya membaca Basmallah dengan lafadz
Bismillahirahmanirahim agar semua pekerjaan kita sesnantiasa diberkahi oleh
Allah SWT.
2. Membaca doa ketika membuka pakaian atau mengambil pakaian dari tempatnya.

3. Membaca doa ketika memakai pakaian.

4. Membaca doa ketika memakai pakaian baru. Rasululloh SAW bersabda : Barang
siapa yang memakai pakaian lalu berdoa :

5. Memulai berpkaan dengan anggota bagian kanan, dan mlai melepakannya dengan
anggota yang kiri. Rasululloh SAW bersabda :

6. Tidak yang menyerupai lawan jenisnya. Laki-laki tidak yang menyerupai wanita dan
juga wanita tidak yang menyerupai laki-laki.
7. Tidak menyerupai orang yang non-Islam. Islam melarang umatnya untuk eakai
pakaian yang menyerupai pakaian, menggunakan symbol-simbol yang dimiliki oleh
orang non-Islam..

8. Hendaklah tidak menggunakan wangi-wangian yang menimbulkan fitnah dan


rangsangan nafsu. Dari sahabat Abi Musa ra Rasulullah SAW bersabda :

9. Hendaklah hijab/ jilbab dan pakaian tersebut menutup seluruh badan (auratnya),
Allah SWT brfirman :

10. Hendaklah pakaian itu yang wajar dan beradab, bukan berupa perhiasan yang
menyolok, yang aneh-aneh baik potongan maupun memiliki warna-warni yang
menarik, yang menimbulkan fitnah dan perhatian. Allah SWT berfirman :
11. Hendaklah hijab/jilbab dan pakaian tersebut menutup seluruh badan (auratnya), tidak
tipis, transparan, tidak sempit, tidak ketat, tidak menampakan lekuk tubuh dan aurat.
Karena dimaksud dan tujuan hijab/jilbab adalah menutup, jika tidak mnutup, tidak
dinamakan hijab, karena hal tersebut tidak menghalangi penglihatan terhadap aurat
dan lekuk-lekuknya aurat. Hal inilah yang disinyalir oleh Nabi Muhammad SAW
wanita-wanita yang tetapi telanjang, wanita yang demikian itu dinyatakan tidak
masuk surga dan tidak mencium baunya surga.
12. Hendaknya tidak memakai pakaian dengan model yang aneh-aneh agar berbeda
dengan kebanyakan orang dan memakainya dengan perasaan sombong dan takabbur,
karena hal ini dilarang oleh agama Islam. Rasululloh SAW bersabda :

C. Ketentuan Berpakaian
Di bawah ini akan lebih memspesifikasikan tentang ketentuan berpakaian dan berdandan
untuk wanita dan pria :
1. Ketentuan Berpakaian dan Berdandan wanita sesuai syariat Islam
a. Dalam Berpakaian
Berpakaian yang baik untuk kaum wanita muslim Nampak pada gambaran di
bawah ini. Di bawah ini jelas masuk ke dalam syariat dalam berpakaian yang baik
dan benar dalam berpakaian untuk kaum wanita muslim. Pakaian yang digunakan
sopan, menutup aurat, tidak neko-neko dan tetap menarik.
Sedangkan untuk gambaran di bawah ini akan di berikan gambaran dalam
berpakaian muslim yang belum sempurna atau yang belum sesuai dengan apa
yang dianjurkan dalam hukum Islam. Yang tentunya juga harus kita hindari.
b. Dalam Berhijab
Dalam yang muslim dan syari tentu sangat dianjurkan untuk para kaum hawa.
Selain dengan yang muslim dan sesuai deangan hokum Islam maka alangkah
baiknya agar dalam itu sempurna dan sesuai dengan aturan Islam, perlu di
lengkapi dengan hijab yang terkadang sering di anggap sepele. Di bawah ini akan
dipaparkan hal-hal yang harus dihindari dalam berhijab :
a. Ada sebagain rambut yang tidak tertutup
b. Telinga atau sebagian telinga terlihat
c. Giwang tersembul dari balik kain kerudung
d. Leher tidak tertutup seluruhnya
e. Dada tidak tertutup sama sekali atau bahkan hanya tertutup sebagian oleh kain
f. Kain kerudung atau pakaian tipis, sehingga tembus pandang
g. Memperlihakan perhiasan dari balik hijab
2. Ketentuan Berpakaian dan Berdandan pria sesuai syariat Islam
Di bawah ini ada dipaparkan ketentuan dalam berpakaian untuk golongan kaum adam
(pria) :
a. Untuk kebersihan dan kebutuhan
Kebersihan adalah sebagian dari iman menurut hadist tersebut jika seseorang
hidup bersih berarti orang itu beriman, begitu juga untuk laki laki yang senang
pergi ke salon dan menjaga penampilannya itu diperbolehkan selam untuk menjga
kebersihan diri. Pria berdandan juga diperbolehkan selama untuk kebutuhan,
misalnya seorang pembicara publik, presenter, salesman dan profesi lain yang
menuntut banyak interaksi dengan banyak orang harus bernampilan rapi, sehingga
hal tersebut merupakan hal yang mahfum. Dalam lingkup pribadi berdandan juga
kebutuhan suami untuk menyenangkan isteri.
b. Tak berlebihan
Allah tidak menyukai apapun yang berlebihan, termasuk berdandan bagi pria.
Boleh berdandan rapi, memakai wangi wangian, pergi kesalon, creambath,
pedicure, manicure dan lain laian asal tidak berlebihan dan sifat lelakinya masih
ada.
c. Tidak menyerupai perempuan
Dalam hadits marfu riwayat Ibnu Abbas radhiallahuanhu disebutkan
Rasulullah SAW melaknat laki laki yang menyerupai wanita dan wanita yang
menyerupai laki laki . ( HR al Bukhori Fathul Bari : 10/332 ).
Menyerupai dalam hal ini bisa dari pakaian, perhiasa, cara berdandan, cara
berbicara dan tingkah laku lainnya. Peniruan pria terhadap wanita atau sebaliknya
menyalahi fitrah dan akan membuka pintu keburukan.
d. Tidak berbahan sutera
Hadits riwayat Hudzaifah bin yaman ra, bahwasanya rasulullah saw bersabda :
Janganlah kalian minum dalam wadah emas dan perak dan jangan mengenakan
pakaian sutera, sebab pakaian sutera itu untuk mereka ( orang kafir ) didunia dan
untuk kalian di akhirat pada hari kiamat. ( HR Muslim ). Para lelaki jelas
dilarang memakai pakaian sutera, namun ada pengecualian bagi mereka yang
sakit kulit untuk memakai sutera ( karena pakaian lain memicu penyakit mereka )
sebagaimana keringanan yang diberikan nabi saw kepada Abdurahman bin Auf
dan Zubair bin Awwam.
e. Emas
Rasulullah bersabda, diharamkan memakai sutera dan emas bagi kalangan laki
laki umatku dan diperbolehkan bagi kalangan wanitanya ( HR Abu Dawud,
tirmidzi, An NasaI dan Ibnu Majah ), jadi walau bagaimanapun indahnya emas
laki laki tidak boleh memakainya, tapi perak boleh dipakai
f. Menyemir rambut
Seorang muslim diperkenankan untuk menyemir rambut, menurut halal haram
dalam islam, untuk orang tua yang rambutnya telah memutih semuanya
semestinya dihindari semir rambut warna hitam, sementara yang masih muda
diperkenankan semir rambut warna hitam.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Hendaknya karena kita sebagai orang muslim harus yang menutup aurat yang
sesuai dengan syareat islam itu sendiri. Karena kita sebagai sebagai penganut maka kita
harus melakukan apa yang kita anut yaitu ajaran islam.

Ajaran untuk menutup aurat itu semata-mata untuk kepentingan penganutnya terutama
sekali kaum hawa. Selain itu yang sopan juga akan bisa membuat kedamaian karena
tidak terjadi saling cela. Seperti yang tertuang dalam firmanNya : Surat Al Araf ayat 26
menjelaskan bahwa Allah menurunkan pakaian yang baik untuk menutup aurat dan
menghindarkan manusia dari zalim terhadap dirinya dan orang lain.

Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua telapak tangan. Ini
ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari beberapa sisi:
1. Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan pandangan mereka
dari yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan pandangan tidak akan sempurna
kecuali jika wanita tersebut berhijab dengan hijab yang sempurna menutupi seluruh
tubuhnya. Sementara tidak diragukan lagi bahwa menyingkap wajah merupakan
sebab terbesar untuk memandang ke arahnya.

2. Allah Taala melarang untuk memperlihatkan sedikitpun dari perhiasan luarnya


kepada non mahram, kecuali terlihat dalam keadaan terpaksa karena tidak bisa
disembunyikan, semisal pakaian terluarnya. Jika Allah Taala melarang untuk
memperlihatkan perhiasan luar (selain tubuh), maka tentunya wajah dan telapak
tangan yang merupakan perhiasan yang melekat pada diri seorang wanita lebih wajib
lagi untuk disembunyikan.

3. Allah Taala memerintahkan untuk mengulurkan khimar mereka sampai ke dada-dada


mereka, sementara khimar adalah sesuatu yang digunakan wanita untuk menutup
kepalanya. Jika khimar diperintahkan untuk diulurkan sampai ke dada, maka tentunya
secara otomatis wajah tertutup oleh khimar tersebut.

B. SARAN
Demikianlah makalah ini penyusun sampaikan dengan sebaik-baiknya. Penyusun
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, hal ini dikarenakan
penyusun masih dalam proses pembelajaran. Maka dari itu kritik dan saran yang
membangun sangat penyusun harapkan .Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Diharapkan yang telah
membaca makalah ini bisa mengubah kebiasaannya dalam hal berpakaian, tentunya untuk
menjadi lebih baik demi mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Amin
Ya Allah Ya Rabbalalamin.
DAFTAR PUSTAKA

Berbagai literature Internet

Etika Seorang Muslim_Muslimah.html

MUSLIMAH _ Febrianti Almeera.htm

Cara Berjilbab yang Benar Menurut Al-Quran dan As-Sunnah - Shoutussalam.htm

Etika Dalam Faud Abdul Aziz

Anda mungkin juga menyukai